Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu terapan yang selalu
berkembang dan mengikuti perubahan kodisi sosial, ekonomi, budaya, dan
politik. Pada saat ini bimbingan dan konseling di Indonesia secara dinamis
mengikuti berbagai perubahan kondisi diatas. Salah satu dinamika
perkembangannya adalah dengan mengadaptasi bimbingan konseling
komprehensif sebagai respon terhadap tunuttan perubahan kondisi
masyarakat.
Bimbingan dan konseling komperhensif disekolah merupakan upaya
pemberian bantuan secara utuh yang meibatkan konselor, pemimpin sekolah,
orang tua dan masyarakat. Melaluui bimbingan dan konseling komprehensif
peserta didik diharapkan dapa mengetahui kehidupan yang mencakup
akademik, karir, pribadi, sosial pribadi.
Didalam makalah ini akan dibahas mengenai bimbingan dan konseling
komprehensif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna BK Komprehensif ?
2. Apa saja prinsip-prinsip BK Komprehensif ?
3. Apa saja komponen dasar BK Komprehensif ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna BK Komprehensif
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip BK Komprehensif
3. Untuk mnegatahui komponen dasar BK Komprehensif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna BK Komperhensif

Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas


yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Karena perkembangan siswa
bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti itu perlu diberikan
layanan bimbingan konseling yang komprehensif. Bimbingan dan konseling
komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang
melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi,
orang tua dan masyarakat. Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif
merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada setiap peserta didik agar
dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin (Subekti et al., 2019).
DalamBimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua
peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima
layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan
dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang.(Saniyyah,
2022)

Menurut Uman Suherman dalam (Daryono, 2014) menyebutkan bahwa


bimbingan dan konseling komprehensif merupakan pandangan mutakhir yang
bertitik tolak dari asumsi yang positif tentang potensi manusia.

Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif perlu


memperhatikan ruang lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk lebih
berorientasi pada pencegahan dan tujuannya pengembangan potensi peserta
didik. Melalui bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan
memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencakup kehidupan
akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus utama dalam bimbingan dan konseling
komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang
secara optimal

Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa,


artinya bahwa semua peserta didik wajib mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu,bimbingan dan konseling komprehensif perlu
memperhatikan:

a) ruang lingkup yang menyeluruh,


b) dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, dan,
c) tujuannya pengembangan potensi peserta didik.

Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah mengarahkan


peserta didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat menghambat
perkembangannya. Selain itu, melalui hal preventif peserta didik mampu
memutuskan dan memilih tindakan-tindakan tepat yang dapat mendukung
perkembangannya. Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling
komprehensif berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka harus
dipahami lima premis dasar bimbingan dan konseling komprehensif.

Menurut Gysbers dan Henderson (2004: 12) lima premis dimaksud yaitu:

1. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan


pendidikan.
2. Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah mengawal
perkembangan peserta didik melalui pemenuhan fasilitas peserta didik
agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal.
3. Program bimbingan dan konseling merupakan team building approach
artinya merupakan suatu tim yang bersifat kolaboratif antar staf.
4. Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses yang
tersusun secara sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap perencanaan,
desain, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
5. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh
kepemmimpinan yang memiliki visi dan misi yang kuat mengenai
bimbingan dan konseling (Zamroni & Raharjo, 2015).

B. Prinsip prinsip BK komperhensif

Bimbingan dan konseling komprehensif di dalamnya mengandung prinsip-


prinsip sebagai berikut:

a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa.


b. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan pada
pembelajaran siswa.
c. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bekerja sama dalam program
bimbingan dan konseling komprehensif.
d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian
penting dalam bimbingan dan konseling komprehensif.
e. Program bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan
penerimaan diri, pemahaman diri dan pengayaan diri (self-
enhancement).
f. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan kepada proses
mendorong perkembangan (encouragment).
g. Bimbingan dan konseling komprehensif lebih berorientasi pada
pengembangan yang terarah daripada tujuan yang definitif.
h. Bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi tim dan menuntut
pelayanan dari konselor yang profesional.
i. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan identifikasi awal
dan kebutuhan khusus siswa.
j. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan psikologi
terapan.
k. Bimbingan dan konseling komprehensif memiliki kerangka dasar dari
psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar.
l. Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat lentur (fleksibel) dan
mengikuti aturan (sekuensial).

Bimbingan komprehensif diartikan sebagai sebuah program layanan


bantuanyang mengandung prinsip–prinsip:

a. Subjek layanan adalah semua peserta didik


b. fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan mendorong
perkembangan peserta didik
c. konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama
d. program bimbingan terorganisir dan terencana sebagai bagian vital dari
bimbingan komprehensif
e. peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri
f. memfokuskan pada proses
g. berorientasi taem work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor
profesional yang terlatih
h. bersifat fleksibel dan sekuensial (Daryono, 2014).

Dalam permendikbud nomor 111 tahun 2014 Layanan Bimbingan dan


Konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip:

a. diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif;


b. merupakan proses individuasi;
c. menekankan pada nilai yang positif;
d. merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan,
Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya
dalam satuan pendidikan;
e. mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan
secara bertanggungjawab;
f. berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;
g. merupakan bagian integral dari proses pendidikan;
h. dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i. bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j. dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan
Konseling; dan
k. disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.

C. Komponen BK komperhensif

Komponen BK komperhensif Komponen program bimbingan


diklasifikasikan ke dalam empat jenis layana dijelaskan sebagai berikut:

1. Layanan Dasar atau Kurikulum Bimbingan

Pelayanan dasar adalah salah satu komponen program pelayanan


bimbingandan konseling komprehensif, yang saat ini dikembangkan di
Indonesia. Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya.

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua agar memperoleh


perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan
memperolehketerampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secarrinci tujuan layanan
dirumuskansebagai berikut

a) bimbingan kelas;
b) pelayanan orientasi
c) pelayanan informas;
d) bimbingan kelompok, dan;
e) pelayanan pengumpilan data.
2. Layanan Responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang


menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera,sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling
krisis,konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah
ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.

Tujuan layanan responsif adalah membantu peserta didik agar dapat


memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau
membantu peserta didik yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya.Indikator dari kegagalan itu berupa ketidak
mampuan untuk menyesuaikan dari atau perilaku bermasalah, atau malasuai
(maladjustment). Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya
untuk mengintervensi masalahmasalah atau kepedulian pribadi peserta didik
yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-
pribadi, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.

Layanan ini lebih bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling
individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Adapun dalam layanan
responsif adalah sebagai berikut

a) konseling individu dan kelompok;


b) referal(rujukan atau alih tangan);
c) kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau guru kelas;
d) kolaborasi dengan orang tua;
e) kolaborasi dengan pihak sekolah;
f) konsultasi;
g) bimbingan teman sebaya;
h) konferensi kasus,
i) home visit (kunjungan rumah).
3. Layanan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan peren‐
canaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya.Pemahaman konseli secara mendalam dengan segala karakteris‐
tiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai
dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga
konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengem‐ bangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan
kebutuhan khusus konseli. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual,
rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan
ini Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar

(1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya,

(2) mampu merumuskan tujuan,perencanaan, atau pengelolaan terhadap


perkembang‐ an dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,

belajar, maupun karir, dan

(3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana


yang telah dirumuskannya.

Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya


memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana
pendidikan, karir,dan pengembangan sosial‐ pribadi oleh dirinya sendiri.

4. Dukungan Sistem

Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling


kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur
(misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor
dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas.Sedangkan bagi personel
pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program
pendidikan di Sekolah/Madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek‐ aspek:

a) pengembangan jejaring (networking),


b) kegiatan manajemen,
c) riset dan pengembangan (Iswara, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Daryono, ; dkk. (2014). Model Program Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif Di Sma. Jurnal Bimbingan Konseling, 3(2), 123–129.
Iswara, A. (2018). Pengaruh bimbingan dan konseling kompherhensip dengan
pendekatan konektif sodial. terhsdap efektivitas pembelajarn peserta didik
SMA AL-HAZAR 3 Bandar lampung hajun 2007-2018.
Saniyyah, N. (2022). PELAYANAN BK MODEL KOMPERHENSIF. 20016024,
1–14.
Subekti, L. P., Pd, Y. M., & Astuti, I. (2019). Pelaksanaan Layanan Dasar
Bimbingan Dan Konseling Komprehensif di SMP Negeri 3 Pontianak.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 11, 1–8.
Zamroni, E., & Raharjo, S. (2015). Manajemen Bimbingan Dan Konseling
Berbasis Permendikbud nomor 111 Tahun 2014. Konseling GUSJIGANG,
1(1), 0–11.

Anda mungkin juga menyukai