Anda di halaman 1dari 6

Bimbingan dan Konseling Pola Perkembangan

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan orientasi baru


layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada fungsi
pengembangan. Selain berfungsi sebagai pemecahan
masalah/penyembuhan, bimbingan dan konseling perkembangan juga
berfungsi sebagai pencegahan, pendidikan dan pengembangan.
Robert D. Myrik dalam Sunaryo K. (1996)Bimbingan dan Konseling
perkembangan adalah layanan bimbingan dankonseling yang dirancang
dengan memfokuskan kepada kebutuhan, minat, danisue-isue yang
berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakanbagian
penting yang integral dari keseluruhan program pendidikan.
Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan suatu upaya
mengoptimalkan perkembangan dan belajar individu melalui penyediaan
perlakuan dan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan individu serta dengan tuntutan nilai-nilai keagamaan dan
kultural yang dianut. Pengembangan cara pemahaman dan sikap belajar
yang sehat dan
Sugiyo (2011:15) menjelaskan bahwa “bimbingan dan konseling
merupakan serangkaian kagiatan atau aktivitas yang di rancang oleh
konselor untuk membantu klien dalam upaya mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin”. Klien dalam bimbingan dan konseling adalah manusia
yang akan selalu berkembang dan mengikuti arus jaman. 

B. Prinsip Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Uman Suherman (2007:24-25) mengemukakan bahwa bimbingan dan


konseling perkembangan diartikan sebagai sebuah program yang
mengandung prinsip-prinsip:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua peserta didik.

2. Bimbingan dan konseling mempunyai fokus pada kegiatan belajar


peserta didik.

3. Di dalam program bimbingan dan konseling perkembangan, konselor


dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama.

4. Kurikulum yang terorganisir dan terencana merupakan bagian vital dari


bimbingan perkembangan.

5. Bimbingan dan konseling perkembangan peduli kepada penerimaan diri,


pemahaman diri, dan peningkatan diri.

6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses


mendorong perkembangan peserta didik.

7. Bimbingan dan konseling perkembangan lebih berorientasi kepada


perkembangan yang terarah daripada tujuan yang definitif.

8. Bimbingan dan konseling perkembangan berorientasi tim dan


mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional yang terlatih.

9. Bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada kebutuhan khusus


peserta didik.

10. Bimbingan dan konseling perkembangan berkenaan dengan psikologi


terapan.

11. Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki dasar-dasar di dalam


psikologi anak, perkembangan anak, dan teori belajar.

12. Bimbingan dan konseling perkembangan bersifat fleksibel dan


sekuensial.
C. Tujuan BK Perkembangan
bahwa upaya bimbingan dan pendidikan terarah kepada tujuan
yang sama, yakni membantu manusia mencapai kemandirian, membantu
manusia agar mampu menolong diri sendiri (self-help). Individu
mengembangkan kemampuan mengarahkan diri, bertindak secara
bertujuan, membentuk kehidupannya sendiridan menerima tanggung
jawab.BK perkembangan merupakan salah satu layanan yang bersifat
mengembangkan. Mengembangkan potensi individu menuju kemandirian
sebagaimana tujuan bimbingan dan konseling sendiri. BK perkembangan
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Adanya penerimaan diri (self-acceptance)
2. Memilli pemahaman tentang diri (self-understanding)
3. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan siswa di masa yang akan dating.
4. Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
siswa seoptimal mungkin.
5. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, dan
lingkungan kerja.
6. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam studi,
kehidupan masyarakat, dan dunia kerja.

D. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Beberapa dasar asumsi tentang bimbingan dan konseling perkembangan
lalu klien akan membantu untuk membedakan bimbingan dan konseling
perkembangan dari berbagai identitas dengan berbagai proses antara
konseling dengan psikoterapi. Berikut adalah beberapa asumsinya.
1. Perkembangan yang sehat berlangsung melalui interaksi yang sehat antara
individu dengan lingkungan (yang sehat).
2. Manusia berkembang melalui tahapan umum dan tugas-tugas
perkembangan.
3. Client bukan berarti seseorang yang memiliki mental yang tidak sehat.
Namun pandanglah client sebagai seseorang yang sedang merancang
tujuan hidup, membuat suatu keputusan, dan bertanggung jawab atas
tugas-tugas perkembangan.
4. Client sebagai individu yang berkembang menuju pengayaan diri sesuai
dengan hakikat manusia
5. Client adalah seorang klien bukan seorang pasien. Konselor bukan pula
seseorang yang bekerja untuk mengobati client, namun konselor adalah
seseorang yang dapat dijadikan klien sebagai sahabat, konsultan
profesional, guru yang memberikan bimbingan kepada client menuju
perkembangan client yang optimal.

E. Pola Bimbingan dan Konseling Perkembangan


Zainal (2012) mengatakan macam-macam pola dasar bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
1. Pola Generalis
Menurut pola ini pelayanan BK tersebut secara luas dan melibatkan
banyak tenaga kependidikan selain tenaga ahli BK (guru mata pelajaran,
wali kelas, guru kelas). Koordinator BK adalah seorang lembaga ahli
bimbingan atau guru-konselor. Pelayanan diutamakan pada pelayanan
bimbingan kelompok dengan konseling individual sebagai pelengkap.
Menurut pola generalis, bimbingan ditafsirkan sebagai pelengkap,
meliputi pengawasan presensi/kehadiran siswa, pelayanan kesehatan,
pengajaran remedial, kegiatan ekstrakurikuler.
2. Pola Spesialis
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan pola
spesialis ditangani oleh tenaga ahli bimbingan dengan kemampuan
khusus. Pola ini membawa impikasi praktis berupa unit-unit pelayanan
BK yang ditangani secara khusus oleh tenaga ahli (seprti Unit Testing,
Unit Konseling, Unit Bimbingan Karier, dsb). Masing-masing unit
ditangani oleh tenaga ahli seperti psikolog, psikiater, pekerja sosial,
dokter, perawat sekolah, dll.
3. Pola Kurikuler
Menurut pola kurikuler kegiatan bimbingan di institusi pendidikan
harus dimasukkan kurikulum dalam bentuk “pelajaran” khusus, semacam
kursus bimbingan, yang berbentuk seperti mata pelajaran. Terdapat
materi-materi, buku-buku paket, dan ada ujian pelayanan konseling dan
testing. Tenaga pelaksana bimbingan adalah guru pembimbing/konselor
sekolah. Koordinator bimbingan tidak dibutuhkan sebab program
bimbingan dan materi khusus sudah ditentukan.
4. Pola relasi-relasi manusia
Menurut pola relasi-relasi manusia, bimbingan dan konseling
bekerja dengan menciptakan relasi antarmanusia, sebab manusia diyakini
akan hidup bahagia dan mentalnya menjadi sehat dengan relasi
antarpribadi. Bentuk konkret pelayanan ini adalah membentuk kelompok-
kelompok perkembangan untuk belajar, pemahaman diri, berpikir-
pemahaman diri, merasa bersikap-berperilaku dewasa, berpikir-merasa-
bersikap dewasa, dll. Personel pelaksana bimbingan dan konseling menrut
pola ini adalah guru BK dan guru mata pelajaran. Mereka menjadi
promoter dan pendamping kelompok-kelompok bimbingan
KEPUSTAKAAN

Kartadinata, Sunaryo. 2011. Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai Upaya
Pedagogis. Bandung: UPI Press.
Sugiyo.2011.Manejemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang:
Widya Karya.
Zainal A. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung:
Yama Widya.

Anda mungkin juga menyukai