Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan


Konseling

Dosen Pengampu : Andi Zulfiana, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 3

Mujahidin Rahim (2220203888203050)


Andi Adryan (2220203888203045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena


atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul "Asas-Asas Bimbingan dan Konseling".
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan dan
menggali pemahaman lebih dalam tentang asas-asas yang
menjadi dasar penting dalam praktik bimbingan dan konseling.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu


Andi Zulfiana, M.Pd yang telah memberikan bantuan dan
dukungan selama penulisan makalah ini. Tanpa bantuan dan
dukungan mereka, makalah ini tidak akan terwujud.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan


pemahaman yang lebih jelas tentang asas-asas bimbingan dan
konseling kepada pembaca. Semoga makalah ini juga dapat
memberikan inspirasi dan dorongan untuk menerapkan asas-
asas ini dalam praktik bimbingan dan konseling yang
bertanggung jawab dan efektif.

Parepare, 12 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................5

C. Tujuan........................................................................................6

BAB II: PEMBAHASAN...........................................................................7

1. Konsep Asas-Asas Bimbingan Konseling......................................7

2. Asas-Asas dalam Bimbingan Konseling........................................8

3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islami...............................15

BAB III: PENUTUP................................................................................19

Kesimpulan........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................20

iii
BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting


dalam membantu individu mengatasi permasalahan, mengembangkan
potensi diri, dan mencapai kesejahteraan psikologis. Dalam praktiknya,
terdapat sejumlah asas yang menjadi landasan etika, moral, dan nilai-
nilai yang mengarahkan interaksi antara konselor dan klien.

Asas-asas ini menjadi pedoman bagi para konselor dalam menjalin


hubungan profesional dengan klien dan memastikan integritas serta
efektivitas proses bimbingan dan konseling. Selain itu, asas-asas ini
juga memastikan bahwa hak-hak dan martabat individu tetap dihormati
dan dilindungi.

Pemahaman yang mendalam mengenai asas-asas bimbingan dan


konseling memiliki peran yang sangat penting bagi para konselor,
mahasiswa bimbingan dan konseling, serta semua individu yang terlibat
dalam praktik ini. Dengan pemahaman yang baik tentang asas-asas ini,
mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih profesional, etis,
dan efektif.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih


mendalam tentang asas-asas dasar yang mendasari praktik bimbingan
dan konseling. Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa asas dari
pandangan islami dan juga umum, seperti asas keterbukaan, asas

4
keahlian, asas kebahagiaan dunia dan akhirat, asas saling menghargai
dan menghormati dan masih banyak lagi.

Melalui penelitian dan telaah literatur yang cermat, makalah ini


akan menjelaskan konsep, makna, dan implikasi praktis dari setiap
asas. Dengan demikian, para pembaca akan mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai pentingnya mengintegrasikan asas-asas ini
dalam praktik bimbingan dan konseling.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kontribusi


positif dalam pengembangan dan pemahaman lebih lanjut mengenai
asas-asas bimbingan dan konseling. Selain itu, diharapkan makalah ini
dapat menjadi panduan yang berharga bagi para praktisi bimbingan dan
konseling dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan beretika.

Dengan pemahaman yang kuat mengenai asas-asas ini, kita dapat


membangun lingkungan bimbingan dan konseling yang saling
menghormati, inklusif, dan efektif dalam membantu individu mencapai
kehidupan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep dari asas-asas bimbingan konseling?


2. Apa saja asas-asas yang diterapkan dalam bimbingan konseling?
3. Dari pandangan islami, apa saja asas-asas yang diterapkan
dalam bimbingan konseling?

5
C. Tujuan

1. Mengetahui lebih lanjut tentang konsep dari asas-asas bimbingan


konseling
2. Mengetahui lebih lanjut asas-asas yang diterapkan dalam
bimbingan konseling
3. Mengetahui lebih lanjut asas-asas yang di terapkan dalam
bimbingan konseling menutut pandangan islami

6
BAB II: PEMBAHASAN

1. Konsep Asas-Asas Bimbingan Konseling

Secara umum, "asas-asas" merujuk kepada prinsip-prinsip dasar


atau landasan yang menjadi pedoman dalam suatu bidang atau disiplin
tertentu. Asas-asas ini berperan sebagai fondasi dalam memandu
tindakan dan praktik yang dilakukan dalam bidang tersebut.

Bimbingan dan konseling adalah bidang atau disiplin yang berfokus


pada membantu individu dalam mengatasi masalah, mengembangkan
potensi diri, dan mencapai kesejahteraan psikologis dan emosional.
Bimbingan dan konseling melibatkan interaksi antara seorang konselor
yang terlatih dan seorang klien yang mencari bantuan atau dukungan
dalam mengatasi berbagai masalah pribadi, sosial, atau emosional.

Asas-asas bimbingan dan konseling merujuk kepada prinsip-prinsip


yang menjadi landasan atau pedoman dalam praktik bimbingan dan
konseling. Asas-asas ini membentuk kerangka etika dan praktik yang
baik dalam membantu individu. Asas-asas ini mencakup prinsip-prinsip
seperti kepercayaan, kerahasiaan, penerimaan, empati, keterbukaan,
kesetaraan, otonomi, non-diskriminasi, kebhinekaan, dan kompetensi
profesional.

Dalam praktiknya, asas-asas bimbingan dan konseling digunakan


untuk memastikan bahwa interaksi antara konselor dan klien didasarkan
pada hubungan saling percaya, penghargaan, dan dukungan yang

7
efektif. Asas-asas ini membantu menciptakan lingkungan yang aman,
terbuka, dan terhormat, di mana klien merasa didengar, dipahami, dan
dihargai.

2. Asas-Asas dalam Bimbingan Konseling

a. Asas kerahasiaan

Asas kerahasiaan dalam bimbingan dan konseling adalah prinsip


yang menekankan bahwa informasi yang dibagikan oleh klien kepada
konselor harus dijaga sebagai rahasia dan tidak boleh diungkapkan
kepada pihak lain tanpa persetujuan klien. Hal ini mencakup semua
percakapan, data, dan informasi pribadi yang dikomunikasikan dalam
sesi konseling. Konselor memiliki kewajiban etis dan profesional untuk
menjaga privasi klien dengan menyimpan data secara aman dan
menghindari pengungkapan informasi tanpa izin.

Asas kerahasiaan memainkan peran penting dalam menciptakan


kepercayaan antara konselor dan klien. Klien harus merasa nyaman
dan yakin bahwa apa yang mereka bagikan dalam sesi konseling akan
tetap menjadi rahasia yang dijaga dengan baik. Konselor harus menjaga
dan melindungi informasi tersebut sejauh mungkin dari akses orang lain,
kecuali dalam situasi yang mengancam keselamatan klien atau orang
lain.

b. Asas kesukarelaan

8
Asas kesukarelaan dalam bimbingan dan konseling menekankan
bahwa klien harus secara sukarela dan dengan kesadaran penuh
mengikuti dan menjalani pelayanan atau kegiatan yang diperlukan
baginya. Konselor memiliki tanggung jawab untuk membina dan
mengembangkan kesukarelaan klien dengan menciptakan lingkungan
yang aman dan terpercaya. Konselor harus memberikan informasi yang
jelas dan memadai kepada klien, sehingga klien dapat membuat
keputusan yang berdasarkan pemahaman yang baik.

c. Asas keterbukaan

Asas keterbukaan dalam bimbingan dan konseling mengacu pada


kebutuhan klien untuk menjadi terbuka dan jujur dalam memberikan
informasi tentang diri mereka sendiri, serta menerima informasi dan
materi yang berguna dari pihak luar untuk pengembangan diri.
Keterbukaan klien memainkan peran penting dalam membangun
hubungan yang kuat antara konselor dan klien.

Asas keterbukaan menuntut agar klien tidak berpura-pura atau


menyembunyikan informasi penting yang relevan dengan proses
konseling. Klien harus bersedia untuk berbagi pengalaman, pikiran,
perasaan, dan tantangan yang mereka hadapi secara terbuka dengan
konselor. Ini memungkinkan konselor untuk memahami dengan lebih
baik situasi klien dan memberikan bimbingan yang lebih efektif.

d. Asas kegiatan

Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling memaparkan


pentingnya keterlibatan aktif klien dalam proses pelayanan atau
kegiatan bimbingan. Klien didorong untuk berpartisipasi secara aktif

9
melalui berbagai aktivitas yang dirancang untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Partisipasi aktif klien
membantu mereka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik,
mengembangkan keterampilan yang diperlukan, dan mencapai tujuan
yang ditetapkan. Konselor memiliki peran penting dalam mendorong
dan memfasilitasi partisipasi aktif klien, dengan menciptakan lingkungan
yang aman, mendengarkan dengan empati, dan memberikan dukungan
yang diperlukan.

Asas kegiatan juga mengakui bahwa bimbingan dan konseling


bukanlah proses yang pasif, tetapi melibatkan kolaborasi antara
konselor dan klien. Melalui partisipasi aktif, klien memiliki kesempatan
untuk mengartikulasikan masalah, mencari solusi, dan mengambil
tanggung jawab atas perkembangan dan perubahan diri mereka sendiri.
Dalam hal ini, konselor berperan sebagai fasilitator yang membantu
klien mengeksplorasi berbagai pilihan, merumuskan tujuan, dan
mengembangkan strategi untuk mencapainya. Dengan melibatkan klien
secara aktif, asas kegiatan membantu membangun kemitraan yang kuat
antara konselor dan klien, dan meningkatkan efektivitas bimbingan dan
konseling secara keseluruhan.

e. Asas kemandirian

Asas kemandirian dalam bimbingan dan konseling bertujuan untuk


membantu klien menjadi individu yang mandiri dengan mengenali dan
menerima diri sendiri, mampu mengambil keputusan, mengarahkan diri
sendiri, dan mewujudkan potensi diri. Guru pembimbing berperan dalam
mengarahkan pelayanan bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan kemandirian klien melalui dukungan, pemahaman diri,

10
pembuatan keputusan, dan pemberian strategi yang relevan. Dengan
memperkuat asas kemandirian, klien dapat mengambil tanggung jawab
atas perkembangan dan kehidupan mereka sendiri, menjadi lebih
percaya diri, dan menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.

f. Asas kekinian

Asas kekinian dalam bimbingan dan konseling menekankan


pentingnya menangani permasalahan peserta didik dalam kondisi saat
ini dengan memberikan bantuan tanpa penundaan. Konselor harus
responsif terhadap permintaan bantuan atau masalah yang muncul dari
klien, dan harus menjadikan kepentingan klien sebagai prioritas utama.
Meskipun ada situasi di mana penundaan mungkin terjadi, konselor
harus dapat mempertanggungjawabkan keputusan tersebut dan
memastikan bahwa hal itu dilakukan untuk kepentingan klien. Dengan
menerapkan asas kekinian, pelayanan bimbingan dan konseling dapat
lebih efektif dalam membantu klien mengatasi masalah dan
mengembangkan diri.

g. Asas kedinamisan

Asas kedinamisan dalam bimbingan dan konseling menekankan


pentingnya perubahan, perkembangan, dan kemajuan dalam isi
pelayanan yang diberikan kepada klien. Asas ini menuntut agar
pelayanan bimbingan dan konseling tidak bersifat monoton atau
stagnan, melainkan selalu bergerak maju sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangan klien dari waktu ke waktu.

Dalam bimbingan dan konseling, kebutuhan dan perkembangan


klien dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, konselor perlu

11
mengikuti perubahan ini dan menyediakan pelayanan yang relevan dan
sesuai dengan kondisi terkini klien. Isi pelayanan harus terus
berkembang dan disesuaikan agar tetap efektif dalam membantu klien
mencapai tujuan mereka.

Asas kedinamisan juga menekankan pentingnya pembaruan dan


peningkatan kompetensi serta pengetahuan konselor. Konselor perlu
terus mengembangkan diri, memperbarui metode dan strategi
bimbingan dan konseling, serta mengikuti perkembangan terbaru dalam
bidang tersebut. Hal ini memungkinkan konselor untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik dan relevan kepada klien.

h. Asas keterpaduan

Asas keterpaduan dalam bimbingan dan konseling menekankan


pentingnya kolaborasi dan integrasi antara berbagai pihak yang terlibat
dalam pembimbingan individu. Ini mencakup kerja sama antara
konselor, guru, orang tua, dan anggota lain dari lingkungan siswa yang
sedang dibimbing. Melalui kerja sama ini, setiap pihak dapat
memberikan kontribusi dan dukungan yang saling melengkapi untuk
membantu individu mengatasi masalah dan mencapai perkembangan
yang optimal.

Konselor yang menerapkan asas keterpaduan perlu memiliki


pemahaman yang luas tentang perkembangan individu dan lingkungan
mereka. Dengan pemahaman ini, konselor dapat menggabungkan
berbagai sumber daya dan strategi yang relevan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Dalam upaya menyelaraskan dan
mengoptimalkan pelayanan, konselor juga perlu menjalin komunikasi

12
yang efektif dan membangun kerja sama yang harmonis dengan semua
pihak terkait. Dengan demikian, asas keterpaduan memberikan
landasan yang kuat untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling yang holistik, terkoordinasi, dan berorientasi pada
kepentingan individu yang dibimbing.

i. Asas Kenormatifan

Asas kenormatifan dalam bimbingan dan konseling menekankan


bahwa semua pelayanan dan kegiatan yang dilakukan harus didasarkan
pada nilai dan norma yang berlaku, termasuk nilai agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang diterima
dalam masyarakat. Konselor bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya membantu klien dalam
mengatasi masalah, tetapi juga membantu mereka memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma yang ada, sehingga
pelayanan bimbingan dan konseling dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan etis.

j. Asas keahlian

Asas keahlian dalam bimbingan dan konseling menekankan bahwa


para konselor atau guru pembimbing harus memiliki pendidikan,
pelatihan, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian yang
memadai dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahlian ini
memungkinkan mereka untuk memberikan pelayanan yang berkualitas,
membantu individu mengatasi masalah, mengembangkan potensi, dan
mencapai tujuan mereka. Dengan menerapkan asas keahlian,

13
pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara profesional,
efektif, dan sesuai dengan standar etika dan profesionalisme.

k. Asas ahli tangan kasus

Asas alih tangan kasus dalam bimbingan dan konseling mengacu


pada praktik mengalihkan penanganan suatu permasalahan klien
kepada pihak yang lebih ahli atau kompeten ketika pihak yang awalnya
terlibat tidak mampu memberikan layanan yang tepat dan menyeluruh.
Dalam bimbingan dan konseling, guru pembimbing memiliki
kemampuan untuk menerima kasus yang dialihkan oleh orang tua, guru
lain, atau ahli lain yang merasa lebih mampu menangani situasi
tersebut. Sebaliknya, guru pembimbing juga dapat mengalihkan kasus
kepada guru mata pelajaran atau praktisi lain yang memiliki
pengetahuan atau keahlian yang lebih sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi oleh klien.

l. Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani dalam bimbingan dan konseling mengacu


pada prinsip menciptakan lingkungan yang mengayomi, memberikan
keteladanan, rangsangan, dorongan, dan kesempatan yang luas bagi
klien untuk maju. Asas ini mendorong para konselor atau guru
pembimbing untuk menciptakan suasana yang aman dan mendukung,
di mana klien merasa diterima, didengar, dan dilindungi.

Dalam penerapan asas Tut Wuri Handayani, setiap pelayanan atau


kegiatan bimbingan dan konseling harus dijalankan dengan tujuan
membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan. Para
konselor atau guru pembimbing harus menjadi contoh yang baik bagi

14
klien, menunjukkan perilaku dan sikap yang positif, serta memberikan
rangsangan dan dorongan untuk pengembangan diri klien.

3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islami

Asas kebahagiaan dunia dan akhirat dalam bimbingan konseling


Islami berarti membantu orang menjadi bahagia dan sukses baik dalam
hidup ini maupun di akhirat. Ini berarti peduli pada kebahagiaan dan
kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan spiritual seseorang, serta
memperhatikan akibat dari tindakan mereka di dunia ini dan persiapan
untuk kehidupan setelah mati. Tujuannya adalah agar seseorang
merasa bahagia dan sukses dalam segala hal di dunia ini dan juga
mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat.

Asas Fitrah dalam bimbingan dan konseling Islami berarti


membantu orang mengenali, memahami, dan hidup sesuai dengan
kodrat atau sifat asli mereka. Tujuannya adalah agar mereka dapat
hidup dengan harmonis dan mencapai potensi yang terbaik dalam segi
spiritual, emosional, dan sosial. Ketika seseorang hidup sesuai dengan
fitrahnya, mereka akan merasa bahagia dan puas dengan hidup
mereka.

Asas "Lillahi ta'ala" dalam bimbingan konseling Islami berarti bahwa


baik konselor maupun klien harus melibatkan diri dalam proses
konseling dengan ikhlas dan rela, tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Tujuannya adalah agar setiap pihak terlibat dalam konseling dengan
niat yang tulus untuk mendapatkan manfaat spiritual dan pertumbuhan

15
pribadi. Dengan berpegang pada asas ini, proses konseling menjadi
lebih autentik, dipenuhi dengan keikhlasan, dan memungkinkan klien
untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai dan
keyakinan mereka sendiri.

Asas bimbingan seumur hidup dalam bimbingan konseling Islami


berarti bahwa setiap Muslim diwajibkan untuk terus belajar dan mencari
ilmu. Ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang mengatakan
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam." Dalam konseling
Islami, asas ini mengajarkan pentingnya terus mengembangkan diri dan
mencari pengetahuan yang bermanfaat sepanjang hidup. Konselor
membantu klien untuk terus belajar dan tumbuh dalam aspek spiritual,
intelektual, emosional, dan sosial agar dapat hidup yang lebih baik dan
sukses.

Asas kesatuan jasmaniah-rohaniah dalam bimbingan konseling


Islami berarti menjaga keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Konselor
membantu klien memahami hubungan antara fisik dan spiritual, serta
pentingnya menjaga kesehatan baik secara jasmani maupun rohani.
Dengan menjaga kesatuan ini, seseorang dapat mencapai
keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Asas keseimbangan rohaniah dalam bimbingan konseling Islami


berarti menjaga keseimbangan dan pertumbuhan dalam aspek spiritual
seseorang. Konselor membantu klien dalam mengembangkan nilai-nilai
spiritual, beribadah, dan memperdalam pemahaman agama. Dengan
menjaga keseimbangan rohaniah, seseorang dapat merasakan
kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup sehari-hari.

16
Asas kekhalifahan manusia dalam bimbingan konseling Islami
berarti manusia memiliki tanggung jawab sebagai pengelola bumi atas
amanah dari Tuhan. Konselor membantu klien menyadari peran mereka
dalam menjaga lingkungan, berinteraksi dengan adil, dan menggunakan
potensi mereka untuk melakukan kebaikan. Dengan menghayati asas
ini, seseorang dapat berkontribusi positif dalam masyarakat dan merasa
terhubung dengan tujuan hidup yang lebih besar.

Asas keselarasan dan keadilan dalam bimbingan konseling Islami


berarti mencari keseimbangan dalam hidup dan memperlakukan semua
orang dengan adil. Konselor membantu klien mencapai keseimbangan
dalam berbagai aspek kehidupan dan mengajarkan mereka untuk
bersikap adil terhadap orang lain. Dengan menerapkan asas ini,
seseorang dapat memiliki kehidupan yang seimbang dan menjalin
hubungan yang adil dengan orang lain.

Asas pembinaan akhlakul karimah dan kasih sayang dalam


bimbingan konseling Islami berarti mengembangkan karakter yang baik
dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. Konselor membantu
klien memperbaiki akhlak dan mengajarkan pentingnya kasih sayang
dalam hubungan. Dengan menerapkan asas ini, seseorang menjadi
baik, peduli, dan menciptakan hubungan yang harmonis.

Asas saling menghargai dan menghormati dalam bimbingan


konseling Islami berarti menghormati dan menghargai nilai, keyakinan,
dan martabat setiap orang. Konselor membantu klien untuk memahami
pentingnya menghormati hak-hak orang lain dan berkomunikasi dengan
empati. Dengan menerapkan asas ini, seseorang menciptakan
hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang lain.

17
Asas musyawarah dalam bimbingan konseling Islami berarti
mengambil keputusan melalui diskusi dan konsultasi dengan orang lain.
Asas keahlian berarti mencari bantuan dari ahli dalam bidang yang
relevan. Dengan menerapkan asas ini, seseorang dapat memperoleh
masukan yang berharga dan mendapatkan bimbingan yang sesuai
dengan keahlian profesional.

18
BAB III: PENUTUP

Kesimpulan

Asas-asas bimbingan dan konseling adalah prinsip-prinsip yang


menjadi dasar dalam praktik tersebut. Menerapkan asas-asas ini
membantu membangun hubungan profesional antara konselor dan
klien, menghormati hak-hak individu, dan mencapai kesejahteraan
psikologis.

Penerapan asas-asas bimbingan dan konseling memiliki manfaat


praktis. Para konselor dapat memberikan pelayanan yang lebih baik,
membantu individu mengatasi masalah, dan mengembangkan potensi
diri mereka.

Penting untuk terus mempelajari dan menerapkan asas-asas ini


dalam praktik bimbingan dan konseling. Dengan demikian, dapat
menciptakan lingkungan yang inklusif, saling menghormati, dan efektif
dalam membantu individu mencapai kehidupan yang lebih baik secara
psikologis dan spiritual.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fiah, R. E. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:


Penerbit Idea Press Yogyakarta.
Jannah, Y. N., & Suharso. (2015). Pelaksanaan Asas-Asas BK Dalam
Pelayanan BK. Indonesian Journal of Guidance and Counseling,
53-58.
Masdudi. (2015). Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon:
Nurjati Press.
Priyono, W. (2020, Desember 6). Wahid Priyono Blog. Diambil kembali
dari Wahid Priyono Blog Web site: https://wahidpriyono.com
Samsudin. (2020). Bimbingan dan Konseling. Bengkulu: CV Brimedia
Global.

Anda mungkin juga menyukai