(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bimbingan Konseling)
Disusun oleh:
2005113164
VB/Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan kesempatan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan “Makalah
Komsep Dasar Bimbingan Konseling” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bimbingan Konseling.
Makalah ini ditulis sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah
Bimbingan Konseling. Makalah ini mencakup materi Pengertian, Persamaan &
Perbedaan Bimbingan dan Konseling serta Kesalahpahaman Bimbingan Konseling di
Sekolah.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Siska Mardes, M.Pd selaku
dosen pengampu yang telah membimbing dan membagikan ilmunya kepada saya.
Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tanpa adanya sarana dan media
pendukung pembelajaran. Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka
dari itu saya mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dan kesalahan penulisan.
A. Latar Belakang
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu salah satunya
didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri
dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk
pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah
merupakan suatu sistim yang komponen-komponen didalamnya terintegrasi dengan
baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa persamaan antara Bimbingan dan Konseling?
3. Apa perbedaan Bimbingan dan Konseling?
4. Bagaimana kesalahpahaman Bimbingan Konseling di Sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan pengertian dari Bimbingan dan Konseling
2. Menjelaskan persamaan antara Bimbingan dan Konseling
3. Menjelaskan perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
4. Menjelaskan kesalahpahaman Bimbingan Konseling di Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan
individu. Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) menyatakan,
Guidance may be defined as that part of the total educational program that helps
provide the personal apportunities and specialized staff services by which each
individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in term of the
democratic idea.
Menurut (Jones, Staffire & Stewart, 1970) Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-
penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang
merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh
tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak
diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan.
Untuk memahami pengertian bimbingan, perlu dipertimbangkan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut.
1) "Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk
memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya." (Frank Parson,
1951),
2) "Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri." (Chiskolm) Pengertian ini menitikberatkan pada
pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki,
3) "Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu." (Bernard & Fullmer, 1969) Dari pengertian dapat
dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan
diri dengan lingkungannya.
4) “Bimbingan merupakan pendidikan dan pengembangan yang menekankan
proses belajar yang sistematik." (Mathewson, 1969) Pengertian ini
menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan
diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
5) Penelusuran Ifdil Dahlani juga hampir sama dengan pengertian di atas. la
menyatakan pendapat para ahli sebagai berikut.
a) Prayitno dan Erman Amti (2004: 99) mengemukakan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b) Winkel (2005: 27) mendefinisikan bimbingan: (1) usaha untuk
melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi
tentang dirinya sendiri; (2) cara untuk memberikan bantuan kepada
individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan
efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan
pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada individu individu agar
mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat,
dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat
mereka hidup; (4) proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada
individu dalam hal memahami diri sendiri menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih,
menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan
tuntutan lingkungan.
6) Dhumbur dan Moh Surya, (1975: 15) berpendapat bahwa bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis
kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian, individu tersebut memiliki kemampuan untuk memahami
dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction), dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan
potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat.
7) Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah dikemukakan bahwa "Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan."
B. Pengertian Konselling
Shertzer dan Stone (1980) telah membahas berbagai definisi yang terdapat di
dalam literatur tentang konseling, Dari hasil bahasannya itu, mereka sampai pada
kesimpulan, bahwa Counseling is an interaction process which facilitates meaningful
understanding of self and environment and result in the establisment and/or
clarification of goals and values of future behavior.
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat
pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai
yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Adapun konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 105) adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut
klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan
itu, Winkel (2005: 34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan
tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling tersebut, dapat dipahami bahwa konseling
adalah usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli atau klien.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh para
ahli di atas, dapat dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang
dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan
tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat.
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang telah dijabarkan, dapat
menjelaskan persamaan antara bimbingan dan konseling, sebagai berikut:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri,
menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih,
menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan
lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku
Konseling adalah usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka dengan tujuan
agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau
masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli atau
klien.
Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu
secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami
dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Terdapat persamaan antara bimbingan dan konseling, diantaranya: Proses bantuan
kepada individu dalam memcahkan sebuah masalah; Melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi; Berurusan
dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis; Mengarahkan individu untuk
mampu membimbing dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan; Bagian integral
dari pendidikan dan pengembang individu; Membantu menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Terdapat juga perbedaan antara bimbingan dan konseling, diantaranya: Konseling
merupakan guidance, tetapi tidak semua bentuk guidance merupakan kegiatan konseling;
Konseling merupakan guidance, tetapi tidak semua bentuk guidance merupakan kegiatan
konseling sedangkan Guidance dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah; Konseling
dijalankan secara individu sedangkan guidance dijalankan secara grup atau kelompok.
Beberapa kesalahpahaman yang sering dijumpai di sekolah, diantaranya: Bimbingan dan
Konseling Disamakan Saja dengan atau Dipisahkan Sama Sekali dari Pendidikan;
Konselor di Sekolah Dianggap sebagai Polisi Sekolah; Bimbingan dan Konseling
Dianggap Semata-Mata Sebagai Proses Pemberian Nasihat; Bimbingan dan Konseling
Dibatasi pada Hanya Menangani Masalah yang Bersifat Insidental; Konselor Harus
Aktif, Sedangkan Pihak Lain Pasif.
3.2 Saran
Dengan adanya bimbingan dan konseling, diharapkan semua mahasiswa untuk selalu
menggunakannya secara baik agar tujuan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Selain itu saya beharap semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan, Achmad Juntika. 2010. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. PT Refika Aditama
Prayitno dan Erman. 1999. DASAR-DASAR BIMBINGAN & KONSELING. PT
RINEKA CIPTA
Salahudi, Anas. 2010. BIMBINGAN & KONSELING. CV. PUSTAKA SETIA