Oleh :
Vanny Anggraini
20010049
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed.
Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.
Ifdil, S.HI, S.Pd., M.Pd., Ph.D Kons
Indah Sukmawati, M.Pd., Kons.
A. Kegiatan pelayanan
Setelah mengetahui Setelah mengetahui permasalahan yang dialami oleh
siswa guru BK memberikan bantuan dalam bentuk pelaksanaan layanan yang
sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh siswa pelaksanaan layanan
kegiatan pendukung dalam rangka pembinaan pos PERPOSTUR menjamin
keberhasilan anggaran layanan yang terbina dan terlaksana dengan mengetahui
permasalahan yang dialami siswa dan solusi atau alternatif bantuan yang akan
diberikan oleh guru BK.
Prayitno, (2012) menjelaskan layanan bimbingan dan konseling terdiri dari
10 layanan yaitu:
1. Layanan Orientasi
dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang. Demikian juga bagi
siswa baru disekolah dan atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu
dunia kerja, mereka belum banyak mengenal tentang lingkungan yang baru
dimasukinya.
masyarakat.
2. Layanan Informasi
untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan untuk menentukan arah suatu
tidak sedikit individu yang bakat kemmapuan minat, dan hobinya tidak
mengembangkan dirinya.
fisik maupun lingkungan sosio emosional dan lebih luas lagi seperti
dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang
didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan,
nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. Dengan
yang dialaminya.
Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau klien untuk menambah
secara efektif.
informasi berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program dan peta
penyembuhan.
komunikasi dan interaksi sosial para anggota. dengan pembahasan satu topic
seperti itu topic atau masalah yang diajukan haruslah topic yang hangat,
ikut membicarakannya.
Tujuan umum layanan BKp dan KKp adalah berkembangnya
layanan.
8. Layanan Konsultasi
sendiri dapat menangani kondisi dan /alat permasalahan yang dialami pihak
ketiga.
9. Layanan Mediasi
dilaksanakan konselor (guru) terhadap dua orang atau lebih yang sedang
hubungan yang positif dan kondusif diantara klien, yaitu pihak-pihak yang
berselisih.
Salah satu fungsi umum konseling adalah fungsi advokasi yang artinya
Jawaban :
Layanan yang diberikan adalah layanan konseling individual
Layanan konseling individual adalah layanan konseling yang diberikan
secara langsung dalam suasana komunikasi atau tatap muka secara
langsung antara konselor dengan klien yang membahas berbagai masalah
yang dialaminya. Pembahasan masalah dalam konseling individual bersifat
holistik dan mendalam serta menyentuh hal-hal penting tentang diri klien
(sangat mungkin menyentuh rahasia pribadi klien), tetapi juga bersifat
spesifik menuju kearah pemecahan masalah.
Malalui konseling individual ini klien akan memahami kondisi diri
sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan
kelemahan dirinya, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi
masalahnya, kegiatan pendukung yang digunakan adalah kunjungan rumah
karena Kunjungan Rumah (KR) merupakan upaya untuk mendeteksi
kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu yang
menjadi tanggungjawab konselor dalam pelayanan BK. Dengan KR akan
diperoleh berbagai informasi atau data yang dapat diguunakan untuk lebih
mengefektifkan pelayanan BK. Lebih dari itu, dengan KR konseor dapat
mendorong partisipasi orang tua (anggota keluarga yang lain) untuk
sebesar-besarnya memenuhi kebutuhan individu/klien yang dimaksudkan
itu.
Contoh :
4. Kunjungan Rumah
Kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan
atau anggota keluarganya. Lebih tegas dijelaskan bahwasanya kunjungan
rumah adalah upaya yang dilakukan konselor untuk mendeteksi kondisi
keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak agar mendapat berbagai
informasi yang dapat digunakan lebih efektif. Kegiatan ini dilakukan hanya
untuk siswa tertentu saja yang data dan keterangan tentang siswa tersebut
sangat dibutuhkan oleh konselor, sementara data itu hanya dapat diperoleh
dengan melaksanakan kunjungan rumah saja. Dalam melaksanakan kegiatan
ini, hal yang menjadi fokus perhatian sesaat dalam pelaksanaan kunjungan
rumah adalah sebagai berikut:
a. Orang tua/wali
b. Anggota keluarga yang lainnya
c. Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga
d. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungannya
e. Kondisi ekonomi dan hubungan sosio-emosional yang terjadi dalam
keluarga (Prayitno & Amti, 2004)
Langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh konselor dalam melakukan
kunjungan rumah yaitu:
a. Persiapan
1) Menentukan tujuan dan waktu pelaksanaan,
2) Mendapat ijin dan surat tugas dari kepala sekolah,
3) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar
pertanyaan dan pedoman observasi,
4) Membuat kontak awal dengan orang tua/wali untuk kunjungan rumah.
b. Pelaksanaan
1) Melakukan komunikasi dengan orang tua/wali menjelaskan maksud
kunjungan rumah.
2) Melakukan wawancara dan observasi.
c. Mengakhiri kunjungan rumah.
d. Membuat laporan hasil kunjungan rumah
5. Tampilan Kepustakaan
Kegiatan kepustaka digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan. Tampilan Kepustakaan
adalah salah satu kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling yang
membantu peserta didik (klien) dalam memperkaya dan memperkuat diri
berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor
pada khususnya dan dalam pengembangan diri pada umumnya.
Salah satu contoh tampilan kepustakaan adalah seorang klien yang baru
saja diberikan layanan konseling oleh seorang konselor, dengan masalah cara
untuk masuk perguruan tinggi. Untuk menyelesaikan masalah maka konselor
menyarankan kepada klien untuk membaca buku-buku tentang kumpulan dan
dunia perguruan tinggi yang ada di perpustakaan milik sekolah yang
ditempatkan diruangan BK.
Tampilan kepustakaan akan sangat membantu klien dalam memperkaya
dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan
dibahas bersama konselor pada khususnya dan dalam pengembangan diri pada
umumnya. Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh konselor
dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan atau klien secara mandiri
mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-
bahan yang ada disana sesuai dengan keperluan (Syafaruddin 2019). Secara
umum, tujuan dari pelaskanaan tampilan kepustakaan adalah sebagai berikut:
a. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis
atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan
b. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan
kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan
dari pihak-pihak yang bersangkutan
c. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling secara
langsung dan berdaya guna
6. Alih Tangan Kasus
Kegiatan dalam penanganan terhadap permasalahan yang dialami klien
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten,
seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten. Sebaliknya guru bimbingan dan konseling atau konselor menerima
alih tangan kasus peserta didik dari wali kelas, guru mata pelajaran,
manajemen sekolah, dan kepala sekolah (Panduan operasional
penyelenggaraan bimbingan dan konseling sekolah menengah atas (SMA),
2016).
Adapun Langkah-langkah alih tangan kasus berdasarkan Panduan
operasional penyelenggaraan bimbingan dan konseling sekolah menengah
atas (SMA) (2016), yaitu:
a. Alur alih tangan kasus dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada`pihak lain;
1) Komunikasi dengan peserta didk/konseli dan orang tua untuk
memperoleh persetujuan alih tangan kasus.
2) Konsultasi dengan kepala sekolah untuk menjelaskan dan memperoleh
ijin alih tangan kasus kepada ahli lain di luar sekolah.
3) Mengirim peserta didik/konseli untuk memperoleh layanan ahli.
4) Memantau perkembangan hasil layanan ahli.
5) Memperoleh dan mengadministrasikan laporan dari layanan ahli.
6) Apabila bantuan yang diberikan oleh ahlipun tidak berhasil mencapai
tujuan, maka perlu dilakukan analisis dan perencanaan penanganan
berikutnya antara lain melalui konferensi kasus, konsultasi dan
kolaborasi dengan pihak-pihak yang kompeten.
b. Alur alih tangan kasus dari wali kelas, guru mata pelajaran, manajemen
sekolah, dan atau kepala sekolah kepada guru bimbingan dan konseling
atau konselor ;
1) Meminta informasi tentang keadaan peserta didik/konseli yang
direferal,
2) Mengumpulkan data dan menganalisis sebagai bahan dalam
memberikan bantuan,
3) Membuat perencanaan bantuan seperti konseling, diagnosis kesulitan
belajar,
4) Membuat laporan sesuai dengan penanganan yang dilakukan,
5) Mengkomunikasikan hasil layanan kepada pihak yang mengirimkan
peserta didk/konseli
DAFTAR PUSTAKA