Dosen Pengampu:
Kelompok 2:
TITIN. KS 210404502037
Puji syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan
Karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
pelengkap tugas perkuliahan pada mata kuliah Pendidikan Inklusif. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Penyusun
untuk menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih tidak lupa Penyusun haturkan
kepada bapak Dr. Abdul Saman, M.Si., Kons, bapak Akhmad Harum, S.Pd.,
M.Pd dan ibu Fitriana, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masala ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ..................................... 3
B. Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) ........................................................................................ 4
C. Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Memberikan Layanan
BK pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ........................................ 5
D. Bentuk Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Anak Berkebutuhan
khusus (ABK) ......................................................................................... 6
E. Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) ........................................................................................ 8
BAB III
PENUTUP ....................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan fakta yang saat ini terjadi pandangan masyarakat terhadap anak-
anak berkebutuhan khusus (ABK) masih banyak yang terabaikan. Sejarah juga
mencatat bagaimana tanggapan sebagian besar masyarakat terhadap keberadaan
ABK, Masih ada yang menganggap kecacatan atau kelainan yang disandang oleh
anak berkebutuhan khusus sebagai kutukan, penyakit menular, gila, dan lain-lain.
Akibat dari itu maka ABK dan keluarga ada yang dikucilkan oleh masyarakatnya,
adanya penilaian negative dari lingkungan terhadap ABK dan keluarganya sangat
berdampak bagi perkembangan ABK. Dampak yang jelas sering ditemui adalah
terhadap konsep diri, prestasi belajar, perkembangan fisik, dan perilaku
menyimpang yang dapat menyebabkan citra diri yang negatif dari ABK.
Berdasarkan keadaan sebagaimana dipaparkan di atas maka ABK
membutuhkan alat agar dirinya mampu mengatasi hambatan yang dialaminya dan
mampu hidup mandiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat itu
diantaranya adalah melalui layanan. Dengan layanan Bimbingan dan Konseling
(BK) diharapakan ABK mampu mendukung kepada keberhasilan belajar dan
memandirikan untuk mencapai perkembangan yang optimal
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun pokok permasalahan yang akan
dikaji sebagai berikut.
1. Apa Pengertian dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
2. Apa yang dimaksud Bimbingan dan Konseling anak berkebutuhan Khusus
(ABK)
3. Faktor-Faktor Apa saja yang Harus Diperhatikan Dalam Memberikan
Layanan BK pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
4. Bagaimana Bentuk Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Anak
Berkebutuhan khusus (ABK)
1
5. Bagaimana Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
2. Mendeksripsikan Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK)
3. Menganalisis Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Memberikan
Layanan BK Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
4. Menganalisis Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
5. Mengetahui Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
normal lainnya. Pada proses pertumbuhan atau perkembangannya terjadi kelainan
seperti kelainan fisik, intelektual, mental, sosial dan emosi. Anak berkebutuhan
khusus juga memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya atau
memiliki perbedaan sesuai dengan jenis kelainan yang dialami oleh anak.
4
perubahan mereka yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu secara
pribadi. Dengan demikian, konseling melibatkan pilihan dan perubahan,
berkembang melalui tahap yang berbeda seperti eksplorasi, penetapan tujuan, dan
tindakan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan dan konseling bagi ABK adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan
kepada anak berkebutuhan khusus disekolah oleh guru BK atau konselor secara
terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu,
teratur dan berkesinambungan atau berkelanjutan.
5
e. Pada situasi dan keadaan tertentu, untuk penyelesaian akan masalah siswa
bisa saja tidak diselesaikan guru. Bisa saja diperlukan tempat yang dapat
menampung berbagai permasalahan anak, salah satunya yaitu bimbingan
dan konseling
6
amat tinggi tingkatannya diperlukan, terutama bagi anak, Konselor sekolah
membantu anak yang berkebutuhan khusus menerima dan memahami
informasi sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
disesuaikan dengan kemampuan atau kondisi anak berkebutuhan khusus.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini dilakukan di sekolah agar anak berkebutuhan khusus
mendapatkan penempatan dan penyaluran yang tepat. Layanan penempatan
bagi anak berkebutuhan khusus berkaitan dengan kemampuan, bakat dan
minat sesuai permasalahan yang dihadapinya. Layanan penempatan
merupakan kegiatan bimbingan dalam membantu anak atau kelompok yang
memiliki permasalahan penyesuaian diri, melakukan penempatan anak
dilingkungan yang sesuai untuk dirinya, pemberian kesempatan pada anak
untuk berkembang dengan optimal, sehingga anak berkebutuhan khusus
memiliki tempat yang sesuai untuk mengembangkan potensi dirinya.
4. Layanan Bimbingan belajar
Layanan bimbingan belajar akan memungkinkan anak dapat
mengembangkan diri, sikap, serta kebiasaan belajar dalam mengatasi
permasalahan belajarnya. Layanan ini diberikan agar anak berkebutuhan
khusus menguasai kemampuan dan kompetensi tertentu melalui kegiatan
belajar sesuai dengan kebutuhan khususnya. Layanan ini memiliki tujuan agar
setiap ABK mampu melakukan penyesuaian diri yang baik dalam belajarnya
sehingga mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal sesuai
dengan kemampuannya. Layanan bimbingan belajar bagi ABK dapat
dilaksanakan dengan beberapa tahapan, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Dedy Kustawan (2013) yaitu pengenalan ABK yang memiliki masalah
belajar, perlu diketahuinya sebab dari masalah belajarnya dan pemberian
bantuan yang cocok untuk mengatasi masalah belajar.
5. Layanan Konseling Perorangan
Merupakan suatu layanan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus
untuk mendapatkan pelayanan langsung dengan konselor sekolah secara tatap
muka, tentunya asas kerahasiaan sangat dijaga dalam pemberian layanan ini
mengingat dalam layanan konseling perorangan permasalahan yang dialami
7
bisa jadi adalah sangat rahasia bagi klien. Layanan konseling perorangan
berusaha membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengatasi masalah-
masalah yang dialaminya. Bagi anak-anak berkebutuhan khusus tertentu bisa
jadi memiliki kesulitan dalam berkomunikasi atau dalam kegiatan tatap muka,
maka perlu diupayakan dengan memilih strategi dan penyesuaian cara yang
sebaik-baiknya dalam berkomunikasi dan dalam melaksanakan konseling
perorangan, dengan konseling perorangan diharapkan anak akan menjadi
anak yang mandiri dan mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
6. Layanan Konseling Kelompok
Layanan ini merupakan kegiatan layanan untuk membantu anak
berkebutuhan khusus terlibat dalam pengentasan permasalahan yang mereka
melalui kegiatan dinamika kelompok.
7. Layanan Konsultasi
Merupakan suatu layanan yang berikan kepada anak yang memerlukan
pemahaman dan strategi yang perlu dilaksanakan dalam mengentaskan
permasalahan.
8. Layanan Mediasi
Layanan mediasi dilaksanakan oleh konselor untuk membantu menyelesaikan
permasalahan pada dua pihak atau lebih yang belum menemukan kecocokan
atau ketidak-harmonisan dalam menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antar pihak yang mengalami masalah.
8
motivasi, dan tingkah lakunya sangat terbatas, masalahnya berupa
penyimpangan tingkah laku seks, kebutuhan klien atas perhatian konselor
sangat besar. Berbeda dengan pendekatan individual, dalam pendekatan
kelompok, konselor menghadapi beberapa konseli sekaligus dalam waktu
yang sama. Fokus konselor adalah para siswa, informasi yang diberikan, dan
cara memecahkan masalah yang berhubungan dengan tugas perkembangan
dan tugas sosial.
2. Pendekatan Behavior
Menurut Suhaeri dan Purwanta (1996) mengemukakan bahwa kelompok
pendekatan ini biasa juga disebut terapi behavior dan modifikasi tingkah laku
(behavior modification). Krumboltz dalam Surya (2003) mengemukakan
bahwa dalam pendekatan behavioral terdapat empat metode yang dapat
digunakan untuk bimbingan konseling ABK, yaitu:
a. Operant learning
Metode ini berfokus pada penguatan yang dapat menghasilkan perilaku
yang diharapkan. Serta pemanfaatan situasi di luar siswa ABK yang dapat
memperkuat perilaku yang dikehendaki. Penguatan hendaknya sesuai
kebutuhan siswa ABK.
b. Unitative learning atau social modelling
Metode ini berfokus pada perlunya konselor merancang perilaku
adaptif yang dapat dijadikan model bagi siswa ABK, baik dalam bentuk
rekaman, program pengajaran, video, film, dan biografi. Model yang
dipilih hendaknya subyek yang kompeten, aktraktif (menarik), dan
berpengaruh.
c. Cognitive learning
Metode ini menekankan pada pentingnya aspek perubahan kognitif
siswa ABK. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pengajaran
secara verbal, kontrak antara konselor dengan siswa ABK, dan bermain
peran.
d. Emotional learning
Metode ini cocok diterapkan bagi individu yang mengalami kecemasan
yang berlebihan.
9
3. Pendekatan Reality
Pendekatan ini berfokus untuk membantu siswa ABK agar mempunyai emosi
yang kuat dan rasional. Menurut Suhaeri dan Purwanta (1996), konselor yang
menggunakan pendekatan ini, berperan untuk aktif berbicara mengenai
tingkah laku siswa ABK, mengarahkan perhatian siswa ABK tentang tingkah
lakunya, mendorong memberikan penilaian atas tingkah lakunya, mendorong
menemukan alternative, dan membantu mengadakan perubahan tingkah laku
siswa ABK
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang mengalami
penyimpangan atau perbedaan dari rata-rata anak normal lainnya.
2. Bimbingan dan konseling bagi ABK adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan
kepada anak berkebutuhan khusus disekolah oleh guru BK atau konselor
secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada
periode tertentu, teratur dan berkesinambungan atau berkelanjutan.
3. Layanan bimbingan dan konseling bagi ABK secara umum disekolah
bertujuan agar setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling anak dapat
mencapai penyesuaian dan perkembangan yang optimal sesuai dengan sisa
kemampuannya, bakat dan nilai-nilai yang dimilikinya
4. Layanan bimbingan yang dapat dilakukan bagi anak yang berkebutuhan
khusus, yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penepatan dan
penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan,
layanan konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan mediasi
B. Saran
Adapun makalah yang penulis susun ini didasari dari referensi-referensi yang
penulis dapatkan baik dari buku maupun pengetahuam dari online. Jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dari makalah ini, penulis harap kritik/saran dari
pembaca, guna untuk mewujudkan perubahan lebih baik di kemudian harinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bachri. S. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta.
Erawati. dkk. 2016. Pendidikan Karakter Bangsa Pada Anak Berkebutuhan Khusus
dalam Pendidikan Inklusi. Jurnal Studi Sosial, Vol 4 No 1.
12