Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ASAS -ASAS BIMBINGAN KONSELING”

(Pengertian dan Contoh Penerapan Asas-Asas Bk)

DOSEN PENGAMPU : Dr.Rezki Hariko,M.Pd.,Kons

Kelompok 4

Anggota Kelompok

1. Ade Iqlimah 22016072


2. Al Af Gani Kalam Azad 22086318
3. Halimah Tusyadiyah 22016180
4. Intan Permata Sari 22016028
5. Muhammad Rafif Arbi 22086244
6. Laila Defitri 22086367
7. Resti Melysa 22016200

BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang "Asas- Asas BK (Pengertian dan Contoh Penerapan Asas-asas
Bk)" meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Selanjutnya shalawat dan
salam kami kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang.

Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait


dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat
dipahami oleh pembaca. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
mengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling yaitu Bapak Dr. Rezki Hariko,
M.Pd., Kons., atas bimbingannya pada semester ini. Kami juga mengharapkan agar
makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila pembaca melakukan hal yang berkaitan
dengan makalah ini.

Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan


makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari dosen pengampu maupun pembaca.

Padang ,25 September 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ...................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................ 2

D.Manfaat Penulisan ......................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Asas-Asas Bimbingan Konseling ......................................... 3

2.2 Asas -Asas Bimbingan Konseling.............................................................3

BAB III

PENUTUP ................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

B.Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSAKA ................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional.


yang menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan
seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat
penting sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan
antara guru dengan siswa.

Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh


kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut "asas". Asas-asas bimbingan
dan konseling adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh
seorang guru pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak
dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan
berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas

dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?

2. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?

3. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling

2. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling

3. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling

D. Manfaat Penulisan

Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah:

1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas


bimbingan dan konseling.

2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada dalam
dirinya.

3. Sebagai refrensi dalam berdiskusi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Hallen (2002:63), asas berarti dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan
berpikir atau berpendapat). Asas – asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan
– ketentuan yang harus di tetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “rukun”. Jadi, asas bimbingam konseling
adalah “rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru bimbingan
atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.

2.2 Asas – Asas Bimbingan Konseling

A.Asas Kerahasiaan

Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan


keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Sebagaimana telah
diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus
menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu
konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.

Sebagai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam
bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi
yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin

3
kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat
menimbulkan rasa aman dalam diri konseli. Segala sesuatu yang dibicarakan klien
(peserta didik) kepada konselor (guru pembimbing) tidak boleh disampaikan kepada
orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak
diketahui oleh orang lain.

Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi


bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama penerima
bimbingan klien, sehingga mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan
konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang
asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah kepercayaan klien, sehingga akibatnya
pelayanan bimbingan tidak dapat tempat di hati klien dan para calon klien. Mereka
takut meminta bantuan sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan
gunjingan. Apabila hal terakhir itu terjadi, maka tamatlah pelayanan bimbingan dan
konseling ditangan konselor yang tidak dapat dipercaya oleh klien itu.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu
isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan
baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara
atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat
oleh konselor.

Contoh asas kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada


konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama
maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli
itu tidak di ketahui oleh orang banyak .

4
B. Asas Kesukarelaan

Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki adanya


kesukaaan dan kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau
kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan
merupakan proses membantu individu.

Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan


merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam
kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis
antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin
bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang
dialaminya kepada konselor. Klien diharapkan secara sukarela dan rela tanpa ragu-ragu
ataupun merasa terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya serta
mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan dengan masalahnya
itu kepada konselor. Konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak
terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.

Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai
guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar
dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.

C. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun

5
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya .

Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling. Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka
kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor
yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya
dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”

Asas ini menghendaki agar konseling bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura. Hal demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.

Keterusterangan dan kejujuran klien akan terjadi jika klien tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesukarelaan. Maksudnya, klien telah betul-betul
mempercayai konselornya dan benar-benar mengharapkan bantuan dari konselornya.
Lebih jauh keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa
konselornya terbuka.

Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak klien diharapkan pertama-
tama mau membuka diri sendiri, sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui
oleh orang lain (konselor) dan keduanya mau membuka diri dalam arti mau menerima
saran-saran dan masukan lainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan
terwujud dengan ketersediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan
mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu dikehendaki oleh klien. Dalam

6
hubungan yang bersuasana seperti itu masing-masing pihak bersifat transparan
(terbuka) terhadap pihak lain.

Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup
sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan
tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli
dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.

D. Asas Kekinian

Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran
layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan
yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan
dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya
pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli
saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa
yang akan datang.

Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari


rasa penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam
menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa
dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.

Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh


menunda-nunda pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien atau jelas-jelas
terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami masalah, maka konselor hendaklah
segera memberikan bantuan. Konselor tidak selayaknya menunda-nunda memberi
bantuan dengan berbagai dalih. Konselor harus mendahulukan kepentingan klien
daripada yang lain-lain. Jika dia benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak
memberikan batuannya kini, maka konselor harus dapat mempertanggungjawabkan
bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan klien.

7
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat mengarahkan
konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana
firman Allah SWT

Artinya :

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-


orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr
: 1-3).

Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di hadapi
, tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.

E. Asas Kemandirian

Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu :
peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.

Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri
kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar
dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan respon
yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang
terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:

1. Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya.

8
2. Menerima diri sendiri secara positif dan dinamis.

3. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.

4. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu.

5. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya.

Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuaikan dengan


tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses
konseling dan hal itu disadari baik oleh konselor maupun klien.

Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada
kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya,
sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup
dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima
dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut
menjadi diri yang mandiri.

F.Asas Kegiatan

Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan
atau kegiatan BK. Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang
konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini
konseli harus mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki
agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh
konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.

9
Asas ini merujuk pada pola konseling “multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi verbal antara klien dengan konselor. Dalam konseling yang
berdimensi verbal pun asas kegiatan masih harus terselenggara, yaitu klien mengalami
proses konseling dan aktif pula melaksanakan atau menerapkan hasil-hasil konseling.

Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.

G. Asas Kedinamisan

Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya
dari waktu ke waktu. Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai
dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.

Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu


membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan
masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini
adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor
dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama sepenuhnya agar pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat menimbulkan perubahan
dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru
yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-
hasil nya.

Contoh asas kedinamisan : Seorang konselor harus mampu mengikuti


pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada

10
seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan
bebas dikalangan pemuda.

H. Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan


dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain
,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan. Pelayanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk
itu konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu
penanggulangan masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua,
dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai
menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya
konseli yang mengalami masalah.

Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan


yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta
berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien.Kesemuanya
itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya layanan
bimbingan dan konseling.

Asas bimbingan dan konseling ini menghendaki agar berbagai pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama
antara konselor dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/
kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan


seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik

11
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka
tidak terjerat dalam pergaulan besar.

I. Asas Kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma


yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/ negara,
norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap
isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi dan layanan
harus sesuai dengan norma yang ada. Demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan
yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan. Bukanlah
layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan
jika isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu.

Ditilik dari permasalahan klien barangkali pada awalnya ada materi bimbingan
dan konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami
masalah melanggar norma tertentu), tetapi justru dengan pelayanan bimbingan dan
konselinglah tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepada lebih
bersesuaian dengan norma. Lebih jauh, layanan meningkatkan kemampuan klien
memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya ,


harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang
harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional harus
bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.

J. Asas Keahlian

Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus
mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap

12
dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan menunjang
hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling
ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain
adalah profesional.

Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya


pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman.Teori
dan praktek bimbingan dan konseling perlu dipadukan.Oleh karena itu, seorang
konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara
baik.Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis
pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan
dan konseling.

Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang
pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seperti
dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada
konseli .

K. Asas Alih Tangan

Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alihtangan jika


konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu,
tetapi individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan,
maka konselor dapat mengirim individu kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
Disamping itu asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
hanya mengenai masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas yang
bersangkutan dan setiap masalah ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.

Hal yang terakhir itu secara langsung mengacu kepada bimbingan dan konseling hanya
memberikan kepada individu-individu yang pada dasarnya normal (tidak sakit jasmani

13
maupun rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-masalah
kriminal maupun perdata.Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain, dan demikian pula guru pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/ praktik dan lain-lain.

Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami
tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini
,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten
dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun
dokter.

L. Asas Tut Wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada klien untuk maju.Demikian juga segenap layanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat
membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu.

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka
hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungan sekolah,
asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso”. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan
dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan
menghadap pada konselor saja, tetapi diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan
konseling pun hendaknya dirasakan adanya manfaat pelayanan bimbingan dan
konseling itu.

Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa
bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis,

14
sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat
konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru
pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.

Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan
,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya
kepada kita dan mampu mengayomi paserta didik.

Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan
atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga
dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
pelayanan bimbingan dan konseling.Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau
bahkan berhenti sama sekali. (Priyatno, 2004: 114-120)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan subuah dasar yang dijadikan


pedoman dalam melaksanakan pelayanan kegiatan bimbingan dan konseling.
Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas.
Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan
bahwa para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk
membimbing konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka
mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan
persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-
orang yang ada di sekelilingnya. Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Saran

Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal
yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing
dalam memberikan pelayanan pada konseli siswa Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan
atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa
dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan
mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami
(penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar M. Luddin.(2011). Dasar – Dasar Konseling .Bandung: Citapustaka Media


Printis.

Hallen. (2002). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Liputan Press.

Hallen.(2005). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.

Prayetno dan Emti, Erman.(2009). Dasar -Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.

Salahuddin, Annas.(2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Satori, Djam’an, dkk.( 2007). Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Suhesti, Endang Ertianti.(2012). Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Tidjan, dkk. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta: UNY
Press.

Thorin.(2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Masyarakat (Berbasis


Integrasi). Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Yusuf, Syamsu, dkk.(2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Remaja Rosdakarya:


Bandung.

17
HALAMAN KONTRIBUSI

No Nama Kelompok NIM Deskripsi Kontribusi


1. Intan Permata Sari 22016028 Pembuat Makalah
2. Halimah Tusyadiyah 22016180 Pembuat Makalah
3. Al Af Gani Kalam Azad 22086318 Pembuat PPT
4. Ade Iqlimah 22016072 Mencari Materi
5. Muhammad Rafif Arbi 22086244 Mencari Materi
6. Laila Defitri 22086367 Mencari Materi
7. Resti Melysa 22016200 Mencari Materi

Dokumentasi diskusi kelompok 4 :

18

Anda mungkin juga menyukai