Kelompok 4
Anggota Kelompok
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang "Asas- Asas BK (Pengertian dan Contoh Penerapan Asas-asas
Bk)" meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Selanjutnya shalawat dan
salam kami kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B.Saran .......................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas
1
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah:
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada dalam
dirinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Hallen (2002:63), asas berarti dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan
berpikir atau berpendapat). Asas – asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan
– ketentuan yang harus di tetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “rukun”. Jadi, asas bimbingam konseling
adalah “rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru bimbingan
atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
A.Asas Kerahasiaan
Sebagai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data
yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam
bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi
yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin
3
kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat
menimbulkan rasa aman dalam diri konseli. Segala sesuatu yang dibicarakan klien
(peserta didik) kepada konselor (guru pembimbing) tidak boleh disampaikan kepada
orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak
diketahui oleh orang lain.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu
isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan
baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara
atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat
oleh konselor.
4
B. Asas Kesukarelaan
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai
guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar
dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.
C. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
5
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling. Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka
kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor
yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya
dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseling bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura. Hal demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran klien akan terjadi jika klien tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesukarelaan. Maksudnya, klien telah betul-betul
mempercayai konselornya dan benar-benar mengharapkan bantuan dari konselornya.
Lebih jauh keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa
konselornya terbuka.
Keterbukaan disini ditinjau dari dua arah. Dari pihak klien diharapkan pertama-
tama mau membuka diri sendiri, sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui
oleh orang lain (konselor) dan keduanya mau membuka diri dalam arti mau menerima
saran-saran dan masukan lainnya dari pihak luar. Dari pihak konselor, keterbukaan
terwujud dengan ketersediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan
mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu dikehendaki oleh klien. Dalam
6
hubungan yang bersuasana seperti itu masing-masing pihak bersifat transparan
(terbuka) terhadap pihak lain.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup
sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan
tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli
dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
D. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran
layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan
yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan
dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya
pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli
saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu
sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa
yang akan datang.
7
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat mengarahkan
konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana
firman Allah SWT
Artinya :
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di hadapi
, tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.
E. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu :
peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri
kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar
dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan respon
yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang
terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
8
2. Menerima diri sendiri secara positif dan dinamis.
5. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada
kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya,
sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup
dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima
dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut
menjadi diri yang mandiri.
F.Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan
atau kegiatan BK. Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang
konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini
konseli harus mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki
agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh
konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
9
Asas ini merujuk pada pola konseling “multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi verbal antara klien dengan konselor. Dalam konseling yang
berdimensi verbal pun asas kegiatan masih harus terselenggara, yaitu klien mengalami
proses konseling dan aktif pula melaksanakan atau menerapkan hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.
G. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya
dari waktu ke waktu. Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai
dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
10
seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan
bebas dikalangan pemuda.
H. Asas Keterpaduan
Asas bimbingan dan konseling ini menghendaki agar berbagai pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama
antara konselor dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/
kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
11
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka
tidak terjerat dalam pergaulan besar.
I. Asas Kenormatifan
Ditilik dari permasalahan klien barangkali pada awalnya ada materi bimbingan
dan konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami
masalah melanggar norma tertentu), tetapi justru dengan pelayanan bimbingan dan
konselinglah tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepada lebih
bersesuaian dengan norma. Lebih jauh, layanan meningkatkan kemampuan klien
memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
J. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus
mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap
12
dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan menunjang
hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling
ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain
adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang
pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seperti
dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada
konseli .
Hal yang terakhir itu secara langsung mengacu kepada bimbingan dan konseling hanya
memberikan kepada individu-individu yang pada dasarnya normal (tidak sakit jasmani
13
maupun rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-masalah
kriminal maupun perdata.Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain, dan demikian pula guru pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/ praktik dan lain-lain.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami
tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini
,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten
dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun
dokter.
Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada klien untuk maju.Demikian juga segenap layanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat
membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti itu.
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka
hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungan sekolah,
asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso”. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan
dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan
menghadap pada konselor saja, tetapi diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan
konseling pun hendaknya dirasakan adanya manfaat pelayanan bimbingan dan
konseling itu.
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa
bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
14
sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat
konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru
pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan
,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya
kepada kita dan mampu mengayomi paserta didik.
Selain asas-asas tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan
atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga
dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan
pelayanan bimbingan dan konseling.Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau
bahkan berhenti sama sekali. (Priyatno, 2004: 114-120)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal
yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing
dalam memberikan pelayanan pada konseli siswa Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan
atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa
dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan
mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami
(penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Prayetno dan Emti, Erman.(2009). Dasar -Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tidjan, dkk. 2000. Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta: UNY
Press.
17
HALAMAN KONTRIBUSI
18