Disusn Oleh :
LASMAINI
Dosen Pembbimbing :
RIZALMAN, S.Pd, MM
T.A 2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang di berikan berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Terima kasih juga sayai ucapkan kepada
dosen pembimbing mata kuliah adat budaya jambi yang telah bmembimbing sehingga
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari yang membangun demi
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 3
1.3. Tujuan.................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kenduri Sko.......................................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Kenduri Sko............................................................................... 4
2.1.2 Manfaat Kenduri Sko............................................................................ 5
2.1.3 Tujuan Kenduri Sko................................................................................ 6
2.1.4 Pemberian Gelar Dalam Kenduri Sko................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Sejarah Kenduri Sko Dikabupaten Kerincu…............................................. 8
3.2. Pelaksanaan Kenduri Sko ............................................................................ 9
3.3 Kenduri sko sebuah pesan kebudayaan......................................................... 10
BAB IV PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 12
3.2. Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kenduri Sko, kata ini tidaklah asing lagi bagi masyarakat Kerinci. Kenduri Sko adalah
upacara adat paling besar bagi masyarakat Kerinci, pada saat pelaksanaan kenduri sko
seluruh lapisan masyarakat bergembira ria, memainkan alat musik tradisional,
melantunkan lagu daerah, puji-pujian, menari, dan makan bersama. Pesta kenduri sko
menggambarkan adanya keterpaduan, keakraban, kesadaran, kebersamaan dan
keterbukaan antara sesama anggota masyarakat. Perhelatan kenduri sko merupakan
rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan antara lain, pengukuhan dan penobatan orang
adat seperti Depati, Hulubalang, Rio dan Ninik Mamak sebagai pengganti pemangku
adat yang telah berhenti sesuai dengan ketentuan adat, pembersihan dan penurunan
benda-benda pusaka adat untuk dapat dilihat oleh masyarakat kampung, mengikat dan
menjalin silaturahim, persatuan dan kesatuan antara masyarakat dalam satu kampung
dengan masyarakat dari kampung lain, pembacaan naskah asal-usul yang dinobatkan dan
warga setempat agar warga tahu terutama kaum muda dari mana mereka berasal dan
memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga kepada roh nenek moyang,
roh “orang gunung” agar diberi rezeki yang melimpah karena setelah kegiatan Kenduri
Sko penduduk akan kembali bersawah dan berladang.
Perhelatan acara Kenduri Sko yang dilaksanakan beberapa tahun sekali sehingga
masyarakat harus mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan acara kenduri
sko tersebut. Dalam mempersiapkan acara Kenduri Sko tersebut kita bisa melihat adanya
saling bantu-membantu atau kerja sama yang terjadi sebelum terlaksananya proses
kenduri tersebut. Artinya bahwa adanya suatu jaringan-jaringan kerja sama antar manusia
untuk mewujudkan suksesnya prosesi kenduri sko tersebut yang jarang diikuti oleh
masyarakat setempat, apalagi bagi generasi muda karena Kenduri Sko ini dilaksanakan
setiap beberapa tahun sekali.
Kebudayaaan dan masyarakat adalah dua kenyataan sosial yang berbeda, namun
mempunyai hubungan yang sangat erat, tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan
sebaliknya, tidak ada kebudayaan yang tidak mempunyai masyarakat pendukung.
Kebudayaan adalah sistem norma dan nilai yang menjadi pegangan suatu masyarakat.
Sedangkan, masyarakat berarti kumpulan manusia yang berhubungan satu sama lain dan
menghayati norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kebudayaan.
Berdasarkan beberapa defenisi kebudayaan diatas, terdapat beberapa konsep dasar
tentang kebudayaan. Konsep dasar inilah yang menyebabkan adanya perbedaan
mendasar antar manusia dengan makhluk selain menusia. Konsep dasar yang
berhubungan dengan kebudayaan adalah kebudayaan diperoleh melalui proses belajar,
2
kebudayaan menjadi milik bersama, kebudayaan sebagai pola, kebudayaan bersifat
dinamis dan adaptif, kebudayaan bersifat relatif.
Sebagian besar perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan hasil dari
proses belajar. Perilaku dan kebiasaannya bukanlah merupakan hasil pewarisan secara
genetik, tetapi merupakan pembawaan yang diturunkan secara sosial. Kebiasaan-
kebiasaan individu yang dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat dan menjadi
kebiasaan sosial, maka hal tersebut dapat dikalakan sebagai kebudayaan. Kebiasaan-
kebiasaan yang dikembangkan oleh masyarakat pada akhirnya menjadi pola-pola budaya
yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat oleh pembatasan-pembatasan
kebudayaan. Pembatasan kebudayaan pada umumnya tidak selalu dirasakan oleh anggota
masyarakat, hal ini karena anggota masyarakat mengikuti cara berpikir dan bertindak
yang telah dituntut oleh kebudayaannya.
Itulah anggapan yang salah, sebenarnya walaupun zaman telah maju, tapi kita sebagai
generasi penerus tidaklah boleh beranggapan demikian, karena bersamaan dengan
budaya daerah itulah Dari penjelasan diatas, maka makalah ini akan membahas
bagaimana pelaksanaan Kenduri Sko di KabupatenKerinci.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, permasalahan yang
akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Kenduri Sko dikabupaten kerinci?
2. Bagaimana tata pelaksanaan kenduri sko di kabupaten kerinci?
3. Apa pesan kebudayaan dalam kenduri sko dikabupaten kerinci?
1.3 Tujuan
1. Memenuhi tugas kuliah Adat Budaya Jambi
2. Memberikan pemahaman kepada diri sendiri, dan peserta diskusi saat presentasi
terhadap materi yang akan didiskusikan.
3. Menambah wawasan dan khazanah ilmu adat budaya jambi
1.4 Manfaat
1. Untuk mendapatkan penilaian yang baik dari dosen pengampu.
2. Memberikan pemahaman kepada diri sendiri, dan peserta diskusi saat presentasi
terhadap materi yang akan didiskusikan.
3. Menambah wawasan dan khazanah adat budaya jambi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
masyarakat bahwa orang yang tidak jujur akan mendapat „teguran‟ dari orang gunung
(=kemasukan arwah).
2.1.2 Makna Kenduri Sko
Tradisi Kenduri Sko yang merupakan tradisi turun temurun paling besar bagi
masyarakat Kerinci. Kenduri sko mempunyai makna keterpaduan, keakraban,
kesadaran, kebersamaan, dan keterbukaan antar anggota masyarakat. Selain itu
Kenduri sko memiliki makna sebagai berikut :
1. Sebuah ungkapan kepada Sang Pencipta untuk memohon keselamatan
kepada Yang Maha Kuasa agar diberi rezki melimpah, selain itu juga
berterima kasih kepada roh nenek moyang, roh para leluhur atas pusaka
tanah yang telah diwariskannya, karena biasanya setelah kenduri sko ini,
maka penduduk setempat akan kembali ke sawah/ladang, berkaitan dengan
tanah sebagai pusaka.
2. Memeriksa kembali tanah- tanah pusaka yang lahir dari rumah pusakanya.
3. Mengumpulkan semua sanak keluarga yang terpencar-pencar, berkumpul
bersama di rumah pusakanya pada saat perhelatan tersebut.
4. Pelantikan pemuka adat/pemimpin adat/depati ninik mamak. (pelantikan
dilaksanakan diatas piagam yaitu sebuah surat pengakuan Raja Jambi akan
kedudukan atau keberadaan dari gelar kedepatian. Piagam tersebut adalah
termasuk salah satu pusaka yang disimpan dirumah-rumah adat atau rumah
tetua di setiap persekutuan adat, adapun usia piagam tersebut lebih kurang
2000 tahun.
2.1.3 Tujuan Kenduri Sko
Perhelatan kenduri sko merupakan rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan antara
lain:
1. Pengukuhan dan penobatan orang adat seperti depati, hulubalang, rio dan ninik
mamak sebagai pengganti pemangku adat yang telah berhenti sesuai dengan
ketentuan adat.
2. Pembersihan dan penurunan benda-benda pusaka adat untuk dapat dilihat oleh
masyarakat kampung.
3. Mengikat dan menjalin silaturahim, persatuan dan kesatuan antara masyarakat
dalam satu kampung dengan masyarakat dari kampung lain.
4. Pembacaan naskah asal-usul yang dinobatkan dan warga setempat agar warga tahu
terutama kaum muda dari mana mereka berasal.
5
5. Memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga kepada roh nenek
moyang, roh „orang gunung‟ agar diberi rezeki yang melimpah karena setelah
kegiatan kenduri sko penduduk akan kembali bersawah dan berladang.
Selain itu, Tradisi ini bertujuan untuk pengukuhan tokoh adat seperti depati, ninik
mamak, dan hulu balang sebagai pengganti pemangku adat yang telah berhenti.
Depati diganti dikarenakan beberapa hal, yaitu meninggal dunia, faktor usia, tidak
dapat menjalankan tugas, dan dipecat karena melakukan kesalahan adat.
2.1.5 Pemberian Gelar Dalam Kenduri Sko
Depati merupakan gelar adat tertinggi dalam satu wilayah yang disebut „parit
bersudut empat’. Seorang depati haruslah yang memiliki „simbai ekornya, tajam
tajinya dan nyaring kokoknya‟. Artinya seorang depati adalah orang yang memiliki
keberanian untuk berkata benar, berwibawa dan berwatak kepemimpinan. Nyaring
kokok-nya berarti pandai berkata-kata, berpengaruh dan sanggup mengatasi massa,
tahu ireng jo gendeng, tahu tahan yang menimpa, tahu diranting yang melecut arif
bijaksana.
Depati dipilih dari seseorang yang ada warisnya, menurut adat disebut “berkubur
berpendam, bertampang berturai, adat bersendi alur, alur bersendi patut, patut
bersendi dengan benar‟. Pengaruh depati sangat tertanam di dalam masyarakat dusun,
„pusat jala tumpuan ikan‟ mempunyai fungsi yang besar sekali menghukum,
mendenda, melarik, menjaga, mengajum, mengarah menghela membentang dan
memelihara baik buruknya anak kemenakan di dusun serta kemajuan pembangunan
dusun. Di bawah depati ada ninik mamak (permenti) yang terdiri dari rio, datuk dan
pemangku. Ninik mamak mempunyai kekuasaan dalam segala masalah kehidupan
masyarakat adat yang bertugas „keruh dijernih, kusut diselesaikan, rantau jauh
dijelang, rantau dekat dikadano (dilayani)‟.
Kesahalan yang bisa membuat depati dipecat misalnya melakukan tindakan yang
tidak adil, kekerasan, dan tindakan yang melanggar hukum adat lainnya. Setelah itu,
maka anak jantan (laki-laki), anak batino (perempuan), serta Depati Ninik Mamak di
daerah yang bersangkutan melakukan rapat untuk memecat Depati tersebut. Gelar
depati adalah untuk orang yang mumpuni dan pandai. Depati bisa disetarakan dengan
raja. Setiap dusun di Kerinci mempunyai sebutan depati yang berbeda-beda, namun
tugasnya sama yaitu memutus.
6
Dalam istilah Kerinci, dialah yang memakan habis, memenggal putus, dan
membunuh mati. Segala perkara di masyarakat (misalnya sengketa tanah) yang
sampai kepadanya dan diadili di rumah adat, keputusannya tidak bisa dibantah oleh
siapapun. Peraturan dan hukuman yang ditetapkan tidak menyimpang dari hukum
adat. Tugas Depati dibantu oleh Ninik Mamak.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
di Kabupaten Kerinci mulai hilang. Sementara ikatan menurut kekeluargaan adat
masih berlaku sehingga dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai anggota
masyarakat seringkali tumpang tindih.
9
Makan bajamba dimaksudkan untuk menambah keakraban dan kedekatan
silaturahmi sesama warga.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.4 Kesimpulan
Kenduri sko merupakan tradisi lisan masyarakat Kerinci yang telah
berlangsung sejak lama dan turun temurun diwariskan dari generasi masa lalu
kepada generasi masa kini. Sebagai suatu tradisi lisan, kenduri sko memiliki peran
dalam penyusunan ulang kejadian masa lalu yang merupakan pesan dari masa lalu
ke masa kini. Kenduri sko memiliki pesan-pesan kebudayaan yang merupakan
representasi dari ruang, waktu, kebenaran sejarah dan kausalitas perubahan.
Kenduri sko memiliki makna keterpaduan, keakraban, kesadaran, kebersamaan
dan keterbukaan yang menjadi pokok-pokok pembangunan dalam nagari Kerinci.
Representasi dari ruang dinyatakan oleh keyakinan akan adanya alam semesta
(bumi dan langit) dengan fungsinya masing-masing, representasi waktu
ditunjukan oleh keyakinan terhadap waktu sebagai masa untuk berkelana mencari
kebaikan dan perubahan. Kenduri sko sebagai pesan kebenaran sejarah dan
kausalitas menunjukan adanya perubahan yang terjadi akibat dari hukum sebab
akibat dalam lintasan waktu yang bersifat siklus dan linear sehingga menuju
kepada suatu kekekalan yang tidak akan berubah lagi.
3.5 Saran
Berdasarkan penulisan makalah diatas, penulis menyadari bahwa makalah
masih jauh dari kata sempurna. Diperlukan adanya pembahasan yang lebih jelas
dalam menjelaskan tentang bagaimana interaksi sosial di masyarakat baik itu dilihat
dari antar sesama individu maupun antar budaya serta penjelasan dari sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Rusdi. (1991) . Adat Kerinci Dalam Lingkungan Mendapo. Sungai Penuh: Lembaga
Adat Wilayah Dusun Baru.
Helida, abubakar. (2018). Evaluasi Ekonomi Kenduri Sko Masyarakat Kerinci Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi (Studi Kasus Di Desa Dusun Baru Lempur Kecamatan
Gunung Raya, Kerinci), jurnal SYLVA 7(1) : 14 -21.
Helida, A. dkk.(2016). Cultural message of kenduri sko in the society of Kerinci Seblat
National Park. Masyarakat. Jurnal Kebudayaan dan Politik 29(1). Hlm 34-43.
Sepdwiko, D. (2016). Upacara Adat Kenduri Sko Pada Masyarakat Kerinci Provinsi Jambi.
JURNAL SENI, DESAIN DAN BUDAYA 1(1): 49.
Yakin R (1986) Menggali adat lama pusaka usang di Sakti Alam Kerinci. Tidak
dipublikasikan.
Zakaria I, Swastiwi AW dan Swarta A (2012) Sejarah etnis di Kabupaten Kerinci Provinsi
Jambi. Balai Pelestarian Nilai Budaya Tanjung Pinang. Tidak dipublikasikan.
13