Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Dosen Pengampu
Heru Sriyono,Dr.,M.M., M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 1 BK R1H:
Anik Wahyuni (202201501725)
Shavira Novianti (202201501716)
Okti Nur Ediawati (202201501693)
Budya Ayu Kaswari (202201501672)
Bintang Fajri Pratama (202201501694)
Rizka Mega Safira (202201501703)
Sayyidah Al Waliyatul Azizah (202201501744)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jl. Raya Tengah No.80, RT.6/RW.1, Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13760
2022M/1444H
II. Pengertian Bimbingan

Istilah bimbingan,adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau


kelompok untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan
pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki untuk dapat mereka
kembangkan, dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistemik melalui dimana individu
dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap lingkungan dan
kehidupan dimana individu tersebut berada ( Dunsmoor & Miller, dalam McDaniel,
1969 ).
Pendapat lain mengatakan bahwa bimbingan adalah proses layanan yang
diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh
pengetahuan-pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpratasi-interpretasi yang
diperlukan untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang lebih baik ( Smith
dalam McDaniel, 1959 ). Mortensen & Schmuller ( 1976 ) mengatakan bahwa
bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan proses pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempatan dan kesanggupannya sepenuh-
penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang
bijaksana. Bantuan tersebut berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi yang
merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh
tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuanmmembuat pilihan seperti itu tidak
diturunkan ( diwarisi ), tetapi harus dikembangkan ( Jones, Staffire & Stewart, 1970 ).

Memperhatikan dari beberapa pendapat tersebut maka yang harus ada dalam
bimbingan antara lain adalah
(1) Pelayanan dalam bimbingan adalah suatu proses, ini berarti bahwa pelayanan
bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui likuliku tertentu sesuai
dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini,
(2) bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan, bantuan disini diartikan
bukan sebagai materi seperti uang, hadiah, sumbangan dan lain-lain, melainkan
bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi individu yang
dibimbing.
(3) Bantuan itu diberikan kepada individu , baik perseorangan maupun kelompok, jadi
sasaran pelayanan bimbingan atau orang yang diberi bantuan bisa seorang individu
maupun secara kelompok.
(4) pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan klien
sendiri. Dalam hal ini tujuan bimbingan adalah memperkembangkan kemampuan
klien yaitu orang yang dibimbing untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah
yang dihadapinya, dan akhirnya dapat mencapai kemandirian.
(5) Bimbingan dilaksanakan dengan berbagai bahan, interaksi, nasehat ataupun
gagasan serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri, konselor
maupundari lingkungan yang ada. Bahan yang berasal dari klien dapat berupa
masalah-masalah yang sedang dihadapi, data tentang kekuatan dan kelemahan klien
serta sumber-sumber yang dimilikinya. Bahan-bahan yang berasal dari lingkungan
yang ada dapat berupa informasi tentang: pendidikan, jabatan, keadaan sosial budaya
dan latar belakang kehidupan keluarga. Interaksi dimaksudkan suasana hubungan
antara satu dengan lainnya.Dalam interaksi ini dapat berkembang dan dipetik hal-hal
yang dapat menguntungkan bagi individu yang dibimbing.Nasehat dapat berasal dari
individu yang membimbing dalam hal ini adalah konselor, sedangkan gagasan dapat
muncul baik dari pembimbing maupun dari orang yang dibimbing. Alat-alat dapat
berupa sarana penunjang yang dapat lebih memperlancar atau mempercepat proses
pencapaian suatu tujuan.
(6) Bimbingan tidak hanya diberikan kepada kelompok umur tertentu saja, tetapi
meliputi semua usia, sehingga bimbingan itu dapat diberikan di semua lingkungan
kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah dan juga di luar sekolah dalam hal ini dapat
juga lingkungan masyarakat.
(7) Bimbingan diberikan oleh orangorang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki
kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta latihan yang
memadai dalam bimbingan dan konseling.
(8) Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginannya kepada klien karena
klien mempunyai hak dan kewajiban untuk menentukan arah dan jalan hidupnya
sendiri, sepanjang dia tidak mencampuri hak-hak orang lain.
(9) Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan normanorma yang berlaku.

Jadi upaya bimbingan mulai dari bentuk, isi dan tujuan serta aspek-aspek
penyelenggaraannya tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, bahkan justru harus menunjang kemampuan klien untuk dapat mengikuti
normanorma yang berlaku di masyarakat tersebut. Norma-norma tersebut dapat
berupa: aturan-aturan, nilai dan ketentuan yang dapat bersumber dari agama, adat,
hukum, ilmu dan kebiasaankebiasaan yang diberlakukan dalam masyarakat.
Dari beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada sehingga
dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu
lingkungan sosial, antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang konselor yang
memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan pengetahuan
psikologis, berusaha membantu klien dengan metode yang cocok dengan kebutuhan
klien tersebut, dalam hubungaannya dengan keseluruhan program ketenagaan, supaya
dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana
memanfaatkan pemahamkan tentang dirinya untuk realistik, sehingga klien dapat
menjadi anggotamasyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan
ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yang bermakna bagi dirinya.

B. Pengertian Bimbingan Dan Konseling


Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok
individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk
mencapai kesejahteraan hidup.

C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah


Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu berupaya membantu konseli
konseli dapat:
(1) merencanakan kegiatan penyelesaian Studi, perkembangan karir serta kehidupan-
nya di masa yang akan dating.
(2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
(3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.
(4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
5. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Prinsip Khusus yang berkaitan dengan Tujuan Pendidikan


Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram atau
incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya
akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang konselor. Dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling konselor perlu mengadakan
kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam lembaga maupun dari luar
lembaga agar tercapainya perkembangan peserta didik secara optimal.
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :
1. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh
karena itu
pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan konseli
agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan
yang dihadapinya.
2. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh konseli
hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
konselor.
3. Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
4. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan Latihan latihan
khusus dalam bidang bimbingan konseling.
5. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan
bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor dengan orang tua dan
guru sangat diperlukan.
6. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena itu
keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi
hambatan-hambatan yang menyebabkan terganggunya aktivitas belajar mengajar
disekolah maupun interaksi peserta didik terhadap lingkungan dimana ia berada.
7. Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program penilaian dan
himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/3453/1/Bab%201.pdf : Pengertian Bimbingan
https://bbg.ac.id/apa-itu-bimbingan-konseling-3/
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/1/30/50-defenisi-konseling.html :
Pengertian Konseling
file:///C:/Users/alzha/Downloads/iid%20rahma%20dini%20(19035022)%20BIMBINGAN
%20%20KONSELING%20(publist).pdf : Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah

Anda mungkin juga menyukai