Anda di halaman 1dari 5

A. Tujuan Bimbingan dan Konseling.

Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2, yaitu tujuan
umun dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Ditinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling senantiasa
mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai yang komprehensif. Tujuan
bimbingan dan konseling dengan mengikuti pada perkembangan konsepsi
bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum
tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahanya. Dengan
demikian maka tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk tiap-tiap individu
bersifat unik pula, artinya tujuan bimbingan dan konseling untuk individu yang
satu dengan individu yang yang lain tidak boleh disamakan.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Pemahaman
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang

sesuatu

oleh

pihak-pihak

tertentu

sesuai

dengan

kepentingan

pengembangan peserta didik. Pemahaman itu meliputi;


Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, dan guru (termasuk guru bimbingan dan konseling/Konselor).
Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri, orang
tua, dan guru (termasuk guru bimbingan dan konseling/Konselor).
Pemahaman

tentang

lingkungan

(termasuk

di

dalamnya

informasi

pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan budaya/nilai-

nilai), terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, dan guru (termasuk guru
bimbingan dan konseling/Konselor).
b. Fungsi Pencegahan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya
atau terhindarnya peserta didik dari permasalahan yang mungkin timbul, yang
dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugiankerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi Pengembangan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
d. Fungsi Penyembuhan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya
atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Teknik
yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e. Fungsi Advokasi
yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
C. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas kerahasiaan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.

b. Asas kesukarelaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalankan layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya.
c. Asas keterbukaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di

dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima


berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
d. Asas kegiatan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling.
e. Asas kemandirian
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu: peseta didik sebagai sasaran layanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
f. Asas kekinian
yaitu asas bimbingan menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang.
Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lampau dilihat
dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat
sekarang.
g. Asas kedinamisan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling/konselor maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan
terpadukan.
i. Asas kenormatifan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada,
j. Asas keahlian
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional.
k. Asas alih tangan,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan

tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli) mengalih tangankan


permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
l. Asas tut wuri handayani,
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik (konseli) untuk maju. Segenap asas perlu diselenggarakan secara terpadu dan
tepat waktu yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain.

D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan:
Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku, agama, dan stasus sosial ekonomi. Bimbingan dan konseling
berurusan

dengan

pribadi

dan

tingkah

laku

individu

yang

unik

dan

dinamis. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai


aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian
utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalahan individu:


Meskipun pelayanan bimbingan koseling menjangkau setiap tahap dan
bidang perkembangan dan kehidupan individu, namun bidang bimbingan konseling
pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyakut kondisi mental dan
fisik individu terhadap penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana individu itu
berada, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan
fisik individu.
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan:
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan
dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling
harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan
peserta didik. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. Program bimbingan
dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah

sampai tertinggi. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling
perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan:
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan yang akan
dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena
kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain. Permasalahan individu
harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan
yang dihadapi. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan
dengan pelayanan bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor
dengan orang tua dan guru sangat diperlukan. Dan memberikan penilaian agar
dapat diketahui seberapa baik pengembangan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai