Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh Karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
makalah ini.
Penyusun
Kelompok 3
ii
Daftar Isi
Contents
Kata pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan penulisan....................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................4
A. Sejarah Mappacci...................................................................................................4
B. Pengertian Mappacci..............................................................................................4
C. Alat dan Bahan Mappacci.......................................................................................5
D. Makna Alat dan Bahan Mappacci...........................................................................5
E. Waktu dan pelaksanaan Mappacci.........................................................................7
F. Jumlah orang yang melakukan Mappacci...............................................................8
BAB III.................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkawinan seperti mappaisseng, mappasau (mandi uap),mappacci (tudang
penni), kawissoro, mappasilukang dan mappasikarawa, sertamappanre
temme. Namun perbedaan ini tidak menjadikan nilai-nilai yang
terkandung dalam budaya masyarakat bugis ini luntur atau hilang.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti
merasa perlu untuk menetapkan rumusan masalah yang hendak dibahas
dalam penelitian ini agar pembahasan penelitian ini terfokus pada topik
yang diangkat. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah:
1) Bagaimana sejarah munculnya tradisi Mappaci?
2) Apa itu Mappacci?
3) Apa saja alat dan bahan Mappacci?
4) Apa makna dari alat dan bahan Mappacci?
5) Kapan waktu dan pelaksanaan Mappacci?
6) Berapa jumlah orang yang melakukan Mappacci?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka di sini
terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti diantaranya yaitu
:
1) Untuk mengetahui sejarah munculnya tradisi adat Mappacci
2) Untuk Mengetahui Pengertian, alat dan bahan, serta makna dari
alat dan bahan dalam melakukan Mappaci
3) Untuk mengetahui Waktu dan pelaksanaan serta jumlah orang yang
melakukan mappacci.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Mappacci
Tidak diketahui dengan pasti, sejarah awal kapan kegiatan
Mappacci ditetapkan sebagai kewajiban adat (suku Bugis/Makassar),
sebelum pesta perkawinan. Tapi, menurut kabar yang berkembang di
kalangan generasi tua, prosesi Mappacci telah mereka warisi secara turun-
menurun dari nenek moyang kita, bahkan sebelum kedatangan agama
Islam dan Kristen di tanah Bugis-Makassar. Oleh karena itu, kegiatan ini
sudah menjadi budaya yang mendarah daging dan sepertinya sulit
terpisahkan dari ritual perkawinan Bugis-Makassar.
B. Pengertian Mappacci
Mappacci adalah nama suatu upacara adat yang berasal dari provinsi
sulawesi selatan, upacara Mappacci / Mappaccing berasal dari kata
paccing yang berarti bersih yang bertujuan untuk membersihkan diri dari
4
semua hal yang dapat menghambat pernikahan, mappacci mengandung
makna simbolik sebagai kebersihan dan kesucian diri yang bertujuan
membersihkan jiwa dan raga calon pengantin sebelum memasuki bahtera
rumah tangga.
Makna yang terkandung dalam proses mappacci merupakan bentuk
harapan dan doa, bagi kesejahteraan dan kebahagiaan calon mempelai,
yang dirangkaikan
5
Daun nangka yang tidak memiliki nilai jual tinggi menjadi simbol
harapan bagi kehidapan calon mempelai.
Daun pucuk pisang
Meski tidak memiliki nilai jual tinggi, namun memiliki makna
mendalam bagi manusia. Seperti yang diketahui, pisang tidak akan
mati sebelum muncul tunas yang baru. Sifat pisang tersebut selaras
dengan tujuan pernikahan untuk memiliki keturunan. Satu pohon
pisang juga kerap menghasilkan buah dengan jumlah yang bisa
dinikamti oleh orang banyak. Demikian pula dengan perkawinan,
yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi banyak orang.
Sarung sutera
Sarung sutera dimaknai sebagai sifat istikomah dan ketekunan. Sifat
istikamah sendiri telah dijalankan oleh sang pembuat sarung yang harus
menenun dan menyusun helai demi helai benang hingga menjadi sarung
siap pakai. Hal ini diharapkan dapat mengingatkan calon pengantin
untuk selalu istikamah dalam hidup berumahtangga.
Piring dan wenno
Dalam mappacci disediakan pula piring yang berisi wenno, yakni
beras yang telah disangrai hingga mengembang. Perlengkapan ini
melambangkan harapan untuk dapat berkembang melanjutkan
keturunan.
Lilin
Zaman dahulu, konon nenek moyang masyarakat Bugis memakai
pesse’ (lampu penerang tradisional yang terbuat dari kotoran
lebah). Lilin dimaksudkan agar suami istri dapat menjadi penerang
bagi masyarakat sehingga memabwa kerukunan di masa depan.
Wadah dan Daun pacci
Daun pacci yang digunakan sebelumnya dihaluskan dan disimpan
dalam wadah bekkeng. Hal tersebut melambangkan kesatuan jiwa
atau kerukunan baik dalam berkeluarga maupun bermasyarakat.
Kelapa dan gula merah
6
Terkadang, di atas daun pisang juga diletakkan gula merah dan
kelapa muda yang menyimbolkan harapan agar suami istri dapat
senantiasa bersama dan saling melengkapi hingga maut
memisahkan.
7
Sekali-kali indo’ botting menghamburkan wenno kepada calon
memepelai atau mereka yang meletakkan daunpacar tadi dapat pula
menghamburkan wenno yang disertai dengan doa. Biasanya upacara
mappacci didahului dengan pembacaan Barzanji sebagai pernyataan
syukur kepada Allah SWT dan sanjungan kepada Nabiyullah Muhammad
SAW atas nikmat Islam.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menemukan pesan-pesan atau makna dalam tradisi upacara
mappacci pada pernikahan adat Bugis. Berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan, dari enam rangkaian rumusan masalah yang dibahas
penelti dalam makalah ini, maka dapat menyimpulkan bahwa:
9
dari petunjuk Allah. Wadah pacci, melambangkan makna dua insan yang
menyatu dalam satu hubugan. Kelapa dan gula merah melambangkan
kenikmatan dalam suatu hubungan.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Putri, I. D. (2016). Makna pesan tradisi Mappacci Pada Pernikahan Adat Bugis di
kelurahan Talaka kecamatan Ma’rang. Gowa : Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Shafira, A. N. (2018). Kajian Makna dan Pesan dalam Tradisi Mappacci Pada
Pernikahan Masyarakat Bugis di Kabupaten Sinjai. Makassar :
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Aprianti, D. (2018). Tradisi Mappacci dalam pernikahan masyarakat Bugis di
Desa Tanjung Kerang (Dusun lima) Kecamatan Babat Supat
Kabupaten Banyuasin. Palembang : Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
Elfiani. (2021). Literasi informasi wenni Mappacci masyarakat Bugis perantauan
dalam tradisi pernikahan di Kelurahan Nipah Panjang. Jambi :
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Shaifuddin Jambi.
11