Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

Di susun oleh :

Septyaning Puji Asifah (218620101281)

Sonia Puji Aprilia (218620101811)

Dosen Pengampu : Ratna Wulandari, M.Pd

Universitas Pgri Banyuwangi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Bimbingan Konseling

2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya
dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “ Asas-asas
Bimbingan Konseling” ini dapat terselesaikan. Shalawat terbingkai salam semoga abadi
terlimpahkan kepada sang pembawa risalah

kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan
sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Pembahasan Asas-asas Bimbingan
Konseling Dalam kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1, Ratna Wulandari, M.Pd selaku Dosen Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan Makalah ini

3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang
berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan
menerima segala kritik dan saran yang membangun dem iperbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Banyuwangi , 21 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah.................................................................
C. Tujuan penulisan...................................................................
D. Manfaat  penulisan................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling.......................


B. Asas-asas Bimbingan dan Konseling...................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional, yang


menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan seseorang yang
meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam
dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,  kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-
kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling
adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan  bimbingan dan
konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan
bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini  tidak dijalankan dengan baik, maka
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat  atau bahkan
terhenti sama sekali.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah :
1.    Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2.    Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3.    Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2.    Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3.    Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling

D.  Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah :
1.    Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas bimbingan
dan konseling.
2.    Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada dalam
dirinya.
3.    Sebagai refrensi dalam berdiskusi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan dan konseling
berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan  dikuasai oleh seorang guru pembimbing
atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”. (hasil
diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan
dan konseling, ada asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan
itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.

B.  Asas – Asas Bimbingan Konseling


            Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan
makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus di
laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses
dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi
( antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan
tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana
konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan
keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di aktifkan.
            Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah tersebut
di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan yang harus di
terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
            Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan,
kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1.      Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan
peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui oleh orang lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan
bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat
pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data
yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang
diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam bimbingan
dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data  informasi yang dipercayakan
kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa
dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena
dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi pembicaraan
atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik. Demikian pula
catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu
disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor
bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama maka seorang
konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui
oleh orang banyak .
2.      Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan
peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan  atau kegiatan yang di peruntukan baginya.
Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu. Perkataan
membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan suatu paksaan, akan
tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling
diperlukan adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan
konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan
serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai guru
konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka
pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3.      Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi
dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Asas keterbukaan merupakan
asas yang sangat penting bagi konselor/ guru pembimbing, karena hubungan tatap muka
antara konselor dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan
adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka
dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan
psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk
membuka dirinya dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan
Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam
memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing
berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian
akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si terbimbing telah betul-
betul telah mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang
apabila klien tahu bahwa kinselornya terbuka.Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari
pihak klien di harapkan pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada
dirinya dapat di ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau
menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai
konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak berpura-
pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur
dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4.      Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan
BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan yang berkenan
dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada
dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling
bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada
dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang
lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa penyesalannya
terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam menghadapi apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat
dikerjakannya pada saat ini. Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor
dapat mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.
Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
            Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di
hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.
5.      Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu :
peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu–individu yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Salah satu tujuan
pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar konselor berusaha menghidupkan
kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus
memberikan respon yang cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang
diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-
ciri pokok mampu:
a.mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
b.menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
c.mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
d.mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan
kemampuan-        kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan tingkat
perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran sebagai hasil
konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh
konselor maupun klien.
            Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada kita dia
menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya, sebagai
konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara
memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan
lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang
mandiri .
6.      Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan
BK. Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan
beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan bimbingan
dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi
secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus
berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
tersebut. Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu klien aktif
menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
            Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program kegiatan
seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat mengenali
lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.
7.      Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari
waktu ke waktu. Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.Untuk
mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan proses dan waktu
tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan
bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat
menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas kedinamisan mengacuh
pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling
dan hasil-hasil nya.
            Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan
zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada seorang konseli
yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan pemuda
 8.      Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan BK , baik yang di lakuakn  oleh guru BK/konselor maupun pihak lain ,saling
menunjang ,harmonis dan terpaduan.Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki
terjalin keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu
bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan
masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang
lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang saling
mengerti dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang
luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber
yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam
keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling .
            Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan seorang
psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan
besar.
9.      Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK  yang mengkehendaki agar segenap layanan dan
kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma
yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan
kebiasaan yang berlaku. Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungannya.
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam hubungan
konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor
tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang
berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
            Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya , harus
sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang harmonis
diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional harus bisa
menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10.  Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.Untuk menjamin keberhasilan usaha
bimbingan dan konseling, para petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang
memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/
guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana
layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan
konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada
seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter
maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11.  Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
peserta didik  mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani masalah-masalah yang cukup
pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya,
keluasannya, dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat diatasi
setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu mengalih
tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli untuk menangani
masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak
lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini ,seorang
konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini
seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12.  Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa
aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta
kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju . Sebagaimana yang telah
dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa bimbingan dan konseling itu
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan
terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah dan menghadapkannya
kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa
diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan ,dan
menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita
dan mampu mengayomi pasaerta didik.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan
pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut
Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas. Kedua belas asas
bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor
merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara
ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang
lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar pertimbangan
dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat
penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan
pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat memberikan saran kepada semua
pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru
(pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap selalu
bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur.
Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan
konseling, karena kami (penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.
DAFTAR PUSAKA

http://parezanasari.blogspot.com/2015/01/makalah-asas-asas-bimbingan-
konseling.html

Anda mungkin juga menyukai