tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Periodontitis merupakan infeksi kronis pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh interaksi
antara bakteri periodonpatogen dengan sistem pertahanan tubuh. Pada kondisi periodontitis sel
inflamasi seperti netrofil, makrofag, dan limfosit ditemukan dalam jumlah yang banyak dan akan
melepaskan sitokin-sitokin proinflamasi.Jika kondisi tersebut terjadi dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada ligamen periodontal dan tulang alveolar
yang lebih parah.
Obat antiinflamasi non steroid (AINS) adalah salah satu golongan obat yang digunakan pada
kasus periodontitis. Konsumsi AINS dalam jangka waktu panjang memberikan efek samping
seperti iritasi gastrointestinal. Penelitian Indraswari dkk(2004) menunjukkan terdapat
pendarahan pada lambung tikus setelah 8 jam pemberian oral 30 mg/kg indometasin. Tanaman
obat dilaporkan lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik. Pisang ambon (Musa paradisiaca
L) merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di Sumatra Barat. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pisang ambon dapat menjadi salah satu tanaman obat. Pisang ambon
mempunyai bahan aktif berupa flavonoid dan tanin yang memiliki efek antiinflamasi.
Untuk itu pada penelitian dosen pemula yang diajukan ini,akan dilakukan uji terhadap efektifitas
ektrak kulit pisang ambon terhadap sel inflamasi pada kasus periodontitis yang diinduksikan
pada tikus. Penelitian ini dimulai dengan identifikasi tanaman pisang ambon dan pembuatan
ekstrak. Selanjutnya dilakukan induksi periodontitis pada tikus Wistar dengan cara pemasangan
silk ligature pada daerah subgingiva gigi anterior rahang bawah selama 14 hari. Selama 14 hari,
ligasi dilepaskan dan tikus dari masing-masing kelompok diberi perlakuan ektrak kulit pisang
ambon dengan kosentrasi 25% dan 50%. Tikus didekapitasi pada hari ke-1, -5, dan ke-7 setelah
perlakuan. Spesimen didekalsifikasi menggunakan EDTA 0,1M, ditanam pada parafin, dilakukan
pemotongan dan pengecatan hematoksilin eosin. Pengamatan mikroskopis dilakukan utuk
menghitung jumlah sel inflamasi. Data yang diperoleh pada penelitian ini akan di analisis secara
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Melalui skema penelitian yang diusulkan
selama 1 tahun dengan tahapan meliputi a) pembuatan ekstrak kulit buah pisang ambon
kosentrasi 25% dan 50%, b) induksi periodontitis pada tikus, c) pengamatan histologis sel
inflamasi.Luaran dari penelitian ini akan di publikasi pada jurnal nasional terindeks.
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia termasuk di
indonesia. Prevalensi dan intensitas penyakit periodontal di Asia dan Afrika terlihat lebih tinggi
dari pada di Eropa, Amerika dan Australia. 1 Hasil RISKESDAS tahun 2018 menyatakan bahwa
penyakit periodontal di Indonesia sebesar 74,1%.2 Penyakit periodontal merupakan masalah
kesehatan gigi dan mulut yang memiliki prevalensi yang tinggi dikalangan masyarakat, jumlah
penyakit periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia dan penyakit periodontal
menduduki urutan ke dua utama yang masih merupakan masalah di masyarakat.3
Periodontitis merupakan salah satu penyakit periodontal yang menimbulkan peradangan
pada jaringan penyangga gigi.4 Kerusakan jaringan periodontal dapat disebabkan secara langsung
oleh produk bakteri berupa lipopolisakarida (LPS) maupun secara tidak langsung sebagai respon
host terhadap keberadaan bakteri yang dianggap sebagai benda asing. Respon host yang
berinteraksi dengan mikroba pada periodontitis ditandai dengan pelepasan berbagai macam sel
inflamasi.5
Obat inflamasi yang sering digunakan berasal dari golongan nonsteroid (AINS) seperti
aspirin, ibuprofen, flurbirofen, indometasin dan naproxen, namun penggunaan obat ini dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dan gangguan pada fungsi
trombosit.6 Konsumsi rutin aspirin ≥ 2 tablet (325 mg)/minggu dapat menyebabkan iritasi pada
gastrointestinal.7 Penelitian yang dilakukan oleh Indraswari dkk. (2004) menunjukkan
terdapatnya pendarahan pada lambung tikus setelah 8 jam pemberian oral 30 mg/kg
indometasin.7
Tanaman pisang ambon (Musa paradisiaca L.) dapat dengan mudah ditemukan di
Indonesia. Pisang merupakan buah yang banyak disenangi oleh masyarakat dari berbagai
kalangan. Hal ini dikarenakan selain harganya yang terjangkau, pisang memiliki rasa yang enak
dan memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain kandungan gizinya yang tinggi,
bagian daun, akar, bunga, dan getah memiliki manfaat untuk pengobatan. 9 Senyawa-senyawa
bioaktif yang terkandung dalam kulit buah pisang memiliki efek farmakologi terutama sebagai
antioksidan, anti inflamasi dan antibiotik. Beberapa senyawa sebagai antibakteri yang terdapat
pada kulit buah pisang adalah kandungan flavonoid, kuinon, glikosida, tanin dan polifenol. 9
Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya aktivasi antibakteri pada kulit pisang. Senyawa
yang diketahui terkandung dalam kulit pisang ambon yaitu alkonoid, flavanoid, tanin, saponin
dan terponoid.9 Selain bersifat antioksidan, flavonoid dalam tanaman juga sebagai antiinflamasi,
antialergik dan mampu menurunkan kerapuhan pembuluh kapiler. Tanin, derivat fenol yang
diproduksi oleh semua tanaman juga berfungsi untuk mengerutkan jaringan tubuh dengan
mengikat dan mempresipitasi protein sehingga tidak dirusak oleh enzim proteolitik dan juga
berfungsi sebagai antiinflamasi, antimikroba dan keratolitik. 10 Tanin memiliki kemampuan
sebagai antimikroba serta dapat meningkatkan epitelialisasi.6
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah pisang ambon
terhadap jumlah sel inflamasi pada tikus yang diinduksiperiodontitissehingga diharapkan hasil
penelitian ini bisa dijadikan dasar untuk pembuatan salah satu alternatif bahan antiinflamasi yang
memiliki efek samping minimal dengan harga terjangkau khususnya untuk kasus periodontitis.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang banyak terdapat dalam masyarakat
dan menjadi masalah di negara maju maupun negara berkembang. 2 Penyakit periodontal
disebabkan oleh akumulasi bakteri plak dan produknya pada permukaan gigi dan subgingiva.
Diantara lebih dari 300 spesies bakteri yang ditemukan dalam rongga mulut manusia,
diperkirakan hanya 10–20 spesies yang berperan dalam patogenesis periodontitis. Bakteri
patogen yang paling banyak ditemukan pada periodontitis adalah bakteri Gram negatif anaerob
sepertiPorphyromonas gingivalis, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Prevotella nigrescens,
Fusobacterium nucleatum dan Campylobacter rectus.Bakteri-bakteri tersebut memiliki faktor
virulensiyang membuat mereka memiliki kemampuan untuk bertahan dari sistem pertahanan
tubuh.11
Periodontitis diawali dengan adanya inflamasi gingiva atau yang biasa dikenal sebagai
gingivitis. Biasanya terjadi perdarahan dan pembengkakan gingiva ringan hingga berat. Kondisi
kebersihan mulut yang buruk atau tidak adanya pengobatan yang akurat dapat mengakibatkan
migrasi epitel penyatu ke arah apikalyang menyebabkan timbulnya poket periodontal. Secara
klinis biasanya disertai dengan adanya resesi gingiva dan terbukanya daerah akar gigi. Akibat
lanjut adalah terjadi destruksi tulang alveolar yang ditandai dengan mobiliti gigi dan dapat
berakhir dengan kehilangan gigi.12
Kerusakan jaringan periodontal dapat disebabkan secara langsung oleh produk bakteri
berupa enzim proteolitiknya yaitu lipopolisakarida maupun secara tidak langsung sebagai respon
host terhadap keberadaan bakteri yang dianggap sebagai benda asing. Respon host yang
berinteraksi dengan mikroba pada periodontitis dilakukan dengan mengeluarkan berbagai macam
sel radang seperti netrofil, makrofag dan limfosit.5Respon imun yang berlebihan untuk
melindungi jaringan periodonsium dari bakteri patogen akan memberikan dampak yang buruk
terhadap jaringan periodonsium itu sendiri. Sel-sel inflamasi tersebut akan merespon keberadaan
bakteri patogen dan produknya dengan memproduksi mediator inflamasi berupa sitokin (IL-1,
IL-6, TNF-α, PGE2) dan matrix metalloproteinases (MMP). Pada kondisi periodontitis makrofag
dan sel fibroblas memproduksi PGE2 dan MMP dalam jumlah banyak. Produksi MMP
berlebihan dapat merusak matrik ekstraselular dari gingiva, kehilangan perlekatan serat kolagen
dan kerusakan ligamen periodontal, sedangkan produksi berlebihan dari PGE2 akan memediasi
destruksi tulang dengan cara menstimulasi osteoklas dalam jumlah yang banyak untuk
meresorpsi tulang alveolar. Semakin banyak sistem imun diproduksi untuk melawan keberadaan
bakteri patogen, maka semakin banyak pula kerusakan jaringan periodontal yang akan terjadi.13
Selama perawatan periodontitis pemberian terapi antibiotik dan antiinflamasi perlu
diberikan. Obat antiinflamasi dari golongan non steroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen,
flurbirofen, indometasin dan naproxen paling sering digunakan dalam pengobatan periodontitis.
Obat-obat ini memiliki kemampuan untuk mengurangi inflamasi pada jaringan dengan
menghambat PGE-2.13Naman penggunaan jangka panjang dari AINS dapat mengakibatkan iritasi
gastrointestinal dan gangguan fungsi trombosit sehingga waktu pendarahan akan semakin lama.7
Pohon pisang merupakan pohon yang tidak memilki batang sejati. Batang pisang yang
sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah. Sedangkan batang yang
diatas permukaan tanah merupakan batang semu yang terdiri dari kumpulan daun yang saling
membungkus rapat. Daun berkembang dari bagian tengah batang semu dalam keadaan tergulung
rapat sewaktu muncul dan akan berkembang sampai ukuran maksimum. Akar dan tunas-tunas
samping keluar dari bonggol, sehingga tunas-tunas inilah yang akan tumbuh ke atas membentuk
batang-batang semu.8 Tanaman pisang ambon (Musa paradisiaca L.) dapat dengan mudah
ditemukan di Indonesia. Pisang merupakan buah yang banyak disenangi oleh masyarakat dari
berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan selain harganya yang terjangkau, pisang memiliki rasa
yang enak dan memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selain kandungan gizinya
yang tinggi, bagian daun, akar, bunga, dan getah memiliki manfaat untuk pengobatan.8
Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam kulit buah pisang memiliki efek
farmakologi terutama sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antibiotik.Senyawa yang diketahui
terkandung dalam kulit pisang ambon yaitu alkonoid, flavanoid, tanin, saponin dan terponoid.9
Kandungan flavonoid selain bersifat antioksidan juga bersifat antiinflamasi, antialergik dan
mampu menurunkan kerapuhan pembuluh kapiler. Senyawa tanin dapat menarik dan
mengerutkan jaringan tubuh dengan mengikat dan mempresipitasi protein sehingga tidak rusak
oleh enzim proteolitik, memiliki efek antiinflamasi, antimikroba dan keratolitik.4 Tanin juga
memiliki kemampuan sebagai antimikroba serta dapat meningkatkan epitelialisasi.6
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Pembuatan Ekstrak
Kulit pisang ambon yang telah dikeringkan dan dihaluskan diekstrak dengan metode maserasi.
Selanjutnya ekstrak dibuat dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 25% dan 50%.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengadaan bahan dan alat x x
2 Pembuatan ektrak kulit pisang x
3 Induksi Periodontitis - Dekapitasi
x
4 Pembuatan Preparat Histologi
x x x
5 Pengamatan Hasil
x x
6 Penyusunan Laporan
x x x
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA