N
Oleh:
KELOMPOK 2
Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang
yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika
awan, suatu cabang meteorologi. Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air. Dengan
bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil
terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan
jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada
beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan dan
kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan
matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara
lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika
udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan energi yang
menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka
menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan
pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70%
sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih di
atas. Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas
radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan
gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh
warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih,
seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat
lebih gelap di dekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat panjang
gelombang.
1. Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan
berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel
dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus. Bentuk/wujudnya : Awan halus,
struktur berserat seperti bulu burung dan tersusun sebagai pita yang melengkung, sehingga
seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di horizon. Awan ini tersusun atas Kristal es dan
biasanya tidak mendatangkan hujan. Fisisnya : terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau
cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan sehingga
menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses
kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.
2. Awan Nimbustratus (Ns) Awan Nimbustratus merupakan awan menengah, namun pada
kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha
latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan
baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.
Bentuk/wujudnya : Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak
compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak
deras yang biasanya jatuh terus menerus. Fisisnya : pada umumnya nimbostratus terdiri dari
titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-
butir salju atau campuran keduanya.
3. Awan Stratus (St) Stratus merupakan awan rendah yang biasanya menandai kestabilan
udara atau inversi suhu. Awan stratus dapat terbentuk akibat menyebarnya awan
stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat bertahan berhari-hari di wilayah
anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap muncul dan membawa
presipitasi ringan, yaitu drizzle. Bentuk/wujudnya : Stratus berupa lembaran-lembaran atau
lapisan-lapisan berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat dari
balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah
dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar matahari atau
bulan. Fisisnya : Stratus terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar
dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau prisma-prisma es atau butir-butir salju.
2. Cumulo Nimbus (Cu-Ni) Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala awan. Bagaimana
tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti penerbang, awan yang paling
sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat
menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting
beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus
dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall
line. Bentuk/wujudnya Cumulonimbus merupakan awan padat dengan perkembangan vertikal
menjulang tinggi, mirip gunung atau menara, bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-
jalur dan hampir rata. Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang
bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi oleh angin rebut.
Fisisnya : Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes
salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft sehingga
memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel-partikel awan di dalamnya dapat
menimbulkan muatan listrik
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa Awan adalah gumpalan uap air yang
terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan
berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar
dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda. Udara selalu mengandung uap air.
Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh
berlaku dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat.
Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan
suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik
air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara makin lama
akan menjadi semakin tepu dengan uap air. Awan merupakan awal proses terjadinya hujan,
sehingga banyak digunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua
jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan
sangat diperlukan
DAFTAR PUSATAKA
Klimatologi Dasar (1993) Institut Pertanian Bogor, Bogor. http://id.wikipedia.org/wiki/Awan
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-dan-gambarnya.htm