Anda di halaman 1dari 7

2.

Pelaksanaan Layanan Khusus Bimbingan Konseling di sekolah (Formal dan Non-


formal)
a. Layanan Khusus BK di Pendidikan Formal
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang
dilakukan secara terus menerus dan sistematis kepada seorang individu dalam mencari
solusi dari masalah yang sedang dihadapi, supaya tercapai kemampuan dalam
memahami diri sendiri, menerima, kemudian mengarahkan dan merealisasikan dirinya
sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan
masyarakat (Masdudi, 2015:2). Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
bermaksut agar peserta didik mampu secara mandiri:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, pengembangan karir serta


kehidupannya di masa yang akan datang;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta
lingkungan kerjanya, dan
4. Mengatasi kendala dan kesulitan yang dihadapi saat studi (Hikmawati, 2016).
Bimbingan dan konseling disekolah bukan hanya dianggap sebagai layanan
tambahan dan orientasi krisis yang disampaikan oleh beberapa individu, akan tetapi
juga sebagai program komprehensif yang diintegrasikan ke dalam kurikulum yang
dimaksudkan untuk merangsang perkembangan sosial dan emosional pada anak didik
(Jacobs & Struy, 2014).
Layanan bimbingan dan konseling komprehensif adalah suatu usaha untuk
memberikan bantuan kepada setiap anak didik supaya dapat mengembangkan dirinya
secara optimal (Subekti, Yuline, & Astuti, 2019). Maka dari itu, layanan bimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan dikemas dalam empat komponen layanan,
meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan
responsif; dan dukungan sistem (Yuningsih & Herdi, 2021).

Berikut merupakan jenis pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sesuai


pendidikan nasional(Formal):
1. Layanan Orientasi
Fungsi layanan orientasi memberikan pemahaman bagi siswa supaya bisa
mengenal lingkungan baru, termasuk lingkungan sekolah dan semua objek yang
dipelajari, sekaligus mempermudah maupun memperlancar siswa dalam mengenal
lingkungan baru. Layanan orientasi berjalan dua kali per tahun, yaitu tiap awal
semester. Tujuan layanan tersebut yaitu supaya para siswa bisa beradaptasi dengan
lingkungan baru secara memadai, fungsinya untuk pencegahan juga pemahaman.
2. Layanan Informasi
Layanan ini membantu para siswa agar bisa menerima maupun memahami
semua informasi, termasuk informasi diri, sosial, belajar, berkarir, bergaul, juga
pendidikan lanjutan. Pemberian layanan informasi yaitu membantu supaya siswa
bisa mempertimbangkan atau memutuskan suatu hal secara tepat tentang masalah
pribadi, sosial, belajar, ataupun karir karena informasi yang diperoleh sudah
cukup.Pemberian layanan informasi fungsinya adalah pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga membantu supaya siswa
bisa mengembangkan sikap dan punya kebiasaan belajar baik. Sehingga, siswa bisa
menguasai materi belajar maupun penguasan kompetensi cocok sesuai kemampuan
dan kecepatan diri dalam berbagai aspek tujuan maupun kegiatan belajar lainnya.
Layanan pembelajaran berperan untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini berfungsi supaya para siswa bisa mendapatkan penempatan
juga penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, program latihan, program studi,
magang, kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat, potensi, minat, juga kondisi pribadi.
Tujuannya supaya siswa bisa mengembangkan seluruh bakatnya, minatnya, juga
potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran pada bimbingan dan
konseling fungsinya adalah untuk pengembangan siswa.
5. Layanan Penguasaan Konten
Adalah layanan yang sangat membantu siswa dalam menguasai sebuah
konten, misalnya kompetensi tertentu ataupun kebiasaan yang sangat bermanfaat.
Sehingga, menjadi pribadi dengan kemampuan yang lebih baik baik di lingkungan
sekolah, masyarakat, dan juga keluarga.
6. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling dan bimbingan berikutnya yaitu layanan yang
memungkinkan siswa memperoleh bimbingan langsung saat tatap muka, per
individu, dengan bantuan guru ahli untuk membicarakan dan mencari solusi
masalah agar perkembangan siswa lebih baik. Tujuan layanan konseling
perorangan yaitu siswa bisa menyelesaikan masalah dan berfungsi sebagai
pengentasan ataupun advokasi.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan pada bagian bimbingan konseling ini membantu sejumlah siswa
bersama-sama dalam kelompok untuk mendapatkan bahan dan penjelasan tentang
pokok bahasan. Tujuannya agar siswa lebih paham dan mampu berkembang secara
sosial. Sehingga tidak hanya menjadi seorang siswa yang memperoleh dukungan
sosial, tapi juga bisa mengembangkan kemampuan dalam kegiatan belajar, karir,
juga mengambil keputusan dalam dinamika kelompok. Layanan tersebut fungsinya
adalah pemahaman dan pengembangan siswa.
8. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling ini adalah layanan yang membantu para siswa termasuk
anggota kelompok supaya mendapatkan peluang pembahasan dan juga
pengentasan berbagai masalah pribadi dalam dinamika kelompok. Pembahasan
masalah tersebut adalah untuk masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota. Fungsinya adalah untuk pengentasan dan juga advokasi.

b. Layanan Khusus BK di Pendidikan Formal

Berdasarkan pada Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional Pasal 1 poin 12 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Lebih lanjut dijelaskan dalam pasal 26 yang menjelaskan bahwa Pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan


penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan
nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Pendidikan nonformal mempunyai karakteristik yang berbeda dengan


pendidikan formal. Dilihat dari karakteristik warga belajarnya, usianya sangat
bervariasi dan biasanya tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. Dilihat dari
waktu pelaksanaan dan proses kegiatan pembelajarannya juga lebih fleksibel
dibandingkan pendidikan formal. Dengan karakteristik yang demikian, maka
kecenderungan masalah yang dihadapi warga belajar pendidikan nonformal lebih
banyak muncul. Individu yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan non
formalpun belum mendapakan layanan bimbingan dan konseling secara
komprehensip.
Oleh karena itu, Pengembangan program bimbingan dan konseling
komprehensif berbasis analisis kebutuhan dalam setting pendidikan nonformal yang di
susun melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan, desain,
implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan diharapkan dapat dilaksanakan secara
nyata, tepat sasaran dan efektif pada warga belajar pendidikan non formal.
a. Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan Nonformal
Tujuan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan nonformal adalah
membantu warga belajar mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya
secara positif dan dinamis sesuai dengan peranan yang diinginkannya di masa
depan. Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup:
1. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya dimasa yang akan datang,
2. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin,
3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Jalur Pendidikan Nonformal

Secara umum fungsi bimbingan dan konseling pada Satuan Jalur pendidikan
nonformal sama dengan pendidikan formal, yaitu :

1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri


dan lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalah dan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membela hak dan
kepentingan pendidikan peserta didik yang mengalami pencederaan.

c. Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling Pada Satuan Jalur Pendidikan


Nonformal

Ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan jalur


pendidikan nonformal mencakup bidang pelayanan sebagai berikut:

1. Bidang pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan


bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam menilai dan
mengembangkan kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian
diri sendiri untuk mengembangkan diri sendiri secara realistik.
2. Bidang pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas.
3. Bidang Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan
tertentu dan/atau dalam rangka menguasi sesuatu kecakapan atau
keterampilan tertentu.
4. Bidang Perencanaan dan pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam memahami,
mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan
dengan karir tertentu, baik karir di masa depan maupun karir yang sedang
dijalaninya,menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karir.
5. Bidang Kehidupan berkeluarga, yaitu bidang pelayanan bimbingan dan
konseling yang membantu individu dalam mencari dan menetapkan serta
mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan dan/atau
kehidupan berkeluarga yang dijalaninya.
6. Bidang Kehidupan keberagamaan, yaitu bidang pelayanan bimbingan dan
konseling yang membantu individu dalam memantapkan diri berkenaan
dengan perilaku keberagamaan menurut agama yang dinanut.

3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah

Beberapa faktor yang menjadi faktor penghambat layanan bimbingan dan konseling
Menurut Ulifa Rahma dalam Naelul Muna:
a. perencanaan dan penyusunan program tidak seimbangnya dengan jumlah guru BK
dan siswa di sekolah, terbatasnya dana yang diterima guru BK dan kebijakan sekolah
terhadap program layanan bimbingan.
b. Pada diri Guru BK, masih banyak yang belum menguasai teknik-teknik bimbingan
dan konseling.

c. Luar diri guru BK, kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan
layananan bimbingan dan konseling.

d. Siswa, lingkungan sosial dan budaya yang mempengaruhi perkembangan diri siswa.
Sumber:

Kartadinata, S. (2003). Bimbingan dan Konseling Perkembangan; Pendekatan Alternatif Bagi


Perbaikan Mutu dan Sistem Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal
Bimbingan dan Konseling, Vol. VI/11 Mei 2003

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007). Bimbingan Konseling dalam Praktek, Bandung :


Maestro

Surur, Naharus, et.al, Pengembangan Model Pelayanan Bimbingan dan Konseling Bogor:
PPPPTK Penjas dan BK: Makalah tidak dipublikasikan, 2008

PROSIDING SEMINAR NASIONAL (2018) “Etika dan Profesi Konselor di Indonesia”;


Program Studi Magister Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta.

https://id.scribd.com/document/451016724/FAKTOR-PENDUKUNG-DAN-
PENGHAMBAT-PROGRAM

Apriyadi, Adi (2023). Hambatan Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah Aliyah:


Bangka Belitung: DOI : 10.32923/couns.v3i1.3392

Anda mungkin juga menyukai