Anda di halaman 1dari 7

Tugas Bimbingan Konseling

Oleh :

Nama : Rola Rias Kania

NIM : 18035051

Kelompok : 13 (Tiga Belas)

Dosen Pembimbing : Lisa Putriani MP.d

Universitas Negeri Padang

2020
JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pendekatan dan Model Pelayanan BK Pola 17 Plus

B. Jenis Layanan
1. Orientasi

Orientasi berarti tatapan kedepan kearah sesuatu yang baru.


Berdasarkan pemahaman arti di atas, maka layanan orientasi bisa
diartikan suatu layanan yang diberikan oleh guru pembimbing terhadap
kliennya dalam hal ini peserta didik di sekolah berkenaan dengan tatapan
kedepan kearah sesuatu yang baru, apakah terkait dengan situasi atau
lingkungan yang baru yang merupakan sesuatu yang masih asing (Ketut,
Dewa. 2003).
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai
macam, yaitu meliputi:
 Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
 Orientasi kelas baru dan semester baru
 Orientasi kelas terakhir

Guru pembimbing memberikan layanan yang berkaitan dengan


pengembangan bimbingan yang mengacu pada suasan dan lingkungan
yang baru bagi peserta didik yakni berupa :
 pengembangan bidang pribadi
 Pengembangan bidang belajar
 pengembangan bidang sosial
 pengembangan bidang karir dan pekerjaan dan
 pengembangan bidang kehidupan bekerluarga dan terakhir f)
pengembangan bidang kehidupan beragama ( Mulyadi, 2011).

Metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dapat diaplikasikan dalam


penyelanggaraan layanan orientasi dan juga dapat di tambahkan atau
dilengkapi dengan alat peragaan seperti tayangan foto, selebaran, film,
video dan lain-lain. Materi untuk layanan orientasi ini dapat dipaparkan
oleh guru dan tidak hanya seorang konseor saja, bisa jadi seorang kepala
sekolah atau yang lainnya. Namun seluruh kegiatan itu direncanakan dan
dikoordinasikan oleh konselor sekolah.. Layanan orientasi dapat
diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan klasikal,
maupun pertemuan kelompok. Layanan orientasi diselenggarakan pada
awal mulainya kegiatan pada satu jenjang atau periode pendidikan
tertentu.

2. Informasi

Layanan informasi ini memiliki tujuan unuk memberika


pembekalan kepada siswa peserta didik dengan berbagai pengetahuan,
pengalaman, dan pemahaman mengenai berbagai aspek yang berkaitan
untuk kepnetingan peserta didik, seperi merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pesrta didik,sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Fungsi utama layanan informasi ialah fungsi
pemahaman dan pencegahan. Fungsi inidapat dijabarkan berupa poin-point
sebagai berikut :
 Informasi pengembangan pribadi
 Informasi kurikulum dan proses belajar mengar
 Informasi pendidikan tinggi
 Informasi jabatan
 Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagaman,
sosial-budaya, dan lingkungan.
 Pengembangan bidang kehidupan beragama(Mulyadi, 2001).

Materi informasi dapat diberikan berbagai nara sumber baik dari


sekolah sendiri, dari sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah,
maupun dari berbagai kalangan di masyarakat dapat diundang untuk
memberikan informasi kepada siswa. Namun seluruh kegiatan itu harus
direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah. Layanan
informasi dapat diberikan kapan saja pada waktu yang memungkinkan.
Topik yang diberikan dipilihkan yang sedang hangat menyangkut
kebutuhan siswa dalam cakupan yang besar.

3. Penempatan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah usaha-usaha membantu
individu merencanakan masa depannya. Individu dalam proses
perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang disatu sisi serasi
(kondusif) atau mendukung perkembangannya dan di sisi lain kurang
serasi atau kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi
menimbulkan masalah pada individu (Mulyadi, 2001).
Kemampuan, bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat
mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara
optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa
berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan
penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra
kurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai
kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan penempatan dan
penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan


penyaluran ada berbagai macam, yaitu:
 penempatan di dalam kelas berdasar kondisi dan ciri pribadi dan
hubungan sosial siswa serta asas pemerataan
 penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan
kemampuan dan kelompok campuran
 penempatan dan penyaluran di dalam program yang lebih luas

Pengungkapan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dapat


dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan
himpunan data, penyelenggaraan instrumentasi, wawancara dengan siswa,
analisis laporan (wali kelas, guru mata pelajaran, guru praktek, diskusi
dengan personil sekolah). Konselor sekolah perlu memiliki catatan
lengkap tentang penempatan dan penyaluran seluruh siswa asuhannya.
Kemana siswa itu ditempatkan, pada posisi mana di dalam kelas,
kelompok mana, berapa lama direncanakan berada pada posisi kelompok
itu, dan kapan penempatan dan penyaluran itu dievaluasi dan diperbarui.
Catatan ini amat diperlukan untuk tindak lanjut layanan penempatan dan
penyaluran.
4. Penguasaan konten
Yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Materi umum layanan penguasaan konten ditujukan konseli dapat
memiliki konten dalam:
 Ketrampilan teknik belajar
 Ketrampilan cara belajar yang efektif dan efisien
 Melatih kebiasaan belajar
 Melatih efisiensi waktu sehari-hari
Contohnya:
 Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar
rumah/sekolah,
 Menggunakan waktu senggang
5. Konseling perorangan

Layanan konseling perorangan merupakan jenis layanan bimbingan


dan konseling yang berlangsung dalam suasana komunikasi atau tatap
muka secara langsung antara konselor dengan klien (siswa) yang
membahas berbagai masalah yang dialami klien. Pembahasan masalah
dalam konseling perorangan bersifat holistik dan mendalam serta
menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (sangat mungkin menyentuh
rahasia pribadi klien), tetapi juga bersifat spesifik menuju kearah
pemecahan masalah. Melalui konseling perorangan, klien akan
memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasahan yang
dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya, serta kemungkinan untuk
mengatasi masalahnya (Prayitno, 1976).
Tujuan dan fungsi layanan konseling perorangan dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan
konselor sekolah dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
Konselor sekolah tidak boleh sekedar menunggu kedatangan siswa saja,
sebaiknya harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi
sadar bahwa dirinya bermasalah, menjadi sadar bahwa mereka
memerlukan bantuan untuk memecahkan masalahnya. Upaya ini
dilakukan dengan ceramah, tanya jawab terkait dengan layanan konseling
perorangan sehingga yakin bahwa layanan konseling perorangan itu
benar-benar bermanfaat dan diperlukan siswa. Upaya lain adalah
memanggil siswa didasari oleh analisis yang mendalam tentang perlunya
siswa dipanggil berdasar analisis belajar, hasil instrumen, hasil
pengamatan, laporan pihak tertentu dengan dalih menawarkan diri untuk
membantu siswa dan memberikan kesempatan bahwa pertemuan itu untuk
kepentingan siswa.

Materi layanan konseling perorangan, antara lain:


 Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan
minat serta penyalurannya.
 Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
 Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
 Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan
sosial.
Daftar Pustaka

Ketut, Dewa. 2003. Manajemen BK di Sekolah. Bandung: Alfabeta

Mulyadi, Bimbingan dan Konseling Dalam Perspektif Islam. 2011.Padang:


ayfa Press

Prayitno, 1996, Profesionalisasi Konseling, Makalah Disampaikan Pada


Kuliah Tatap Muka Pada Program Pascasarjana S2 Universitas
Negeri Padang Rabu
Tanggal 13 Oktober

Anda mungkin juga menyukai