Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AWAN

Dosen Pengampu

Fendy Arifianto,M.Si.

Disusun oleh

Nama : Wahyu Pranata


NPT : 41.21.0092

PROGRAM DIPLOMA INSTRUMENTASI-MKG

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2021
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN......................................................................................................................... 2

A. Proses Pembentukan Awan ............................................................................................. 2

B. Klasifikasi Awan Berdasarkan Tinggi Dasar Awan ........................................................ 3

C. Bentuk Dasar Awan ....................................................................................................... 10

D. Sepuluh Golongan Awan ............................................................................................... 11

E. Karakteristik Awan ........................................................................................................ 11

BAB III ..................................................................................................................................... 15

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi awan sangat penting bagi meteorologiwan dan ilmuwan atmosfer.Studi tentang
awan menjadi penting karena awan merupakan fasa yang penting dalam siklus air di
atmosfer.Awan bertindak sebagai perwujudan uap air menjadi air yang sangat dibutuhkan
manusia,karena tanpa air manusia dipastikan tidak dapat mempertahankan hidup di bumi.[1]

Awan adalah kumpulan butir air dan kristal es yang sangat kecil atau campuran keduanya
dengan konsentrasi berorde 100 per sentimeter kubik dan mempunyai radius 10
mikrometer.[1]Awan juga dapat diartikan dengan lebih sederhana yaitu massa yang dapat
dilihat dari tetesan air atau kristal es yang mengantung di atmosfer yang berada di atas
permukaan bumi atau permukaan planet.Awan terbentuk jika volume udara lembab
mengalami pendinginan sampai bawah temperature titik embunya.Pada lapisan atmosfer di
atas benua maritime seperti Indonesia,pendinginan sangat sering terjadi disebabkan oleh
ekspansi adiabatic udara yang naik melalui konveksi,orografi,dan konvergensi.Jenis awan
yang terbentuk oleh ekspansi adiabatik tersebut disebut awan konvektif,awan orografik,dan
awan konvergensi.Pendinginan dapat juga disebabkan oleh proses radiatif atau percampuran
udara yang berbeda temperature dan kelembabannya (Tjasyono,2012).[1]

Sederhananya,awan adalah milyaran tetesan air dan kristal es yang sangat kecil sampai
sampai mereka mengambang di atmosfer.Awan terus mengambang dan akan bertumbuh
selama ada persediaan air dan temperatur yang sesuai sebagai mesinnya.Awan bisa
menghilang,karena tetesan-tetesan dan kristal-kristal ini terurai,terpisah,atau karena tetesan air
ini bertumbuk dan bergabung menjadi tetesan hujan yang cukup berat untuk turun ke bumi.[2]

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembentukan awan?


2. Bagaimana klasifikasi awan berdasarkan tinggi dasar awan?
3. Bagaimana bentuk dasar awan?
4. Bagaimana pengklasifikasian sepuluh golongan awan?
5. Bagaimana karakteristik dari awan Cirrus, Cirrocumulus, Cirrostratus, Altocumulus,
Altostratus, Nimbostratus, Stratocumulus, Stratus, Cumulus, dan Cumulonimbus?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui proses pembentukan awan.


2. Mengetahui klasifikasi awan berdasarkan tinggi dasar awan.
3. Mengetahui bentuk dasar awan.
4. Mengetahui sepuluh golongan awan.
5. Mengetahui karakteristik dari awan Cirrus, Cirrocumulus, Cirrostratus, Altocumulus,
Altostratus, Nimbostratus, Stratocumulus, Stratus, Cumulus, dan Cumulonimbus.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukan Awan

Udara yang ada disekitar kita selalu mengandung uap air.Uap air tersebut berasal dari
proses penguapan akibat radiasi matahari.Radiasi materi menyebabkan udara menjadi hangat
dan membawa uap air.Udara hangat ini akan terangkat karena memiliki massa yang
ringan.Suatu saat udara hangat akan mencapai lapisan dengan suhu rendah,uap air yang
dibawa oleh udara hangat itu akan mencair menjadi titik air dan terbentuklah awan.Apabila
awan telah terbentuk,titik-titik air maupun kristal es akan semakin besar dan awan menjadi
berat sehingga turunlah hujan.Selain hal tersebut,awan juga bisa terbentuk jika volume udara
lembab mengalami pendinginan sampai di bawah temperature titik embunnya dan
pendinginan ini juga bisa disebabkan oleh proses radiatif atau percampuran udara yang
berbeda temperature dan kelembabannya.[1]

Beberapa area di permukaan bumi merupakan penyerap cahaya matahari yang


baik,sehingga pemanasan cepat berlangsung.Udara yang berhubungan dengan area
pemanasan ini sekelilingnya menjadi lebih hangat dari sebelumnya dan terbentuk parcel-
parcel udara.Parcel udara ini akan naik mengembang dan mendingin.Karena kenaikan
suhu,parcel udara bercampur dengan udara dingin dan udara kering,secara bertahap
kehilangan identitasnya.Pergerakannya ke atas semakin tinggi semakin melambat.Sebelum
parcel udara sepenuhnya diubah menjadi air,kenaikan suhu memenetrasi dan membantu
menaikkannya lebih tinggi.Jika air dingin yang naik sampai di titik saturasi,udara-udara akan
mengembun sehingga terbentuklah awan.[3]

2
B. Klasifikasi Awan Berdasarkan Tinggi Dasar Awan

1. Awan Tinggi

Awan tinggi umumnya berada di ketinggian di atas 6000 m (20.000 ft).Udara pada
ketinggian ini umumnya sangat dingin dan kering,awan tinggi secara ekslusif terdiri atas
kristal es besar maupun kecil.Awan tinggi biasanya berwarna putih,kecuali dekat matahari
terbit dan terbenam biasanya berwarna merah,oranye,dan kuning karena cahaya matahari
direfleksikan dari bawah awan ini.[3]Awan tinggi terdiri dari awan Cirrus,Cirrostratus,dan
Cirrokumulus.

Cirrus, dari Bahasa latin yang artinya si rambut ikal.Dari permukaan bumi awan ini
terlihat halus dan tipis,berserat,berwarna putih sampai keabu-abuan.Warna putih ini berasal
dari kristal es sebagai penyusun utama.Jika awan ini tersusun beruntai akan terlihat seperti
ekor kuda.Awan Cirrus terbentuk dari naiknya udara kering menuju tingkatan atmosfer atas
yang lebih dingin,sehingga hanya sedikit jumlah uap air yang berubah menjadi kristal-kristal
es.Awan Cirrus berada pada ketinggian antar 5-13 km.Awan Cirrus dapat bisa dibuat oleh
contrail,jejak uap air yang ditinggalkan oleh pesawat terbang.[2]

Gambar 1 Awan Cirrus

Cirrostratus berasal dari dua kata dalam Bahasa Latin yaitu Cirrus yang artinya si
rambut ikal dan Stratus yang artinya lapisan.Awan ini terbentuk seperti kain putih tipis yang
berlapis-lapis yang kadang menyebar hingga menutupi sebagian atau seluruh langit yang
tampak.Awan ini cenderung transparan sehingga cahaya matahari dapa menembus sela-sela

3
kristal es serta memiliki penampakan yang halus.Ketinggian awan ini berkisar 5-13 km.Awan
ini tidak menimbulkan presipitasi atau virga berupa kristal es yang sangat kecil dan
menandakan turunnya tekanan udara.Awan ini bisa menimbulkan Halo (Lingkaran yang
mengelilingi matahari atau bulan) jika matahari atau bulan terletak di belakangnya.[2]

Gambar 1.1 Awan Cirrostratus

Cirrocumulus berasal dari dua kata Bahasa Latin yang digabungkan,yaitu Cirrus dan
Cumulus.Cirrus yang artinya si rambut ikal dan Cumulus yang artinya tumpukan.Awan ini
terbentuk dari sejumlah kecil tetesan-tetesan air dan kristal es dalam keadaan sangat
dingin.Biasanya kristal es ini membuat tetesan air di awan membeku dengan cepat sampai-
sampai awan ini berubah menjadi Cirrostratus.Awan Cirrocumulus berada di ketinggian sama
dengan awan Cirrus yaitu di ketinggian 5-12 km dan muncul seperti lembaran putih yang
beriak dan merumbai.Terkadang awan ini tampil di pagi dan sore hari dan menghiasi Langit
dengan warna merah,kuning,dan oranye saat matahari terbit dan terbenam.Awan ini
memantulkan sinar matahari yang tidak terhambur.[2]

Gambar 1.2 Awan Cirrocumulus

4
2. Awan Menengah

Awan menengah berada pada ketinggian 2000-7000 m (6.500-23.000 kaki) pada


ketinggian menengah.Awan ini tersusun atas tetes-tetes air dan jika suhu menjadi lebih
rendah,maka awan ini juga tersusun atas kristal es.[3]Awan menengah terdiri dari awan
Altocumulus dan Altostratus.

Altocumulus adalah awan menengah yang didominasi tersusun atas tetes-tetes air dan
jarang memiliki ketebalan lebih dari 1 km.Awan ini muncul sebagai awan abu-abu,awan
bengkak,dan terkadang seperti gulungan pada gelombang parallel atau pita.Biasanya,salah
satu bagian dari awan ini lebih gelap daripada lainya dan bisa membantu kita untuk
membedakan awan ini dengan awan tinggi Cirrocumulus dan ukurannya juga lebih besar dari
Cirrocumulus.Lapisan Altocumulus memiliki perbedaan dengan Altostratus yaitu Awan
Altocumulus memiliki bentuk gulungan dan bulat dan awan ini terlihat seperti istana kecil
(castellanus) di langit yang mengindikasikan kehadiran dari udara yang naik pada level
awan.Awan ini muncul di tempat yang hangat,pagi musim panas yang lembab yang sering
menandakan badai petir menjelang sore hari.[3]

Gambar 2 Awan Altocumulus

Altostratus berwarna abu-abu atau biru keabu-abuan tersusun atas komponen kristal es
dan tetes-tetes air.Awan ini sering menutup seluruh langit lebih dari ratusan kilometer
persegi.Pada bagian tipis awan ini,matahari atau bulan terlihat samar-samar seperti piringan
bundar,seperti jika matahari sedang bersinar melalui lapisan kaca.Kemunculan awan ini
terkadang disebut watery sun.Altostratus tipis terkadang terlihat membingungkan dengan
awan Cirrostratus.Warna Altostratus yang abu-abu,ketinggian,dan keremangan cahaya

5
matahari adalah klue yang baik untuk mengidentifikasi sebuah Altostratus.Kemunculan halo
yang hanya muncul pada awan cirriform juga bisa menjadi salah satu cara untuk membedakan
kedua awan tersebut.Cara lain untuk membedakan Altostratus dengan Cirrostratus yaitu
bayangan pada daratan.Jika tidak ada samasekali itu adalah awan Altostratus karena awan
Cirrostratus adalah awan yang cukup transparan.Awan Altostratus sering terbentuk pada awal
akan terjadi badai petir pada skala luas dan hujan yang terus-menerus.[3]

Gambar 2.1 Awan Altostratus

3. Awan Rendah

Awan rendah berada pada ketinggian di bawah 2000 m (6500 ft),kebanyakan tersusun atas
tetes-tetes air,tetapi pada wilayah yang memiliki cuaca dingin,awan ini juga tersusun atas
partikel es dan salju.Awan rendah terdiri atas awan Nimbostratus,Stratocumulus,dan
Stratus.[3]

Nimbostratus berwarna abu-abu tua,memiliki intensitas presipitasi ringan atau


sedang.Awan ini tidak pernah berat,penuh variasi hujan,kecuali awan Cumulus yang
berkembang dengan baik tertanam di awan Nimbostratus.Nimbostratus terkadang terlihat
sama dengan awan Altostratus.Nimbostratus tipis berwarna abu-abu lebih tua dari Altostratus
tipis dan biasanya kita tidak bisa melihat matahari atau bulan melalui lapisan
Nimbostratus.Visibilitas dibawah Nimbostratus sangat rendah karena hujan akan mengalami
evaporasi dan bercampur dengan udara pada daerah ini.Jika udara mengalami saturasi,sebuah
lapisan rendah dari awan ini atau kabut akan terbentuk dibawah dasar awan ini.[3]

6
Gambar 3 Awan Nimbostratus

Stratocumulus adalah awan rendah menggumpal yang muncul berbaris dalam sepetak atau
massa melingkar dengan langit biru yang terlihat di antara elemen awan individual.Awan ini
juga sering muncul di dekat matahari terbenam sebagai penyebaran percahan dari awan
Cumulus yang besar dan banyak.Terkadang,matahari akan bersinar melalui pecahan awan dan
menghasilkan pita cahaya (disebut crepuscularrays).Ranges warna dari awan ini bervariasi
dari cerah sampai abu-abu tua.Hal itu membedakan dari Altocumulus,Awan Stratocumulus
mempunyai dasar rendah dan elemen awan individual yang besar.Meskipun presipitasi jarang
terjadi pada awan ini,presipitasi biasanya terjadi pada musim dingin jika elemen awan
berkembang secara vertical menjadi awan yang lebih besar dan memiliki suhu maksimum
lebih dingin sekitar −5°𝐶.[3]

Gambar 3.1 Awan Stratocumulus

7
Stratus adalah awan yang berwarna abu-abu yang sering menutupi seluruh
langit.Awan ini menyerupai kabut,tetapi tidak menyentuh permukaan.Sebenarnya,ketika
kabut tipis terangkat menghasilkan awan stratus rendah.Secara normal,tidak ada presipitasi
yang jatuh dari awan ini,tetapi terkadang awan ini dibarengi dengan kabut tipis atau
gerimis.Awan ini umumnya terjadi di sepanjang garis pantai Samudera Pasifik dan Atlantik
pada musim panas.Awan Stratus tipis terlihat sama dengan awan Nimbostratus,tetapi
perbedaannya antara kedua awan ini adalah jumlah presipitasinya.Lebih-lebih lagi,stratus
memiliki lebih banyak dasar seragam daripada Nimbostratus.Selain itu,dek awan Stratus
terlihat sama dengan lapisan awan Altostratus.Namun demikian,jika kita mengingat
sebelumnya Stratus lebih rendah dan lebih abu-abu tua dan pada Altostratus biasanya muncul
watery sehingga terlihat perbedaanya.[3]

Gambar 3.2 Awan Stratus

4. Awan dengan Perkembangan Vertikal

Cumulus,berasal kata Bahasa Latin yang artinya tumpukan.dari permukaan bumi awan
ini terlihat bertumpuk-tumpuk dengan bagian atas menyerupai kubah-kubah
bertumpuk.Bentuk ini serupa dengan tumpukan gelombang sabun atau kembang kol
karena awan ini tidak dapat mencapai tropopause sehingga bagian atas awan ini terlihat
melebar dan bagian bawah awan Cumulus cenderung datar.Awan ini berwarna putih jika
matahari terletak di belakang pengamat.Namun,warnanya akan sangat kelabu bahkan
gelap jika matahari ada di baliknya.Hal ini diakibatkan oleh densitas air yang lebih tinggi
sehingga awan Cumulus cenderung memantulkan cahaya matahari.Awan ini terbentuk di
ketinggian antara 1-3 km,sehingga bisa dikategorikan awan rendah.Akan tetapi awan ini

8
bisa tumbuh vertical hingga ketinggian belasan kilometer.Awan ini sebagian besar
tersusun oleh tetes-tetes air dan uap jenuh.[2]

Gambar 4 Awan Cumulus

Cumulonimbus merupakan gabungan dari Cumulus yang berarti tumpukan dan


Nimbus yang berarti hujan.Jadi,Cumulonimbus adalah awan hasil evolusi awan Cumulus
yang menghasilkan hujan.Awan ini diasosiasikan dengan hujan yang deras.Awan ini
tumbuh vertical dari ketinggian sekitar 1-3 km (dasar) hingga mendekati atau bahkan
melewati batas troposfer di sekitar 18 km,tetapi tidak dapat menembus lapisan
tropopause.Bentuknya menyerupai awan Cumulus namun dengan ukuran yang jauh lebih
besar.Bagian bawahnya cenderung datar,namun bagian atas tetap seperti awan
Cumulus.Jika awan ini terus tumbuh vertikal ,maka bagian atasnya akan dihempaskan
dengan angin yang kuat membentuk awan Cirrus yang menyerupai rambut atau
bulu.Bagian bawah awan ini biasanya terdiri atas tetes-tetes air dan uap jenuh namun
bagian atasnya jauh lebih dingin biasanya didominasi oleh bongkahan es dan sebagian
kristal es.Cumulonimbus dianggap sebagai awan terberat,awan ini diperkirakan bisa
mencapai berat 1 juta ton.[2]

Gambar 4.1 Awan Cumulonimbus

9
C. Bentuk Dasar Awan

Awan Cirrus adalah awan yang warna putihnya terpisah,termasuk dalam bagian awan
tinggi,dan juga sangat tipis,Awan ini memiliki bentuk seperti gula-gula kapas atau bulu ayam.
Karena sebagian besar tersusun atas kristal-kristal es biasanya awan ini akan menghalangi
sinar matahari yang dating ke bumi.Ciri-ciri awan Cirrus yaitu berbrntuk seperti bulu ayam
atau gula-gula kapas,awannya berdiri sendiri dan halus,terletak di bagian paling tinggi,tidak
menyebabkan hujan,ukuranya kecil,tidak padat dan tidak tebal,ditiup oleh angin timuran,dan
memiliki tepi awan yang tidak jelas.

Gambar Awan Cirrus

Awan stratus merupakan jenis awan berbentuk lembaran yang berlapis-lapis atau
berbentuk seperti kabut dan sering menyebabkan hujan gerimis.Awan jenis ini umumnya
berwarna keabu-abuan seperti kabut.Awan ini sering muncul saat cuaca panas,di langit
bentuknya dapat beraturan kadang juga berubah menjadi agak tebal dan menutupi cahaya
matahari sehingga bagian daratan di bawah awan ini terasa lebih sejuk.Ciri-ciri awan
Stratus yaitu terbentuk pada ketinggian sekitar 2 km dari permukaan laut,warnanya abu-
abu atau putih halus yang menutupi sebagian atau seluruh permukaan langit,bentuknya
seperti lembaran.

Gambar Awan Stratus

10
Awan Cumulus adalah awan yang berbentuk seperti gumpalan atau tumpukan dan
menjulang tinggi ke atas.Pada umumnya awan ini memiliki bentuk padat dengan batas-
batas yang jelas.Awan ini terdiri atas tetes-tetes air dan kristal es di bagian paling atas
awan.Awan ini berkembang secara vertikal dalam bentuk bulat,kubah,atau menara dengan
tekstur yang kasar.Jika awan ini berhadapan dengan sinar matahari,maka akan
menimbulkan bayangan berwarna kelabu.Awan Cumulus adalah awan yang berbentuk
seperti bungga kol dan terbentuk karena adanya proses konveksi..Ciri-ciri awan Cumulus
yaitu bentuknya menyerupai kubah atau menara,termasuk golongan awan pembawa
hujan,warna dasarnya putih,tetapi jika terkena sinar matahari akan berubah
kelabu,terbentuk karena proses konveksi,memiliki lebar sekitar 1 km,dan puncaknya
sangat tinggi

Gambar Awan Cumulus

D. Sepuluh Golongan Awan

Awan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu awan dengan perkembangan horizontal
dan perkembangan vertikal.Perkembangan horizontal dibagi lagi menjadi tiga bagian lagi
yaitu awan rendah,awan menengah,dan awan tinggi.Awan perkembangan vertikal terdiri dari
awan Cumulus dan Cumulonimbus.Sedangkan untuk awan perkembangan horizontal
diklasifikasikan menurut ketinggian yaitu awan rendah terdiri dari awan
Nimbostratus,Stratocumulus,dan Stratus.Awan menengah terdiri dari awan Altocumulus dan
Altostratus.Awan Tinggi terdiri atas awan Cirrus,Cirrostratus,dan Cirrocuumulus.

E. Karakteristik Awan

Cirrus memiliki bentuk seperti mata pancing atau seperti bulu ayam terkadang berbentuk
gula-gula kapas berserat.Awan Cirrus berwarna putih bersih dan terletak pada ketinggian 5-13
km.[4]

11
Awan Cirrus

Cirrocumulus adalah sejenis awan tinggi yang berbentuk seperti sisik ikan.Awan ini
berwarna putih dan bersih,dan gumpalan-gumpalan awannya ukurannya kecil.[4]

Awan Cirrocumulus

Cirrostratus adalah sejenis awan tinggi yang memiliki bentuk seperti lapisan awan yang
menutupi langit yang rata.[4]Awan ini biasanya menimbulkan peristiwa Halo jika matahari
atau bulan terletak di belakang awan ini.

Awan Cirrostratus

Altocumulus berbentuk seperti bulu domba atau seperti sisik ikan.Akan tetapi,kumpulan-
kumpulan awannya Nampak lebih besar,karena awan ini biasanya lebih dekat dengan
permukaan.[4]Awan ini biasanya berjajar dengan barisan awa atau jalan awan.[5]

12
Awan Altocumulus

Altostratus adalah sejenis awan menengah,dan pada prinsipnya berbentuk serupa dengan
Cirrostratus dan merupakan suatu lapisan awan yang rata.Awan ini berwarna abu-abu dan
dapat menghasilkan presipitasi yang merata.[4]

Awan Altostratus

Nimbostratus pada dasarnya berbentuk serupa dengan Altostratus,tetapi awan ini memiliki
ketebalan yang sangat tebal sehingga sinar matahari sulit untuk menembus awan ini.Awan ini
berwarna abu-abu gelap sampai hitam.Awan ini dapat menghasilkan hujan lebat.[4]

Awan Nimbostratus

Stratocumulus adalah gabungan dari awan Stratus yang berlapis dan Cumulus yang
bertumpuk Bersama dengan distribusi kontinu.Awan ini memiliki lapisan gumpalan awan
dengan daerah tebal atau tipis.Awan ini sering muncul di atmosfer,baik di depan atau di
belakang system frontal.[5]

13
Awan Stratocumulus

Stratus adalah sejenis awan rendah dan memiliki bentuk seperti lapisan.Awan ini
berwarna abu-abu dan bebas presipitasi atau dapat menghasilkan presipitasi ringan.Awan ini
jika turun ke permukaan,maka akan disebut kabut.[4]

Awan Stratus

Cumulus lebih seluler di alam,memiliki dasar datar dan membulat,dan tumbuh secara
vertikal.Awan ini berbentuk seperti gumpalan yang menjulang ke atas,dengan lapisan atas
berbentuk seperti kubah atau kembang kol.Awan ini berwarna putih jika terkena cahaya
matahari awan ini akan berubah warna menjadi warna kelabu.Awan ini termasuk awan
pembawa hujan.[3]

Awan Cumulus

Cumulonimbus sama dengan awan Cumulus dengan bagian atasnya sudah melebar.Bagian
bawah Cumulonimbus berwarna abu-abu gelap sampai hitam.Awan ini menimbulkan hujan
setempat.Selain itu,awan ini juga mennghasilkan petir,kilat,dan Guntur.[4]

14
Awan Cumulonimbus

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Awan adalah kumpulan butir air dan kristal es yang sangat kecil atau campuran keduanya
dengan konsentrasi berorde 100 per sentimeter kubik dan mempunyai radius 10
mikrometer.Awan juga dapat diartikan dengan lebih sederhana yaitu massa yang dapat dilihat
dari tetesan air atau kristal es yang mengantung di atmosfer yang berada di atas permukaan
bumi atau permukaan planet.Awan terbentuk jika volume udara lembab mengalami
pendinginan sampai bawah temperature titik embunya.Pada lapisan atmosfer di atas benua
maritime seperti Indonesia,pendinginan sangat sering terjadi disebabkan oleh ekspansi
adiabatic udara yang naik melalui konveksi,orografi,dan konvergensi..Pendinginan dapat juga
disebabkan oleh proses radiatif atau percampuran udara yang berbeda temperature dan
kelembabannya.Awan dibagi menjadi dua yaitu awan dengan perkembangan horizontal dan
perkembangan vertikal.Awan perkembangan horizontal dibagi lagi menjadi tiga yaitu awan
tinggi yang terdiri dari awan Cirrus,Cirrostratus,dan Cirrocumulus.Awan rendah terdiri dari
awan Altostratus dan Altocumulus.Awan rendah terdiri dari Awan Nimbostratus,Stratus,dan
Stratocumulus.Awan perkembangan vertikal terdiri dari awan Cumulus dan
Cumulonimbus.Awan ini adalah awan seluler yang banyak menghasilkan hujan dan
menghasilkan petir,kilat dan guntur.

15
DAFTAR PUSTAKA

[1] Y. Kristanto, T. Agustin, and F. R. Muhammad, “Pendugaan Karakteristik Awan


berdasarkan Data Spektral Citra Satelit Resolusi Spasial Menengah Landsat 8 Oli / Tirs
( Studi Kasus : Provinsi Dki Jakarta ),” J. Meteorol. Klimatologi dan Geofis., vol. 4, no.
2, pp. 42–51, 2017.

[2] P. M. Langit, “Perjalanan Memandang Langit.”

[3] C. D. Ahrens, Wind: Global Systems. 2009.

[4] D. Fiantis, “Awan,” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., vol. 4, pp. 5–24, 1967.

[5] Wikipedia, “Awan.”

16

Anda mungkin juga menyukai