Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah swt. shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Alhamdulillah,
dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang berjudul “Ragam Adat dan
Budaya Jawa” sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas dalam bidang
pendidikan Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ)
Amuntai ini telah dapat diselasaikan. Penulis sangat menyadari, dalam penulisan
skripsi ini banyak sekali menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut,
terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Saberan Affandi, MA, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Alquran (STIQ) Amuntai yang telah menerima dan menyetujui makalah ini.
2. Hikmatu Ruwaida, M. Pd. sebagai pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah
ini sehingga dapat diselasikan.
3. Semua staf perpustakaan STIQ Amuntai yang telah membari banyak
membantu penulis dalam mengumpulkan bahan literatur sampai makalah ini
bisa diselasaikan.
4. Seluruh Dosen dan staf STIQ Amuntai yang yang telah membari banyak
pengatahuan dan nasehat selama penulis mengikuti perkuliahan di STIQ
Amuntai.
5. Semua pihak yang telah memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan
buku-buku dan literatur-literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini
bisa diselasaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggitingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran
yang berlipat ganda. Amin.
i
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masyarakat Jawa........................................................ 3
B. Pengertian dan Karakteristik Budaya Jawa................................... 4
C. Adat Jawa Kejawen ......................................................................
8
D. Bentuk Sosial Masyarakat jawa.....................................................
E. Religius dan Kekerabatan Masyarakat Jawa................................ 9
17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan Jawa merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang
ada di Indonesia. Kebudayaan Jawa dengan keanekaragamannya banyak
mengilhami masyarakat Jawa dalam tindakan maupun perilaku
keberagamaannya. Masyarakat Jawa memiliki keunikan tersendiri. Dalam
segala tindakannya biasanya tidak lepas dari mengikuti tradisi atau kebiasaan
yang dianut oleh para leluhurnya. Keunikannya dapat dilihat mulai dari
kepercayaan masyarakat, bahasa, kesenian, dan tradisinya. Keragaman tradisi
dan budaya lokal menyemangati berbagai pihak baik pemerintah, swasta,
akademisi, maupun wisatawan mancanegara.
Keanekaragaman tradisi dan budaya bangsa Indonesia, terutama
tradisi dan budaya Jawa bila ditelusuri dari perkembangan sejarah yang ada,
merupakan sumber inspirasi yang tak ternilai harganya karena mengandung
nilai-nilai filosofi yang tinggi, dan berisi pranata social bermasyarakat. Sangat
disayangkan apabila warga negara Indonesia sendiri kurang menghargai,
memelihara, serta melestarikan tradisi dan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyangnya.
Tradisi dan kebudayaan luhur bangsa ini tentunya patut dijaga di
tengah-tengah arus budaya modern dari Barat dan budaya asing lainnya yang
gencar masuk dalam berbagai tataran kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Hingga saat ini, masyarakat Jawa yang tersebar di beberapa
wilayah masih memelihara dan mewariskan kebudayaan Jawa secara turun
temurun. Produk budaya yang secara umum diwariskan adalah bahasa,
kesenian, dan adat istiadat.
Dengan keanekaragaaman dan pluralitas masyarakat Jawa yang
sedemikian rupa, pengaruh animisme, dinamisme, Hinduisme, Budhaisme
1
2
PEMBAHASAN
1
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 3-5.
3
4
5
Kebudayaan Jawa, h. 329-330.
6
9
h. 116.
8
10
h. 124.
9
11
Suwardi Endraswara, Etnologi Jawa (Jakarta: CAPS, 2015), h. 167.
12
Boedhihartono, Sejarah Kebudayaan Indonesia (Sistem Sosial) (Jakarta: Raja Grafindo,
2009), h. 8.
13
Supratikno Raharjo, Peradaban Jawa Dari Mataram Kuno Sampai Majapahit Akhir
(Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), h. 88.
10
15
M.C. Ricklefs, Mengislamkan Jawa (Sejarah Islamisasi Di Jawa Dan Penentangnya
Dari 1930 Sampai Terj. Islamisasi And Its Opponets (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013), h. 51.
12
16
Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa (Jakarta: Pustaka Alvabert, 2011), h. 7.
17
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Jakarta: Djambatan, 2004),
h. 366.
13
besalen ini terdapat alat kerja seperti paron, palu, abuban untuk
meniup prapen dengan model pengapian isap tekan.
4. Pembuat gerabah
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang
dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna
membantu kehidupan manusia. Gerabah telah diperkirakan telah ada
sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan
mulai bercocok tanam.
c. Bentuk Rumah Joglo Suku Jawa
Rumah joglo adalah rumah tradisional Jawa yang umum dibuat
dari kayu jati. Atap joglo berbentuk tajug, semacam atap piramidal yang
mengacu pada bentuk gunung. Dari sinilah nama joglo tersebut muncul.
Istilah joglo berasal dari dua kata, 'tajug' dan 'loro' yang bermakna
'penggabungan dua tajug'. Bentuk atap tajug ini dipilih karena
menyerupai bentuk gunung. Sedangkan masyarakat Jawa meyakini
bahwa gunung merupakan simbol segala hal yang sakral. Diantaranya
adalah karena gunung merupakan tempat tinggal para dewa.
Bangunan rumah joglo, atap joglo ditopang oleh empat tiang
utama yang disebut Soko Guru. Jumlah ini mewakili adanya kekuatan
yang dipercaya berasal dari empat penjuru mata angin. Berdasarkan
konsep spiritual ini, manusia berada di tengah perpotongan keempat arah
mata angin tersebut. Suatu tempat yang konon mengandung getaran
magis tingkat tinggi. Titik perpotongan ini disebut juga sebagai Pancer
atau Manunggaling Kiblat Papat.
Ada tiga bagian dalam susunan rumah joglo. Pertama adalah
ruang pertemuan yang disebut pendapa. Kedua adalah ruang tengah yang
disebut pringgitan dan ketiga adalah ruang belakang (dalem) yang
berfungsi sebagai ruang keluarga.
1. Pendapa Rumah Joglo
Pendapa ini terletak di depan. Dibuatnya tanpa dinding, karena
berkaitan dengan karakter orang Jawa yang ramah dan terbuka.
Ruangan menerima tamu ini biasanya tidak diberi meja ataupun kursi,
hanya tikar yang digelar agar antara tamu dan tuan rumah dapat
berbicara dalam kesetaraan.
16
18
Kebudayaan Jawa, h. 346-347.
18
19
Islam dan Kebudayaan Jawa, h. 69-70.
19
20
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, h. 347.
21
Mulder Niels, Agama, Hidup Sehari-hari dan Perubabahan Budaya Jawa, Muangthai
dan Filipina (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 58.
20
22
Islam dan Kebudayaan Jawa, h. 24.
23
Ragil Pamungkas, Lelaku dan Tirakat: Cara Orang Jawa Menggapai Kesempurnaan
Hidup. (Yogyakarta: Narasi, 2006), h. 31-32.
21
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut Koentjaraningrat, daerah asal suku Jawa adalah pulau Jawa
(terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur). Pulau Jawa terletak di bagian
selatan dari Kepulauan Indonesia. Suku Jawa hanya mendiami bagian tengah
dan bagian timur dari pulau Jawa, sementara bagian baratnya didiami oleh
suku Sunda. Pulau Jawa yang luasnya 7% dari seluruh wilayah Indonesia dan
dihuni oleh hampir 60% dari seluruh penduduk Indonesia adalah daerah asal
kebudayaan Jawa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata budaya mempunyai arti
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk diubah. Sedangkan
menurut Jalaluddin, ia menyatakan bahwa kebudayaan dalam suatu
masyarakat merupakan sistem nilai tertentu yang dijadikan pedoman hidup
oleh warga yang mendukung kebudayaan tersebut. Karena dijadikan kerangka
acuan dalam bertindak dan bertingkah laku maka kebudayaan cenderung
menjadi tradisi dalam suatu masyarakat, dan tradisi itu ialah sesuatu yang
sulit berubah, karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat
pendukungnya.
Struktur sosial adalah pola perilaku dari setiap individu masyarakat
yang tersusun dari sebuah sistem. Struktur sosial menurut Raymond Firth
sebenarnya merupakan hubungan ideal antara bagian-bagian masyarakat yang
di dalamnya terdapat dinamika kehidupan individu yang konkret dari suatu
angkatan ke angkatan berikutnya dan menyebabkan suatu proses perubahan
yang dapat berlangsung lambat tetapi dapat juga cepat.
Nilai budaya merupakan gagasan yang dipandang bernilai bagi proses
kelangsungan hidup. Oleh karena itu nilai budaya dapat menentukan
karakteristik suatu lingkungan, kebudayaan di mana nilai tersebut dianut.
Nilai budaya baik langsung ataupun tidak langsung tentu diwarnai
tindakan-tindakan masyarakatnya serta produk-produk kebudayaan yang
bersifat material. Dalam hal ini karakteristik kebudayaan Jawa dibagi menjadi
24
tiga macam: 1). Kebudayaan Jawa pra-Hindu-Budha, 2). Kebudayaan Jawa
pada masa Hindu-Budha, 3). Kebudayaan Jawa pada masa Kerajaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Darori. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2002.
Boedhihartono. Sejarah Kebudayaan Indonesia (Sistem Sosial). Jakarta: Raja
Grafindo, 2009.
Bustanudin, Agus. Agama Dalam Kehidupan Manusia: “Pengantar Antropologi
Agama.” Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Endraswara, Suwardi. Etnologi Jawa. Jakarta: CAPS, 2015.
Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo, 1996.
Koentjaraningrat. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
———. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2004.
M.C. Ricklefs. Mengislamkan Jawa (Sejarah Islamisasi Di Jawa Dan
Penentangnya Dari 1930 Sampai Terj. Islamisasi And Its Opponets.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013.
Niels, Mulder. Agama, Hidup Sehari-hari dan Perubabahan Budaya Jawa,
Muangthai dan Filipina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Pamungkas, Ragil. Lelaku dan Tirakat: Cara Orang Jawa Menggapai
Kesempurnaan Hidup. Yogyakarta: Narasi, 2006.
Pranowo, Bambang. Memahami Islam Jawa. Jakarta: Pustaka Alvabert, 2011.
Raharjo, Supratikno. Peradaban Jawa Dari Mataram Kuno Sampai Majapahit
Akhir. Jakarta: Komunitas Bambu, 2011.
Simuh. Sufisme Jawa: Transformasi Tassawuf Islam ke Mistik Jawa. Yogyakarta:
Yayasan Bintang Budaya, 1996.