Anda di halaman 1dari 8

AWAN

N
Oleh:

KELOMPOK 2

7. MUH. ZULKIFLI AL-ANZHARI 20.41.169

8. MUH. ADIB HIDAYAT MN 20.41.170

9. MUH. ANDHIKA ADISETYA 20.41.171

10. MUH. JESLY BAHARI PUTRA 20.41.172

11. MUH. RAKHMAT HIDAYATULLAH 20.41.173

12. MUH. ADNAN GUNAWAN Z 20.41.174


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang
terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena adanya proses
penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk
butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang
berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga
antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang
berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran
awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat jatuh sebagai hujan. Awan
adalah massa terdiri dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas
permukaan bumi atau tubuh planet lain.

Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang
yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika
awan, suatu cabang meteorologi. Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air. Dengan
bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil
terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan
jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada
beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan dan
kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan
matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara
lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika
udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan energi yang
menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka
menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan
pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70%
sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih di
atas. Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas
radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan
gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh
warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih,
seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat
lebih gelap di dekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat panjang
gelombang.

1.2. Rumusan Masalah


 Berdasarakan latar belakang diatas, Kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Awan?
2. Bagaimana Proses Terbentuknya Awan?
3. Klasifikasi Awan?
1.3. Tujuan Pembahasan
 Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui pengertian awan,
proses terbentuknya awan, dan klasifikasi awan
 
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Awan
  Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti asap
berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari
adalah kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah seluruh komponen
sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang yang berbeda secara merata itu
menghasilkan warna putih. Secara global, sistem perawanan memang berperan untuk
menyaring, mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika
matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari dari awan itu
justru akan membuat radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada awan sama sekali.
Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau kecilnya radiasi
matahari yang datang. Tergantung tipe awannya. Lapisan awan yang tipis dan awan yang
tersebar akan memantulkan sinar matahari yang datang serta meningkatkan pembauran
radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal akan mengurangi bauran itu. Miliaran butiran air atau
kristal es yang melayang-layang di udara menyusun awan-awan itu. Berikut ini adalah tipe-
tipe dan bagaimana mereka terbentuk.
2.2. Proses Pembentukan Awan
 Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air,
terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara: 1. Apabila udara panas, lebih
banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat
dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah,
uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga
banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara
makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air Apabila awan telah terbentuk, titik-
titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat,
dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu
peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun jika titik-titik air
tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah
yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam
awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada
awan yang tidak membawa hujan. Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa
jutaan, namun biasanya saiz (isipadu) awan adalah amat besar, jadi ketumpatan awan
sebenarnya adalah cukup rendah untuk membolehkan angin di bawah dan di dalam awan
menyokongnya.

2.3. Klasifikasi Awan


 Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan sebagai
indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan menghasilkan hujan, oleh
karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat diperlukan. Berikut ini
dijelaskan klasifikasi awan berdasarkan morfologi, dan ketinggian.
2.3.1. Berdasarkan Morfologi (Bentuk)
Berdasarkan morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Awan cumulus Bentuk awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar) dengan dasar
horizontal.
2. Awan Stratus Awan jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara
merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3. Awan Cirrus Jenis awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti
bulu burung. Sering terdapat Kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
2.3.2. Berdasarkan Ketinggian

2.3.2.1. Golongan Awan Tinggi (diatas 6000 mdpl)

1. Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan
berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel
dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus. Bentuk/wujudnya : Awan halus,
struktur berserat seperti bulu burung dan tersusun sebagai pita yang melengkung, sehingga
seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di horizon. Awan ini tersusun atas Kristal es dan
biasanya tidak mendatangkan hujan. Fisisnya : terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau
cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan sehingga
menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses
kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.

2. Awan Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km Cirrostratus merupakan awan yang sulit dideteksi,


namun dengan adanya awan ini, itu biasanya menandakan datangnya front panas. Ini berarti
mungkin akan ada hujan atau jatuhnya presipitasi. Cirrostratus dapat menimbulkan HALO
jika cukup tebal. Bentuk/wujudnya : Awan ini terbentuk seperti kelambu putih halus,
menutup seluruh angkasa, berwarna pucat atau kadang-kadang Nampak sebagai anyaman
yang tidak teratur. Sering menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini
tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es atau butir-butir
es.
3. Awan Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km Cirrocumulus merupakan awan tinggi (high cloud).
bentuknya mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus, namun dengan bulatan-bulatan
yang lebih kecil dibandingkan kedua awan tersebut  jika di lihat dari permukaan.
Bentuk/wujudnya : Biasa berupa lensa atau perca-perca atau biji-bijian yang pusarannya <
1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa bayangan, deretannya hampir teratur, mirip sisik
ikan. Awan ini sering terlihat seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa bulatan awan
yang sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya menyebutnya
langit Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan domba, tidak menimbulkan bayangan
dan hujan. Fisisnya : Sebagian besar terdiri dari kristal-kristal es dan
 
terdapat tetes-tetes air yang kelewat dingin(super cooled droplets) yang sifatnya mudah
membeku dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada umunya Cc jarang sendiri, biasnya
bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar lebih besar dari Cs dan Ci, CH=9.

2.3.2.2. Golongan Awan Sedang/Menengah (2000 - 6000 mdpl)


1. Awan altostratus (As) : 3 - 4,5 km Altostratus merupakan awan menengah (middle cloud).
awan ini dapat menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah).
spesies-spesies awan dari altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan
altostratus translucidus. Bentuk/wujudnya : Awan altostratus berbentuk seperti selendang
yang tebal. Pada bagian yang menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang. Awan ini
biasanya diikuti oleh turunnya hujan. Fisisnya : Altostratus terdiri dari butiran-butiran air.

2. Altocumulus (Ac) : 4,56 km


Altocumulus merupakan awan menengah bersama altostratus dan nimbostratus. Kemunculan
awan altocumulus congestus (salah satu spesies awan altocumulus) ini biasanya menandakan
akan datangnya thunderstorm. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti bola-bola yang tebal putih
pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karena mendapat sinar. Bergerombol atau berlarikan antara
satu dengan yang lain berdekatan seperti bergandengan.pada umumnya bola-bola yang di
tengah gerombolan atau larikan lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan. Fisisnya :
Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

2.3.2.3. Golongan Awan Rendah (dibawah 2000 mdpl)


1. Awan Stratocumulus (Sc) Stratocumulus berupa perca-perca atau lembaran-lembaran
berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan
yang bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun
secara teratur yang besarnya sekitar 5 derajat. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti gelombang
yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan dengan gelombang
dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan intidak menghasilkan hujan.
Fisisnya : Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk elemennya berubah
sesuai dengan tingkat transparansinya.

2. Awan Nimbustratus (Ns) Awan Nimbustratus merupakan awan menengah, namun pada
kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha
latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan
baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.
Bentuk/wujudnya : Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak
compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak
deras yang biasanya jatuh terus menerus. Fisisnya : pada umumnya nimbostratus terdiri dari
titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-
butir salju atau campuran keduanya.

3. Awan Stratus (St) Stratus merupakan awan rendah yang biasanya menandai kestabilan
udara atau inversi suhu. Awan stratus dapat terbentuk akibat menyebarnya awan
stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat bertahan berhari-hari di wilayah
anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap muncul dan membawa
presipitasi ringan, yaitu drizzle. Bentuk/wujudnya : Stratus berupa lembaran-lembaran atau
lapisan-lapisan berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat dari
balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah
dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar matahari atau
bulan. Fisisnya : Stratus terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar
dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau prisma-prisma es atau butir-butir salju.

2.3.2.4. Awan Yang Terjadi Karena Udara Naik (500-1500 mdpl)


1. Cummulus (Cu) Cumulus merupakan awan dengan vertikal depelopment atau
pertumbuhan vertikal. cumulus memiliki tinggi puncak awan yang tinggi dan sangat tebal,
walaupun tidak setebal awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri atau berkumpul dalam
satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara labil. Jika keadaan udara tetap
labil, cumulus bisa berkembang menjadi cumulunimbus. Bentuk/wujudnya : cumulus tampak
terpisah-pisah, pada umumnya padat dengan batas yang jelas. Pertumbuhan vertical atau
tegak, mirip menara atau gunung atau kubah dengan puncaknya menyerupai bunga kol yang pada
bagian-bagian yang terkena sinar matahari akan tampak putih kemilau sedangkan pada dasar
tampak rata. Fisisnya : Cumulus terdiri dari tetes-tetes air, sedangkan butir-butir es atau
kristal-kristal es atau kristal-kristal salju biasa tertutup pada bagian awal yang suhunya di bawah 0 C.

2. Cumulo Nimbus (Cu-Ni) Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala awan. Bagaimana
tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti penerbang, awan yang paling
sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat
menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting
beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus
dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall
line. Bentuk/wujudnya Cumulonimbus merupakan awan padat dengan perkembangan vertikal
menjulang tinggi, mirip gunung atau menara, bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-
jalur dan hampir rata. Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang
bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi oleh angin rebut.
Fisisnya : Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes
salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft sehingga
memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel-partikel awan di dalamnya dapat
menimbulkan muatan listrik
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa Awan adalah gumpalan uap air yang
terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan
berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar
dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda. Udara selalu mengandung uap air.
Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh
berlaku dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat.
Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan
suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik
air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara makin lama
akan menjadi semakin tepu dengan uap air. Awan merupakan awal proses terjadinya hujan,
sehingga banyak digunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua
jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan
sangat diperlukan
DAFTAR PUSATAKA
Klimatologi Dasar (1993) Institut Pertanian Bogor, Bogor. http://id.wikipedia.org/wiki/Awan
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-dan-gambarnya.htm

Anda mungkin juga menyukai