BIMBINGAN KEJURUAN
Disusun oleh :
Dika Saiful Mukminin
15504241049
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki
mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa
depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman
Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2) Definisi Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat
ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
3) Pengertian Bimbingan Konseling
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya
sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan
hidup.
b. Bimbingan Penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah “guidance”
yang berarti bimbingan dan “Counseling” yang berarti penyuluhan (Walgito,
1995 : 1).
Adapun maksud bimbingan di atas adalah suatu proses pemberian layanan
dan bimbingan sehingga mereka mempu membuat pilihan dan rencana dalam
arti mampu membuat dan menentukan kebijakan,arah dan tujuan hidup mereka
dan merefeksikannya dalam bentuk tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari mampu menyesuaikan diri dengan linkungannya secara efektif.
Sedangkan menurut Surya (1995:2) mengatakan bahwa bimbingan adalah
“Proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis, dari konselor
kepada klien sehingga tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dan
penerimaam diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal”. Jadi bantuan yang diberikan hendaknya
dilakukan secara terus menerus sebab proses pendidikan pada manusia
berlangsung seumur hidup.
Sedangkan pengertian penyuluhan berasal dari bahasa Inggris yaitu
counseling yang berarti perkembangan, pemberian nasehat, penyuluhan
penerangan atau informal (Abu Ahmadi, 1991 : 21).
Menurut Jones (2001:20) Mengatakan bahwa penyuluhan adalah
“membicarakan masalah orang lain dan biasanya orang yang diajak bicara
memiliki pengalaman, pemgertian dan kemampuan yang tidak dimiliki orang
yang ingin membicarakan permasalahannya dengan oranglain yang sedang
dihadapinnya”.
Sedangkan menurut James F. Adams dalam Jumhur (1986 : 29) bahwa
penyuluhan adalah penilaian timbal balik antara 2 individu dimana yang
seorang membantu yang lain supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya itu
dan pada waktu yang akan datang.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah
merupakan suatu aktifitas wawancara yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah dalam rangka untuk
membicarakan dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan
memberikan bantuan kepada mereka, sehingga pada akhirnya bermuara pada
teratasi masalah yang dihadapi oleh klien dan dapat beradaptasi dengan baik
dan efektif dengan lingkungan hidupnya.
Dari beberapa uraian di atas dapt dipahami bahwa tujuan bimbingan dan
penyuluhan untuk membantu kelangsungan perkembangan individu (siswa)
dan mencegah timbulnya masalah yang menghambat perkembangan siswa.
Selain itu juga untuk memperbaiki kebiasaan buruk serta sifat tidak terpuji
pada diri anak didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan
penyuluhan pada intinya adalah lebih dititik beratkan pada bantuan psikologis
dengan tujuan untuk memperbaiki dan membenarkan kebiasaan atau prilaku
yang tidak terpuji dalam mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
1) Tujuan pelayanan dan penyuluhan bagi siswa yaitu :
a) Dalam aspek tugas, perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan
dan penyuluhan bertujuan membantu siswa agar:
Memiliki kesadaran diri yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya
Dapat menggambarkan sikap positif, seperti menggambarkan
orang-orang yang mereka senangi
Membantu pilihan secara sehat
Mampu menghargai orang lain
Memiliki rasa tanggung jawab
Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
Dapat menyelesaikan konflik
Dapat membantu keputusan secara efektif
b) Dalam asek tugas perkembangan karier layanan bimbingan dan
penyuluhan membnatu siswa agar :
Mampu membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-
ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja
Mampu merencanakan masa depan
Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah
karier
Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat
c) Dalam aspek perkembangan belajar, layanan bimbingan dan
penyuluhan membantu siswa agar:
Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara
efektif
Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
Mampu belajar secara efektif
Memiliki kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau ujian
2) Tujuan layanan bimbingan penyuluhan pendidikan untuk menemukan
kebutuhan-kebutuhan seluruh murid:
Membantu dalam memperoleh usaha pendidikan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid
Membantu dalam memperoleh usaha memahami perbedaan
individual dan individualisme pengajaran dalam mencapai
penyusunan antara keunikan individu dengan pendidikan.
Merangsang dan mendorong penggunaan teknik oleh guru seluruh
staf
Membantu dalam mengenal pentingya keterlibatan diri dalam
keseluruhan program pendidikan.
Membantu guru dengan hubungannya dengan murid-murid
(Djumhur, 1998 : 31).
c. Bimbingan Jabatan
Ada beberapa pengertian tentang bimbingan jabatan yang pada
intinya sama pengertiannya. Adapun pengertian tersebut diambil dari:
1) Rekomendasi ILO No.87/1949:
Membantu seseorang untuk memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan pemilihan jabatan yang bertujuan untuk
mempertemukan antara karakteristik individu dengan kesempatan
kerja.
Mempersiapkan pencari kerja untuk mampu mengembangkan
dirinya secara utuh, memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya
sendiri dan lebih menjamin adanya kepuasan kerja.
2) Rekomendasi ILO No. 150/1975:
Meningkatkan ruang lingkup dari penyuluhan dan bimbingan
jabatan meliputi informasi tenaga kerja yang objektif dan
komprehensif, tersedianya program bimbingan jabatan yang lebih
luas mencakup siswa sekolah, angkatan kerja usia muda dan orang
dewasa serta tenaga kerja penyandang cacat.
Penyuluhan dan bimbingan jabatan mencakup pemilihan jabatan,
latihan keterampilan, studi lanjut, prospek jabatan, promosi jabatan
dan kondisi lingkungan kerja.
3) Hasil Lokakarya Nasional Bimbingan Jabatan yang diselenggarakan
oleh Departemen Tenaga Kerja pada tanggal 30 April 1979 di Jakarta
“ Bimbingan Jabatan adalah suatu proses membantu seseorang untuk
mengerti dan menerima gambaran tentang dirinya dan dunia kerja
diluar dirinya untuk dapat menyiapkan diri, memilih bidang pekerjaan
dan membina karier dalam bidang tersebut”
d. Bimbingan Kejuruan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami
pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah
diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh
Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang
bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai
suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya.
Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli
memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Dalam
pembahasan pengertian bimbingan, Prayitno dan Erman Amti (2004:99)
mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan,
Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan:
1. suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri,
2. suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya,
3. sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun
rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup,
4. suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan
dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan
lingkungan.
e. Bimbingan Karir
Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan
salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam
memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang
sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan,
tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar
siswa dapat memasuki kehidupan, dan mempersiapkan diri dari
kehidupan sekolah menuju dunia kerja.
Disamping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha
bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk bekerja
atau tidak, dan jika tidak perlu segera bekerja, baik parttime atau fulltime,
memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, menentukan
lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian
kerja secara baik. (Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, t.t : 110)
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa bimbingan karir dan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa baik secara perseorangan
maupun kelompok agar ia mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar, pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Donald D. Super (1975), seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli,
mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi
untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta
peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini ada dua hal penting.
Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri
sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja.
Oleh sebab itu, hal penting dlam bimbingan karir adalah pemahaman dan
penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan
karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu
melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan
karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan,
pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung
kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri
tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial
ekonomi orang tua.
Dewa ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan, pada dasarnya
informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau
karir , dan bertujuan membantu individu memperoleh pandangan,
pengertian, dan pamahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia
kerja. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa infomasi karir atau jabatan meliputi
fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
a. Tujuan BK
1) Tujuan Umum
Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berprilaku
Berprilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek
nilai dan berani menghadapi resiko
Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam
mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau permpuan sebagai
dasar dalam kehidupan social
Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan
kehidupan yang semakin kompetitip
Mengembangkan dan memelihara penguasaan prilaku, nilai, dan
konpetensi yang mendukung pilihan karier
Meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan
berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang
bermartabat
2) Tujuan khusus
Tujuan khusus Bimbingan Konseling merupakan penjabaran tujuan
umum yang dikaitkan sengan masalah individu yang bersangkutan
sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami individu
tersebut.
b. Proses terjadinya konseling
Sudah menjadi rahasia umum kalau konseling itu merupakan
rangkaian kegiatan, sejak awal hingga akhirnya tidak dapat ditentukan
waktunya oleh konselor atau klien, semuanya tergantung pada masalah
klien. Selain itu, konseling juga dapat berlangsung dimana saja, dan kapan
saja, tergantung kesiapan koselor dan konseli. Hal termudah misalnya,
diantara dua orang yang sedang curhat. Salah satunya akan memposisikan
diri sebagai konselor yang tugasnya mendengarkan ungkapan dari teman
yang lagi punya masalah (konseli). Kejadian ini sudah termasuk pada
proses konseling.
Proses konseling ini jika kita pahami berdasarkan penjelasan Dewa
Ketut Sukardi (2000), terdiri dari beberapa tahapan dalam prosesnya,
diantaranya :
Hakikat Konselor
a. Pengertian konselor
Konselor adalah seseorang yang karena kewenangan dan
keahliannya memberi bantuan kepada konseli. Dalam konseling
individual, konselor menjadi aktor yang secara aktif mengembangkan
proses konseling untuk mencapai tujuan konseling sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar konseling. Dalam proses konseling, selain menggunakan
media verbal, konselor juga dapat menggunakan media tulisan, gambar,
media elektronik, dan media pengembangan tingkah laku lainnya. Semua
itu diupayakan konselor dengan cara-cara yang cermat dan tepat, demi
terentaskannya masalah yang dialami oleh konseli.
Beberapa kompetensi pribadi yang signifikan untuk dimiliki
konselor antara lain, pengetahuan yang baik tentang diri sendiri (self-
knowledge), berkompeten, kesehatan psikologis yang baik, dapat
dipercaya (trustworthness), kejujuran, kekuatan atau daya (strength),
kehangatan (warmth) pendengar yang aktif (active responsiveness),
kesabaran, kepekaan (sensitivity), kebebasan, dan kesadaran holistik.
Kompetensi tersebut akan mendorong konselor untuk menjadi pribadi
terapeutik, yang antara lain dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Pengertian Metode
Secara etimologis, metode berasal dari kata ‘met’ dan ‘hodes’ yang
berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang
harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang
terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan
rencana dalam pelaksanaan.
Metode sering di artikan sebagai kata yang berasal dari bahasa
yunani, yaitu methodos dalam bahasa Indonesia diartikan cara atau jalan.
Dalam kaitan dengan kegiatan keilmuan, maka metode mengandung arti
cara kerja atau langkah kerja untuk mengembangkan ilmu tersebut atau
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Enjang
AS, dan Aliyudin.2009.hal 30).
b. Metode /teknik konseling
Proses konseling melibatkan antara konselor dan klien,
keberhasilan konseling banyak ditentukan oleh keefektifan konselor dalam
menggunakan beberapa teknik yang bersumber dari beberapa teori pula,
dan klien yang datang kepada konselor tentunya memiliki permasalahan
yang berbeda-beda, hal itu diperlukan penyelesaian yang berbeda-beda
pula. Bagi seorang konselor menguasai teknik konseling adalah mutlak.
Sebab dalam proses konseling teknik yang baik merupakan kunci
keberhasilan untuk mencapai tujuan konseling. Seorang konselor yang
efektif harus mampu merespon klien dengan teknik yang benar, yang
sesuai dengan keadaan klien pada saat itu.
Dalam melakukan proses konseling, ada yang menggunakan teknik
konseling yang berpusat pada konselor dengan istilah lain Directive
Counseling, dan teknik konselor yang berpusat pada klien atau istilah lain
Non-Directive Counseling, yang keduanya tentunya diberikan sesuai
dengan permasalahan yang terjadi pada diri klien.
c. Directive Counseling
Teknik directive counseling disebut pula dengan konseling yang
berpusat pada konselor, pada pendekatan ini konselor yang membantu
memecahkan masalah konseli dengan secara sadar mempergunakan
sumber-sumber intelektualnya. Tujuan utama dari metode ini adalah
membantu konseli mengganti tingkah laku emosional dan impulsif dengan
tingkah laku yang rasional. Lepasnya tegangan-tegangan dan didapatnya
”insight” dipandang sebagai suatu hal yang penting.
Di dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
konseli dengan rasional, konselor tidak boleh bersikap otoriter dan
menuduh, walaupun dikatakan direktif. Larangan-larangan yang langsung,
petuah yang didaktis dan petuah yang sifatnya mengatur sebaiknya di
hindari.
d. Non-Directive (Client Centered)
Pada teknik ini konseli diberi kesempatan untuk memimpin
wawancara dan memikul sebagian besar dari tanggung jawab atas
pemecahan masalahnya. Beberapa ciri-cirinya antara lain : (a) konseli
bebas untuk mengekspresikan dirinya (b). Konseli menerima, mengetahui,
menjelaskan, mengulang lebih secara objektif pernyataan-pernyataan dari
konseli (c) Konseli ditolong untuk makin mengenal diri sendiri dan (d).
Konseli membuat asal-usul yang berhubungan dengan pemecahan
masalahnya.
Salah satu keuntungan terbesar dari metode ini adalah mengurangi
ketergantungan konseli. Bahkan memberikan pelepasan emosi yang dalam
dan memberi lebih banyak kesempatan untuk pertumbuhan ”self
sufficiency”.
Konsep direktif meliputi bahwa konseli membutuhkan bantuan dan
konselor membantu menemukan apa yang menjadi masalahnya dan apa
yang mesti kerjakan. Teknik-teknik yang bisa digunakan antara lain : (i)
Informasi tentang dirinya, hal ini dilakukan untuk mengkonfrontasikan
antara informasi yang diberikan dengan kenyataan yang ada; dari sini
konseli diharapkan mampu mengevaluasi kembali sikapnya. (ii) Case
history digunakan sebagai alat diagnosa dan terapeutik dengan tujuan
membantu dalam ”rapport”, mengambangkan kartasis, memberikan
keyakinan kembali dan kembali mengembangkan ”insight” dan (iv)
Konflik yang digunakan sebagai alat terapeutik. Disituasi konflik
sengaja ditimbulkan, konseli dihadapkan pada situasi yang memancing
sikapnya dalam menghadapi realita dan konseli di motivasi untuk
memecahkanya.
Hakikat Media
a. Pengertian Media
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu
komunikasi, media bias diartikan sebagai saluran, sarana penghubung dan
alatalat komunikasi. Alimat media berasal dari bahasa latin yang secara
harpiah memiliki arti perantara atau pengantar. Berilkut ini adalah
pengertian dan definisi media :
b. UI fakultas sastra
Media merupakan alayt teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi
atau menyampaikan pesan; dengan kata lain, media merupakan alat
komunikasi
1. Grossberg
Media merupakan institusi yang di fungsikan untuk
mengembangkan kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi
kesegala arah, yakni kepadap ublik dan institusi lainnya termasuk
pemerintah
2. Bambang purwanto
Media merupakan keristalisasi pemikiran manusia yang terus
bertahan melaupaui waktu kehidupan individual-yang menciptakan
gambaran individu.
Media BK merupakan media atau alat bantu yang digunakan
konselor untuk menunjang keberhasilan dalam proses konseling.
1. Macam-Macam 3. Televise
Media
4. Leptop/notebook
2. Media
5. Alat perekam
Elektronik/TI
6. Proyektor 10. Koran
Tempat dan suasana, agar lebih menarik dan tidak membosankan ketika
berlangsungnya proses konseling.
a. Pengertian Keberhasilan
Keberhasilan secara etimologi yaitu berasal kata dari hasil yang
artinya sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.
Keberhasilan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah perihal
(keadaan) berhasil.
Keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling
sangat ditentukan oleh di wujudkannya asas-asa berikut:
1) asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
2) asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengukuti dan
menjalani pelayanan atau kegiatana yang diperlukan baginya.
3) asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki
agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan atau kegiatan bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan
keteranagn tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dna materi dari luarynag berguna bagi pengembangan
dirinya.
4) asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan
berpartisipasi secara aktif dalam penyenggaraan pelayanan atau
kegiatan bimbingan.
5) asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,
yakni:konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseli
diharapakan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungaannya,mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mmewujudkan diri
sendiri.
6) asas kekinian, yaitu asas bimbingan danm konseling yang
menghendaki agar objek sasaran pelayananbimbingan dan konseling
ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.
7) asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan
(konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8) asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh konselor maupun konseli saling
menunjang harmonis dan terpadu.
9) asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling,didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai
dna norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
berlaku.
10) asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling,diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
11) asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyenggarakan
pelyanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada
pihak ynag lebih ahli.
Masalah Etika
a. Pengertian Masalah
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang
seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang.
b. Pengertian Etika
Etika adalah suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya.Aturan
tentang tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas
manusia, kelompok, atau budaya tertentu.
Etika Profesi Bimbingan dan Konseling adalah kaidah-kaidah
perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas
atau tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada konseli. Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud adalah:
1) Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai
manusia; dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku
bangsa, agama, atau budaya.
2) Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan
mengarahkan diri.
3) Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambilnya.
4) Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui
layanan bimbingan dan konseling secara profesional.
5) Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang
didasarkan kepada kode etik (etika profesi).
c. Bentuk Pelanggaran
1. Terhadap Konseli
Sangsi Pelanggaran
4. Pencabutan lisensi
Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang
menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang
tinggi. Karakter berbasis pada nilai dan norma (Prayitno dan Belferik Manullang,
2010). Ada tujuh nilai-nilai standard yang memandu perilaku seseorang, dalam
hal : (1) isu sosial, (2) kecenderungan arah ideologi religius atau politis, (3)
memandu diri sendiri, (4) sebagai standard untuk evaluasi diri dan orang lain, (5)
sebagai dasar perbandingan kemampuan dan kesusilaan, (6) sebagai standar untuk
membujuk dan mempengaruhi orang lain, dan (7) sebagai standar merasionalkan
sesuatu hal (dapat diterima atau tak dapat diterima), sikap dan tindakan
melindungi, memelihara, dan tentang mengagumi sesuatu/seseorang atau diri
sendiri (Josephson Institute of Ethics, 2008).
Nilai-nilai adalah pemandu perilaku seseorang, seperti standard untuk
menilai perilaku. Nilai-nilai etis dalam definisi ini setara dengan moral menilai.
Nilai-nilai moral menunjuk jenis nilai-nilai hubungan antar pribadi, ketika
dilanggar, menimbulkan kepedihan dalam hati atau merasa rasa bersalah. Nilai-
Nilai etis kemudian berfungsi sebagai suatu pemandu tentang hak/kebenaran
perilaku hubungan antar pribadi.
Dimensi
Dari macam-macam jenis dan sumber karakteristik atau keadaan yang ada
pada siswa ini guru dapat menentukan data-data apa saja yang perlu diketahui
informasinya dan digali dari peserta didik. Kondisi pada peserta didik juga
senantiasa dapat mengalami perubahan, guru hendaknya juga harus memantau
segala perubahan keadaan yang ada pada siswa baik sebelum pembelajaran
dimulai, saat pembelajaran, hingga paska pembelajaran dan evaluasi.
6. Perencanaan BK di SMK
f. Mengetahui data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi
untuk perencanaan bimbingan karir
Secara garis besar perncanaan program bimbingasn konseling menurut teori ini
adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah siswa. Untuk
dapat mengetahui kebutuhan dan masalah siswa dapat dilakukan dengan
berbagai instrumen seperti menggunakan Alat Ungkap Masalah baik
menggunakan kuesioner, cek list atau yang lain yang sudah dibakukan.
Berdasarkan data hasil ungkap masalah kemudian ditabulasi dan dianalisis
kebutuhan apa yang diharapkan atau masalah apa yang dirasakan oleh siswa
di sekolah serta berdasarkan hasil analisis ini selanjutnya disusunlah
perencanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang mencakup
empat bidang, tujuh atau sembilan layanan dan lima kegiatan pendukung.
d. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas
yang terangkum dalamprogram selalu terfokus pada satu titik tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan
seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar
pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang-
bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-
prinsip sebagi berikut :
1. Perencanaan
2. Programming
5. Program
6. Target
7. Jangka waktu
7. Kendala-kendala pelaksanaan BK
Kendala lain yang juga menjadi salah satu faktor penghambat adalah latar
belakang pendidikan guru pembimbing atau konselor yang umumnya bukan
berasal dari BK. Kebanyakan guru pembimbing adalah mereka yang
dialihtugaskan dari guru mata pelajaran, walaupun sebagian dari mereka telah
mengikuti pelatihan atau penataran tentang bimbingan. Hal yang tetap menjadi
kendala adalah keterampilan mereka tetap masih minim. Kondisi ini menjadikan
pelaksanaan konseling berjalan tidak sesuai dengan ketentuan ataupun kode etik
mengingat pemahaman yang dangkal tentang seluk beluk konseling. Pemahaman
yang masih rendah tersebut menurut Prayitno dan Anti (1999) menyebabkan
konseling dianggap sebagai proses pemberian nasehat.
Hambatan intermal
Hambatan internal ini berkaitan dengan kompetensi konselor. Kompetensi
konselor meliputi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi
akademik konselor yakni lulusan S1 bimbingan konseling atau S2 bimbingan
konseling dan melanjutkan pendidikan profesi selama 1 tahun. Kenyataan di
lapangan membuktikan bahwa masih banyak di temukan diberbagai sekolah SMP,
MTs, MA, SMA, dan SMK guru bimbingan dan konseling non bimbingan dan
konseling, artinya konselor sekolah yang bukan berlatar pendidikan bimbingan
konseling. Mereka diangakat oleh kepala sekolah karena dianggap bisa atau
mereka yang berasal dari sarjana agama. Meskipun secara keilmuan mereka tidak
mendalami tentang teori-teori bimbingan konseling.
Hambatan eksternal
Menurut hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Esty Ratna Sari,
Giyono Giyono, Shinta Mayasari pada tahun 2008 di SMA Negeri di seluruh kota
Metro yang kemudian termuat dalam jurnal FKIP UNILA, ada beberapa faktor
penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling, faktor- faktor
tersebut yaitu:
Kasus :