Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik merupakan salah satu cabang seni yang menjadi kebutuhan hidup
masyarakat. Keberadaan musik dalam kehidupan masyarakat tentunya tidak lepas dari
berbagai macam fungsi yang ada dalam musik itu sendiri, antara lain sebagai media
ekspresi, ritual keagamaan, estetik, dan sebagai media hiburan bagi masyarakat. Musik
menurut para filsuf (Susantina, 2004 : 2), mampu mengungkapkan hal-hal yang tidak
dapat diekspresikan dengan kata-kata maupun jenis seni lainya.
Beranekaragamnya kebudayaan dan suku bangsa yang ada di Indonesia tentunya
melahirkan khazanah musik tradisi yang sangat kaya. Sulawesi saja—sebagai salah satu
dari lima pulau terbesar di Indonesia—memiliki tidak kurang dari 40 etnis dengan
kebudayaan dan adat istiadatnya masing-masing.
Dari begitu banyak suku bangsa itu juga lahir dan berkembang musik-musik tradisi
dengan ciri khas dan karakternya masing-masing. Berikut ini adalah uraian tentang empat
musik tradisional yang berasal dari Sulawesi. Deskripsi ini tentunya tidak dapat mewakili
semua jenis musik tradisi yang ada, namun diharapkan dapat memberikan sekilas
gambaran tentang kekayaan musik tradisi di pulau yang dulu lebih dikenal sebagai
Celebes itu.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ini adalah untuk mengetahui musik
tradisional yang berasal dari Sulawesi baik secara ciri khas musik, jenis musik, jeis alat
musik serta beberapa ciri khas dari Sulawesi seperti rumah adat, senjata khas, pakai adat
serta makanan khasnya.

C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di dapat dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui musik tradisional yang berasal dari Sulawesi
2. Mengetahui jenis alat musik yang berasal dari Sulawesi
3. Mengetahui ciri khas seperti rumah adat, senjata khas, pakaian adat serta makanan
khas yang berasal dari Sulawesi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Musik Tradisional

Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang terdapat diberbagai daerah
Indonesia yang lahir dan berkembang dan diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Musik tradisional biasanya menggunakan bahasa, gaya,
dan tradisi khas daerah asalnya1. Musik tradisional setiap daerah memiliki ciri khas
masing-masing, contohnya adalah angklung, gamelan jawa, kolintang, rabana, tarling,
dan orkes melayu. Mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki musik tradisionalnya
masing-masing dengan ciri khas masing-masing.
Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama
dewa dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu
(Ensiklopedi National Indonesia, 1990 : 413).
Sedangkan tradisional berasal dari kata Traditio (Latin) yang bermakna kebiasaan
masyarakat yang sifatnya turun temurun. Kata tradisional sendiri merupakan sifat yang
berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1991 :
1636).
Menurut Sedyawati (1992 : 23) pengertian musik tradisional adalah musik yang
dipakai sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi.Musik
tradisional menurut Tumbijo (1977 : 13) adalah suatu seni budaya yang sejak lama turun
temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu.
Maka bisa dijelaskan bahwa musik tradisional ialah musik masyarakat yang
diwariskan secara turun – temurun dan berkelanjutan dalam masyarakat suatu daerah.
Pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa pengertian musik tradisional adalah cetusan
perasaan atau ekspresi melalui nada atau suara dari alat musik sehingga mengandung lagu
atau irama yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.
Menurut Purba (2007:2), musik tradisional tidak berarti bahwa suatu musik dan
beragam unsur di dalamnya bersifat kolot, kuno atau ketinggalan zaman. Tetapi musik

2
tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan kebudayaan suatu etnis
atau masyarakat.

B. Fungsi Musik Tradisional

Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain untuk sarana
atau media upacara adat budaya (ritual), pengiring tari, media hiburan, media
komunikasi, media ekspresi diri dan sarana ekonomi.
1. Sarana upacara adat budaya (ritual)

Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara-upacara kelahiran,


kematian, perkawinan serta keagamaan dan kenegaraan.
Pada beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu
dipercaya mempunyai kekuatan magis. Oleh sebab itu, instrumen seperti itu
digunakan sebagai sarana kegiatan adat istiadat masyarakat.
2. Pengiring Tarian

Di berbagai wilayah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik dibuat oleh masyarakat


untuk mengiringi tarian- tarian khas daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian khas
daerah di Indonesia hanya dapat diiringi oleh musik daerahnya sendiri-sendiri.
Selain musik daerah, musik pop dan dangdut juga digunakan untuk mengiringi
berbagai tarian modern, seperti poco-poco, dansa dan lain sebagainya.
3. Sarana Hiburan

Dalam hal ini, musik adalah salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat
rutinitas kegiatan harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya. Biasanya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton
pagelaran musik.
Jika terdapat pertunjukan musik di daerah mereka, mereka akan langsung
berbondong-bondong mendatangi tempat pertunjukan tersebut untuk menonton.
4. Sarana Komunikasi

Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi-bunyi tertentu yang mempunyai makna


tertentu untuk anggota kelompok masyarakatnya. Biasanya bunyi-bunyian itu

3
mempunyai pola ritme tertentu dan menjadi tanda untuk anggota masyarakatnya atas
suatu peristiwa atau kegiatan tertentu.
Alat yang biasa dipakai dalam masyarakat Indonesia yaitu kentongan, lonceng di
gereja dan bedug di masjid.
5. Sarana Ekspresi Diri

Bagi para seniman (baik pencipta lagu ataupun pemain musik) musik merupakan
media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka
mengaktualisasikan potensi dirinya.
Melalui musik juga, mereka mengungkapkan perasaan ataupun emosi, pikiran,
gagasan, dan cita-cita tentang diri, masyarakat, dunia dan Tuhan.
6. Sarana Ekonomi

Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak saja sekadar berguna sebagai
sarana ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan.
Mereka merekam hasil karya seni mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat
(Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran.
Dari hasil penjualannya tersebut mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan dalam hidup. Selain dalam bentuk kaset dan CD, para musisi juga
melaksanakan pertunjukan yang dipungut biaya.
Pertunjukannya tidak hanya diselenggarakan di suatu tempat, namun juga dapat
diselenggarakan di daerah-daerah lain di Indonesia ataupun luar Indonesia.

C. Jenis Musik Tradisional Nusantara

Jenis-jenis musik tradisional di Indonesia bisa dibedakan menjadi musik tradisi,


musik keroncong, musik perjuangan, musik dangdut dan musik pop.
Contoh Musik Tradisional Nusantara

Berikut ini adalah sebagaian kecil dari contoh musik tradisional nusantara yang ada di
Indonesia :
1. Musik Gong Luang
2. Musik Krumpyung
3. Musik Gambang Kromong
4. Musik Laras Madya dan Santi Swara
5. Musik Karang Dodou

4
6. Musik Huda
7. Musik Goong Renteng
Di sini kita akan membahas musik tradisional yang berasal dari Sulawesi baik itu
ciri khas music dan ciri khas lain dari Sulawesi.
Mari kita jaga dan kita lestarikan warisan budaya bangsa ini, agar tidak diambil
oleh negara tetangga dan lainnya. Seperti beberapa kasus yang sudah-sudah, jangan
sampai hal itu terulang kembali.

D. Ciri Khas Musik Tradisional Dari Suluwesi

1. Dado Rumba dari Sulawesi Tenggara


Dado Rumba adalah salah satu bentuk musik tradisi Sulawesi Tenggara yang
dinyanyikan dan dimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti: dodoraba (alat
musik gesek seperti rebab yang dimainkan sambil duduk), gambus (alat musik petik
seperti gitar atau mandolin), gamba-gamba (sejenis xylophone, bisa terbuat dari kayu
atau bambu), perkusi batang bambu yang dibelah mengikuti panjang sebagian bambu
yang disebut juga bamboo buzzer, dan lain-lain.
Vokalnya dinyanyikan oleh beberapa penyanyi perempuan dan laki-laki secara
bersamaan dengan beberapa cengkok pengambilan nada seperti yang banyak
ditemukan di musik khas Melayu. Contohnya adalah penggunaan appogiatura
sebagai embelishment yang dapat dilihat pada notasi di atas.
Melodi utama vokal ini diikuti oleh dodoraba (biola/rebab) secara unison.
Sementara gambus yang mengiringi, bersama-sama dengan gamba-gamba
(xylophone) yang memainkan pola ritmik bertautan, serta beberapa bamboo buzzer
yang memainkan ketukan ¼ dengan aksen di 1 dan 3, membuat lagu ini berkesan
sangat riang dan cukup meriah (festive). Secara umum lagu ini terdengar seperti
musik khas di daerah-daerah pesisir kepulauan tropis seperti di Karibia atau Pasifik.
2. Gambusu dari Sulawesi Tenggara
Gambus adalah alat musik berdawai seperti mandolin yang berasal dari Timur
Tengah. Jauh sejak sebelum abad ke-20 instrumen ini beserta musiknya telah ikut
menyebar bersama dengan ajaran agama Islam ke negara-negara Asia Tenggara
seperti Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri musik gambus

5
kemudian diadaptasi ke dalam budaya lokal oleh sebagian masyarakat di Sumatera,
Jawa, Madura, Sulawesi, dan Kalimantan.
Di Sulawesi berkembang jenis musik tradisi yang disebut Gambusu. Di salah
satu sumber dikatakan bahwa istilah “Gambusu” mengacu tidak hanya pada alatnya
saja, tapi juga pada kegiatan memainkan musik Gambus. Sementara di sumber lain
disebutkan bahwa Gambusu adalah musik yang banyak dimainkan di
tengah/pedalaman pulau—dengan ciri permainan yang lebih kompleks, berbeda
dengan Gambus yang berkembang di wilayah pesisir yang dari segi permainannya
lebih sederhana.

3. Kesok-kesok dari Sulawesi Selatan


Kesok-kesok adalah nama instrumen gesek berdawai satu dari Sulawesi
Selatan yang dimainkan secara vertikal sambil duduk oleh satu orang sambil
bernyanyi atau bertutur. Menurut Ensiklopedi Musik Indonesia dan salah satu
referensi lainnya, kesok-kesok bisa jadi merupakan instrumen tertua dan paling
sederhana (primitif) di Sulawesi.
Alat musik ini biasa digunakan dalam salah satu tradisi seni khas Sulawesi
yang disebut sinrilik. Pemainnya biasa disebut sebagai pasinrilik. Di masa awal
kelahirannya sekitar abad ke-15, sinrilik biasa digunakan sebagai penyampai pesan
raja dari istana. Di masa-masa berikutnya sinrilik mulai menyajikan kisah epik
seputar hikayat dan legenda yang dinyanyikan semalam suntuk.
4. Lalove dari Sulawesi Tengah
Lalove—atau yang CD Discover Indonesia disebut lalowe—adalah alat musik
aerophone asal Sulawesi Tengah yang berbentuk seperti suling panjang yang ditiup
secara vertikal. Alat ini terbuat dari buluh bambu atau rotan sepanjang sekitar satu
meter.
Permainan lalove adalah salah satu bagian penting bagi kehidupan masyarakat
Kaili di Kabupaten Donggala dan Poso, Sulawesi Tengah. Sebelum agama Islam
masuk pada abad ke-17, masyarakat Kaili menganut kepercayaan Balia, yang
memuja dewa-dewa dan roh nenek moyang. Lalove adalah musik yang dimainkan
dalam upacara penyembuhan Balia yang biasa dilakukan semalam suntuk, bahkan
hingga hari terang. Tujuannya adalah untuk memanggil roh yang menyebabkan
penyakit orang yang sedang sakit, dan mengembalikannya ke alam.
6
Pada awalnya lalove tidak boleh sembarangan dimainkan, karena bagi orang
yang biasa kerasukan roh jika mendengar suara lalove mereka akan dengan mudah
kerasukan. Keyakinan masyarakat Kaili saat ini adalah penggabungan antara ajaran
Islam dan animisme, meskipun sejalan dengan modernisasi, kepercayaan ini sudah
semakin menurun.
Kini lalove sudah dipelajari dan dimainkan hanya sebagai seni musik maupun
pengiring tari tradisional kreasi baru dan sebatas hanya untuk hiburan tanpa unsur
kesakralan lagi. Selain jumlahnya sedikit, pemain lalove yang kebanyakan sudah tua
juga kesulitan untuk mencari penerus karena anak muda Kaili lebih tertarik dengan
musik modern ala pop Barat.

E. Alat Musik Khas Sulawesi


1. Jalapa

Jalappa (Jalapa) adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Alat ini berbentuk seperti Simbal yang terbuat dari logam kuningan. Tidak berlaku
umum, alat musik ini dimainkan pada saat upacara adat tertentu. Nama alat musik
tradisional Sulawesi Selatan mempunyai nama lain, yaitu dibeberapa daerah lebih
dikenal dengan sebutan Kancing-Kancing karena bentuknya yang menyerupai
Kancing berukuran besar.
2. Tolindo/Popondi

7
Selanjutnya adalah alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang dimainkan dengan
cara dipetik. Memiliki bentuk unik, alat musik ini terbuat dari bahan kayu berbentuk
busur yang bertumpu pada tempurung kelapa utuh. Sedang pada bagian busur,
terdapat senar panjang yang akan menghasilkan suara bila dipetik. Mayoritas
masyarakat Bugis memeberi nama alat musik ini dengan sebutan Tolindo, sedangkan
masyarakat Makassar memberi nama alat musik ini dengan sebutan Popundi.

3. Gendang Bulo

Alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang ini sama seperti Gendang pada
umumnya yang tidak memiliki membran. Dimana alat musik klasik ini akan
mengeluarkan suara bila ditepuk atau dipukul bagian kulitnya menggunakan telapak
tangan.
Bagi masyarakat Bugis, alat musik ini disebut dengan nama Idiokardo, sedangkan
pada masyarakat Makassar menyebutnya Gendang Bulo.
4. Keso-Keso

8
Alat musik Keso-keso merupakan alat musik tradisional Sulawesi Selatan. Ada
persamaan dengan alat musik Rebab, akan tetapi jika alat musik Rebab bisa memiliki
3-4 dawai, Keso hanya memiliki 2 dawai saja.
Untuk memainkan alat musik masa lalu ini, Anda cukup menggesek dawainya, maka
akan keluarlah bunyi yang sampai ditelinga. Bagi mereka yang sudah bisa
memainkan alat musik Rebab, maka tidak akan mengalami kesusahan dalam
memainkan alat musik Keso-keso.
5. Suling Lembang

Alat musik khas tradisional yang termasuk berasal dari Sulawesi Selatan ini adalah
sebuah alat musik tiup. Karena itu, cara memainkan alat musik Suling Lembang
tidak jauh berbeda dengan Suling pada umumnya. Adapun yang membedakannya,
Suling Lembang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu dengan panjang 50 sampai
100 cm dan diameter 2 cm. Supaya bunyinya bervariasi, Suling lembang dilengkapi
dengan lebih dari 8 lubang nada.
6. Puwi-Puwi

9
Yang ini adalah alat musik Puik-Puik yang dikenal juga sebagai alat musik dari
Sulawesi Selatan. Persis terompet, bentuk dan cara memainkan alat musik ini sama
persis dengan terompet yang ada didaerah lain.
7. Rebana

Banyak daerah mengklaim bahwa alat musik Rebana berasal dari daerahnya,
termasuk propinsi Sulawesi Selatan. Hanya saja terkait dengan penyebetan masung-
masing daerah memiliki perbedaan. Terbang Rebana adalah sebutan bagi masyarakat
Bugis, sedang Terbang adalah sebutan bagi masyarakat Makassar.
8. Basi-Basi

Basi-Basi termasuk sebagai alat musik tradisional Sulawesi Selatan. Nama lainnya
adalah Klarinet menurut masyarakat Makassar, sedang menurut masyarakat Bugis
adalah Basi-basi. Alat musik ini merupakan alat musik tiup yang didalamnya terdapat
membran rangkap.
9. Kacaping

10
Kacaping adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Alat
musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Kacaping memiliki 2 dawai yang dikaitkan
pada kayu berbentuk seperti perahu. Konon, alat musik Kacaping ini pertama kali
ditemukan oleh seorang pelaut Bugis.
Pada acara-acara adat seperti upacara pernikahan, penjemputan tamu, atau saat
bersenda gurau dengan keluarga alat musik ini dimainkannya. Nama lain dari
Kacaping adalah Kecapi.
10. Alosu

Alat musik Alosu sangat unik bentuknya, yakni berupa sebuah kotak anyaman yang
di dalamnya diisikan banyak biji-bijian atau batu kecil. Berbeda dengan alat musik
lain, alat musik tadisional Sulawesi Selatan ini dimainkan dengan cara digoyang-
goyangkan.

11. Ana’ Becing

Pada poin ini, kita akan sedikit mengulas alat musik tradisional Sulawesi Selatan
yang bernama Ana’ Becing. Berdasarkan informasi yang didapat, Ana’ Becing
terbuat dari logam dan dimainkan dengan cara dipukulkan satu sama lain.
Mempunyai bentuk yang unik, yaitu menyamai sepasang dayung membuat alat

11
musik ini cukup dikenal, terlebih karena sering dimainkan dalam pertunjukan seni
musik karnaval atau parade pesta serta upacara adat pada zamannya.

F. Rumah Adat Sulawesi

1. Sapana

Tangga ini merupakan tangga yang terbuat dari bambu dengan tiga atau empat tangga
dengan anak tangga yang dianyam. Sapana ini juga memiliki cocorang atau
pegangan pada bagian samping yang dibuat untuk para bangsawan umunya.
2. Tukak

Selanjutnya dibuat dari kayu dengan 3 tangga. Tangga ini diperuntukan untuk rakyat
biasa sehingga tidak dilengkapi dengan cocorang dan jumlah anak tangganya juga
selalu ganjil-ganjil
3. Rumah Adat Panggung

12
Rumah panggung ini adalah khas dari Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu
rumah tradisional suku Bugis, Sulawesi Selatan dengan bentuk persegi 4 yang dibuat
memanjang ke arah belakang.
4. Rumah Adat Bola

Jika sao roja merupakan tempat tinggal untuk bangsawan atau juga bisa bangsawan
bangsawan lainnya, maka rumah adat bola ini berarti rumah biasa yang menjadi
tempat tinggal rakyat biasa.
5. Rumah Tongkonan

Selanjutnya adalah Rumah tongkonan yang akan dibangun berjajar menuju arah
utara. Rumah yang mengarah ke utara yang memiliki atap yang melengkung ke atas
yang menyimbolkan para leluhur masyarakat Toraja yang didukung dari Arah utara.
G. Pakaian Adat Sulawesi

1. Baju Tutu (Baju Adat Pria Suku Bugis)

13
Pakaian adat untuk kaum laki-laki disebut dengan Tutu. Jenis pakaian ini adalah jas
dan biasa disebut dengan Jas Tutu. Pakaian adat ini dipadukan dengan celana atau
paroci, dan juga kain sarung atau lipa garusuk, serta tutup kepalanya yakni berupa
songkok.
2. Baju Bodo (Baju Adat Wanita Suku Bugis)

Bila pada pakaian adat laki-laki dinamakan Tutu, maka pakaian adat perempuan
dinamakan Baju Bodo. Ciri khas Baju Bodo adalah berbentuk segi empat dan
memiliki lengan yang pendek, yakni setengah atas dari bagian siku lengan. Baju
bodo sudah ada sejak zaman dulu dan dapat ditelusuri seratus tahun ke belakang.
Tidak hanya itu, pakaian ini dikenal dengan salah satu baju atau busana yang
memiliki umur tertua di Indonesia.
3. Pattuqduq Towaine

Pattuqduq Towaine adalah baju adat dari Suku Mandar yang dikenakan pada saat
pernikahan serta pada saat menari pattiqtuq. Baju/busana pattuqdu yang dipakai
untuk menari adalah terdiri dari 18 potong, sementara busana untuk orang yang
sedang menikah adalah 24 potong.

14
4. Baju Pokko

Baju Pokko adalah baju adat Toraja yang digunakan oleh kaum wanita. Pakaian adat
Sulawesi Selatan ini memiliki ciri-ciri lengan yang pendek dengan didominasi warna
kuning, merah, dan putih
5. Baju Seppa Tallung

Pakaian adat ini merupakan pakaian adat Sulawesi Selatan yang berasal dari Suku
Toraja. Ciri khas pakaian ini adalah memiliki panjang hingga sampai menyentuh
bagian lutut. Baju Seppa Talung merupakan sebuah pakaian adat yang dikenakan
oleh kaum laki-laki. Beberapa aksesoris yang melengkapinya yakni, kandaure,
gayang, lipa’, dll.

H. Senjata Khas Sulawesi

1. Badik Raja

15
Badik raja adalah jenis badik yang berasal dari daerah Kajuara, Kabupaten Bone.
Masyarakat sekitar percaya bila badik bernama lain gencong raja ata bontoala ini
dibuat oleh mahluk halus, tak heran bila nilai sakral yang dimilikinya menjadi sangat
tinggi.

2. Badik Lagecong

Jenis badik selanjutnya adalah badik lagecong. Badik ini dahulunya digunakan untuk
berperang atau dalam keadaan terdesak. Yang unik dari badik jenis ini adalah adanya
bisa racun yang ada pada bilahnya. Sekali melukai, lawan tak akan butuh waktu lama
untuk menghembuskan nafas terakhirnya. Karena hal itu, badik ini memiliki nilai
kehormatan tersendiri.

3. Badik Luwu

Sesuai namanya, Badik Luwu berasal dari budaya masyarakat kabupaten Luwu di
masa silam. Bentuknya membungkuk seperti bungkuk kerbau (mabbukku tedong).
Bilahnya lurus dan meruncing di bagian ujung.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbeda dengan musik tradisi yang banyak berkembang di wilayah Barat Indonesia
seperti di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari
musik tradisi Sulawesi:
1. Masih kuatnya budaya bertutur secara spontan oleh para seniman yang dilakukan
sambil bermain musik. Musik menjadi media untuk bercerita maupun menyampaikan
pesan tertentu, seperti pada Kesok-kesok (Sulawesi Selatan) maupun Dadendate
(Sulawesi Tengah).
2. Musik sering menjadi bagian dari upacara adat yang bernilai sakral, seperti pada
Lalove (Sulawesi Tengah), serta Suling Dengkong-dengkong dan Kelong Sagala
(Sulawesi Selatan)
3. Kisah-kisah seputar legenda maupun cerita rakyat yang diteruskan secara turun
temurun masih banyak menjadi tema utama dari teks yang dinyanyikan; berbeda
dengan musik tradisi maupun modern pada umumnya yang biasanya hanya
bertemakan keseharian hidup.
Uraian di atas menunjukkan betapa beragamnya kekayaan seni budaya Indonesia.
Bahkan hanya di Pulau Sulawesi sendiri, meski dari satu daerah ke daerah yang lain
banyak memiliki kesamaan jenis instrumen, namun musiknya sendiri bisa memiliki
karakter dan ciri khasnya masing-masing. Semuanya lahir dan berkembang dari
perbedaan geografis, keanekaragaman etnis, serta perjalanan panjang sejarah Sulawesi—
dari kolonialisasi Portugis, Belanda, hingga masuknya misionaris dan ajaran-ajaran
agama Kristen, Katolik, dan Islam—yang berbeda-beda di masing-masing wilayahnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://sicantikunyuunyu.blogspot.com/2018/05/makalah-tentang-alat-musik-tradisional.html
https://bagiilmunei.blogspot.com/2017/08/makalah-karya-seni-musik-tradisional.html
https://cara.pro/pengertian-fungsi-jenis-contoh-musik-tradisional-nusantara/
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/fungsi-dan-tujuan-musik-tradisional-
nusantara
https://www.silontong.com/2018/10/19/alat-musik-tradisional-sulawesi-selatan/
https://borneochannel.com/rumah-adat-sulawesi-selatan/
https://www.romadecade.org/pakaian-adat-sulawesi-selatan/
http://adat-tradisional.blogspot.com/2017/03/senjata-tradisional-sulawesi-selatan-bugis.html

18

Anda mungkin juga menyukai