DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami diberi untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul MENGENALI,
MENYADARI DAN MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA .Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan sama-sama.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan,oleh sebb itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat ermanfaat bagi pembaca dan
bagi teman –teman.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
4
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberagaman Kebudayaan
Indonesia ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Sebelum kita memahami keberagaman kebudayaan Indonesia, terlebih dahulu patut
kiranya kita memahami arti kebudayaan itu sendiri, kata kebudayaan dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan di artikan sebagai hal hal yang
bersankutan dengan budi dan akal. Kata kebudayaan dalam bahasa inggris diterjemhkan
dengan istilah culture. Dalam bahasa Belanda di sebut cultuur. Kedua bahasa ini di ambil dari
bahasa latin colore yg berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
tanah. Dengan demikian culture atau cultuur diartikan sebagai segala kegiatan manusiauntuk
mengolah dan mengubah alam. ada pula yang berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya
yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa, dan rasa.
1. Melville J. Herkovits
Memandang bahwa kebudayaan suatu yang superorganic karena kebudayaan yang
turun-temurun dari generasi ke generasi yang tetap hidup terus walaupun orang-orang
yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan
kelahiran.
3. E. B Taylor
Mengidentifikasikan bahwa kebudayaan sebagai komplikasi (jalinan) dalam
keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan,
hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai
anggota masyarakat.
4. Andes Eppink
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur sosial, dan religius.
5
5. Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka memenuhi kehidupan manusia dengan cara belajar.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebudayaan
Fischer menyatakan bahwa pembentukan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, sbb:
1. Lingkungan Geografis
2. Induk Bangsa
1. Adaftif
Kebudayaan bersifat adaptif, artinya kebudayaan selalu mampu menyesuaikan diri, sifat
adaptif ini akan melengkapi manusia pendukungnya dengan menyesuaikan diri pada halhal
seperti kebutuhan fisiolologis badan mereka sendiri, lingkungan fisik-geografis dan
lingkungan sosial.
2. Integratif
Kebudayaan bersifat Integratif artinya kebudayaan memadukan semua unsur dan
sifatsifatnya menjadi satu, bukan sekumpulan kebiasaan yang terkumpul secara acak-
acakan saja. Karena itulah kebiasaan yang dimiliki dalam suatu kebudayaan tidak dapat
dengan mudah dimasukan kedalam kebudayaan lain.
3. Dinamis
Kebudayaan bersifat dinamis artinya kebudayaan itu selalu berubah dan terus bergerak
mengikuti dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat. Dinamika kehidupan sosial
budaya terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitar, penafsiran-
penafsiran atau interpretasi yang berubah tentang norma-norma, dan nilai-nilai sosial
budaya yang berlaku
6
Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan
pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan
yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik
masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang
dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok
sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya
kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia
pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan
pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun
daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di pulau – pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan
masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan budayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga
berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan
kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana
bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok sukubangsa namun
juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan
kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keungulan
di bandingkan dengan Negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap
dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat
Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai
sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa
yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal
portugis di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka diri Indonesia pada
lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan
7
pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban
yang ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun
daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa
Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya local di tengah-tengah
singgunagn antar peradaban itu.
8
pengetahuan telah menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang
beranekaragam di Indonesia.
2. Perbedaan Kondisi Geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa dan
keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan : Pola kegiatan ekonomi,
Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan, pertanian, kehutanan, dan
perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok
dengan lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak
terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas.
Contoh: jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan yang cukup
beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit budaya Cina, Arab, dan India.
Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang yang datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya
pembauran kebudayaan.
1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat
memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia.
9
2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan
pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
Masalah Yang Timbul Akibat Keberagaman Budaya
Secara sosiologis, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki
keanekaragaman budaya.
Menurut Naskun, adanya keanekaragaman budaya tersebut membuat masyarakat
multikultural memiliki karakteristik umum sbb :
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan ketergantungan di dalam
bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain.
Keberagaman merupakan suatu keadaan yang dapat mendatangkan fenomena baru yang
positif dan negatif (tidak diinginkan). Namun jika keduanya kita telusuri dan kita kaji lebih
jauh, merupakan gejala-gejala yang wajar terjadi dalam masyarakat. Selain membawa manfaat,
keberagaman budaya pun memiliki dampak negatif dengan dasar berbeda-beda itu tidak dapat
bergaul satu sama lainnya. Potensi terpendam untuk terjadinya konflik karena ketegangan antar
suku bangsa dan golongan tidak bisa diabaikan begitu saja.
10
Menurut J. Ranjabar, hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik pada
masyarakat Indonesia sbb:
1. Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contoh: konflik
Aceh dan Papua.
3. Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap
warga suku bangsa lain. Contoh: konflik yang terjadi di sampit.
4. Apabila terjadi potensi konflik terpendam, yang bertikai secara adat. Contoh: konflik
antar suku di papua.
5. Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa bentuk konflik, sbb:
a. Konflik Rasial
Konflik yang diakibatkan dari perbedaan-perbedaan dalam diri mereka terhadap
individu dan ras lainnya. Pertentangan rasional bukan saja disebabkan oleh
perbedaan ciri-ciri fisik saja, tetapi kadang-kadang juga diperuncing oleh perbedaan
dan benturan dalam hal sosial, ekonomi, politik, atau karena jumlah ras tertentu
lebih banyak dari ras lainnya.
11
juga sangat dipengaruhi oleh keseimbangan jumlah penganut agama tertentu dalam
suatu masyarakat.
Masyarakat Indonesia terdri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13
ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang
berbeda-beda. Seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem
kepercayaan, dan sebagainya. Dengan identitas yang berbeda-beda ini, kita dapat
mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam.
12
warga baru atau sesepuh masyarakat Tengger. Proses pengangkatan ini dilakukan
melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh ketua adat atau kepala dukun.
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu Mahayana. Setiap tahun,
mereka mengadakan upacara Kasodo, yaitu upacara dalam rangka pengiriman kurban
kepada leluhur yang ada di Kawah Gunung Bromo. Puncak upacara Kasodo
berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu berupa pemilihan dukun-dukun baru.
Setelah itu, dilakukan pelemparan Ongkek (persembahan penduduk) ke kawah
Bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara Kasodo yang berlangsung hingga
subuh menjelang matahari terbit.
13
bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup dikenal luas
di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian.
14
7. Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat
Daerah kebudayaan masyarakat Asmat meliputi daerah pegunungan Papua
Selatan. Suku bangsa Asmat umumnya dikelompokkan atas Asmat Hilir dan Asmat
Hulu. Suku bangsa Asmat Hilir hidup di dataran rendah di sepanjang pantai yang
masih diselimuti hutan dan rawa. Suku bangsa AsmatHulu hidup di daerah dataran
tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang cukup jelas.
Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya tinggal di rumah-rumah
panggung yang disebut tsyem. Sebuah kelompok kekerabatan Asmat terdiri atas 1015
tysem yang mengelilingi sebuah rumah adat yang di sebut yew. Yew berfungsi
sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan.
Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin adat yang disebut aipem.
Pemimpin adat biasanya orang-orang yang pandai, bijaksana, dan kuat. Orang yang
pandai dalam berburu. Orang yang pandai dalam membuat patung (wow-iptis) akan
menjadi pemimpin para pembuat patung.
Kesenian masyarakat Asmat identik dengan kepercayaan dan upacara-upacara
keagamaan terutama seni ukir patung, topeng, dan perisai.
15
10. Kebudayaan Masyarakat Jawa
Stratifikasi sosial dalam masyakat Jawa mendapat pengaruh dari Kraton.
Dimana kaum bangsawan dan keturunannya serta pegawai pemerintahan dan kaum
terpelajar (priyayi) menempati posisi lapisan sosial atas, sementara petani di desa dan
masyarakat kebanyakan yang digolongkan dalam Wong Cilik. Pada lapisan tingkat
kepala desa (petinggi) dibantu oleh beberapa bawahannya, yaitu
▪ Kebayan : berperan sebagai humas internal desa yang menyampaikan segala hal
terkait kebijakan kepala desa untuk menyampaikan kepada masyarakatnya.
16
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan
nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak
yang beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah
bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa melakukan
banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang bernafaskan
kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan karena
persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa
bercermin pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak
pada ideology pancasila.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai
sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling
pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah
multikulturalisme dan sikap toleransi dan empati.
3.2. Saran
▪ Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang
dapat mengakomodasikan aprisiasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang
berbeda beda.
▪ Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan
kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18