Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROBLEMATIKA

KEBUDAYAAN

DOSEN PEMBIMING : ISMAIL NST,SS.MA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
RAHMAT HIDAYAT
FEBRI LIZA
IVANY FADILAH
LUSY NOFRIKE
DIAH HANESTY PARAMITHA
WANDA SATOPA
OSSY VARIZA
ELEN ANGRAINI
DEBY ANZULES

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada kami Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Problematika
Kebudayaan dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya. Didalam makalah ini kita dapat
mengetahui tentang apa apa saja problematika kebudayaan khususnya di Indonesia.
Semoga makalah ini berguna bagi semua kalangan yang membutuhkannya dan kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.

Padang, 24 September 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2

A. Pengertian kebudayaan........................................................2
B. Problematika kebudayaan....................................................2
C. Problematika Kebudayaan di Indonesia ..............................6
BAB II PENUTUP.........................................................................................7

A. Kesimpulan..........................................................................7
B. Saran....................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar mahasiswa
yamg memiliki kemampuan personal.Kemampuan personal merupakan kaitan dengan
kemampuan individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masyarakat yang tidak
terpisahkan dari masyarakat itu sendiri
ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-
dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu
mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan
memperluas pandangan masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai
sudut pandang dan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan yang lebih kompleks serta solusi pemecahannya.
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan
harta yang turun temurun dari nenek moyang kita dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi
perkembangan zaman tidak dapat dibendung seiring dengan berjalanya waktu. Maka
kelestarian kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan
merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat
dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika
kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa.
Apabila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah oleh
bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus mempertahankan identitas
bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah dan serukan
dalam hati, Aku Cinta Indonesia!
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian dari kebudayaan?
2. Dalam problematika kebudayaan apa saja hambatan-hambatan kebudayaan yang
terjadi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas adalah :
1. Untuk memberitahukan pengertian dari kebudayaan.
2. Untuk memberitahukan macam-macam problematika kebudayaan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan
rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari
kata Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari
kata Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai segala daya
dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat di pengaruhi oleh
pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan
berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih konpleks.

B. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-
beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusian (masyarakat,
suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok
lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda
dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan
hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar
persekutuan hidup manusiadari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan
manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita
mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran
kebudayaan.
Bahwa dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan
sesama,masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup manusia
sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya tentang
kebudayaan yaitu :
1. Pewaris kebudayaan yaitu proses pemindahan,penerusan,pemilikan dan pemakaian
dari generasi ke generasi
2. Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karena ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur budaya
3. Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur
kebudayaa dari suatu kelompok ke kelompok yang lain atau dari masyarakat ke
masyarakat yang lain

1. Pewarisan kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan
pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan
budaya bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan mmelalui ekulturasi dan sosialisasi,
enkulturasi, atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan
sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses
enkulturasi di mulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga,
teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan
adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya.
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya
budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi
sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan
kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai
budaya baru yang diterima sekarang ini.
2. Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
katidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan
yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek,
baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan
kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan
modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran)
bukan progres (kemajuan); perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

3. Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difuusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah
lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat (Negara-Negara Eropa) masuk dan
mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dsan Afrika). Globalisasi budaya bisa
dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee
merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan
individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak
masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara
keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang
paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh
dari kebudayaan barat.
Kedua, kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya. Makin
tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah
lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit di terima oleh orang timur
dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling
dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain.
Unsure teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing
melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa
menjadi berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee
memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya
yang menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru
memecah belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan
kekhalifahan di Timur tengah.

Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima


akan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk.
Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini
adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dapat negatif bagi perilaku
sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonism, pragmatis, dan
individualistic. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan
lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya, divusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi,
kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan
antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar
kebudayaan, namun masing-masing memperlihatkan unsure-unsur budayanya. Asimilasi
berarti peleburan antar kebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karna proses yang
berlangsung lama dan intensiif antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa,
dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.

Problematika kebudayaan antara lain :


1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem
kepercayaan.Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara
turun-temurun di yakini sebagai peberi berkah kehidupan. Mereka enggan
meninggalakan kampung halamannya atau beralih pola hidup hidup sebagai petani ,
padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Contonhnya: Program keluarga KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan
banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologo atau kejiwaan. Upaya
untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini di sebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa di tempat yamg baru hidup mereka lebih sengsara di bandingkan dengan hidup
mereka di tempat yang lama.
4. Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas. Masyarakat
daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena
pengetahuan serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program
pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme. Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional
sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka
yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap Etnosantrisme yang mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah suku budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya
kasus-kasus sara. Yakni pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh: Nuklir dan Bom di buat justru untuk saling menyakiti
bahkan saling membunuh bukan untuk melestarikan generasi. Dan obat-obatan
diciptakan dalam salah gunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia
C.Problematika Kebudayaan di Indonesia
 Adanya pandangan bahwa kebudayaan itu statis
1. Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati
kebudayaan daerah
2. Rendahnya apresiasi masyarakat dalam menghayati
kebudayaan daerah
3. Rendahnya apresiasi mayarakat tentang nilai-nilai budaya
daerah
4. Ketertarikan sebagian masyarakatterhadap pengaruh kebdayaan
barat atau asing.
 Pencitraan yang kuat tentang kebudayaan indonesia yaitu dengan
menyampingkan kebudayaan daerah dibanding dengan kebudayan barat.
Serta kerendahdirian masyarakat indonesia terhadap kebudayaannya sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Problematika itu adalah hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam
mengebangkan pola pikir dan pola hidup dalam masyarakat khususnya di Indonesia dalam
mengembangkan kebudayaan daerah sendiri. Kerendahdirian masyarakat indonesia terhadap
kebudayaannya sendiri membuat masyarakat Indonesia mengikuti kebudayaan luar dan
membuatnya sebagai kebudayaan superior(atas) dibandingkan dengan kebudayaan sendiri
yang di anggap sebagai kebudayaan inferior(bawah).

B. Saran
Marilah kita menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi
milik kita tidak diambil alih oleh Negara lain, karna apa yang menjadi milik kita harus kita
jaga dengan sepenuhnya. Jangan setelah di ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.
Banggalah mempunyai kebudayaan yang telah diwariskan dari nenek moyang kita terdahulu.
Dan banggalah menjadi warga Indonesia sepenuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hermanto.,Winarno.(2011).Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.


Puturistik (2010).problematika
kebudayaan.from http://puturistik.blogspot.com/2010/06/problematikakebudayaan.html?m=1
15 oktober 2012
Yahwa ki (2011).problematika
kebudayaan.from http://yahwa-ki.blogspot.com/2011/07/problematikakebudayaan.html?m=1
15 oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai