Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

Dosen pengampu : Ibu Rina Suryani S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5


Muhammad Habib Js Adi (1222151005)
Fretty Simanjuntak (1223151051)
Ira Amanda Br Munthe (1223351053)
Triani Ananta Br Sembiring (1223151041)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIDKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini agar
menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca.

Kami ucapkan terima kasih terhadap dosen pembimbing kami dengan mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling yaitu Ibu Rina Suryani S.Pd.,M.Pd berkat arahan serta bimbingannya
kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna., baik dari
materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Meskipun sifatnya sederhana
semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khusunya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………….……………………………………..I

DAFTAR ISI………………………………………………………………..……….…..II

BAB I PENDAHULUAN.……………………………………………………..…….1

A.Latar Belakang……………………..…………………………………………....1
B.Rumusan Masalah……………….…………………………………………….2
C. Tujuan……………………………………………………………………......……….2

BAB II PEMBAHASAN……...……………………………………………………...3

2.1 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling……………………………..3

2.2 Kode Etik Konseling…………...…………………………………….……….6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….…..9

A.Kesimpulan…………………………………………………………………………...9

B. Saran……………………………………………………………………………….......10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..…10

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan Nasional, pendidikan
diadtikan sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri. kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 1 ayat 1 UU No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, pendidikan
adalah usaha sada untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan/atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Dalam hal ini kata "bimbingan"
diwujudkan dalam bentuk pelayanan bimbingan dan konseling disekolah yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian peserta didik dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas yang bertaqwakepada Tuhan Yang Maha Esa. Bimbingan dan konseling
merupakan salah satu aspek dari pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa agar
berkembang secara optimal. PP Nol.29/1990 tentang pendidikan menengah. Bab X: Bimbingan
pasal 27 ayat 1, Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencakan masa depan.
Bantuan yang diberikan melalui bimbingan dan konseling diarahkan kepada penguasaan
sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan, seperti kompetensi
fisik, intelektualm sosial, pribadi dan spiritual.
Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat erat
dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu
digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and
counseling). Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antar
bimbingan dengan konseling atau keduannya memiliki makna yang Identik. Namun sementara
pihak ada yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupaka dua pengertian yang
berbeda, baik dasar maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling dianggap Identik dengan
psychoterapy, yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami gangguan psikis yang serius,
sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan. Sementara pihak ada lagi yang
berpendapat bahwa konseling merupakan salah satu teknik pemberian layanan dalam bimbingan.

B.Rumusan Masalah
Apa saja Asas-Asas Bimbingan dan Konseling?
Apa saja Kode Etik Konseling?

C.Tujuan
Dapat mengetahui asas-asas dalam bimbingan dan konseling
Dapat mengetahui kode etik konseling
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling meliputi asas kerahasiaan, asas kesukarelaan,
asas keterbukaan, asas kegiatan, asas kemandirian, asas kekinian, asas kedinamisan, asas
keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas ahli tangan kasus, asas tut wuri
handayani.

a. Asas kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.

b. Asas kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien)
mengkuti/menjalani layanan/ kegiatan yang diperuntukkan baginya.
Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan.

c. Asas keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi mengembangkan
dirinya.
3
d. Asas kegiatan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan dan Konseling harus mendorong dan memotivasi siswa untuk
aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.

e. Asa kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu siswa (klien)
sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri.

f. Asas kekinian
Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan
dan konseling, yakni permasalahan yang dihadapi siswa/klien adalah
dalam kondisi sekarang. Adapun masa lampau dan masa depan dilihat
sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang diperbuat
siswa (klien) pada saat sekarang.

g. Asas kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan
siswa/klien hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan keutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.

4
h. Asas keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

i. Asas kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada norma- norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan- kebiasaan
yang berlaku.
j. Asas keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam
hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya merupakan tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan
dan konseling.

k. Asas alih tangan kasus


Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas
atas suatu permasalahan siswa (klien) dapat mengalihtangankan kepada
pihak yang lebih ahli.

5
l. Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan
dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa (klien)
untuk maju

2.2 Kode Etik Konseling


Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia adalah norma-norma,
Sistem nilai dan moral yang merupakan aturan tentang apa yang harus atau perlu
dilakukan, tidak boleh dilakukan, dan tidak dianjurkan untuk dilakukan atau
ditugaskan dalam bentuk ucapan atau tindakan atau perilaku oleh setiap
pemangku profesi layanan bimbingan dan konseling dalam menjalankan tugas
profesi dan dalam kehidupan bermasyarakat dalam rangkaian budaya Indonesia.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia adalah kaidah-kaidah nilai
dan moral yang menjadi rujukan bagi anggota organisasi dalam melaksanakan
tugas, atau tanggung jawabnya dalam melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling kepada konseli. Kode etik ini merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, ditegakkan, diamalkan, dan
diamankan oleh setiap anggota Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

A. Kode Etik BK
1. Kualifikasi; bahwa konselor wajib memiliki a) nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan dan
wawasan dalam bidang Bimbingan dan Konseling, b) memperoleh pengakuan atas
kemampuan dan kewenangan sebagai Konselor.
6
2. Informasi, testing dan riset; a) penyimpanan dan penggunaan informasi, b) testing,
diberikan kepada Konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya, c) riset,
menjaga prinsip-prinisp sasaran riset serta kerahasiaan.
3. Proses pada pelayanan; a) hubungan dalam pemberian pada pelayanan, b) hubungan
dengan klien.
4. Konsultasi dan hubungan dengan rekan sejawat atau ahli lain; a) pentingnya berkonsultasi
dengan sesama rekan sejawat; b) alih tangan kasus apabila tidak dapat memberikan bantuan
kepada klien tersebut.
5. Hubungan kelembagaan; memuat mengenai aturan pelaksanaan layanan konseling yang
berhubungan dengan kelembagaan
6. Praktik mandiri dan laporan kepada pihak lain; 1) konselor praktik mandiri, menyangkut
aturan dalam melaksanakan konseling secara private, 2) laporan kepada pihak lain.
7. Ketaatan kepada profesi, yaitu, pelaksanaan hak dan kewajiban, serta pelanggaran
terhadap kode etik.

B. Nilai-Nilai Etika BK

Nilai-nilai etika professional merupakan hal yang sangat penting dalam profesi pembantuan
(helping profession). Inti dari nilai bimbingan dan konseling Indonesia adalah 1)
meningkatkan perkembangan manusia di seluruh rentang kehidupannya; 2) menghormati
keragaman dan menggunakan pendekatan multikultural untuk mendukung nilai, martabat,
potensi, dan keunikan setiap individu dalam konteks sosial dan budaya mereka; 3)
mempromosikan keadilan sosial melalui layanan advokasi; 4) menjaga integritas pribadi
dalam hubungan konselor-konseli; dan 5) mempraktikkan layanan bimbingan dan konseling
dengan cara yang kompeten dan perilaku etis yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur dan
keragaman budaya Indonesia.

Nilai-nilai profesional akan menjadi landasan perilaku etis dalam pengambilan keputusan-
kepuusan bantuan. Prinsip dasar dari perilaku etis profesional antara lain otonomi, kebaikan,
keadilan, kesetiaan, ekualitas, dan kejujuran. Sikap-sikap dasar

tersebut harus ditegakkan, dijunjung tinggi dan diamalkan oleh setiap guru
bimbingan dan konseling atau konselor dalam menavigasi konseli dalam mencapai
perkembangan pribadi masing-masing secara optimal dalam kehidupan bersama.

C.Tujuan Kode Etik Konseling

1. Kode Etik menetapkan kewajiban etis bagi anggota ABKIN dan memberikan panduan
praktik etis konselor atau guru bimbingan dan konseling yang profesional.

2. Kode Etik mengidentifikasi pertimbangan-perimbangan etis yang relevan dengan konselor


atau guru bimbingan dan konseling yang profesional maupun mahasiswa program studi
bimbingan dan konseling serta pelaku penyelenggaraan pendidikan profesional konselor atau
guru bimbingan dan konseling.

3. Kode Etik memungkinkan ABKIN untuk memberikan penjelasan bagi anggota dan
mahasiswa bimbingan dan konseling serta bagi konseli yang dilayani dengan memperhatikan
sifat tanggung jawab etis yang dimiliki bersama oleh para anggota ABKIN.

4. Kode Etik berfungsi sebagai panduan etis yang dirancang untuk membantu anggota dalam
menyusun suatu tindakan yang paling baik dalam melayani konseling yang memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling dan menetapkan harapan perilaku dengan penekanan
utama pada peran konselor atau guru bimbingan dan konseling yang profesional.

5. Kode Etik memberikan dukungan bagi kinerja bimbingan dan konseling untuk
menjalankan misi ABKIN.

6. Standar yang terkandung dalam Kode Etik ini berfungsi sebagai dasar untuk mengambil
tindakan suportif bagi pelaku bimbingan dan konseling yang berhasil dan sebaliknya sebagai
panduan untuk mengambil tindakan bagi pelanggaran etika profesi anggota ABKIN.ptimal
dalam kehidupan bersama.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat dari materi yang kami bawakan.Yaitu tentang Asas asas bimbingan
dan konseling dan kode etik dalam bimbingan konseling.Kami dapat mengetahui dan memahami
apa aja itu asas asas bimbingan konseling yaitu ada 12 asas beserta pengertiannya,yaitu:

1. Asas kerahasiaan

2. Asas kesukarelaan

3. Asas keterbukaan

4. Asas kegiatan

5. Asas kemandirian

6. Asas kekinian

7. Asas kedinamisan

8. Asas keterpaduan

9. Asas kenormatifan

10. Asas keahlian

11. Asas ahli tangan kasus

12. Asas Tut Wuri Handayani

Begitu juga kami dapat mengetahui kode etik dalam konseling, mengetahui nilai-nilai etika BK,
serta tujuan kode etik tersebut.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini kita dapat mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling serta
kode etik konseling.
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/298/238

http://repository.uinsu.ac.id/5689/1/Buku_dasar-dasar_BK_Prof_Syafar,_dkk%5B1%5D.pdf

https://abkin.org

10

Anda mungkin juga menyukai