Anda di halaman 1dari 22

TUGAS FINAL

MATA KULIAH WAWASAN SENI PERTUNJUKAN

“TRADISI MAPPADENDANG KABUPATEN SOPPENG”

DOSEN PENGAMPUH

TONY MULUMBOT,S.Sn., M.Hum.

DISUSUN OLEH :

MELI AGREINI

220802501042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK

JURUSAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas final makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
judul dari makalah ini adalah “TRADISI ADAT MAPPADENDANG KABUPATEN
SOPPENG” dengan mata kuliah Wawasan Seni Pertunjukan yang diampu oleh Bapak Tony
Mulumbot,S.Sn., M.Hum.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada orang tua yang senantiasa mendoakan, kepada narasumber, teman-teman sekalian dan
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi lebih baik lagi. Penulis
berharap agar makakah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, sekian dan
terima kasih.

Makassar, 25 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………...……………………………...….….i

KATA PENGANTAR ………..………………………………………….………..…..……..ii

DAFTAR ISI ………………………………………...…………………….………….....…..iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….....…...…1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….……….1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………….2

C. Manfaat Penulisan …..….………………………………………………………………….2

D. Tujuan Penulisan ………...…………………………………………………………..…….3

GAMBARAN UMUM …………………………………………………………………….…4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………...………………….….…5

A. Waktu Pelaksanaan Ritual Adat Mappadendang ……………………………………...….5


B. Cara Pelaksanaan Ritual Adat Mappadendang ……………………………………...…….7
C. Pakaian atau Properti Ritual Adat Mappadendang ………………………………….…….9
D. Makna Ritual Pesta Adat Mappadendang Bagi Masyarakat Kecamatan Marioriwawo
Kabupaten Soppeng ...………………………………………………………………………..10

E. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Mappadendang …………………...….……12

BAB III PENUTUP ……………………………………...………………………………....14


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...………………..……..14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..…….……………….……15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang masyarakatnya sangat majemuk
terdiri dari beberapa suku, agama, budaya dan adat istiadat. Suku-suku tersebut masih
tetap mempertahankan keaslian adat istiadat, tradisi dan kebudayaanya. Salah satu aspek
yang sangat menarik dari kebudayaan di Indonesia secara keseluruhan adalah keaslian
budaya beberapa daerah yang masih tetap dipertahankan.
Salah satu tradisi masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan adalah
Mappadendang. Mappadendang yaitu sekelompok orang yang menumbukkan alu ke
sebuah lesung dengan suatu irama (nada) dan disertai dengan gerakan. Tradisi
mappadendang adalah tradisi menumbuk padi yang sering dilakukan orang bugis, mereka
menyebutnya nampu ase lolo. Dalam upacara ini dihadiri oleh pemerintah, tokoh adat,
orang tua, dan anak-anak. Tradisi ini biasanya diadakan setelah musim panen dan
dilakukan oleh para pemuda dan pemudi dengan berpasang-pasangan. Upacara kini
dipimpin oleh orang tua (tokoh adat) yang sudah berpengalaman dalam melakukan
perayaan acara Mappadendang.
Tradisi Mappadendang yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng tergolong unik karena memiliki tatacara tertentu yang
sangat sakral, namun sekarang agak mulai menghilang kesakralan dan tata cara
pelaksanannya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh ajaran Islam, kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan perkembangan zaman. Karena masyarakatnya lebih
cenderung ke hiburan yang bersifat modern seperti nonton elekton dan menonton televisi.
Pada waktu pelaksanaan upacara Mappadendang, para pemuda dan pemudi
diberi kesempatan dan bebas untuk saling berkenalan. Sementara itu, pada saat upacara
Mappadendang berlangsung banyak pemuda dan pemudi yang dayang untuk
menyaksikannya biasanya dalam kesempatan ini ada yang secara untung-untungan
mendapatkan teman hidup atau jodohnya. Mereka masing-masing mencari cocok untuk
hidup bersama. Dalam kesempatan ini, mereka mengutarakan isi hatinya untuk berpantun
bersahut-sahutan dengan sopan menurut ketentuan adat yang berlaku secara sungguh-
sungguh dan diiringi dengan tawa ria.
Masyarakat pedesaan merupakan suatu masyarakat yang bersifat tradisional
dan sumber daya alamnya yang alami. Masyarakatnya bersifat homogen dan menjalin

1
kerja sama, kekerabatan, gotong-royong. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di daerah
pedesaan, masyarakat desa memiliki karakteristik sosial tersendiri dengan masyarakat
yang tinggal di wilayah perkotaan. Masyarakat desa yang pada umumnya petani sangat
tergantung dari tanah (earth-bound), karena sama-sama tergantung pada tanah maka
kepentingan pokok juga sama sehingga mereka juga akan bekerja sama untuk mencapai
kepentingan-kepentingan. Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Soppeng
Kecamatan Marioriwawo hingga saat ini masih mempertahankan adat panen yang kini
mulai terlupakan seiring perkembangan zaman yang semakin modern. Ritual
Mappadendang mengingatkan kita pada kosmologi hidup petani sehari-hari. Pesta ini
diebut sebagai pesta tani pada suku Bugis dan pesta raya syukur atas keberhasilan dalam
proses penanaman padi. Pesta tani ini dilakukan dengan cara besar-besaran oleh
kelompok masyarakat dan diyakini mengandung makna yang mendalam bagi
penganutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana waktu pelaksanaan ritual adat Mappadendang Kecamatan Marioriwawo
Kabupaten Soppeng.
2. Bagaimana cara pelaksanaan ritual adat Mappadendang Kecamatan Marioriwawo
Kabupaten Soppeng.
3. Bagaimana properti/busana yang digunakan dalam ritual Mappadendang Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
4. Bagaimana makna yang ada pada pelaksanaan ritual Mappadendang Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
5. Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam ritual Mappadendang Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana waktu pelaksanaan ritual adat Mappadendang
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaksanaan ritual adat Mappadendang Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
3. Untuk mengetahui bagaimana properti/busana yang digunakan dalam ritual
Mappadendang Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
4. Untuk mengetahui bagaimana makna yang ada pada pelaksanaan ritual
Mappadendang Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.

2
5. Untuk megetahui bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam ritual Mappadendang
Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
D. Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan sumbangan wawasan
kepada masyarakat yang belum mengenal dan mengetahui kegiatan ritual Mappadendang,
memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini bagi masyarakat setempat, dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah wawasan seni pertunjukan.

3
GAMBARAN UMUM

Penelitian ini bersifat deskriptif historis dengan menggunakan metode penelitian sejarah
secara interview, melalui tahapan-tahapan kerja yang meliputi heuristik, kritik,
interpretasi, dan historiografi. Heuristik adalah tahap pengumpulan sumber-sumber
sejarah, sumber tersebut kemudian dikritik untuk mendapatkan fakta dengan fakta yang
lainnya. Sebagai tahap terakhir adalah historiografi atau penyajian, yaitu merekontruksi
peristiwa-peristiwa sejarah menjadi kisah sejarah dalam bentuk deskriptif historis. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses ritual adat Mappadendang (pesta panen
adat bugis) yang ada di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng sangat terstruktur
dan tersusun secara rapi. Diawali dari penentuan hari pelaksanaan dan durasi atau lama
waktu pelaksanaannya. Setelah proses penentuan waktu selesai, maka keluarga yang
akan melaksanakan pesta adat tersebut mulai menyusun susunan acara pesta adat
Mappadendang. Seperti acara hiburan dan pemain yang akan menjadi penumbuk alu
pada lesung serta atribut yang digunakan pemain pada pesta adat tersebut. Pesta adat
tersebut berakhir dengan ditandai acara makan bersama oleh seluruh masyarakat yang
hadir dalam pesta adat tersebut. Dalam pesta adat Mappadendang terdapat banyak
makna, nilai-nilai, serta fungsi yang terkandung di dalamnya. Makna tersebut
diaplikasikan dalam bentuk perbuatan seperti rasa syukur terhadap Tuhan dan
menghargai serta menjaga warisan leluhur atau nenek moyang. Begitupun dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam pesta adat Mappadendang, nilai- nilai kebersamaan,
kekeluargaan, hiburan, dan religi melebur menjadi satu dalam sebuah pesta adat yang
terus dilestarikan dan menjadi pedoman hidup masyarakat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu Pelaksanaan Ritual Adat Mappadendang


Acara Mappadendang (pesta panen Adat Bugis) atau lebih dikenal dengan sebutan
pesta tani pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dengan
menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri merupakan suatu pesta
yang diadakan dalam rangka besar-besaran yakni acara penumbukan gabah pada lesung
dengan tongkat besar sebagai penumbuknya. Acara mappadendang sendiri juga memiliki
nilai magis tersendiri disebut juga sebagai pensucian gabah dalam artian masih terkait
dengan batangnya dan masih terhubung dengan tanah menjadi ase (beras) yang nantinya
akan menyatu dengan manusianya. Olehnya perlu dilakukan pensucian agar lebih berkah
kedepannya.
Pada masyarakat suku bugis waktu pelaksanaan pesta adat Mappadendang juga
memiliki waktu yang khusus, namun ada banyak asumsi dalam masyarakat saat ini bahwa
pelaksanaan pesta adat Mappadendang bisa dilaksanakan di hari-hari biasa tanpa
memperhatikan waktu khusus yang telah ditentukan. Menurut Bapak Hasanuddin, S
Pd.yang merupakan guru seni budaya Smk Negeri 2 Soppeng mengungkapkan bahwa
Mappadendang dilaksanakan sekali dalam setahun ketika musim panen dan memasuki
musim kemarau. Namun, ketika ada kelompok tani dan pemerintah yang ingin
melaksanakan pesta adat Mappadendang bisa dilakukan pada hari-hari biasa sesuai
keputusan pemerintah.
“Biasanna tassiwwenni nak, maderimatommi yolli rekeng ku engkasi keperluang sibawa
acara-acara, yaku engkasi janci-jancinna kulosi mattaneng ase apa biasanna engka nia’-
nia’na tauwe yaku jajiwi asena, apa yanggap to rekeng ade’ta mato sibawa ade’ kesenian
maloppota ri tana ogi. Yatosi ku essoi engkamato biasanna nak, maderi acara pertanian
iyaregga acara pamerang tapi yatosi ku masyarakat e iyapa ku wenniwi napegau acara
appadendangnge.(Hasanuddin, S.Pd., Wawancara, 29 November 2022).
Terjemahan :
“Biasanya itu satu malamji nak, sering dipanggil ikuti acara, misalnya ada keperluan
sama acara-acara, kalau ada juga janji-janji mau tanam padi karena biasa ada niat-niatnya
orang kalau hasil panennya sukses, karena hal ini dianggap sebagai adat kesenian besar
orang Bugis. Kemudian waktu siang juga sering diadakan acara seperti pertanian dan

5
pameran. Namun dalam masyarakat kalau sudah malam baru diadakan acara
mappadendang”
Bagi masyarakat Kecamatan Marioriwawo, pesta adat Mappadednang adalah
warisan dari leluhur mereka untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkah dan
keberhasilan dalam masa panen padi yang mereka laksanakan sesekali dalam setahun
setelah musim panen dan memasuki musim kemarau. Hal ini senada dengan apa yang
diungkapkan oleh saudari Safira Febrilianti
“Itu acara mappadendang sudah turun-temurun dari nenek moyangta dulu, kalau
baguski hasil panen berarti haruski bikin acara mappadendang baru biasanya malampi
juga diadakan alasannya kalau malam para petani sudah pulang dari sawahnya,”
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa pesta adat Mappadendang
merupakan adat turun-temurun dan warisan dari nenek moyang mereka. Pesta adat
Mappadendang dilaksanakan oleh masyarakat setempat sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan terhadap hasil panen padi yang melimpah, masyarakat setempat
melaksanakan pesta adat mappadendang sekali dalam setahun setelah musim panen padi.
Pesta adat Mappadendang dilaksanakan selama satu hari atau sampai padi yang akan
ditumbuk habis. Ketika memasuki musim kemarau, cahaya bulan purnama akan terlihat
cukup terang untuk memberikan pencahayaan pada masyarakat yang sedang
melaksanakan pesta adat mappadendang. Lain halnya dengan pesta adat mappadendang
yang dilakukan kelompok tani dan pemerintah, jika masyarakat setempat melaksanakan
pesta adat Mappadendang maka waktu pelaksanaannya harus malam hari ketika musim
panen dan memasuki musim kemarau. Namun, ketika kelompok tani dan pemerintah
yang akan melaksanakan pesta adat mappadendang maka hal tersebut akan dilaksanakan
kapan saja tanpa mengikuti aturan waktu pelaksanaannya karena kelompok tani dan
pemerintah melaksanakan pesta adat mappadendang untuk acara pemerintahan,
memperingati hari besar sekaligus sebagai usaha pemerintah dalam melestarikan budaya
lokal.
Dari apa yang telah disimpulkan oleh beberapa narasumber/informan tersebut,
dapat diketahui bahwa pesta adat Mappadendang merupakan hal yang cukup penting bagi
kehidupan masyarakat setempat, karena Mappadendang dianggap sebagai metode dan
wadah mereka dalam mengaplikasikan rasa syukur mereka kepada Tuhan. Hal ini
dibuktikan dengan masih maraknya dilaksanakan pesta adat tersebut.

6
B. Cara Pelaksanaan Ritual Adat Mappadendang
Pesta adat ini merupakan bentuk pergelaran seni tradisional bugis karena
merupakan bentuk pertunjukan unik yang menghasilkan bunyian irama tertentu atau nada
dari kelihaian pemain, pemain ini lebih dikembangkan lagi dimana alunan irama lebih
tertaur disertai dengan variasi bunyi dan gerakan bahkan disertai dengan variasi bunyi dan
gerakan bahkan disertai dengan tarian padendang Ogi. Gerakan dan bunyi irama dianggap
sebagai sebuah ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur kepada Tuhan yang disampaikan
dalam bentuk gerakan dan bunyi irama tersebut.
Bagi masyarakat Kecamatan Marioriwawo, bertani tidak hanya sekedar
mengggarap lahan lalu mengambil hasilnya, tetapi juga menjaga tradisi yang telah
diwariskan oleh nenek moyang mereka yaitu ungkapn terima kasih kepada Tuhan atas
berkah dan limpahan rezekinya dalam bertani yang dibingkai dalam sebuah pesta adat
Mappadendang. Di dalam pelaksanaannya pesta adat Mappadendnag memiliki cara
pelaksanaannya tersendiri, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Hasanuddin S.Pd
bahwasannya pemain dalam pesta adat mappadendang terdiri dari tujuh orang pemain,
terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki tersebut memiliki posisi dan tugasnya
masing-masing dalam pesta adat Mappadendang tersebut.
“Oh biasanna ipegau acara mappadendang tappitumi tau nak iyarega eppa makkunrai
tellu burane, eppa makkkunrai sebagai indo padendangna. Misalnya to kan engka
pallace’na kuhe yaro tellu burane kuhe monro, kan engka seggona palungengnge kuhe
monro tettong siolong, engka tona monro ceddi kuhe yanaro monro sipadu-padudung
nappa iyaro makkunrai eppae siolong to taddua-duangeng”.(Hasanuddin, S.Pd.,
Wawancara, 29 November 2022)
Adapun maksud dari pernyataan di atas adalah dalam pesta adat Mappadendang
setiap pemain memiliki posisi dan tugasnya masing-masing agar pelaksanaan pesta adat
tersebut dapat terlaksana dengan baik, keempat pemain perempuan tersebut memiliki
sebutan nama yaitu Indo’ Padendang dan memiliki posisi berdiri berhadapan di samping
kiri dan kanan lesung. Sedangkan ketiga pemain laki-laki tersebut berdiri di ujung lesung
dan yang satunya berdiri di ujung depan lesung di sebut Ambo’ Padendang, setelah
pemain menempati posisinya masing-masing maka mereka akan menjalankan tugasnya
dalam pesta adat Mappadendang tersebut yaitu menumbuk padi dengan gerakan dan suara
yang berirama. Suara benturan antara kayu penumbuk yang disebut Alu dan Palungeng
ini biasanya terdengar nyaring membentuk irama ketukan yang khas bergantian dan
teratur. Gerakan dan bunyi tumbukan berirama inilah yang menjadi ciri khas
7
Mappadendang. Hal inilah seperti yang diungkapkan oleh saudari Safira Febrilianti
sebagai narasumber kedua bahwasannya pemain dalam pesta adat Mappadendang harus
bisa menumbuk alu dan palungeng bersamaan dan berirama, akan tetapi ketika pemain
pada pesta adat mappadendang merasa lelah maka akan digantikan oleh pemain lainnya
yang telah disiapkan.
“Antara perempuan dan laki-laki mereka saling silih berganti , baku ganti-gantian laki-
lakinya yang tiga tetapi pemain perempuannya yang empat, orang tidak bisa diganti
sembarangan harus tetap tinggal menumbuk padi. Bisaji diganti sebenarnya tapi
perempuannya itu harus memang yang pintar menumbuk padi kah ada iramanya jadi
tidak bisa sembarang dikasih main orang”. (Safira Febrilianti, wawancara, 29 November
2022)
Dari apa yang diungkapkan di atas sangat jelas bahwa dalam pelaksanaan pesta
adat Mappadendang memiliki tata cara yang harus diketahui oleh setiap pemain, dalam
hal ini setiap warga yang ingin ikut serta dalam pesta adat mappadendang harus bisa
memadukn irama tumbukan Alu dan Palungeng. Dan alat musik lainnya yang digunakan
pada saat pesta adat Mappadendang. Dari apa yang diungkapkan oleh narasumber
tersebut dapat dilihat bahwa salah satu tangannya lagi digunakan untuk membolak-
balikkan padi yang sudah ditumbuk. Secara sederhana dapat dipahami bahwa irama
tumbukan Alu dan Palungeng juga berfungsi untuk mencegah cedera para pemain pada
saat melaksanakan adat Mappadendang.
Selain memadukan irama tumbukan Alu dan Palungeng dengan alat musik yang
digunakan, pesta adat Mappadendang juga dimeriahkan oleh beberapa pertunjukan.
Pertunjukan tersebut dirangkai dalam sebuah susunan acara yang dibuat oleh keluarga
atau pemerintah yang ingin melaksanakan pesta adat Mappadendang. Seperti yang
diungkapkan oleh saudari Safira Febrilianti .
“Terus kalau ada acara Mappadendang mau dilaksanakan biasanya ada yang urus
persiapannya bikin susunan acaranya dan susunan acara ini dimasukkan pembacaan
cerita rakya bugis, menari, sampai pada acara makan-makan”. (Safira Febrilianti,
wawancara, 29 November 2022)
Dari apa yang dijelaskan oleh narasumber di atas dapat dilihat bahwa dalam
pelaksanaan pesta adat Mappadendang, keluarga atau pemerintah yang melaksanakan
pesta adat Mappadendang menampilkan sebuah pertunjukan seperti tari-tarian,
pembacaan cerita rakyat bugis dalam bentuk nyanyian yang dilanjutkan dengan makan
bersama masyarakat yang hadir menyaksikan pesta adat Mappadendang. Profesi tersebut
8
disusun oleh keluarga yang melaksanakan pesta adat tersebut maka dibuatlah sebuah
struktur panitis. Proses pelaksanaan pesta adat Mappadendang diakhiri dengan makan
Bette’ bersama dengan seluruh masyarakat yang hadir dalam pesta adat tersebut. Namun
ada prosesi penting dalam acara makan bersama tersebut yaitu mengirim doa kepada
Tuhan atas berkah musim panen yang telah diberikan kepada mereka. Hal ini juga senada
dengan yang diungkapkan saudari Safira Febrilianti bahwa dalam proses adat
Mappadendang memiliki susunan acara yang diakhiri dengan makan bersama.
Dapat diketahui bahwa pesta adat Mappadensang memiliki peran yang cukup
penting dalam kehidupan bermasyarakat bagi warga setemoat. Karena dengan pesta adat
tersebut mereka bisa bersilaturrahmi dengan masyarakat lainnya lewat sebuah
pertunjukan sambil menikmati hidangan yang telah disediakan. Dari beberapa penjelasan
informan tersebut dapat pula dipahami bahwa pesta adat Mappadendang juga memiliki
arti penting dalam kehidupannya, karena dengan tetap melestarikan pesta adat tersebut
berarti mereka juga telah menjaga warisan dan kepercayaan dari nenek moyang atau
leluhur mereka.
C. Pakaian atau Properti Ritual Adat Mappadendang
Pakaian sebagai bagian dari kebutuhan setiap orang saat ini yang telah menjadi
sebuah daya tarik sehingga sangat menunjang penampilan seseorang. Di dalam kehidupan
sehari-hari, pakaian yang menjadi kebutuhan pokok setiap orang, hal ini dapat dilihat dari
kebiasaan setiap orang yang menggunakan pakaian khusus dalam berkegiatan atau
mengikuti sebuah acara hkusus.
Pakaian memiliki makna tersendiri bagi setiap orang, seperti halnya dalam
kehidupan masyarakat Bugis di Kabupaten Soppen mengenakan pakaian dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka mengenakan pakaian yang dianggap tidak menyalahi adat
istiadat atau aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut, contohnya berpakaian yang
sopan dan bersih. Salah satu contih kecil dalam adat, baju adat tersebut memiliki makna
sebagai keindahan bahwa suku bugis selalu menjaga keindahan dan baju adat tersebur
sebagai simbol keindahannya.
“ Iyye engka nak seragam baju adatna, yaku indo’padendangnge pake baju bodo nenniya
ambo’ padendangnge pake jas tutu’ sibawa songko passapu’. Ini baju bodo nak
maksudnya supaya cantik i jadi ipabbaju bodoi supaya cantik I najagai ade’ e jadi harus
ada baju bodo dipake supaya cantik dan jas tutup sehingga gagah-gagah dilihat pemain
padendangnge”.(Hasanuddin, S.Pd., Wawancara, 29 November 2022)

9
Hal ini dipertegas oleh Bapak Hasanuddin,S.Pd yang menyatakan bahwa pemain
dalam pesta adat Mappadendang mengenakan seragam, pemain laki-laki dan perempuan
mengenakan baju khusus yaitu baju adat Suku Bugis.
“Misalnya menggunakan baju adat, laki-lakinya biasanya dililitkan sebuah kain dikepala
yang biasa disebut Passapu’ sedangkan baju yang dikenakan jas tutup warna hitam sama
menggunakan sarung itu biasanya kemudian untuk perempuannya mengenakan pakaian
baju bodo”. (Safira Febrilianti, wawancara, 29 November 2022)
Dari apa yang dijelaskan kedua narasumber di atas dapat dilihat bahwa dalam
pelaksanaan pesta adat Mappadendang, pemain tersebut mengenakan pakaian seragam
yaitu baju adat Suku Bugis. Hal ini dikarenakan agar pemain dalam pesta adat
Mappadendang terlihat menarik dan ketika masyarakat di Kecamatan Marioriwawo
Kabupaten Soppeng melaksanakan sebuah pesta adat maka harus mengenakan baju adat
Suku Bugis.
D. Makna Ritual Pesta Adat Mappadendang Bagi Masyarakat Kecamatan
Marioriwawo Kabupaten Soppeng
Kehidupan manusia berjalan mengikuti alur waktu, disetiap proses perjalanannya
banyak hal yang terjadi dalam kehidupan manusia. Tindakan dan tingkah laku manusia
terjadi bukan tanpa sebab melainkan sebuah proses interaksi manusia itu sendiri,
tindakan tersebut memiliki makna tersendiri yang mungkin saja akan menghasilkan
pemahaman yang berbeda dari setiap individu manusia. Salah satu contoh yang dapat kita
lihat yaitu sebuah tradisi dan adat istiadat itu terus dipertahankan sampai saat ini dan
memiliki makna bagi setiap manusia yang meyakini.
Bagi masyarakat pedesaan yang menggantungkan kehidupannya pada pertanian,
memiliki kehidupan yang sederhana, tenang dan memiliki tradisi serta adat istiadat yang
dipertahankan hingga saat ini adalah sebuah kewajiban. Tidak dipungkiri mungkin hal
inilah yang membuat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat yang hidup dan menetap
di pedesaan tetap terjaga dengan baik. Hal itu juga dapat kita lihat ketika masyarakat
pedesaan menunjukkan rasa syukur mereka terhadap Tuhan apabila musim panen padi
telah tiba. Rasa syukur tersebut mereka gambarkan dalam sebuah pesta adat yang disebut
pesta adat Mappadendang.
Mappadendang merupakan upacara syukuran panen padi dan merupakan adat
masyarakat bugis sejak dahulu kala. Tradisi ini sudah berjalan turun temurun bagi
masyarakat yang bergantung dari hasil usaha bertani umumnya mengenal pesta adat ini.
Mulai dari turun ke sawah, membajak, sampai tiba waktunya panen raya. Banyak
10
masyarakat yang berpendapat bahwa pesta adat Mappadendang memiliki makna yang
sangat dalam bagi petani di pedesaan, pesta adat tersebut menggambarkan kehidupan
petani di pedesaan yang sangat bersahaja dan mengingatkan kita kepada sebuah
penghormatan terhadap Tuhan, tanah dan padi yang memberikan kehidupan bagi
manusia. Menurut Pak Hasanuddin, S Pd, pesta adat Mappadendang merupakan sesuatu
yang sangat bermakna bagi masyarakat Kecamatan Mariowiwawo karena bisa berkumpul
dan menjalin hubungan silaturrahmi.
“Mappadendang itu nak dalam Bugis (Yaro idi ku ogie) pelaksanaan Mappadendang itu
adalah syukuran namanya. Jadi wettutta jokka manre bette, yissengma yaseng bette?
Yaro yaseng bette ase atau gabah yang sudah digoreng. Jadi yobbini jokka manre bette
sebagai rasa syukur, kebersamaan, dan kekeluargaan karena waktunya mattaneng ase ki
nabantu tokki. Jadi pada riolli maneng sipurio sipurennu sukkurukki nasaba polei jajiwi
asewe. Kalau datangmi orang menonton padendang, manre toni bette sisama-samaki
manre. Yaku ceddemi bette demagaga yang penting makan sama-sama kah anu bede nak
sumange’na iyaro ase kumegaki manrei maknanya supaya mega to matu pole narekko
panengngi pemeng”.(Hasanuddin, S.Pd., Wawancara, 29 November 2022)
Dari penjelasan diatas sangat jelas bahwa pesta adat Mappadendang merupakan
sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya dan masyarakat di Kecamatan Marioriwawo
karena mereka dapat berkumpul dan menjalin silaturrahmi dengan masyarakat lainnya.
Tak hanya itu, pesta adat Mappadendang juga memiliki makna sebagai ungkapan rasa
syukur atas berkah dan limpahan rezeki berupa padi yang telah mereka panen. Selain itu,
seperti apa yang telah diungkapkan oleh narasumber di atas makna Mappadendang juga
dapat kita ibaratkan sebuah doa kepada Tuhan agar kiranya panen yang akan datang bisa
lebih baik lagi dan kembali dapat berkumpul dalam pesta adat Mappadendang. Lebih
menarik lagi bahwa suara alu atau lesung memiliki makna sebagai pertanda pesta adat
Mappadendang.
Bagi masyarakat Kecamatan Marioriwawo pesta adat Mappadendang mempunyai
makna menghargai dan menjaga warisan dari leluhur atau nenek moyang mereka berupa
tradisi dan adat-istiadat yang menjadi pedoman dalam hidup mereka. Dalam prosesi pesta
adat tersebut dimaknai sebagai pelekat dan penjaga keharmonisan serta memberikan
hiburan bagi masyarakat setelah lelah menghabiskan waktunya berladang. Oleh karena
itu, pesta adat Mappadendang memiliki arti penting bagi masyarakat karena sangat
berperan sebagai symbol bahwa masyarakat senantiasa bersyukur atas apa yang telah

11
Tuhan berikan kepada mereka. Arti penting tersebut sebagai penanda dan pengingat
bahwa manusia selalu bersyukur.
E. Nilai-Nilai Yang Terkandung di Dalam Ritual Adat Mappadendang
Pesta adat Mappadendang tidak hanya sebatas pesta adat biasa, bahkan hampir di
seluruh daerah dan suku di Sulawesi Selatan memiliki pesta adatnya masing-masing, tak
hanya itu pesta adat tersebut memiliki pengaruh penting dalam kehidupannya sehari-hari.
Pesta adat Mappadendang bagi masyarakat suku bugis di Kabupaten Soppeng memiliki
tempat tersendiri dalam kehidupannya, ini dikarenakan banyak nilai-nilai yang
terkandung di dalam pesta adat tersebut.
Nilai-nilai tersebut terus bertahan dan menjadi perekat hubungan sosial di dalam
masyarakat yang saat ini semakin tergerumus oleh perkembangan zaman. Ketika kita
memperhatikan dan mengamati lebih mendalam mengenai kehidupan masyarakat
pedesaannya kental akan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan, secara tidak langsung
kita juga akan menyentuh tradisi dan adat istiadat masyarakat di Pedesaan tersebut. Hal
ini dikarenakan tradisi dan adat istiadat tersebut mengandung nilai-nilai yang menjadi
perekat hubungan sosial diantara mereka. Tradisi dan adat istiadat tersebut dapat berupa
sebuah pertunjukan atau ritual-ritual seperti pesta adat Mappadendang hal ini juga
diungkapkan oleh Bapak Hasanuddin, S.Pd bahwa pesta adat Mappadendang memiliki
nilai-nilai yang mampu menghidupkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan di dalam
masyarakat.
“Narekko engka acara Mappadendang, iyaro tau megae iyaregga pabbanuae temmaka
rennunna. Pada engka maneng Mario. Nulle marennu nasaba kutoniro siruntuk runtuk
maneng pole e kusuwali kampong. Maliweppi ha rennungna ku pada manreni massama-
samang sipurio sipurennu”.(Hasanuddin, S.Pd., Wawancara, 29 November 2022)
Terjemahan :
“Ketika acara Mappadendang itu dilaksanakan saya melihat masyarakat itu senang sekali
mungkin mereka terhibur karena biasa bertemu dengan tetangga-tetangga Desa maupun
Kecamatan, pokoknya banyak warga yang datang yang paling bagus itu kalau kita makan
bersama”.
Mappadendang merupakan sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan bagi
masyarakat, hal ini dapat dilihat dari penjelasan narasumber bahwa ketika pesta adat
Mappadendang dilaksanakan masyarakat terlihat sangat senang dan beramai-ramai
berdatangan ke pesta adat tersebut. Lebih menarik lagi adalah bunyi alu memiliki makna
sebagai pertanda bahwa pesta adat tersebut telah dimulai. Selain itu, nilai-nilai hiburan
12
digambarkan dalam sebuah irama musik alu yang ditimbulkan pada palungeng dan
dipadukan dengan alat musik yang digunakan pada saat pelaksanaan pesta adat.
Kemudian nilai-nilai hiburan dalam pesta adat tersebut dapat dilihat ketika pemain
menari-nari dan melakukan astraksi-astraksi yang membuat penonton terhibur. Namun,
menurut saudari Safira Febrilianti bahwa di dalam pesta adat Mappadendang juga
terkandung nilai-nilai spritiual. Hal ini dapat dilihat ketika masyarakat mengemukakan
alasannya mengapa melaksanakan pesta adat Mappadendang tidak lain menjawab sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah dan limpahan rezeki berupa padi yang
telah mereka panen.
“Warga mengadakan acara Mappadendang sebagai ungkapan rasa syukur dan terima
kasih kepada Sang Pencipta karena telah sukses atas panen padinya. Para petani
berharap semoga kedepannya Tuhan memberikan kemurahan rezeki”. (Safira Febrilianti,
wawancara, 29 November 2022)
Adanya hubungan yang kuat antara manusia dan Tuhan dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Hal ini digambarkan dalam sebuah pesta adat Mappadendang
dengan nilai-nilai spiritual di dalamnya yang menjadi penghubung antara manusia dengan
Tuhannya. Selain nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam pesta adat Mappadendang
terdapat juga nilai-nilai lainnya yang menjadi salah satu faktor terjaganya hubungan yang
harmonis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kecamatan Marioriwawo, nilai-nilai
tersebut adalah nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang terus terjaga mulai dari proses
menanam padi hingga musim panen dan pesta adat Mappadendang kembali dilaksanakan.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam pesta Mappadendang tersebut memberi
pesan moral yang baik di dalam agama maupun adat-istiadat bahwa sesuatu hal yang
paling berharga dalam hidup ini adalah menjaga hubungan dengan Tuhan dan menjaga
hubungan dengan sesame manusia. Dalam penjelasan itu pula dapat dipahami bahwa arti
penting pesta adat tersebut dapat dilihat dalam setiap nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Nilai spiritual, kebersamaaan, kekeluargaan, dan hiburan merupakan sesuatu
yang sangat penting bagi mereka karena hal inilah yang perlu dijaga agar keselarasan
hidup manusia, alam, dan Tuhannya dapat terjaga.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam proses pelaksanannya, pesta adat Mappadendang memiliki waktu
pelaksanaan yang khusus dan telah ditentukan sejak dahulu hingga sampai saat ini. Waktu
pelaksanaannya harus mengikuti tradisi yaitu setelah musim panen dan memasuki musim
kemarau di malam hari. Alasan mengapa pesta adat Mappadendang dilaksanakan di
malam hari adalah untuk mengikuti tradisi nenek moyang serta tidak adanya aktifitas
bertani di malam hari. Selain, waktu yang telah ditentukan, pakaian pemain dalam pesta
tersebut juga ditentukan yaitu menggunakan baju adat suku bugis, alasannya sederhana
yaitu ketika masyarakat mengadakan pesta adat maka harus pula mengenakan pakaian
adat. Selanjutnya, tata cara pelaksanaan pesta adat Mappadendang adalah pemain
perempuan berjumlah empat orang sedangkan laki-laki berjumlah tiga orang, memiliki
tugasnya masing-masing yaitu memadukan irama tumbukan alu pada palungeng dan alat
musik yang digunakan serta memadukan tarian-tarian atau atraksi-atraksi yang
dipertontonkan. Selain menumbukkan alu pada palungeng, pemain harus menumbuk padi
sampai selesai dan berakhirlah pesta adat Mappadendang yang ditutup dengan makan
malam bersama seluruh masyarakat yang hadir.
Adapun makna pesta adat Mappadendang tersebut bagi masyarakat Kecamatan
Marioriwawo adalah rasa syukur terhadap Tuhan atas berkah dan limpahan rezeki berupa
padi yang telah mereka panen. Selain itu, pesta ada tersebut adalah doa kepada Tuhan
agar panen yang akan datang bisa lebih baik lagi dan dapat berkumpul kembali ke dalam
pesta adat Mappadendang.
Di dalam proses pelaksanaan pesta adat Mappadendang ada nilai- nilai yang
terkandung dan terus dijaga oleh masyarakat Kecamatan Marioriwawo, nilai-nilai tersebut
berupa nilai hiburan yang menjadi perekat hubungan sosial pada masyarakat setempat.
Selanjutnya, adalah nilai spiritual yang juga menjadi perekat dan penghubung manusia
dan Tuhannya. Kemudian yang terakhir adalah nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam pesta adat Mappadendang tersebut memberikan
pesan moral yang baik di dalam agama maupun adat-istiadat bahwa sesuatu hal yang
paling berharga dalam hidup ini adalah menjaga hubungan dengan Tuhan dan menjaga
hubungan sesame manusia.

14
DAFTAR PUSTAKA

A. Internet

Mesyia, Ulfha Fausi. Filosofi dan Tata Cara Tradisi Mappadendang. Academia.edu. 2018.
Diakses pada 18 September 2022. https://www.academia.edu/37918937/wawasan-
budaya-nusantara.

B. Jurnal

Gustiana, Najamuddin, dan Jumadi. 2019. Tradisi Adat Mappadendang. Jurnal Pemikiran
Pendidikan dan Kebudayan Penelitian Kesejarahan,6(1),42-55.
10.26858/pattingalloang.v6i1.10779

C. Narasumber
Hasanuddin S,Pd, 2022. Wawancara [Interview] (November 2022).
Safira Febrilianti. Wawancara [Interview] (November 2022).

15
LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1. Daftar Pertanyaan
…………………………………………………………………………17
2. Dokumentasi Interview Narasumber 1 ……………...………………………………...
…..17
3. Dokumentasi Interview Narasumber 2 ……………...………………………………...
…..18
4. Gambar Tradisi Mappadendang ……………………...
………………………………...…18
5. Gambar Alat dan Bahan ………………………...……………………………...
…………18
6. Gambar Acara Makan Bersama ……………………………...…………………...
………19

16
LAMPIRAN
1. Daftar Pertanyaan
a. Narasumber 1
Nama : Hasanuddin, S.Pd
Pekerjaan : Guru Seni Budaya SMKN 2 SOPPENG
Usia : 40 Tahun
Pertanyaan :
 Bagaimana waktu pelaksanaaan tradisi Mappadendang / maraga wettu ipegaui iyaro
cara Mappadendang?
 Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Mappadendang / pekkugi carana ipegaui iyaro
acara Mappadendang?
 Untuk property atau pakaian yang digunakan apakah ada busana yang khas digunakan
saat melakukan tradisi Mappadendang?
 Bagaimana makna yang terdapat dalam tradisi Mappadendang?
 Bagaimanaka nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Mappadendang?
b. Narasumber 2
Nama : Safira Febrilianti
Pekerjaan : Mahasiswa (Dutas Kampus Universitas Lamappapoleonro)
Usia : 21 Tahun
Pertanyaan :
 Bagaimana waktu pelaksanaan Tradisi Mappadendang yang ada di Kabupaten
Soppeng?
 Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi Mappadendang?
 Bagaimana properti yang digunakan dalam tradisi Mappadendang?
 Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Mappadendang?
2. Dokumentasi Interview Narasumber 1

17
3. Dokumentasi Interview Narasumber 2

4. Gambar Tradisi Mappadendang

5. Gambar Alat dan Bahan

18
6. Gambar Makan Bersama

19

Anda mungkin juga menyukai