Anda di halaman 1dari 24

METEOROLOGI

ANT-IV

R.LUKMAN HERYADI
LEKTOR KEPALA
PROSES PEMBENTUKAN AWAN DAN
JENIS-JENIS AWAN
KONDENSASI DALAM ATMOSFER

A. KANDUNGAN UAP AIR DALAM ATMOSFER


Uap air adalah air yang berada pada fase gas. Jumlahnya bervariasi dari waktu ke
waktu dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena ujud uap air dalam
atmosfer tidak terlihat karena berupa gas, dan semakin lama semakin
bertambah karena mengikat uap air lain sehingga suhu semakin dingin, maka
uap air tersebut berubah ujudnya menjadi zat cair , peristiwa ini di sebut dengan
kondensasi atau bersublimasi menjadi kristas-kristal es atau salju. Hasil
kondensasi tersebut akan terlihat sebagai gumpalan awan yang terapung di
atmosfer, apabila terapung di atas permukaan bumi disebut juga sebagai kabut,
bila menenpel pada benda-benda di permukaan bumi yang kita kenal dengan
nama embun
 Peristiwa Kondensasi dan Sublimasi tersebut bisa terjadi bila
terpenuhinya beberapa syarat, antara lain :
Udara dalam atmosfer dalam keadaan jenuh atau mendekati jenuh
• terjadi apabila adanya penambahan uap air dalam atmosfer
• Pendinginan atau penurunan temperatur udara sehinggah mencapai
titik embun yang dibutuhkan untuk jenuhnya air tersebut..
Dengan adanya radiasi matahari yang sangat kuat akan terjadi
penguapan dari berbagai unsur dari permukaan bumi, laut merupan
penyumbang terbesar dalam penguapan tersebut. Dengan penguapan
berarti udara akan terangkat naik ke atas , yang disebut Konveksi
dengan demikian terjadi pula pendingingan secara adiabatis sehingga
meningkatkatkan kejenuhan di atmosfer
 Definisi adiabatis yaitu proses yang berlangsung tanpa perpindahan
kalor, baik kalor yang masuk mapun kalor yang keluar dari system.
Misalnya ekspansi uap pada silinder tertutup. Contoh lain adalah botol
termos dibuat dengan system kaca rangkap yang hampa udara. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perpindahan kalor panas karena tidak
ada saluran yang dapat dilewati. System seperti ini disebut system
adiabatik.

SIKLUS HIDROLOGI :
 PROSES-PROSES YG TERJADI PD SIKLUS HIDROLOGI, MELIPUTI :
EVAPORASI, KONDENSASI, PRESIPITASI,TRANSPIRASI,
PERGERAKAN MASSA UDARA & PERGERAKAN AIR TANAH.
 EVAPOTRANSPIRASI : PENGUAPAN AIR MLL EVAPORASI
LANGSUNG DAN TRANSPIRASI MELALUI DAUN TUMBUH2AN
SECARA BERSAMA
 DI DAERAH GURUN, ENERGI MENCUKUPI TP KELEMBAPAN
KURANG,
 EVAPORASI SELALU TERJADI SETIAP SAAT BILA AIR TERSEDIA
TETAPI RESIPITASI SGT JARANG SEHINGGA SIKLUS HIDROLOGI
MENJADI PASIF
 PADA SATU SABUK LINTANG, EVAPORASI > DARI PADA CURAH
HUJAN.
 SEDANGKAN PD LINTANG YG LAIN, CURAH HUJAN > DARI PADA
EVAPORASI
 UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN, HRS ADA TRANSFER AIR /
 UAP AIR ( & JUGA ENERGI )
Proses Hidrologi
PEMBENTUKAN AWAN
Awan merupakan kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang
mengambang di udara dalam atmosfer.
Awan terbentuk karena adanya udara basah naik secara vertikal
kemudian akan mengalami pendinginan, sehingga sebagian uap air
yang terkandung dalam udara tersebut berkondensasi dan hasilnya
berupa titik-titik air atau kristal-kristal es yang mengemlompok
membentuk awan
Gerakan udara vertikal yang mengakibatkan terbentuknya awan ,
diantaranya adalah :
1. Gerakan turbulensi mekanis
2.Gerakan konveksi
3.Gerakan kenaikan karena orografi
4.Gerakan kenaikan lambat yang luas (termasuk kenaikan pada front)
 PROSES PEMBENTUKAN AWAN
 Awan dapat terbentuk jika terjadi kondensasi uap air di atas permukaan
bumi. Udara yang mengalami kenaikan akan mengembang secara adiabatik
karena tekanan udara di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai
perangkap air dan selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya
aerosol ini terangkat ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat
ke lapisan yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan
selanjutnya mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam
udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai awan. Makin banyak
udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk.

Karakteristik dari arus udara vertikal akan menentukan jenis dan bentuk
awan. Berdasarkan sebab-sebab kenaikan udara, maka awan dapat
diklasifikasikan menurut ketinggian dasar awan dan metode formasinya:
(sumber : Meteorologi Indonesia Vol 1)
Karakteristik dari arus udara vertikal akan menentukan jenis
dan bentuk awan. Berdasarkan sebab-sebab kenaikan
udara, maka awan dapat diklasifikasikan menurut
ketinggian dasar awan dan metode formasinya
AWAN DENGAN KETINGGIAN

 Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana
terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar
matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya
berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang
tipis bertebar seperti asap.

 Ketinggian Awan

Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian
dasar :

1. Stratus, di bawah 450 m


2. Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450
- 2000 m
3. Nimbostratus, 900 - 3000 m
4. Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
5. Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000-13.500
m
Jenis-jenis awan
1. Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya
bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
2. Cumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian
dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini
biasanya menghasilkan hujan
3. Stratocumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan.
Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
4. Cumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan
hitam, membawa badai.
5. Nimbostratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat,
bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
6. Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis,
mengandung hujan.
7. Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau
melingkar seperti makaroni.
8. Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis,
bergaris-garis
9. Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas
menutupi langit
10. Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es
kecil.
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan
ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-
lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat
disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan
Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus).
Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus
menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah
tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000
m awan berbentuk cumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah
disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, disertai terjadinya
guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang
tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya.
Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan
Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu
diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi
salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat
terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-
sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana
terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari
atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping
keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar
seperti asap
Berdasarkan ketinggian terbentuknya maka awan dibagi menjadi 3
kelompok3 yaitu :
- Awan rendah, yaitu awan yang mempunyai ketinggian dasar kurang
dari 2 km meliputi jenis stratus (st), stratocumulus (sc), cumulus (cu),
cumulonimbus (cb) dan nimbostratus (ns). Khusus cu, cb dan ns,
mempunyai dasar sebagai awan rendah namun tumbuh secara vertikal
yang puncaknya mencapai awan tinggi.

- Awan menengah, yaitu awan ketinggian dasar antara 2-7 km, meliputi
jenis altocumulus (ac) dan altostratus (as)

- Awan tinggi, yaitu awan dengan ketinggian dasar lebih dari 7 km,
meliputi cirrus (ci), cirrocumulus (cc) dan cirrostratus (cs).
Jenis-jenis awan
1. Stratus

Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi


dan menghasilkan hujan gerimis
2. Cumulus

Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian


dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini
biasanya menghasilkan hujan
3. Stratocumulus

Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya


bergelombang dan tidak membawa hujan.

4. Cumulonimbus

Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa


badai.
5. Nimbostratus

Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap,


lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi
serta membawa hujan atau salju.

6. Altostratus

Ketinggian sedang, awan


berwarna keabu-abuan, tipis,
mengandung hujan.
10. Cirrocumulus

Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.


Ketinggian Awan
Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar
1. Stratus, di bawah 450 m
2. Cumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 – 2000 m
3. Nimbostratus, 900 – 3000 m
4. Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 – 7000m
5. Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 – 13.500 m

Anda mungkin juga menyukai