Disusun Oleh :
Aldy Henderia Hasruli (23010011)
Siti Rohmah (23010073)
Andreyansyah (23010065)
Heryan Nuraziz (23010081)
BAB I
PENDAHULUAN
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia
yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu salah
satunya didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong
diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-
citanya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting
dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Sekolah merupakan suatu sistim yang komponen-komponen
didalamnya terintegrasi dengan baik. Bimbingan dan konseling adalah salah
satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi komponen sekolah yang lain.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Pengertian bimbingan secara etimologis merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menujukan,
membimbing, menuntut, ataupun membantu.” Secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai suatu batuan atau tuntunan.[1]
Menurut Lefever, bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur
dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam
menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya Ia dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi masyarakat.[2]
Adapun konseling berasal dari istilah Inggris “Counseling” yang kemudian di
Indonesia menjadi “konseling”. Konseling adalah suatu proses yang
berorientasikan belajar, dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial, dimana
konselor berusaha membantu klien dengan metode yang sesuai atau cocok dengan
kebutuhan klien tersebut agar individu dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya
sendiri.[3]
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok. Bertujuan agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial,
belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdaarkan norma-norma yang berlaku.
1. Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan suatu pendekatan di
dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Myrick (Muro
& Kottman, 1995: 49) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling
perkembangan didasarkan pada premis bahwa individu berkembang secara
berurutan dan positif terhadap peningkatan diri. Individu memiliki kekuatan
tersendiri untuk percaya bahwa setiap individu itu unik. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling perkembangan memberikan bantuan yang
dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-
isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak dan merupakan
bagian terpenting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.
2. Bimbingan dan konseling perkembangan diperlukan karena manusia dari
waktu ke waktu terus berkembang, begitu pula dalam bimbingan dan
konseling, harus terus berkembang baik dalam programnya maupun dalam
layanannya. Adapaun perbedaan karakteristik bimbingan dan konseling
tradisional dengan bimbingan dan konseling perkembangan ialah sebagai
berikut :
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok. Bertujuan agar mandiri dan bisa berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang
berlaku.
Tujuan bimbingan dan konsleing Tradisional dan Perkembangan serta menurut
Hallen adalah:
1. Menemukan pribadi siswa agar ia mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri.
2. Mengenal lingkungan secara objektif, baik sosial maupun ekonomi.
3. Merencanakan masa depan agar siswa dapat mengambil keputusan dan
pertimbangan yang tepat.
Sementara fungsi bimbingan dan konseling antara lain:
1. Fungsi Pencegahan (Prefentif)
2. Fungsi Pemahaman
3. Fungsi Fasilitasi
4. Fungsi Penyesuaian
5. Fungsi Penyaluran
6. Fungsi Adaptasi
7. Fungsi Perbaikan
8. Fungsi Penyembuhan
9. Fungsi Pemeliharaan
10. Fungsi Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA