Anda di halaman 1dari 29

Pengertian Awan – Proses,

Pembentukan, Faktor, Jenis,


Keluarga, Fungsi
Oleh parta setiawanDiposting pada 11 Desember 2020
Jenis – Jenis Awan : Pengertian, Proses, Penyebab,
Faktor – Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang
terapung di atmosfir yang sangat kecil atau campuran
keduanya dengan konsentrasi berorde 100 per centimeter
kubik dan mempunyai radius sekitar 10 mikrometer.
T E N SI L A B
Suplemen Alami untuk Pembuluh Darah
PELAJARI LEBIH→

Pengertian Awan 
Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di
atmosfir yang sangat kecil atau campuran keduanya dengan
konsentrasi berorde 100 per centimeter kubik dan
mempunyai radius sekitar 10 mikrometer. Ia kelihatan seperti
asap berwarna putih atau kelabu di langit.

Awan merupakan massa yang dapat dilihat dari


tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas
permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan juga
massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa
materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan
nebula. Masalah awan biasanya dipelajari pada nephologi
atau fisika awan yang merupakan cabang dari meteorologi.

Di troposferada empat macam istilah, yaitu :

 Fotometeor, merupakan partikel cahaya atau yang


memancarkan cahaya.
 Litometeor, merupakan partikel-pertikel kering yang
mengambang di udara.
 Elektrometeor,merupakan partikel yang mengandung
muatan listrik, banyak terdapat di awan Cb.
 Hydrometeor. Merupakan partikel-partikel basah (air
atau padat ) yang ada di atmosfer atau di udara maupun
di permukaan.

Dalam kaitannya dengan awan yang kita pelajari lebih


cenderung pada Hydrometeor. Hydrometeor merupakan
salah satu fenomena cuaca yang berada di atmosfer yang
berhubungan dengan awan. Keberadaannya bisa melayang di
udara, turun bebas, naik, atau mengendap di permukaan
bumi. Contoh :

 Yang jauh dari permukaan berupa awan


 Yang dekat dengan permukaan berupa kabut dan mist
 Dan yang berada di permukaan berupa embun, salju, dan
gletser
Dari berbagai sudut pandang, kita dapat mendefinisikan
awan sebagai berikut :

1. Awan adalah Hydrometeor yang jauh dari permukaan


bumi.
2. Awan adalah kumpulan dari partikel cair atau butir-butir
salju atau campuran keduanya yang mengambang di
atmosfer pada tempat dan waktu tertentu.
3. Pada saat-saat tertentu , kabut yaitu uap air yang berada
di suatu tempat dapat naik dan akan menyebabkan atau
membentuk awan stratus yang disebabkan oleh
pemanasan matahari sehingga arus naik menjadi cepat.

Jadi secara umum, pengertian awan adalah kumpulan tetes-


tetes air atau butir-butir es atau kedua-duanya yang
mengembang di atmosfer pada suatu tempat dan waktu
tertentu. Di Bumi substansi biasanya presipitasi uap air.
MONEY AMULET

Simpan Barang Ini di Rumah dan Uang akan Berlimpah!

PELAJARI LEBIH→

Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu


dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada
ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila
udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih
besar mengangkat non-konvektif skala.

Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri


dari tetesan air superdingin. Tetesan dan kristal biasanya
sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari
pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat
permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih
hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik
udara di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang
sehingga tekanan berkurang.
Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara
dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau
kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak
adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan
pembentukan awan terhambat.

Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara


dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau
kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak
adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan
pembentukan awan terhambat. dalam awan padat
memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di
seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga
tampak putih di atas.

Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan


cahaya, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang
dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau
bahkan gelap kadang-kadang tampak di dasar awan.

Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari


lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi
oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau
terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat
lebih gelap di dekat-inframerah karena air menyerap radiasi
matahari pada saat- panjang gelombang .

Awan memberikan pengaruh yang sangat besar pada cuaca


dan iklim kita. Mereka adalah elemen kunci siklus hidrologis
bumi, yang membawa air dari udara ke tanah dan dari satu
wilayah dunia ke yang lainnya. Awan juga mendominasi
anggaran energi bumi melalui pengaruh mereka pada
pertukaran energi panas matahari dalam atmosfer dan antara
atmosfer, hidrosfer, permukaan tanah,

biosfer dan ruang karena awan memiliki dampak besar pada


anggaran radiasi bumi, bahkan perubahan kecil dalam
kelimpahan atau distribusi awan bisa mengubah iklim lebih
dari perubahan yang diantisipasi dalam gas rumah kaca,
anthropogenic aerosol, atau faktor-faktor lain yang terkait
dengan perubahan global.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh awan pada gilirannya
menimbulkan perubahan dalam awan karena iklim : cloud-
climate feedback.

Masukan ini dapat bernilai positif (memperkuat perubahan)


atau negatif (cenderung untuk mengurangi perubahan total),
tergantung pada proses yang terlibat. Pertimbangan ini
menyebabkan para ilmuwan untuk percaya bahwa
ketidakpastian utama dalam simulasi model iklim yang
disebabkan oleh kesulitan dalam awan dan cukup mewakili
sifat radiasi awan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Anatomi


Bagian Bagian Telinga Terlengkap

Proses Pembentukan Awan


Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit.
Awan tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang
terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan
terlihat berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih
dengan berbagai bentuk.
Kadang-kadang bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis,
berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti serat.
Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah
bentuk, bertebaran dibawa angin.

Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya


Matahari yang sampai di permukaan bumi, lantas diserap
bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga
menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau
atmosfer. Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena
tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar
dibandingkan di atmosfer bagian atas.

Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka


uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk
titik air yang sangat halus berukuran 2 – 100 mm (1 mm = 1 /
1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut
aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-
titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.

Awan dapat terbentuk jika terjadi kondensasi uap air di atas


permukaan bumi. Udara yang mengalami kenaikan akan
mengembang secara adiabatik karena tekanan udara di atas
lebih kecil daripada tekanan di bawah. Partikel-partikel yang
disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai
perangkap air dan selanjutnya akan membentuk titik-titik air.

Selanjutnya aerosol ini terangkat ke atmosfer, dan bila


sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi,
maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya
mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam
udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai awan.
Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan
yang terbentuk.

Awan terbentuk jika volume udara lembab mengalami


pendinginan sampai dibawah temperatur titik embunnya.
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap
menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini
bisa terjadi dengan dua cara :

 Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di


dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara
panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga
tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap
itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.

Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir


lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin penuh
dengan uap air.

 Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer


lembab. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu
dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan


menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin
berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan
terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu
akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang
menyebabkan awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan
mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada
awan yang tidak membawa hujan.

Awan berwujud gumpalan berisi butir-butir air yang


diameternya lebih besar daripada butir-butir air yang
terdapat dalam kabut, tetapi lebih kecil dari 200 mikrometer.

Pembentukan Awan
Awan terbentuk ketika udara didinginkan di bawah titik
embunnya, yaitu temperatur dimana udara menjadi jenuh
(kelembaban relatif 100%). Awan, merupakan bukti yang
terlihat akan adanya air atau uap air didalam atmosfer.

Campuran udara kering dan uap air disebut udara basah dan
kebanyakan awan terbentuk dalam proses pendinginan udara
basah. Oleh karena itu, maka proses-proses didalam atmosfer
yang menghasilkan pendinginan udara dapat juga
menghasilkan pembentukan awan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin


Berhubungan : Fungsi Telinga Manusia Beserta
Bagian Dan Cara Kerjanya

Penyebab Umum Pembentukan Awan


Kebanyak awan terbentuk apabila udara basah bergerak
vertikal ke atas dan kemudian mengalami pendinginan karena
udara mengembang yang selanjutnya sebagian uap air
berkondensasi dan membentuk awan. Beberapa gerakan
vertikal yang menyebabkan pembentukan awan adalah :

1. Tubulensi mekanis (turbulensi hambat)


2. Konveksi (turbulensi termis)
3. Kenaikan karena Orografi
4. Kenaikan lambat yang luas

Pembentukan Awan Konvektif


Apabila udara mengalami pemanasan dekat permukaan bumi,
maka berkembanglah arus konveksi.  Bersamaan dengan
turbulensi mekanis akan mengakibatkan percampuran udara
pada lapisan bawah atmosfer.

Pembentukan Awan Karena Orografi


Jika arus udara mencapai kaki gunung atau barisan
pegunungan, maka udara dipaksa naik melalui lereng-lereng
pegunungan tersebut.  Pengaruh dari naiknya arus udara
tersebut dapat mencapai kedalam lapisan atmosfer yang
tinggi, sehingga dapat merubah keadaan suhu dalam lapisan
tersebut.  Udara yang telah dipaksa naik akan mengalami
pendinginan yang selanjutnya memungkinkan terbentuknya
awan.

Pembentukan Awan Kenaikan Lambat dan


Luas
Awan juga terjadi oleh gerakan udara vertikal pada suatu
daerah yang luas karena pengaruh suatu sistem arus udara
yang sangat luas. Sistem tersebut adalah sistem tekanan
rendah (depresi) dan sistem tekanan tinggi (antisiklon).

Pembentukan Awan di Daerah Front


Jika massa udara dingin bergerak menggantikan tempat
massa udara panas disebut sebagai front dingin. Awan yang
terbentuk di daerah front dingin berubah-ubah tergantung
dari stabilitas dan kelembaban udara massa udara panas,
demikian juga kecondongan permukaan front. Umumnya
permukaan front dingin lebih terjal dari pada front panas .

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Awan
 Angin
Angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga
mempercepat terbentuknya awan.

 Tekanan udara
Dengan adanya pergerakan tekanan udara yang ditimbulkan
maka akan mempengaruhi pergerakan awan.

 Kelembaban udara
Semakin tinggi kelembaban udara, awan akan terlihat
semakin mendung.

 Wujud Awan
Wujud atau bentuk awan sangat tergantung dari hal-hal
berikut ini :

 Massa udara
Massa udara adalah sekelompok udara yang menghuni suatu
daerah yang luas yang memiliki suhu, kelembaban, dan
kerapatan yang sama. Massa udara dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Massa udara labil: akan membentuk awan yang
bertimbun-timbun, bergulung-gulung, dilihat seperti
menara atau bunga kol. Misalnya awan Cumulus.
2. Massa udara yang stabilakan menyebabkan awan rata /
datar, lembaran misalnya awan Stratus.

 Suhu awan
1. Awan panasdengan suhu lebih besar dari 0C
contohnya awan Cumulus.
2. Awan dingindengan suhu lebih kecil dari 0C
contohnya awan Stratus.

 Gerak udara
1. Jika di atas angin lemah dan di bawah kuat.
2. Jika di atas angin kuat dan di bawah lemah.
3. Jika angin pada umumnya lemah, baik di atas maupun di
bawah dan kalau anginnya kuat, awan akan terberai atau
hilang.

Jenis awan Berdasarkan Binggi Basar


Awan
Awan dikaji berdasarkan ketinggiannya, ada juga awan yang
tumbuh vertikal ke atas, dan awan-awan tambahan, baik dari
sebab yang lain maupun yang menempel pada awan tertentu.

High level cloud (Ch)


Ketinggiannya lebih besar dari 6000m atau lebih dari 20.000
feet. Suhu awan ini cukup dingin, kurang dari -80 C.
Komposisi utamanya terdiri dari kristal- kristal es atau butir-
butir salju, tipis dan berwarna putih. Pada saat matahari di
bawah horizon akan tampak berwarna-warni yang sangat
indah.

Medium level cloud (Cm)


Ketinggian jenis awan ini antara 2.000-8.000 meter atau
6.500-20.000 feet. Awan ini lebih rendah dibandingkan high
level cloud. Komposisi utamanya terdiri dari tetes-tetes air
dan jika suhunya cukup dingin maka bias bercampur dengan
butir-butir es dan hujan.

Low level cloud (Cl)


Ketinggiannya kurang dari atau sama dengan 2000 meter
atau kurang dari atau sama dengan 6500 feet. Komposisi
utamanya terdiri dari tetes-tetes air apabila suhunya tinggi.
Vertically Development cloud
Yang termasuk jenis ini adalah awan cumulus dan cumulus
nimbus yang pembentukannya melaluiarus konveksi atau
pengangkatan secara frontal. Ketinggian pucak awan
mendekati 12000 meter Atau lebih besar dari 39000 feet.
Untuk awan Cb ketinggiannya bisa mencapai 15000 meter.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kebugaran


Jasmani” Komponen, Bentuk Latihan Dan Unsurnya

Kumpulan Awan yang tidak termasuk kelompok 1


dan 2

 Awanyang terbentuk karena pengaruh keadaan benda-


benda tersebut, misalnya : pesawat contrail, dataran
tinggi atau gunung : awan orografik
 Awan tambahan,yang menempel pada induknya, contoh :
awan mamatus (mamma), arkus,inkus, dan lain-lain.

Keluarga – Keluarga Awan


Awan Tinggi (Keluarga A)
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000
dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki
(5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000
dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis.

Awan di Keluarga A meliputi :

 Genus Cirrus (Ci) : berserat gumpalan awan putih kristal


es halus yang muncul jelas di langit biru. Secara umum
non-konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.
1.
1. o Spesies fibratus Cirrus (Ci fi) : cirrus berserat
tanpa jumbai atau kait.
2. o Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC) : Hooked cirrus
filamen.
3. o Spesies spissatus Cirrus (Ci spi) : cirrus Patchy
padat.
4. o Spesies castellanus Cirrus (Ci cas) : Sebagian
cirrus menara.
5. o Spesies floccus Cirrus (Ci flo) : Sebagian cirrus
berumbai.

 Genus Cirrocumulus (Cc) : Sebuah lapisan awan


konveksi terbatas muncul sebagai massa bulat kecil putih
atau serpih dalam kelompok atau baris dengan riak
seperti pasir di pantai.
1.
1. o Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str) : Sheets
atau patch yang relatif datar cirrocumulus.
2. o Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len) : Lens
cirrocumulus berbentuk.
3. o Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas) :
cirrocumulus menara.
4. o Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo) :
cirrocumulus berumbai.

 Genus Cirrostratus (Cs) : A non-konvektif cadar tipis


yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan
terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi
menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan
rendah.
1.
1. o Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib) : cirrostratus
berserat kurang terlepas dari cirrus.
2. o Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb) : rata
selubung cirrostratus.

Awan Tengah (Keluarga B)


Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500

aki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai


13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000
kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih
hangat iklim, semakin tinggi dasar awan.

Nimbostratus awan kadang-kadang disertakan dengan awan


menengah. The World Meterological Organisasi
mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah
yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian
rendah selama hujan.
Awan di Keluarga B meliputi :

 Genus Altocumulus (Ac) : Sebuah lapisan awan konveksi


yang terbatas biasanya dalam bentuk patch tidak teratur
atau bulat dalam kelompok massa, garis, atau
gelombang. altocumulus Tinggi mungkin mirip
cirrocumulus tetapi basis menunjukkan setidaknya
beberapa bayangan abu-abu terang.
1.
1. o Spesies Altocumulus stratiformis (Ac str) : Sheets
atau patch yang relatif datar altocumulus.
2. o Spesies Altocumulus lenticularis (Ac len) : Lens
altocumulus berbentuk.
3. o Spesies Altocumulus castellanus (Ac cas) :
altocumulus menara.
4. o Spesies Altocumulus floccus (Ac flo) : altocumulus
berumbai.
 Genus Altostratus (As) : konvektif atau tembus non cadar
Buram abu-abu biru-abu-abu awan / yang sering bentuk
front bersama hangat dan sekitar daerah tekanan rendah
di mana mungkin menebal ke Nimbostratus.
Altostratus tidak dibagi lagi menjadi spesies.

Awan Rendah (Keluarga C1)


Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki
(2.000 m) dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus
kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak
semua bentuk kabut dari Stratus.
Awan di Keluarga C1 meliputi :

 Genus stratocumulus (Sc) : Sebuah lapisan awan


konveksi yang terbatas biasanya dalam bentuk patch
teratur atau massa bulat mirip dengan altocumulus tetapi
elemen yang lebih besar memiliki dengan bayangan abu-
abu yang lebih dalam.
1.
1. o Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets
atau patch yang relatif datar stratocumulus.
2. o Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens
stratocumulus berbentuk.
3. o Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas):
stratocumulus menara.

 Genus Stratus (St) : Sebuah lapisan seragam non-


konvektif awan yang menyerupai kabut tapi tidak
beristirahat di tanah.
1.
1. o Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung
Stratus.
2. o Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus
selembar Stratus.

Awan Rendah Tengah (Keluarga C2)


Awan ini dapat didasarkan manapun dari permukaan dekat
sekitar 10.000 kaki (3.000 m). Cumulus biasanya bentuk
pada rentang ketinggian rendah tapi dasar akan naik ke
bagian bawah kisaran menengah saat kondisi kelembaban
relatif sangat rendah. Nimbostratus biasanya bentuk dari
altostratus di tengah rentang ketinggian tapi dasar mungkin
mereda ke kisaran rendah selama precipitaion.

Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang signifikan


dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal
(Keluarga D), terutama di Eropa. Namun, cumulus biasa,
menurut definisi, tidak sesuai dengan tingkat vertikal yang
menjulang cumulus (kumulus congestus) atau paling
cumulonimbus . Nimbostratus Sangat tebal dapat perkiraan
cumulus menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal
awan cumulonimbus berkembang dengan baik.

Awan di Keluarga meliputi C2 :

 Genus Cumulus (Cu) : Awan konveksi bebas dengan cut


datar basa-jelas dan puncak kubah. Menjulang cumulus
(kumulus congestus) biasanya digolongkan sebagai awan
pembangunan vertikal (Keluarga D).
1.
1. o Spesies Cumulus fractus (Cu fra) : awan Cumulus
dipecah menjadi fragmen dan mengubah compang-
camping.
2. o Spesies Cumulus humilis (Cu hum): awan cumulus
kecil biasanya hanya dengan abu-abu terang di
bawah naungan.
3. o Spesies mediocris Cumulus (Cu med) : awan
Cumulus ukuran sedang dengan bayangan abu-abu
menengah bawah.

 Genus Nimbostratus (Ns) : Sebuah lapisan abu-abu


gelap konvektif non-baur yang terlihat lemah menerangi
dari dalam. Ini adalah awan yang biasanya bentuk curah
hujan di sepanjang front hangat dan sekitar daerah
tekanan rendah. Nimbostratus tidak dibagi lagi menjadi
spesies.

Awan Vertikal (Keluarga D)

 Genus cumulonimbus (Cb) : massa menjulang berat


awan konvektif bebas yang berhubungan dengan badai
guntur dan kamar mandi. Mereka membentuk dalam
massa udara yang sangat stabil, khususnya sepanjang
front yang bergerak cepat dingin.
1.
1. o Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal) : awan
cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong
puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan
yang menjulang tinggi.
2. o Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan
cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi
yang telah menjadi berserat karena adanya kristal
es.

Fitur Supplimentary inkus capillatus cumulonimbus (Cb ink


cap) : Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah
satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas
sebagai akibat dari memukul lapisan inversi di bagian atas
troposfer.

Fitur Supplimentary dengan mammatus cumulonimbus (Cb


Mam): Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh
gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan
oleh downdrafts lokal dalam awan. WMO Resmi jangka
cumulonimbus Mama.

Genus Cumulus (Cu)


1. o Spesies Cumulus congestus (WMO : Cu Con / ICAO :
TCU) : Menara awan cumulus ukuran vertikal besar,
biasanya dengan dasar abu-abu gelap.
2. o Pyrocumulus (tidak ada singkatan resmi) : awan
Cumulus yang terkait dengan letusan gunung berapi dan
kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai
genus yang berbeda atau spesies.

Para ilmuwan telah mempelajari berbagai jenis awan dan


menyadari bahwa awan pembawa hujan terbentuk dengan
sistem dan urutan tertentu. Bentuknya pun tertentu dan
terkait dengan jenis angin dan tipe awan.
Salah satu awan pembawa hujan adalah awam
CUMULONIMBUS. Ahli cuaca telah mempelajari
pembentukan jenis awan ini dan bagaimana ia menghasilkan
hujan, es, serta petir.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5


Panca Indera (Fisiologi) : Fungsi, Gambar, Dan
Bagiannya
Mereka menemukan bahwa awan cumulonimbus melewati
urutan berikut ini untuk menghasilkan hujan :
1. Awan didorong oleh angin : Awan cumulonimbus
mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa awan
kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya
awan-awan ini.
2. Penyatuan : Kemudian awan-awan kecil ini bergabung,
menyatu dan membentuk awan yang lebih besar.

3. Penumpukan : Ketika awan-awan kecil ini bersatu,


dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin
besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian
tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada
bagian pinggir. Alhasil tubuh awan ini tumbuh semakin
besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan ini
ditumpuk-tumpuk.

Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan


mencapai daerah yang lebih dingin pada lapisan
atmosfer atas. Di sanalah tetesan-tetesan air dan butiran
es terbentuk dan mulai tumbuh semakin besar. Ketika
butiran air dan es ini telah lebih besar dan berat
dibandingkan dengan dorongan ke atas yang menyangga
mereka, jatuhlah air dan es ini sebagai gerimis, hujan
ataupun hujan es.

Fungsi Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air yang melayang-layang
di udara. Awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena
dipengaruhi suhu. Awan yang menempel di permukaan bumi
disebut kabut. Awan merupakan kumpulan uap air dari
proses penguapan dari bumi dan tanaman. Dalam Siklus
hidrologi, awan memegang peranan penting untuk
menampung uap air.

Awan berperan penting dalam putaran air di bumi yang


dimanfaatkan oleh manusia. Siklus hidrologi merupakan
siklus air yang paling tua terbentuk di muka bumi, bahkan
merupakan siklus yang pertama terbentuk di bumi. Air
laut, danau, sungai yang terdapat dipermukaan
bumi menguap (evaporasi) karena panas matahari, termasuk
juga air yang terdapat dalam tumbuhan (transpirasi), hewan
dan manusia (respirasi) juga mengalami penguapan.

Selanjutnya, uap tersebut masuk dalam atmosfera menjadi


awan. Awan mengalami kondensasi, sehingga terjadilah titik
air hujan (presipitasi) dan dengan garfitasi bumi titik air jatuh
ke bumi baik di daratan maupun di lautan. Air hujan yang
jatuh di daratan sebagian masuk ke dalam tanah (infiltrasi)
dan mengalami perasapan ke dalam tanah (perkolasi)
menjadi air tanah, sebagian lagi mengalir dipermukaan tanah
(runoff).

Air tanah maupun air permukaan mengalir mengikuti


grafitasi bumi menuju daratan yang lebih rendah, baik
melalui air bawah tanah maupun sungai-sungai. Dalam
perjalanannya menuju laut atau daerah yang paling rendah,
air mengalami penguapan termasuk laut, sungai, danau,
sehingga siklus hidrologi kembali terjadi, demikian
seterusnya tanpa henti.

Mengapa Awan Berwarna Putih atau Kelabu ?


Pernahkah pertanyaan ini terlintas di pikiran Anda ? Apa
kira-kira jawabannya ? Ternyata karena adanya partikel-
partikel di udara kita. Apa peranan partikel-partikel ini ? Kita
tahu bahwa matahari memancarkan cahaya ke bumi. Sebelum
sampai ke kita, cahaya harus melewati atmosfer bumi, yang
kaya akan partikel kecil-kecil, yang lebih kecil daripada
panjang gelombang cahaya itu sendiri.

Nah, ketika gelombang cahaya datang mengenai partikel-


partikel ini, ada sebagian cahaya yang diteruskan, ada juga
yang dihamburkan ke berbagai arah (istilah
kerennya : scattering). Nah, hamburan ini yang terlihat oleh
kita.
Menurut Rayleigh, intensitas cahaya yang dihamburkan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang (pangkat 4
pula), yaitu :

Cahaya matahari sendiri terdiri atas berbagai


warna :
Berhubung warna biru memiliki panjang gelombang yang
pendek, berarti intensitasnya lebih besar dibandingkan
warna-warna lain. Berhubung  warna ini lebih dominan, maka
langit akan terlihat berwarna biru, seperti yang kita lihat
sehari-hari.

Lalu, kenapa ketika senja langit berwarna merah ? Ketika


matahari berada di horizon, cahaya matahari yang sampai ke
kita harus melewati lebih banyak partikel. Berarti cahaya
warna biru semakin disebarkan kemana-mana.
Ya, sisanya tinggal cahaya merah-orange gitu. Makannya
warna langit jadi kemerah-merahan. Dan kenapa awal
berwarna putih atau abu-abu ? Karena partikel-partikel air di
awan kira-kira seukuran dengan panjang gelombang. Untuk
kasus ini, rumus om Rayleigh jadi kurang tepat. Akan lebih
baik jika menggunakan pendekatan yang diajukan oleh Mie
(nama ilmuwan, bukan nama makanan).

Formulasi Mie ini rada rumit juga, tapi sih intinya, setiap
warna akan dihamburkan oleh awan kurang lebih sama besar.
Berarti, semua warna akan kita terima dan gabungan dari
warna-warna itu akan menghasilkan cahaya putih. Begitulah
mengapa langit kita berwarna.

Cahaya Matahari Dan Alasan Awan Berwarna Putih


Cahaya yang berasal dari matahari terdiri atas berbagai
warna. Karena lama perjalanan cahaya sebagai gelombang
panjang berbeda-beda, maka masing-masing warna akan
memiliki panjang gelombang yang sangat unik.

Awan adalah massa terlihat dari tetesan air atau kristal beku
yang tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau
tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh
gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut
awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu
awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.

Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap
menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Penguapan
ini bisa terjadi dengan dua cara :
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di
dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara
panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga
tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap
itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer
lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu
dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan


menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin
berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan
terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu


akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang
menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air
yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan
mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada
awan yang tidak membawa hujan.

Awan Berwarna Putih


Awan berwarna putih disebabkan titisan air di dalamnya yang
telah menyeleraskan cahaya matahari yang masuk dan keluar
secara sama rata. Dalam arti, cahaya yang masuk ke dalam
awan sama dengan cahaya yang keluar dari awan.

CAHAYA MASUK = CAHAYA KELUAR


Jadi, kesamarataan itu menyebabkan awan berwarna
putih.

Awan Berwarna Kelabu


Tetapi, bagaimana pula dengan awan yang mendung? Awan
mendungkan berwarna kelabu. Awan kelihatan kelabu bukan
kerana ia berubah warna. Hal ini disebabkan jumlah cahaya
yang keluar daripada awan adalah kurang berbanding cahaya
yang masuk. Jadi, awan kelihatan kelabu dan gelap
dibandingkan dengan benda lain yang boleh kita lihat. Warna
kelabu sebenarnya adalah “putih gelap”.

Mengapa Awan Berwarna Putih ?


Awan berwarna putih karena awan terdiri dari air atau kristal
es yang cukup besar sehingga dapat menyebarkan cahaya
yang terdiri dari tujuh panjang gelombang (merah, oranye,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu), tujuh panjang gelombang
itu bergabung untuk menghasilkan satu hal yaitu cahaya yang
berwarna putih. Awan akan terlihat gelap atau abu-abu ketika
salah satu awan berada di atas bayangan awan lain.

Mengapa Awan Juga Berwarna Abu-Abu Gelap ?


Kegelapan awan juga tergantung pada latar belakang langit.
Awan akan terlihat lebih gelap apabila dikelilingi oleh langit
yang cerah. Tidak benar bahwa mengartikan awan gelap
berarti akan hujan.Ketika terjadi hujan kita sering melihat
bahwa langit menjadi gelap, hal itu disebabkan karena awan
mengalangi cahaya dari matahari.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Gelombang
Bunyi : Karakteristik, Sifat, Sumber, Contoh, Teori,
Frekuensi

Jenis-Jenis Awan yang Berbahaya saat


Penerbangan
Saat kita melihat ke langit , terdapat banyak sekali awan yang
indah berwarna putih. Selain itu juga, awan tidak hanya
memiliki satu jenis saja tetapi masih ada juga jenis awan yang
lain. Ada yang biasa saja dan ada juga yang berbahaya disaat
penerbangan. Nah, kali ini saya akan membahas tentang jenis
awan yang berbahaya saat penerbangan.

Awan pancake / UFO
Apakah anda pernah melihat awan ini? Awan ini biasanya
terdapat di daerah Puncak gunung dan dataran tinggi. Dilihat
dari bentuknya memang tampak seperti piring terbang atau
kue dadar, bentuknya sih memang indah tetapi kalian jangan
salah ya, Didaerah sekitar awan ini terjadi hembusan angin
yang kuat dan kencang.

Hembusan angin yang kuat inilah yang biasanya berbahaya


bagi pesawat yang melintasi daerah tersebut, nah jika
seandainya ada pesawat yang nekat melewati awan tersebut
bisa-bisa pesawat tersebut bisa kehilangan kendali loh. Untuk
itu kita sebaiknya waspada jika saat kita sedang terbang
melewati awan ini.

Awan Cumulonimbus
Siapa sih yang tidak kenal dengan awan ini? Awan ini
merupakan awan yang termasuk ganas, Mengapa? sebab
awan inilah yang biasanya sering membawa hujan dalam
bentuk seperti es batu. Tidak sampai disini saja, di dalam
awan tersebut terdapat banyak uap air dan juga aliran listrik.
Tidak heran awan ini sering sekali dijadikan pertanda akan
adanya badai yang kuat.

Awan Mammatus
Awan ini jarang ada di Indonesia. Namun kehadiran awan ini
biasanya akan pertanda adanya badai yang besar atau cuaca
yang buruk. Awan ini kebanyakan berisi kristal es yang agak
tebal.

Awan Vulkanik / Debu vulkanik


Sebenarnya awan vulkanik itu tidak ada , itu hanya istilah saja
untuk debu vulkanik yang sangat tebal. Dengan kata lain
Awan vulkanik adalah versi tebalnya atau besarnya dari debu
vulkanik. Walaupun demikian , tetap saja berbahaya.

Dampaknya itu tidak hanya terasa di daratan saja, tetapi bisa


juga ke langit (Apalagi kalau ada pesawat yang nekat lewat
awan ini). Lebih parahnya lagi jika awan vulkanik / debu
vulkanik ini jumlahnya banyak sekali, dampaknya akan
langsung tertuju pada perubahan iklim dunia.

Awan Roll over /Morning glory


Awan seperti ini sering kali muncul saat badai dan
menyebabkan udara lembab naik, kemudian dingin sampai ke
titik di mana ia menjadi awan yang dikenal sebagai titik
embun. Meskipun terlihat seperti tornado miring, awan ini
tidak akan bisa menjadi puting beliung seperti itu.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai