Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBERAGAMAN BUDAYA MASYARAKAT JAWA


Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Islam dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu: Manijo, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:

Arina Himayatul Bilqis (2111010039)

Kelas : B4KIR

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Penulis
ucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Keberagaman
Kebudayaan Masyarakat Jawa”.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Budaya
Lokal, makalah ini sudah penulis susun dengan maksimal terlepas dari segala hal tersebut,
penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya.
Oleh karenanya, penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah
dengan judul ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi pembaca.

Kudus, 10 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... 1


Kata Pengantar ................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................ 4
Bab II Pembahasan
A. Pengertian masyarakat jawa ................................................................... 5
B. Macam – macam budaya masyarakat jawa ............................................. 6
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
Daftar Pustaka ........................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang sangat banyak seperti agama,
suku dan budaya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara dengan
penduduk terbesar ke empat di dunia, Indonesia harus bisa menjaga kedamaian,
ketentraman, dan keharmonisan antar rakyatnya.
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya tradisi
serta adat istiadat yang dimiliki. Pengaplikasiannya masing-masing budaya di setiap daerah
memiliki nilai sejarah dan corak beserta bentuknya diwarnai oleh berbagai unsur-unsur
budaya dan agama yang bermacam-macam unsur dari kebudayaan tersebut tidak terlepas
dari kehidupan manusia yang terbentuk dalam sebuah masyarakat, dimana masyarakat
hidup di situ munculnya suatu kebudayaan. Jadi, antara Kebudayaan dan masyarakat saling
berkaitan satu dengan yang lain dan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Salah satu provinsi yang memiliki jumlah suku bangsa terbanyak di Indonesia
adalah masyarakat suku jawa. Sebagai negara dengan penduduk terbesar ke empat di dunia,
indonesia harus bisa menjaga keharmonisan di dalam penduduk antar suku dan budaya.
Setiap kebudayaan pasti mempunyai keberagaman nya.
Begitu juga masyarakat suku jawa yang mendominasi suku bangsa Indonesia.
Kebudayaannya berupa kesenian, makanan, tempat tinggal, bahasa, bahkan kalender.
Kebudayaan suku jawa sudah ada sejak nenek moyang dan turun temurun hingga sekarang.
Setiap tradisi yang dilakukan memiliki artinya masing-masing. Ada yang memiliki makna
tentang hati-hati, keselamatan, jodoh dan yang paling mendominasi adalah memiliki
makna mistis di dalam kebudayaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari masyarakat jawa ?
2. Bagaimana macam – macam budaya masyarakat jawa ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat jawa
2. Untuk mengetahui macam – macam budaya masyarakat jawa

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Jawa


Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang diikat oleh norma- norma
kehidupan, baik karena sejarah tradisi maupun agama. Masyarakat Jawa atau tepatnya suku
jawa, secara antropologi budaya adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan berbagai dialeknya secara turun-temurun. Masyarakat
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur,
menunjuk pada orang-orang atau masyarakat yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
orang-orang yang menjunjung tinggi sifat-sifat leluhur dan kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat Jawa, baik itu orang Jawa yang berada di pulau jawa, maupun orang Jawa yang
berada diluar pulau jawa. Ditinjau dari sejarahnya, para penghuni pulau Jawa dulunya
adalah pengembala yang handal di alam belantara.
Dengan terus menerus mempelajari gejala alam serta kekuatan yang tersembunyi
dibaliknya, mereka pada akhirnya mampu mengenal dan memahami kekuatanya sendiri.
Pergaulannya secara langsung dengan kekuatan alam itulah pada akhirnya, melahirkan
pemahaman baru dikalangan orang Jawa, bahwa setiap Gerakan kekuatan dan kejadian di
alam ini disebabkan oleh makhluk-makhluk yang berada disekitarnya. Secara empiris hal
itu memberikan kesan dalam pemikiran mereka dan tentu saja sangat berpengaruh dalam
ranah teologisnya.
Dalam menjalani kehidupan, orang Jawa selalu mengacu pada memiliki kekuatan
tertentu. Kepercayaan terhadap roh laluhur itu menyatu dengan kepercayaan terhadap
kekuatan alam yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia, ini menjadi ciri
utama bahkan memberi warna khusus dalam kehidupan religiositas serta adat istiadat
masyarakat Jawa.
Manusia adalah makhluk berbudaya yang mampu mengembangkan ide dan
gagasan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menghasilkan benda-benda kebudayaan.
Namun sebaliknya manusia sangat dipengaruhi atau tentukan oleh kebudayaan yang
melingkupinya. Sebagai makhluk soasial, dalam hidupnya manusia selalu berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan manusia lain.

5
Konsep kebudayaan tidak dapat diabaikan dalam pengkajian perilaku manusia dan
masyarakat. Kebudayaan merupakan salah satu karateristik masyarakat termasuk
peralatan, pengetahuan, cara berpikir, dan bertindak yang telah terpolakan, yang dipelajari
dan disebarkan.
Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya
kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya. Kebudayaan menunjuk
kepada berbagai aspek kehidupan, di antaranya cara berprilaku, kepercayaan, sikap, dan
hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
B. Macam – Macam Budaya Masyarakat Jawa
Kebudayaan masyarakat jawa merupakan kebudayaan yang ada pada masyarakat
suku jawa. Banyak kebudayaan yang terdapat di dalamnya. Kebudayaan masyarakat jawa
merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Banyak sekali kebudayaan suku bangsa lain
di Indonesia yang sedikit banyaknya berkulturasi dengan budaya masyarakat jawa. Ada
beberapa hal yang menunjukkan identitas kebudayaan masyarakat Jawa :
1. Filosofi Hidup
Masyarakat jawa pada dasarnya memiliki banyak sekali filsafat hidup yang
dijadikan sebagai pedoman bermasyarakat namun terdapat 7 filosofis dasar yang
setidaknya menggambarkan perilaku budaya masyarakat jawa yaitu:
a. Urip iku urup (hidup itu menyala), maknanya adalah bahwa hidup sebagai manusia
haruslah memiliki manfaat bagi manusia lain dan lingkungan alam sekitar.
b. ojo keminter mengko keblinger, Ojo Cidro mundak mundak ciloko (jangan menjadi
orang yang sombong dengan kepandaiannya dan jangan menyakiti orang agar tidak
dicelakai) maknanya hidup haruslah rendah hati dan selalu sportif.
c. ojo ketungkul marang jenenge kalenggahan, kadunyan Lan kemareman, maknanya
jangan terlalu mengutamakan jabatan atau pangkat harta dan kenikmatan dunia.
d. wong jowo kuwi gampang di tekak tekuk, maknanya bahwa orang Jawa itu mudah
untuk beradaptasi dengan berbagai situasi lingkungan.
e. Memayu hayuning ing bawana, ambrasta Dur hangkara (membangun kebaikan
dan mencegah kemungkaran) maknanya adalah hidup di dunia harus banyak-
banyak membangun atau memberi kebaikan dan memberantas sikap Angkara
Murka.

6
f. mangan mangan ora mangan sing penting ngumpul (kebersamaan harus
diutamakan), maknanya adalah bahwa kebersamaan dan gotong royong itu lebih
penting dari yang selainnya.
g. Nrimo ing pandum (menerima pemberian dari Yang Kuasa), maknanya adalah
harus selalu bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki dan diberikan oleh Tuhan.
2. Ajaran Kejawen
Kejawen bagi masyarakat Jawa asli sudah hampir menjadi seperti agama tersendiri.
Titik ajaran kejawen pada dasarnya merupakan kompilasi dari seni budaya adat ritual
sikap sosial serta berbagai pandangan filosofi masyarakat jawa. Bagi masyarakat jawa
yang masih memegang teguh ajaran asli kejawen panutan ajaran ini menjadi nilai
spiritualitas tersendiri. Masyarakat Jawa banyak memiliki kitab Kejawen yang diatur
dari kitab-kitab karya para Empu pada masa Kerajaan Jawa.
3. Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan suku Jawa yang cukup khas.
Wayang sendiri berasal dari kata ayang-ayang yang artinya adalah bayangan titik. Bagi
suku Jawa cerita pewayangan selalu menggambarkan bentuk kehidupan manusia di
dunia yakni peperangan terhadap Angkara Murka dan perjuangan untuk membangun
kebaikan hal itu sesuai dengan prinsip filosofis hidup yang selalu dipegang Teguh oleh
orang Jawa.
Selain memiliki unsur Kesenian wayang kulit juga dipercaya oleh orang Jawa
memiliki nilai magis tersendiri, pagelaran wayang kulit dipercaya mampu
mendatangkan kekuatan kekuatan magis dari arwah leluhur ataupun kekuatan magis
yang berasal dari Tuhan, maka itu Pagelaran Wayang Kulit merupakan media utama
ketika orang Jawa melakukan ruwatan. Ruwatan merupakan bentuk acara atau upacara
untuk membuang bala dengan buat orang Jawa berharap kehidupannya bisa keluar dari
segala kesulitan dan bencana.
4. Keris
Keris merupakan senjata tradisional suku Jawa. Keris sendiri Selain sebagai senjata
tradisional suku Jawa juga menjadi lambang kedaulatan berbagai raja-raja di kerajaan
luar Jawa. Keris bukan merupakan senjata saja lebih dari itu, keris merupakan senjata
pusaka yang diyakini oleh sebagian orang memiliki atau menyimpan kesaktian. Oleh

7
sebab itu disebut juga sebagai Tosan Aji, alat yang memiliki kesaktian. Tosan Aji keris
begitu sangat dipercaya kesaktiannya karena proses pembuatannya yang dilakukan oleh
para empu senantiasa diiringi dengan laku spiritualitas seperti puasa dan bertapa.
5. Aksara Jawa
Suku Jawa memiliki huruf tulisan yang disebut dengan aksara Jawa. aksara Jawa
terdiri dari 20 karakter huruf yang menyimpan makna dan filosofi masing-masing.
Huruf-huruf tersebut adalah Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma
Ga Ba Tha Nga.
6. Bahasa
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang memiliki stratifikasi atau tingkatan
bahasa orang Jawa yang sangat menjunjung tinggi etika sopan dan termasuk berbahasa.
dalam dikenal undhak undhuk atau tata krama di dalam bertutur kata lirik setidaknya
terdapat tiga struktur tingkatan bahasa yang ada dalam bahasa Jawa, tingkatan tersebut:
a. Ngoko, bahasa yang di gunakan apabila lawan bicara merupakan orang yang sebaya
umum nya atau kerabat yang sudah dekat dan akrab. Secara khusus juga di gunakan
oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda.
b. Maadya, bahasa yang di gunakan kepada lawan bicara yang umumnya lebih tua
atau sekedar penghormatan kepada orang yang sama sekali kurang di kenal.
c. Krama, bahasa yang di gunakan untuk bicara kepada orang yang lebih tua atau di
tuakan, serta kepada orang yang memiliki status sosial tinggi di masyarakat.
7. Seni Tarian
Sangat banyak sekali seni tari yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa
masyarakat jawa. Bahkan antar orang jawa di jawa tengah, timur dan barat memiliki
tarian khasnya masing masing.
Tarian Jawa tengah diantaranya tari gambyong, tari serimpi, tari kretek, tari
bedhaya, tari tayub. Sedangkan tarian dari jawa timur diantaranya ada tari reog
ponorogo, tari gandrung, tari thengul, tari topeng malangan, tari jaranan buto. Tarian
dari jawa barat diantarannya tari sintren, tari ketuk tilu, tari gandrung bandung, tari
kedok ireng.
Sebagaimana kepercayaan yang dianut suku jawa, dalam kesenian tari yang di
ciptakan pun tidak terlepas dari unsur magis dan sakralitas.

8
8. Seni musik
Alat musik tradisional jawa biasa disebut dengan gamelan. Gamelan sendiri
merupakan gabungan dari beberapa alat musik pukul seperti gong, kendang, saron,
boning, kenong, demung, slenthem, gambang serta kempul. Gamelan juga biasa di
gunakan sebagai penggiring pagelaran wayang kulit.
9. Kalender jawa
Salah satu kebudayaan jawa yang tidak di miliki oleh suku lain adalah kalender
jawa. Kalender ini merupakan penanggalan yang di gunakan oleh kesultanan Mataram.
Dalam kalaender sistem jawa, siklus harian yang dipakai ada dua macam.
Pertama, siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang dikenal sekarang.
Kedua, siklus minggu pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran ( manis, pahing, pon,
wage, kliwon ). Untuk hitungan bulan, kalender jaw juga memiliki 12 bulan, yakni Sura,
Supar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Sawal,
Sela, Dan Besar.
10. Keraton
Dalam bahasa jawa, kata keraton berasal dari kata dasar ratu yang berarti penguasa.
Keraton adalah daerah tempat penguasa memerintah atau tempat tinggalnya. Dalam
pengertian sehari hari, keraton sering merujuk pada istana penguasa di Nusantara.
11. Ketoprak
Kebudayaan ini merupakan seni panggung yang khas dan menceritakan kisah kisah
masyarakat jawa. Baik kisah legenda, kepahlawanan ataupun kehidupan sehari hari.
Sebuah bentuk teater yang mengandung unsur utama berupa dialog, tembang dan
dagelan dengan di iringi oleh gamelan. Ketoprak adalah kesenian yang berasal dari jawa
tengah dan di yakini terlahir di Surakarta dan berkembang pesat di Yogyakarta. Sebuah
bentuk teater yang mengandung unsur utama berupa dialog,, tembang dan dagelan
dengan di iringi oleh gamelan.
12. Batik Jawa
Batik sudah ada pada zaman nenek moyang yang di tulis dan di lukis pada daun
lontar. Saat itu motif atau pola batik masih di dominasi dengan bentuk binatang dan
tanaman. Batik mulai meluas dan menjadi milik rakyat Indonesia. Pemakaian batik
dalam tradisi jawa memiliki dua fungsi. Pertama fungsi religius, batik merupakan

9
busana resmi keagamaan. Kedua fungsi sosial, sebagaimana dalam sebuah acara
tradisional, batik menampilkan nilai penghormatan terhadap orang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat suku jawa adalah masyarakat yang memiliki garis keturunan suku jawa
yang mayoritas nya tinggal di jawa tengah dan jawa timur. Memiliki norma norma dan
aturan yang telah turun temurun dari nenek moyang dalam tradisi yang mereka lakukan.
suku Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, tetapi mereka juga
terkenal sebagai suatu suku bangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang terang.
Namun sifat ini berdasarkan watak orang jawa yang ingin menjaga harmoni atau
keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung diam dan tidak
membantah apabila terjadi perbedaan pendapat
Ada beberapa macam – macam kebudayaan masyarakat jawa yaitu diantaranya
filosofi hidup, ajaran kejawen, wayang kulit, keris, aksara jawa, bahasa, seni tarian,
seni musik, kalender jawa, keraton, ketoprak, dan batik jawa.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari, bahwa dalam makalah ini banyak terdapat
kesalahan dan kekhilafan, baik dari aspek penulisan maupun penggunaan bahasanya.
Maka dari itu, pemakalah sangat mengharapakan kritikan dan saran yang mendukung
makalah ini, agar menjadi bahan pertimbangan dan pelajaran bagi pemakalah untuk
selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Julianto, Anzari. “Keberagaman Kebudayaan Masyarakat Suku Jawa Di Indonesia”


Palangkaraya, 2020. Keberagamankebudayaanmasyarakat jawauserdownload.
Ismawati, “Budaya dan Kepercayaan Jawa Masa Pra-Islam” dalam Darori Amin (ed)
Islam dan Budaya Jawa. Yogjakarta: Gama Media, 2000, hlm. 3-4.

12

Anda mungkin juga menyukai