Anda di halaman 1dari 26

REVIEW MAKALAH MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Reza Maulana
NIM : SF21079
Dosen Pembimbing : Putri Kartika Sari, M. Si.

S1-FARMASI UNIVERSITAS BORNEO LESTARI


BANJARBARU 2022
REVIEW JURNAL 1
JUDUL JURNAL Peranan Mikroorganisme Endofit Dalam Dunia
Kesehatan: Kajian Pustaka
TAHUN & VOLUME Volume 16 No. 1, Juni 2019
PENULIS Rina Hidayati Pratiwi
JUMLAH HALAMAN 12 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah di Indonesia, khususnya di bagian timur Indonesia. Studi ini
bertujuan mengetahui perkembangan mikroorganisme endofit sehingga kita dapat
mengetahui peranan mikroorganisme endofit dalam dunia kesehatan. Tanaman
merupakan salah satu inang untuk mikroorganisme endofit. Senyawa bioaktif dari
mikroorganisme endofit digunakan secara luas di dunia kesehatan sebagai antibakteri,
antivirus, antikanker, antioksidan, antidiabetes, dan anti immunosupresif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa bakteri endofit dapat menjadi sumber antibiotik baru yang
menjanjikan untuk mengatasi masalah resistensi bakteri patogen dan penyakit di dunia
kesehatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri endofit dapat menjadi sumber
antibiotik baru yang menjanjikan untuk mengatasi masalah resistensi bakteri patogen
dan penyakit di dunia kesehatan.

B. PENGANTAR
Kebutuhan akan senyawa baru yang potensial untuk menyelesaikan
permasalahan di berbagai bidang khususnya bidang kesehatan adalah suatu hal yang
sangat penting. Oleh karena itu pencarian senyawa yang memiliki potensi untuk
mengatasi penyakit infeksi pada manusia masih terus dilakukan. Ketahanan terhadap
antibiotik yang terjadi pada bakteri, penyisipan virus dan meningkatnya infeksi fungi
pada populasi manusia di dunia merupakan masalah kesehatan yang cukup
serius.Aspirin (asam salisilat) merupakan salah satu contoh obat yang berasal dari
bahan-bahan alami yaitu salicin glikosida. Salicin glikosida ditemukan pada spesies
tanaman dari genus Salix dan Populus. Sebenarnya masih banyak orang yang belum
mengetahui akan kegunaan dari masing-masing organ tanaman seperti akar, batang,
dan daun. Dahulu orang melakukan pencampuran ketiga organ tersebut untuk
pengobatan yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan penderitaan akibat
adanya infeksi penyakit. Meskipun demikian, mereka sebenarnya belum mengetahui
secara kimia senyawa bioaktif alami dalam kompleks pencampuran organ tersebut
dan belum bisa menjawab bagaimana mereka bisa bermanfaat untuk pengobatan.
Tujuan dari studi ini ialah mengetahui karakteristik serta manfaat dari mikroba endofit
dan senyawanya.

C. METODE PENELITIAN
Aspirin (asam salisilat) merupakan salah satu contoh obat yang berasal dari
bahan-bahan alami yaitu salicin glikosida. Salicin glikosida ditemukan pada spesies
tanaman dari genus Salix dan Populus. Sebenarnya masih banyak orang yang belum
mengetahui akan kegunaan dari masingmasing organ tanaman seperti akar, batang,
dan daun. Dahulu orang melakukan pencampuran ketiga organ tersebut untuk
pengobatan yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan penderitaan akibat
adanya infeksi penyakit. Meskipun demikian, mereka sebenarnya belum mengetahui
secara kimia senyawa bioaktif alami dalam kompleks pencampuran organ tersebut
dan belum bisa menjawab bagaimana mereka bisa bermanfaat untuk pengobatan.
Tujuan dari studi ini ialah mengetahui karakteristik serta manfaat dari mikroba endofit
dan senyawanya.

D. HASIL PENELITIAN
Teknik Isolasi dan Koleksi Endofit
Mula-mula sampel tanaman diseleksi, kemudian diambil bagian organ
tanamannya seperti akar, batang, dan daun. Batang dari tanaman dipotong dan
dimasukkan ke dalam wadah plastik yang diberi seal. Uap air yang muncul
dihilangkan dan dijaga kelembabannya,lalu disimpan pada suhu 4 ºC sampai
diperlakukan di laboratorium.
Produk Mikroba Endofit untuk Mengatasi Bakteri Patogen
Mikroorganisme endofit dapat menghasilkan produk senyawa yang dapat
melawan bakteri patogen, senyawa tersebut disebut antibiotik.
Produk Mikroba Endofit untuk Mengatasi Penyebaran Virus Virulen
Penggunaan lainnya yang cukup penting dari senyawa atau produk antibiotik
fungi endofit ialah penghambatan virus. Ada 2 inhibitor protease cytomegalovirus
manusia yang baru, yaitu cytonic acids A dan B yang telah diisolasi dari fermentasi
fungi endofit Cytonaema sp. Strukturstrukturnya sama seperti isomer-isomer p-
tridepside yang dielusidasi dengan metode Mass Spectrometry dan NMR (Guo et al.
2000). Penemuan tersebut menunjukkan bahwa penemuan senyawasenyawa dari
endofit yang memiliki aktivitas anti viral masih sangat potensial dalam
perkembangannya.
Produk Mikroba Endofit sebagai Bahan Antikanker
Paclitaxel dan beberapa turunannya merupakan kelompok utama senyawa
antikanker yang dihasilkan oleh endofit. Paclitaxel adalah diterpenoid fungsional yang
ditemukan pada spesies tanaman cemara di dunia (Suffness 1995). Mode of action
dari paclitaxel ialah menghasilkan molekul-molekul tubulin dari depolimerisasi
selama proses pembelahan sel. Senyawa paclitaxel adalah obat antikanker pertama di
dunia yang digunakan untuk perawatan penyakit proliferasi jaringan manusia.
Produk dari Mikroba Endofit sebagai Bahan Antioksidan
P microspora merupakan endofit dari tanaman combretaceaous, Terminalia
morobensis, yang tumbuh di saluran air sungai Sepik Papua New Guinea (Harper et al.
2003). Diketahui ada 2 senyawa yang diperoleh dari kultur cair P. microspora, yaitu
pestacin dan isopestacin. Pestacin dan isopestacin menunjukkan aktivitas antimikroba
dan antioksidan. Aktivitas antioksidan isopestacin berdasarkan kesamaan strukturnya
dengan flavonoid.
Produk dari Mikroba Endofit untuk Bahan Antidiabetes
Senyawa metabolit fungi non peptida (L-783,281) adalah hasil isolasi dari
fungi endofit (Pseudomassaria sp.) yang dikoleksi dari hutan hujan Afrika dekat
Kinshasa di Republik Demokratik Kongo. Senyawa tersebut bertindak sebagai suatu
insulin mimetic dan unlike insulin, kemungkinan diberikan secara oral namun tidak
rusak dalam saluran pencernaan.
Produk dari Mikroba Endofit sebagai Bahan Imunosupresif
Obat-obatan imunosupresif saat ini digunakan untuk mencegah allograft
rejection dalam proses transplantasi dan ke depannya obat tersebut dapat digunakan
untuk mengobati penyakit autoimmune seperti rheumatoid arthritis dan diabetes yang
kekurangan hormon insulin. Fungi endofitik Fusarium subglutinans, diisolasi dari T.
wilfordii untuk menghasilkan senyawa immunosuppresive diterpene pyrones
subglutinol A dan B yang bersifat non sitotoksik. Subglutinol A dan B samasama
potensial dalam reaksi assay limfosit campuran dan thymocyte proliferation assay,
dengan konsentrasi penghambatan sebesar 50% dari 0,1 µM. Dalam sistem assay
yang sama, obat siklosporin immunosuppressant yang telah dikenal sebelumnya
potensial dalam reaksi limfosit campuran assay dan 104 lebih potensial daripada
thymocyte proliferation assay (Lee et al. 1995).

E. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas disimpulkan bahwa mikroorganisme endofit
merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam tanaman inang sebagai habitatnya.
Mikroorganisme endofit bisa berupa bakteri, fungi, dan alga. Tanaman inang dari
mikroorganisme endofit biasanya berupa tanaman obat dan tanaman yang statusnya
hampir punah. Mikroorganisme endofit dapat berperan sebagai pengganti tanaman
inang untuk menghasilkan senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif yang ditemukan di
mikroorganisme endofit berperan penting dalam bidang kesehatan sebagai antibiotik,
antifungi, antikanker, antioksidan, antivirus, antidiabetes, serta bahan imunosupresif.

F. KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
2. Abstrak sudah mengandung garis besar dari jurnal.
3. Metode penelitian yang digunakan mudah dipahami dan jelas.

G. KEKURANGAN
1. Pada bagian penelitian tidak dicantumkan tabel atau grafik untuk memudahkan
pembaca dalam memahami isi penelitian jurnal.
2. Tidak dicantumkan juga langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

REVIEW JURNAL 2
JUDUL JURNAL KARAKTERISASI DAN PEMANFAATAN
BAKTERI ENDOFIT YANG BERASAL DARI
FAMILIA Zingiberaceae DI BIDANG FARMASI
TAHUN & VOLUME Vol.4 No.2, Juni 2021
PENULIS Prayoga , Lia Marliani, Soni Muhsinin1
JUMLAH HALAMAN 10 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang permasalahan kesehatan pada
manusia akibat penyakit infeksi merupakan masalah yang serius. Timbulnya
mikroorganisme patogen yang resisten dan penggunaan obat antimikroba sintesis
secara terus menerus dapat menyebabkan resistensi, maka dibutuhkan pencarian
senyawa baru dengan efektivitas yang lebih baik. Kemampuan bakteri endofit dalam
memproduksi metabolit sekunder yang sama dengan inangnya merupakan potensi
besar sebagai bahan pembuatan obat yang berasal dari bahan alam. Tujuan penulisan
review artikel ini untuk memberikan informasi ilmiah terkait bakteri endofit yang
menginang pada tanaman familia zingiberaceae serta potensinya di bidang farmasi.
Berdasarkan hasil studi literatur literatur yang dilakukan didapatkan bahwa bakteri
endofit yang berasal dari bagian tanaman familia zingiberaceae dapat diisolasi pada
media nutrien agar setelah dilakukan sterilisasi dengan teknik sterilisasi permukaan,
hasil identifikasikarakteristik bakteri menunjukan hasil beragam tergantung dari
spesies tanaman inangnya dan kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh, hasil
isolat bakteri endofit menunjukan aktivitas farmakologi seperti antibakteri dan
antifungi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan obat.

B. PENGANTAR
Permasalahan kesehatan khususnya penyakit yang timbul pada manusia merupakan
hal yang sangat penting, penyakit yang timbut karena infeksi yang disebabkan bakteri
dan fungi merupakan salah satu masalah yang harus ditangani maka dari itu pencarian
senyawa baru dengan efektivitas yang baik dengan toksisitas yang rendah sangat
dibutuhkan (Pratiwi, 2019). Penggunaan obat sintetis seperti antibiotik secara terus
menerus dan timbulnya mikroorganisme patogen yang resisten terhadap antimikroba
juga semakin meningkat misalnya; bakteri Pseudomonas aeruginosa mengalami
resistensi terhadap amikacin, gentamicin dan tobramycin (Aprilia et al., 2020;
Rollando, 2019). Antifungal dari kelompok poliena seperti natamisin, amfaterisin,
nystatin kelompok triazol dan imidazole sebagai pengobatan untuk antifungi
meningkatkan resistensi terhadap antifungi yang ada (Milliana & Safitri, 2015). Oleh
karena itu perlu dilakukan pencarian senyawa bioaktif baru melalui explorasi bahan
alam. Tanaman familia zingiberaceae merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat
yang memiliki banyak manfaat. Pada genus zingiber terdapat flavonoid, fenol dan
minyak atsiri (Abdul et al., 2020). Begitu juga genus curcuma terdapat antimikroba
yaitu terpenoid, kurkuminoid, tannin, flavonoid, alkaloid dan minyak atsiri (Adila et
al., 2013). Selain mendapat langsung dari tanaman salah satu cara lain mendapat
senyawa aktif adalah dengan memanfaatkan bakteri endofit. Berbagai macam
bioaktivitas dihasilkan bakteri endofit yang bermanfaat di bidang farmasi khususnya
hasil isolasi dari tanaman familia zingiberaceae telah banyak diteliti. Setiap isolat
bakteri endofit yang dihasilkan memiliki identifikasi karakteristik berbeda. Maka dari
itu dilakukan review untuk membahas bakteri endofit yang menginang pada tanaman
familia zingiberaceae terkait potensinya pada bidang farmasi dan identifikasinya
berdasarkan literatur yang ada

C. METODE PENELITIAN
Penulisan literatur review dilakukan dengan menggunakan pendekatan
literatur review yang berfokus pada evaluasi beberapa hasil penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan topik atau variable penulisan. Pada review artikel ini
digunakan literatur jurnal yang didapat secara online di internet dari jurnal publikasi
internasional dan nasional berISSN dan DOI terindeks SchimagoJr, DOAJ, Portal
Garuda, Google Scholar, Research Gate, Scopus, Sinta. Jurnal yang digunakan
merupakan jurnal publikasi 5 tahun terakhir (2015 – 2020). Artikel yang termasuk
kriteria inklusi adalah original artikel mengenai penelitian bakteri endofit yang
menginang pada tanaman famili zingiberaceae dengan tujuan penelitian kandungan
bioaktivitasnya yang bermanfaat pada bidang farmasi, berdasarkan kriteria tersebut
maka diperoleh 7 artikel jurnal. Review yang dilakukan merupakan studi literatur
mengenai isolasi bakteri endofit yang meginang pada tanaman zingiberacea termasuk
karakteristik dari bakteri endofit yang berhasil diisolasi serta potensinya pada bidang
farmasi. Teknik isolasi merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian
mikroba endofit, bagian setiap tanaman dapat dipakai sebagai sampel untuk mendapat
isolat mikroba endofit. Penyesuaian proses isolasi perlu dilakukan guna dapat
menyesuaikan dengan target mikroba endofit.

D. HASIL PENELITIAN
Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri endofit yang menginang pada
tanaman familia zingiberaceae terbukti memiliki efek farmakologi sebagai antibakteri
dan antifungi. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa sudah
dapat teridentifikasi kadungan senyawa aktif yang terdapat pada isolat bakteri endofit,.
Tetapi pada beberapa jurnal penelitian lainya masih belum dilakukan identifikasi
terkait senyawa spesifik apa yang terkandung pada bakteri endofit hasil isolasi
sehingga dapat memberikan efek farmakologi. Jika mengacu pada hasil penelitian
mengenai tanaman familia zingiberaceae, efek farmakologi yang dihasilkan sudah
oleh isolat bakteri endofit sudah sama dengan efek farmakologi yang dihasilkan
tanaman inangnya.
Bakteri endofit Actinomycetes viscosus, Bacilus brevis dan Pseudomonas
stutzeri yang disolasi dari rimpang temulawak memiliki aktivitas antimikroba
terhadap Candida albicans dengan pengukuran zona hambat berkisar 0,4 mm – 0,45
mm (Milliana & Safitri, 2015). Pada rimpang curcuma senyawa terdapat senawa anti
mikroba yaitu terpenoid, kurkumin, tannin, flavonoid, alkaloid dan minyak atsiri.
Minyak atsiri, senyawa aldehida dan senyawa fenol merupakan senyawa bioaktif pada
tanaman yang umumnya bersifat antifungal (Ridawati et al., 2011). Tanaman
temulawak mengandung zat antimikroba yaitu salah satunya kurkumin dapat
menghambat dan mematikan pertumbuhan mikroorganisme. Komposisi kimia
rimpang temulawak adalah protein pati, kurkumin dan minyak atsiri yang mampu
membunuh mikroba. Masih diperlukan lagi penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
apakah hasil isolat bakkteri endofit hasil isolasi dari rimpang kunyit memiliki
aktivitas pada antifungi pada spesies jamur lainya (Purnowati, 2008 dalam Milliana &
Safitri, 2015).

E. KESIMPULAN
Kemampuan bakteri endofit dalam hidup bersimbiosis dengan tanaman
inangnya dan menghasilkan metabolit sekunder yang serupa merupakan potensi yang
besar yang dapat dimanfaatkan di bidang farmasi khusunya yang menginang pada
familia zingi beraceae terbukti memiliki bioaktivitas antibakteri dan antifungi yang
dapat dikembangkan sebagai bahan pembuatan obat, proses isolasi dengan teknik
sterilisasi permukaan dan media isolasi nutrien agar sudah terbukti dapat
menghasilkan berbagai jenis isolat bakteri endofit dengan berbagai karakterisasi
berbeda tergantung dari spesies tanaman inangnya dan kondisi lingkungan tempat
tanaman tumbuh.

F. KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
2. Abstrak sudah mengandung garis besar dari jurnal.
3. Metode penelitian yang digunakan mudah dipahami dan jelas.
4. Pada bagian hasil penelitian sudah dicantumkan tabel yang mendukung
pembahasan dalam penelitian.
5. Pada hasil penelitian dicantumkan referensi yang mendukung hasil penelitian.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

REVIEW JURNAL 3
JUDUL JURNAL PERANAN MIKROBA ENDOFIT UNTUK
PENGEMBANGAN OBAT ANTI KANKER
TAHUN & VOLUME -
PENULIS Siti Rofida
JUMLAH HALAMAN 6 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang obat anti kanker yang berasal dari
alam yang merupakan senyawa metabolit yang diisolasi dari tanaman, tanaman laut
dan mikroorganisme. Tanaman yang terinfeksi oleh jamur endofit dapat tumbuh lebih
cepat dibandingkan yang tidak terinfeksi jamur endofit. Jamur endofit juga dapat
menghasilkan senyawa metabolit yang dihasilkan oleh tanaman inang. Senyawa taxol,
podophyllotoxin dan camptothecin merupakan senyawa yang telah terbukti berkhasiat
sebagai obat anti kanker. Jamur endofit telah terbukti dapat meningkatkan hasil
produksi senyawa tersebut.

B. PENGANTAR
Lebih dari 60 % obat antikanker berasal dari sumber daya alam. Senyawa
yang berkhasiat sebagai obat anti kanker sebagian besar diisolasi dari senyawa
metabolit yang dihasilkan oleh tanaman dan sebagian kecil oleh tanaman laut maupun
mikroorganisme (Cragg & Newman, 2009). Tanaman yang terinfeksi oleh endofit
dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan yang tidak terinfeksi endofit. Hal ini
disebabkan karena fitohormon yang dihasilkan oleh endofit seperti indole-3-acetic
acid (IAA), sitokin dan bahan yang meningkatkan pertumbuhan tanaman.Endofit
adalah mikroorganisme bakteri (termasuk actinomycetes) atau jamur yang
menghabiskan seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya untuk hidup bersama diluar
dan / atau di dalam sel pada jaringan sehat dari tanaman inang (Tan & Zou, 2001).
Hubungan antara endofit dan tanaman inang adalah latent phytopathogenesis sampai
simbiosis mutualisme. Endofit yang bersifat latent phytopathogenesis dapat menjadi
berbahaya ketika tanaman inang telah tua atau dalam kondisi stress (Aly et al, 2010).
Endofit menghasilkan hidrolisis ekstraselular sebagai mekanisme resistensi untuk
mengatasi serangan dari tanaman inang atau untuk mendapatkan nutrisi. Endofit
diketahui terdapat pada banyak jenis tanaman, namun masih sedikit yang telah
dipelajari.Tanaman ini dipilih berdasarkan studi ethnopharmacological untuk
mendapatkan endotelin reseptor antagonis.

C. METODE PENELITIAN
Pada jurnal ini, tidak dicantumkan dengan jelas metode penelitian yang
digunakan. Namun jika dilihat dari hasil penelitian, jurnal ini menggunakan literatur
sebagai metode penelitiannya.

D. HASIL PENELITIAN
Dari 12 taxa yang terbukti aktif sebagai antitumor, diidentifikasi berasal dari
genus Alternaria dan Pestalotiopsis. Kedua jamur endofit tersebut telah dilaporkan
dapat menghasilkan senyawa yang mempunyai aktifitas sebagai antikanker yaitu taxol
dan brefeldin A. Selain itu juga diperoleh jamur endofit dari genus langka yaitu
Hainesia, Marssonina dan Torula.

E. KESIMPULAN
Dampak dari penggunaan senyawa metabolit yang diisolasi dari tanaman
sebagai obat anti kanker yaitu keterbatasan produksi dan kepunahan, dapat diatasi
dengan memanfaatkan jamur endofit yang terdapat pada jaringan tanaman inang.
Jamur endofit telah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi senyawa metabolit
pada tanaman inang.

F. KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
2. Abstrak sudah mengandung garis besar dari jurnal.

H. KEKURANGAN
1. Tidak dijelaskan dengan rinci metode penelitian yang digunakan pada jurnal.

REVIEW JURNAL 4
JUDUL JURNAL Senyawa Antibiotika dari Bakteri dan Jamur Endofit:
Mini Review
TAHUN & VOLUME -
PENULIS Muhammad Bahi & Anizar
JUMLAH HALAMAN 4 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang penelitian senyawa-senyawa
bioaktif termasuk senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan obat
antibiotika serta menunjukkan aktivitas antimikrobial dari tanaman obat khususnya di
Indonesia sudah banyak dilaporkan.Penelitian terhadap senyawa antibiotika dari
mikroorganisme diawali oleh penemuan senyawa penicillin ( -laktam antibitiotika)
pada tahun 1936, yang merupakan inhibitor terhadap pertumbuhan bakteri yang
diproduksi oleh jamur Penicillin sp.

B. PENGANTAR
Penelitian kimia bahan alam terhadap senyawa-senyawa bioaktif (senyawa
metabolit sekunder) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan kususnya tumbuhan yang
berkhasiat obat, khususnya di Indonesia, telah banyak dilaporkan. Senyawa kimia
bioaktif alami telah berperan penting dalam kehidupan manusia di bidang kesehatan
terhadap pengobatan berbagai macam jenis penyakit. Pengobatan penyakit dengan
ramuan atau campuran tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat baik
secara tradisional maupun secara modern.Senyawa kimia bahan alam dengan aktivitas
antibiotika menunjukkan daya hambat pertumbuhan mikroorganisme patogen seperti
bakteri, jamur dan virus, dan juga mengobati penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen tersebut. Pertambahan jumlah mikroorganisme yang resisten
terhadap obat antibiotika, minimnya jumlah dan jenis senyawa obat antibiotika baru di
pasaran telah mendorong para ahli kimia bahan alam untuk mencarisumber baru dan
potensial senyawa obat antibiotika. Selain itu, penggunaan antibiotika sintetik dalam
bidang kesehatan juga dilaporkan terjadi peningkatan daya resistensi strain
mikroorganisme terhadap obat antibiotika.

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada jurnal ini tidak dicantumkan secara rinci dan jelas.
Namun sepertinya metode penelitian menggunakan literatur yang ada.

D, HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada jurnal ini langsung dicantumkan atau digabungkan ke
dalam kesimpulan.

E. KESIMPULAN
Dampak dari penggunaan senyawa metabolit yang diisolasi dari tanaman
sebagai obat anti kanker yaitu keterbatasan produksi dan kepunahan, dapat diatasi
dengan memanfaatkan jamur endofit yang terdapat pada jaringan tanaman inang.
Jamur endofit telah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi senyawa metabolit
pada tanaman inang.

F. KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
2. Metode penelitian yang digunakan mudah dipahami dan jelas karena menggunakan
literatur yang relevan.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

REVIEW JURNAL 5
JUDUL JURNAL PERANAN BIOTEKNOLOGI DAN MIKROBA
ENDOFIT DALAM PENGEMBANGAN OBAT
HERBAL
TAHUN & VOLUME Vol. II, No.3, Desember 2005
PENULIS Maksum Radji
JUMLAH HALAMAN 15 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tumbuhan telah menjadi sumber utama
senyawa obat selama ribuan tahun.Tumbuhan juga merupakan sumber banyak obat
bagi sebagian besar penduduk dunia. Peran bioteknologi sangat penting untuk
memperbanyak, melestarikan, spesies, dan meningkatkan produksi metabolit sekunder.
Endofit adalah mikroba yang menghuni tanaman saat ini dianggap sebagai mata air
baru metabolit sekunder yang menawarkan potensi eksploitasi medis dan industri.
Produk alami dari berbagai mikroba endofit telah diteliti. Beberapa contoh hasil alam
yang diamati dari mikroba endofit adalah antibiotik, senyawa antivirus, antikanker,
senyawa antimalaria, antioksidan, antidiabetik, dan senyawa imunosupresif

B. PENGANTAR
Tanaman telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya yang
sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan
masyarakat. Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika,
dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat
penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat ini.
Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam bidang bioteknologi ini telah dapat
dihasilkan beberapa jenis tanaman transgenik yang dapat memproduksi vaksin
rekombinan (Maksum R. 2004).

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada jurnal ini menggunakan literatur yang dicantumkan
oleh penulis.

D. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada jurnal ini terdapat pada penjelasan literatur yang ada di
kesimpulan.

E. KESIMPULAN
Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika, dan
skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat penting
dalam rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat ini. Bahkan
dengan kemajuan yang pesat dalam bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan
beberapa jenis tanaman transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan.

F. KELEBIHAN
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
1. Pada penelitian dicantumkan referensi yang mendukung hasil penelitian.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

REVIEW JURNAL 6
JUDUL JURNAL Microbes: Role in Industries, Medical Field and
Impact on Health
TAHUN & VOLUME Vol. II, No.3, Desember 2005
PENULIS Arslan Abbas, Muhammad Irfan, Sanaullah Khan,
Arif Hassan, Sarfraz Khan, Rasab Javed, Sharafat Ali
JUMLAH HALAMAN 15 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang mikroba yang memiliki interaksi
ekologis dengan hampir semua bentuk kehidupan. Demikian juga, manusia selalu
terlibat dalam inang-mikroba interaksi yang dapat menyebabkan efek jangka pendek
atau jangka panjang. Mereka digunakan dalam industri farmasi untuk sintesis
senyawa kimia. Saat ini, industri kimia menggunakan bakteri untuk mensintesis
produk industri. Beberapa fitur penting bakteri dalam industri makanan masih belum
jelas. Ulasan ini menyoroti peran bakteri dalam industri untuk sintesis senyawa dalam
medis serta sudut pandang industri tetapi beberapa spesies bakteri memiliki dampak
besar pada kesehatan manusia sehingga menyebabkan penyakit serius pada manusia.

B. PENGANTAR
Mikroba ditemukan di mana-mana sebagai sumber bermanfaat sekaligus
berbahaya bagi manusia saat digunakan untuk sintesis senyawa dalam industri yang
berbeda dan produk bermanfaat lainnya. Sementara di sisi lain, mereka adalah juga
menyebabkan penyakit pada manusia pada tingkat yang berbeda. Oleh karena itu,
mereka digunakan untuk membuat yogurt, keju, anggur dan roti. Mereka
menyebabkan berbagai penyakit seperti tuberkulosis yang menyebabkan paru-paru
rusak dari biasanya seperti udara tidak dapat masuk dengan baik ke paru-paru karena
penyumbatan cara-cara jalur udara. Mereka juga menyebabkan parah infeksi ketika
mengembangkan resistensi terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobatinya.
Sebagai bakteri patogen tumbuh dengan lingkungan, mereka mulai mengembangkan
resistensi terhadap berbagai obat.

C. METODE PENELITIAN
Pada jurnal ini tidak dicantumkan metode penelitian karena jurnal ini mengacu
pada literatur yang ada.

D. HASIL PENELITIAN
Pada jurnal ini, hasil penelitian digabungkan pada kesimpulan karena pada
metode penelitian berasal dari literatur.

E. KESIMPULAN
Karena kolera dan wabah adalah yang paling umum infeksi bakteri yang
mempengaruhi populasi manusia di seluruh dunia. Mikroba dapat digunakan dalam
mengendalikan berbagai penyakit sebagai bermanfaat dalam satu aspek serta
berbahaya. Ada kebutuhan untuk menemukan obat baru dari mikroba yang membantu
mengendalikan penyakit yang berbeda. Racun bakteri juga diperlukan untuk
memecahkan sebagai masalah utama bagi masalah kesehatan masyarakat.

F. KELEBIHAN
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
2. Literatur yang digunakan mendukung isi jurnal sehingga fakta dan teori yang
dikemukakan jelas.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan metode penelitian dan hasil penelitian secara rinci dalam
melakukan penelitian.

REVIEW JURNAL 7
JUDUL JURNAL The role of microbiology in the design
and development of pharmaceutical
manufacturing processes
TAHUN & VOLUME 2014
PENULIS Anastasia Lolas
JUMLAH HALAMAN 4 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang bagaimana peran ahli mikrobiologi
dalam pengembangan dan manufaktur farmasi telah menjadi lebih terlihat dalam
beberapa tahun terakhir karena dengan pendekatan QbD dan berbasis risiko
dipromosikan oleh otoritas pengatur dan industri. Ilmu mikrobiologi dan aplikasinya
memiliki dampak besar pada mikrobiologi dan strategi pengendalian kontaminasi
untuk kuat dan proses yang konsisten dengan kegagalan yang jarang terjadi dan
kontaminasi. Pengujian produk akhir adalah tidak lagi dianggap dapat diterima untuk
meyakinkan kualitas produk.

B. PENGANTAR
Ketika harapan dan praktik tampaknya menjauh dari sains dan mencapai
medan yang tidak dapat dibenarkan secara ilmiah, kita harus pergi 'kembali ke dasar'
dan ilmu terapan mikrobiologi. Ini bahkan lebih diperlukan ketika ekspektasi
peraturan memaksakan persyaratan yang tidak dapat didukung secara ilmiah dan
harapan. Dalam hal produk nonsteril, BAO, eksipien dan biologis zat obat, sejumlah
kecil mikroorganisme dapat diterima asalkan mereka melakukannya tidak mereplikasi
dalam bahan akhir selama usia penyimpanan dan asalkan mikroorganisme ini tidak
bersifat patogen dan tidak menimbulkan penyakit lain kondisi yang tidak
menyenangkan.

C. METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian di jurnal ini lebih menggunakan banyak literatur dan
hasil pengamatan dari beberapa ahli. Seorang ahli mikrobiologi harus dikonsultasikan
di awal pengembangan farmasi untuk membahas poin-poin di mana: suatu proses
harus dipantau. Sedangkan untuk pembuatan produk obat, titik-titik ini dibakukan
(misalnya, bioburden prefiltrasi untuk proses aseptik, bioburden sebelum sterilisasi
untuk panas lembab terminal), mereka adalah bukan untuk proses lain, terutama untuk
obat biologis zat. Selain itu, bioburden dan endotoksin batas mungkin tidak
didefinisikan dengan jelas. Berapa batas yang pantas? Apa yang terjadi jika batas
peringatan terlampaui? Bagaimana jika batas tindakan terlampaui? Ada yang sering
pertanyaan dan diskusi tentang topik ini.

D. HASIL PENELITIAN
Untuk produk steril yang dilarutkan dengan pengencer atau diencerkan lebih
lanjut dan kemudian disimpan sebelum pemberian, studi penggunaan harus dilakukan
untuk menentukan apakah potensi kontaminasi tingkat rendah selama rekonstitusi
atau pengenceran diikuti dengan penahanan periode dan suhu tahan akan
menghasilkan pertumbuhan mikroorganisme. Studi semacam itu harus dilakukan pada
awal perkembangan karena kadang-kadang dapat mempengaruhi jenis pengencer
yang akan digunakan. Tujuannya adalah untuk merancang produk yang bahkan jika
pasien atau praktisi secara tidak sengaja mencemari sebelum pemberian dan kemudian
memegang untuk jangka waktu maksimum, tidak akan membahayakan pasien karena
pengencer dan produk didukung pertumbuhan dan organisme tumbuh ke tingkat
tinggi selama periode penahanan.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas disimpulkan bahwa adanya ahli mikrobiologi
berpartisipasi di awal obat tim pengembangan dapat menghasilkan pengetahuan
produk mengenai kualitas mikrobiologis.

F. KELEBIHAN
1. Isi dari jurnal informatif dan jelas.
2. Literatur yang digunakan didukung dengan adanya hasil observasi.

G. KEKURANGAN
1. Pada struktur jurnal tidak seperti jurnal Bahasa Indonesia atau jurnal pada
umumnya jadi sulit untuk memahami isinya.

REVIEW JURNAL 8
JUDUL JURNAL REVIEW : ROLE OF MICROOGRANISM IN
PHARMACEUTICAL INDUSTRY
TAHUN & VOLUME 2013
PENULIS MD. ZULFEKAR ALI
JUMLAH HALAMAN 13 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, jamur dan sejenisnya.
Organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kebutuhan untuk
mempelajari organisme kecil ini dimulai ketika para ilmuwan menemukan hubungan
mikroba dengan penyakit tertentu. Peran dari mikrobiologi tentang kemajuan dalam
industri kesehatan, terutama di bidang farmasi dan medis industri telah menghasilkan
penemuan-penemuan hebat, dari vaksin hingga perangkat. Peran penting lainnya
dalam farmasi adalah penggunaan mikroba untuk studi penting secara medis, seperti:
Bacteriorhodopsin, protein dari membran plasma Halobacterium salinarum.

B. PENGANTAR
Vaksin adalah persiapan biologis yang meningkatkan kekebalan terhadap
penyakit tertentu. Sebuah vaksin biasanya mengandung agen yang menyerupai
mikroorganisme penyebab penyakit, dan sering dibuat dari bentuk mikroba yang
dilemahkan atau mati, racunnya atau salah satu protein permukaannya. Agen
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali agen sebagai benda asing,
menghancurkannya, dan "ingat" itu, sehingga sistem kekebalan dapat lebih mudah
mengenali dan menghancurkan semua ini mikroorganisme yang kemudian ditemuinya.
Ada beberapa jenis vaksin yang digunakan. Ini mewakili strategi berbeda yang
digunakan untuk mencoba mengurangi risiko penyakit, sambil mempertahankan
kemampuan untuk menginduksi respon imun yang menguntungkan.

C. METODE PENELITIAN
Pada jurnal ini, metode penelitian menggunakan beberapa liretaur karena
jurnal ini berbentuk artikel.
D. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada jurnal ini digabungkan dengan kesimpulan karena jurnal
ini berbentuk artikel.

E. KESIMPULAN
Mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan bakteri untuk membatasi
penyebaran patogen di vivo mungkin melengkapi beberapa antibakteri. Misalnya,
membatasi ketersediaan zat besi di tubuh manusia membatasi proliferasi bakteri.
Banyak bakteri, bagaimanapun, memiliki mekanisme (seperti sebagai siderophores)
untuk mengais besi dalam relung lingkungan dalam tubuh manusia, dan
pengembangan eksperimental chelators besi, oleh karena itu, bertujuan untuk
mengurangi ketersediaan besi secara khusus terhadap bakteri patogen.

F. KELEBIHAN
1. Isi jurnal bersifat informatif dan mudah dipahami karena didukung oleh beberapa
literatur yang relevan.

G. KEKURANGAN
1. Jurnal seharusnya didukung juga dengan hasil observasi yang ada supaya jurnal
lebih kuat lagi tidak hanya mengenai teori.

REVIEW JURNAL 9
JUDUL JURNAL Clinical Microbiology in Pharmacy Education: A
Practice-based Approach
TAHUN & VOLUME Desember 2010
PENULIS Olla Wasfi1, Mary Power, and Roderick A. Slavcev
JUMLAH HALAMAN 5 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang meningkatnya insiden bakteri
patogen yang resistan terhadap berbagai obat, bersama dengan virus dan jamur
patogen manusia, mendukung argumen bahwa keterampilan dalam mikrobiologi dan
diagnosis penyakit menular, pengobatan dan pencegahan semakin penting secara
global untuk diadakan di antara dokter perawatan primer.

B. PENGANTAR
Program pengendalian antibiotik sangat penting karena meningkatnya insiden
nosokomial resisten antibiotik (didapatkan di rumah sakit) infeksi di seluruh dunia,
diperburuk oleh gudang pilihan antibakteri yang kita miliki semakin berkurang. Ini
dilema global yang berkembang mencapai proporsi bencana dan telah disebut sebagai
salah satu publik paling mendesak di dunia masalah kesehatan. Selama dekade
terakhir, hampir setiap genus bakteri telah menunjukkan kelenturan genetik dalam
kemampuannya untuk mengatasi selektif yang konsisten dan semakin tersebar di
mana-mana tekanan yang diberikan oleh penggunaan antibiotik global yang meluas.
Dengan demikian,seleksi alam buatan ini telah mengakibatkan kurangnya bahkan
"terakhir resor” pilihan pengobatan di banyak infeksi yang mengancam jiwa kasus
penyakit (ID).

C. METODE PENELITIAN
Dengan demikian, penggabungan program mikrobiologi dan ID berbasis kasus yang
relevan secara klinis ke dalam kurikulum merupakan kesempatan yang luar biasa
untuk meningkatkan standar praktik kefarmasian nasional. Untuk menilai kesenjangan
pengetahuan potensial berdasarkan investigasi kurikulum farmasi, survei percontohan
online yang menerima persetujuan dari University of Waterloo, Office of Research
Ethics didistribusikan secara lokal. 44 survei diselesaikan, mewakili apoteker
komunitas (48%), apoteker rumah sakit (39%), apoteker fasilitas perawatan jangka
panjang (20%), dan anggota tim perawatan kesehatan keluarga (7%). Mayoritas (75%)
dari responden menerima pelatihan mereka lebih dari 10 tahun yang lalu, dengan 7%
lulus dalam waktu lima tahun.

D. HASIL PENELITIAN
Hasil survei menunjukkan bahwa minimal 60% dari responden sering atau
terkadang merasa kurang memenuhi syarat mendiskusikan mikrobiologi dan ID baik
dengan pasien dan dengan profesional kesehatan lainnya, serta memberikan saran
untuk pengobatan alternatif. Kami juga mengidentifikasi area defisit spesifik
sehubungan dengan berbagai bidang mikrobiologi. Misalnya, hanya 20% responden
yang merasa mereka memiliki pemahaman yang cukup tentang virologi dan mahir
dalam menawarkan pilihan pengobatan untuk ID. Bahkan lebih sedikit merasa bahwa
mereka memiliki pemahaman yang memadai tentang parasitologi dan mikologi.
Meskipun responden umumnya memiliki pemahaman yang lebih besar tentang
bakteriologi, setengahnya masih terasa bahwa mereka membutuhkan lebih banyak
pelatihan. Saat ditanya alasannya untuk perasaan tidak mampu mereka sehubungan
dengan mikrobiologi, responden paling sering menunjukkan kurangnya pendidikan
dalam dan pemahaman konsep dan keterampilan praktis.

E. KESIMPULAN
Untuk mengevaluasi isi dan penyampaian kursus dan manfaatnya dari
perspektif siswa, sebuah survei yang akan mencakup studi kasus yang akan diberikan
kepada siswa di akhir dua semester dan setelah lulus, saat ini sedang dibuat. Selain itu,
survei penilaian kebutuhan yang diujicobakan di Wilayah Waterloo akan
didistribusikan ke seluruh Kanada untuk menilai keberadaan kesenjangan
pengetahuan di bidang ID dalam praktik Kefarmasian secara nasional. Hasil awal dari
survei percontohan menyarankan: dan meminta agar kami mengembangkan kursus
pendidikan berkelanjutan di bidang Med Micro untuk profesional farmasi tugas yang
akan dilakukan dalam waktu dekat.

F. KELEBIHAN
1. Jurnal bersifat informatif dan menjelaskan secara detail mengenai isinya.
2. Hasil penelitian bersifat sangat terukur karena menggunakan skala.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.
REVIEW JURNAL 10
JUDUL JURNAL Utilization of case presentations in medical
microbiology to enhance relevance of basic science
for medical students
TAHUN & VOLUME 2012
PENULIS Neal R. Chamberlain, Melissa K. Stuart, Vineet K.
Singh and Neil J. Sargentini
JUMLAH HALAMAN 7 halaman

A. ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini membahas tentang Latihan presentasi kasus kelompok
kecil (CP) dibuat untuk meningkatkan relevansi kursus untuk mahasiswa kedokteran
mengambil Medical Microbiology (MM) dan Infectious Diseases (ID).

B. PENGANTAR
Mahasiswa kedokteran bisa kewalahan dan frustrasi dengan cara mengajar tradisional
mikrobiologi medis (MM) (1). Siswa adalah diperlukan untuk mempelajari 'parade
serangga' dengan penekanan pada mikroorganisme dan faktor-faktor yang mereka
hasilkan mengarah ke patologi manusia. Kursus MM kami, disampaikan selama
musim semi tahun pertama sekolah kedokteran, adalah diorganisasikan sesuai dengan
karakteristik mikroorganisme. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme secara
singkat dibahas selama MM. Di masa lalu, kami mendengar siswa nyatakan bahwa
mata kuliah MM membutuhkan banyak hafalan fakta mikroba acak yang tidak
memiliki klinis yang jelas relevansi. Kesan yang dipegang siswa ini bertentangan
dengan pedoman Infectious Diseases Society of America 2010, yang mendorong
integrasi fakta terkait mikrobiologi dan aplikasinya pada pasien untuk meningkatkan
pengajaran MM.

C. METODE PENELITIAN
Setiap siswa menerima kotak kertas yang unik dan memiliki 10 menit untuk
meninjau riwayat pasien, fisik data ujian, dan data laboratorium. Siswa kemudian
memiliki tiga menit untuk mempresentasikan kasus mereka secara lisan dan membela
alasannya mereka memutuskan masuk atau keluar dari setiap pilihan jawaban yang
disediakan, diikuti dengan tambahan tiga menit untuk menjawab pertanyaan.

D. HASIL PENELITIAN
Nilai ujian berbeda secara signifikan antara siswa yang menerima kuliah-
laboratorium tradisional kurikulum (Kelompok I) dan siswa yang mengikuti CP
(Kelompok II). Dalam MM, ujian satuan median dan nilai ujian akhir untuk siswa
Kelompok I adalah 84,4% dan 77,8%, dibandingkan dengan 86,0% dan 82,2% untuk
Kelompok II siswa (PB0.018; PB0.001; Mann-Whitney Rank Sum Test). Unit median
dan nilai ujian akhir ID untuk Siswa kelompok I adalah 84,0% dan 80,0%,
dibandingkan dengan 88,0% dan 86,7% untuk siswa Kelompok II (PB0,001;
PB0.001).

E. KESIMPULAN
Siswa merasa bahwa CPs meningkatkan pemikiran kritis dan keterampilan
presentasi mereka dan membantu untuk mempersiapkan mereka sebagai dokter masa
depan.

F. KELEBIHAN
1. Jurnal bersifat informatif dan menjelaskan secara detail mengenai isinya.
2. Hasil penelitian bersifat sangat terukur karena menggunakan skala.

G. KEKURANGAN
1. Tidak dicantumkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai