Anda di halaman 1dari 8

JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BK KOMPREHENSIF

INDRIA AZZAHRA 202101500837

Konseling merupakan hubungan antara konselor dan konseli melalui cara-cara


menumbuhkan diri secara produktif dan membantu agar terjadi proses belajar (perubahan
perilaku) yang berhubungan dengan dirinya dan atau orang lain sehingga menjadi lebih
terintegrasi dan mampu mengurangi konflik-konflik yang dialaminya. Konselor adalah seorang
ahli yang profesional. Sejalan dengan perkembangannya, memasuki abad 21, pemikiran
bimbingan dan konseling yang dinamis mendorong pada model-model penyelenggaraan aktual
dan sesuai kebutuhan dalam setting sekolah. Bimbingan dan konseling komprehensif
(perkembangan) merupakan orientasi baru layanan bimbingan dan konseling yang didasari
fungsi pengembangan. Menurut Uman Suherman, selama ini bimbingan dan konseling sering
dipandang sebagai kegiatan layanan yang mengedepankan penyembuhan dan pemecahan
masalah. Padahal selain itu bimbingan dan konseling berfungsi pencegahan, pendidikan dan
pengembangan.
Menurut Sunaryo bimbingan dan konseling komprehensif adalah model yang
memposisikan konselor (guru BK)nuntuk menaruh perhatian penuh kepada seluruh siswa,
bekerja sama dengan orang tua, guru (kelas), administrator sekolah (kepala sekolah) dan
stakeholder sekolah lainnya. Lebih lanjut Ahman menambahkan, bahwa bimbingan dan
konseling komprehensif mengintegrasikan berbagai pendekatan dan orientasinya multi-
budaya, sehingga tidak mencabut klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak teori,
melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi dan yang lebih penting lagi
mengkaji bagaimana masing-masing terapi bermanfaat bagi klien dan keluarganya.
Muro dan Kottman mengungkapkan bahwa bimbingan dan konseling komprehensif di
dalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa.
b. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan pada pembelajaran
siswa.
c. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bekerja sama dalam program
bimbingan dan konseling komprehensif.
d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting
dalam bimbingan dan konseling komprehensif.
e. Program bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan penerimaan
diri, pemahaman diri dan pengayaan diri (self-enhancement).
f. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan kepada proses
mendorong perkembangan (encouragment).
g. Bimbingan dan konseling komprehensif lebih berorientasi pada pengembangan
yang terarah daripada tujuan yang definitive
h. Bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi tim dan menuntut
pelayanan dari konselor yang profesional.
i. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan identifikasi awal dan
kebutuhan khusus siswa.
j. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan psikologi terapan.
k. Bimbingan dan konseling komprehensif memiliki kerangka dasar dari psikologi
anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar.
l. Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat lentur (fleksibel) dan
mengikuti aturan (sekuensial).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling komprehensif
adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhna,
kekuatan, minat dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan
merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Menurut
Blocher, seperti dikutip Ahman12 , model bimbingan komprehensif memungkinkan konselor
untuk memfokuskan tidak hanya terhadap gangguan emosional klien, melainkan pada upaya
pencapaian tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat
tertentu, meningkatkan potensi klien dan pola perkembangannya secara optimal. 3.

Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar indiviu mampu memahami dan
mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan kebutuhan lingkungannya. Menurut
Syamsu Yusuf, secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik) dan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya membantu seluruh
individu agar sukses berprestasi di sekolah dan kehidupannya lebih berkembang serta mampu
memberikan kontribusi terhap lingkungannya. Oleh karena itu, secara umum, bimbingan dan
konseling bertujuan agar individu dapat:
a. Memahami dan menerima diri secara objektif dan konstruktif, baik berupa
keunggulan maupun kelemahan, fisik maupun psikis.
b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang (kondisi maupun tuntutan) yang
ada di lingkungannya; mampu meresponnya secara positif sesuai dengan norma
yang berlaku;
c. Merencanakan aktivitas penyelesain studi, perencanaan karir, serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
d. Mengembangkan seluruh potensi dirinya serta memanfaatkan kekuatan
lingkungan secara optimal;
e. Menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan pendidikan, pekerjaan,
masyarakat serta agamanya;
f. Mengatasi kesulitan dan hambatan yang dihadapi, dalam penyelesaian studi,
penyesuaian dengan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, masyarakat) dalam
upaya penghambaan kepada Tuhannya.
Dengan demikian, pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak saja berfokus pada
layanan bagi seluruh individu tetapi juga pada seluruh aspek kehidupannya. Artinya mulai usia
dini (taman Kanak-kanak), sampai dengan usia remaja (SMA/SMK) harus mengetahui,
memahami dan dapat bekerja dalam tiga area kehidupan mereka, yakni kehidupan:
(1) pribadi-sosial,
(2) akademik, dan
(3) karir.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling mempunyai beberapa fungsi, yakni:
a. Pemahaman Fungsi pemahaman paling mendasar dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Karena itu, fungsi pemahaman harus memberikan
gambaran yang tepat mengenai karakteristik dan kebutuhan individu yang
dibantu, maupun harapan dan kondisi lingkungan tempat individu itu berada.
b. Pencegahan Fungsi pencegahan merupakan usaha pertama menghindari
timbulnya masalah yang secara potensial dapat menghambat atau mengganggu
perkembangan kehidupan individu. Dalam fungsi ini, konselor berupaya
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya mencegah
supaya masalah itu tidak dialami oleh siswa.
c. Penyaluran Fungsi penyaluran merupakan upaya yang dilakukan oleh konselor
dalam menempatkan individu pada alur kehidupan yang sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam
melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya
(kepsek, guru mapel, wali kelas) maupun pihak terkait di luar sekolah.
d. Penyesuaian Fungsi penyesuaian adalah upaya membantu terciptanya
keharmonisan antara individu dan lingkungannya; terjadi penyesuaian diri yang
dinamis dan konstruktif terhadap program sekolah, karir, norma masyarakat dan
agama.
e. Perbaikan Fungsi perbaikan atau penyembuhan merupakan bantuan bimbingan
yang bersifat kuratif, memecahkan masalah yang dihadapi. Teknik yang
digunakan adalah konseling atau remedial teaching.
f. Pengembangan Fungsi ini lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Dalam
mewujudkan fungsi pengembangan, konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya secara sinergi
(sebagai teamwork) berkolaborasi merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan, menyangkut aktivitas
maupun materi/bahan bimbingan, yang mendukung siswa dalam
pengembangan dan pencapaian tugastugas perkembangannya.
g. Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan adalah memelihara segala sesuatu yang baik
yang ada pada diri individu dan atau jika mungkin mengembangkannya menjadi
lebih baik.
Struktur Layanan Bimbingan dan Konseling
Struktur layanan bimbingan dan konseling komprehensif meliputi empat komponen,
yaitu:
a) layanan dasar,
b) layanan responsif,
c) layanan perencanaan individual, dan
d) layanan dukungan sistem.

a. Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh
individu (for all) secara sistematis melaui kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan
ini bertujuan membantu semua siswa agar mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Artinya semua siswa memilki kesempatan yang sama untuk memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh
keterampilan dasar bagi kehidupannya. Secara rinci tujuan layanan dasar adalah
agar siswa:
a. memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya,
b. mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya,
c. mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya,
d. mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya.

Layanan dasar diberikan melalui jenis-jenis layanan (pemberian) informasi,


diskusi atau sharing pendapat (brain storming). Pemberian informasi dan diskusi ini
dalam pelaksanaannya mengacu pada panduan bimbingan dan konseling dan
bahan-bahan lain yang relevan. Layanan informasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang berbagai
aspek kehidupan (perkembangan pribadi, lingkungan pendidikan dan pekerjaan,
serta kehidupan sosial budaya) yang berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian
diri dan pengambilan keputusan. Sedangkan diskusi dan curah pendapat dapat
memfasilitasi siswa untuk belajar mengemukakan pendapat dan menghargai
pendapat orang lain yang berbeda, bersikap respek terhadap orang lain dan
mengembangkan kepercayaan dirinya.
b. Layanan Reponsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada individu atau siswa
yang mempunyai masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan bantuan
konselor. Layanan ini bertujuan membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yag dihadapinya yang berupa hambatan
maupun kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa
itu pada umumnya tidak mudah untuk diketahui secara langsung, namun dapat
dipahami dari gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya. Masalah atau gejala
masalah yang biasa muncul seperti:
1) merasa cemas dengan postur tubuh,
2) merasa cemas menghadapi masa depan,
3) merasa rendah diri,
4) berperilaku impulsif (kekanak-kanakan),
5) kurang mampu memilih atau membuat keputusan,
6) membolos dari sekolah,
7) malas belajar,
8) memiliki kebiasaan belajar yang negatif dan sebagainya.

Untuk memahami karakteristik, kebutuhan dan masalah siswa, konselor


hendaknya menganalisis data siswa melalui asesment seperti:
1) Inventori Tugastugas Perkembangan/ITP, AUM/ Alat Ungkap Masalah,
2) absensi siswa,
3) wawancara,
4) observasi
5) sosiometri
6) daftar nilai/ leger siswa
7) psikotes dan catatan khusus yang dibuat wali kelas atau guru mata pelajaran.

Materi dalam layanan responsif tergantung kepada masalah atau kebutuhan


siswa. Kebutuhan mereka berkaitan dengan keingnan untuk memahami sesuatu hal
karena dipandang penting bagi perkembangan positif dirinya. Informasi yang
umumnya dibutuhkan adalah:
1) pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan,
2) bahaya pergaulan bebas, narkoba, minuman keras,
3) cara mengatasi kesulitan belajar,
4) cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat serta
di masa yang akan datang.

Menilik materi dan tujuannya, layanan ini tidak seluruhnya berfungsi kuratif
melainkan juga berfungsi preventif dan dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok.

c. Layanan Perencanaan Individual


Layanan ini dimaksudkan sebagai proses bantuan agar siswa mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depannya, berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Layanan ini bertujuan membantu agar:
1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya,
2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir dan
3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan dan rencana yang
telah dirumuskannya.

Materi layanan perencanaan individual berkaitan dengan materi yang diberikan


pada layanan dasar. Materi yang diberikan pada layanan dasar dapat membantu
siswa untuk memahami diri dan lingkungannya. Karena materi bimbingan secara
umum telah diberikan pada layanaan dasar maka pada layaan perencanaan
individual kegiatan siswa difokuskan kepada upaya menganalisis kelebihan dan
kekurangan dirinya. Kegiatan ini merupakan dasar untuk merumuskan aktivitasnya
dalam rangka mengembangkan atau memperbaiki sikap, minat, cita-cita,
pemahaman, atau perilakunya. Oleh karena itu, layanan perencanaan individual
lebih berfungsi pengembangan dan preventif. Pelaksanaan layanan perencanaan
individual dapat ditempuh melalui layanan bimbingan kelompok (seperti: diskusi,
karyawisata, atau kunjungan ke perguruan tinggi dan dunia industri/perusahaan).
d. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen layanan yang tidak langsung,
sedangkan ketiga komponen struktur layanan sebelumnya merupakan pemberian
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa secara langsung. Kegiatan
dukungan sistem meliputi:
1) Pemberian layanan menyangkut:
(a) konsultasi/ kerjasama dengan guru-guru,
(b) konsultasi/ kerjasama dengan orang tua dan masyarakat,
(c) berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan
(d) melakukan penelitian.
2) Kegiatan manajemen, meliputi berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara
dan meningkatkan mutu program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Kegiatannya berupa:
a. pengembangan program dan staf (melalui kegiatan kelompok profesi:
MGBK/ Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, Diklat Profesi dan
atau melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister/S2, dan lain-lain),
b. pemanfaatan sumber daya masyarakat dan
c. pengembangan penataan kebijakan (di tingkat sekolah/intern maupun
pemerintah pusat maupun daerah). Keterkaitan ke-empat komponen
program bimbingan dan konseling digambarkan oleh Syamsu Yusuf sebagai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai