Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI-PARASITOLOGI

PERCOBAAN KE-III
TEKNIK ASEPTIS : PEMINDAHBIAKAN

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Reza Maulana
NIM : SF21079
Tanggal Praktikum : 13, Juli 2022
Dosen Pembimbing : Putri Kartika Sari, M. Si.

Paraf Asisten Nilai Kerja :

Nilai Laporan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
S1-FARMASI UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU, 2022
PERCOBAAN KE-3
TEKNIK ASEPTIS : PEMINDAHBIAKAN

1.1 Tujuan
Setelah menempuh praktikum ini mahasiswa diharapkan :
a. Dapat memindahkan biakan dari satu media ke media yang lain.
b. Mampu melakukan kerja aseptis

1.2 Tinjauan Pustaka


Biakan murni (pure culture) dapat didefinisikan sebagai biakan dari satu
jenis spesies di dalam media buatan sebagai tempat pertumbuhannya. Membuat
biakan murni, memastikan kemurniannya dan menjaganya supaya bebas dari
kontaminan merupakan tugas penting dari seorang mikrobiologis. Isolasi biakan
murni umumnya dilakukan pada atau dalam media padat, walau bisa juga terjadi
beberapa perkecualian. Pertama-tama, sel dari spesies tunggal tersebut harus
dipisahkan dari populasi sel dan koloni yang berasal dari perkembangbiakannya
harus terpisah dari sel lain dan koloni lain (Schlegel, Hans G., 2003).
Biakan murni (pure culture) sangat diperlukan dalam kegiatan
mikrobiologi, misalnya untuk keperluan diagnostik, karakterisasi mikroorganisme,
industri mikrobiologi dan lain-lain. Untuk mendapatkan kultur yang murni selain
nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme tersebut
juga perlu dicegah adanya kontaminan dalam biakan. Untuk itu, diperlukan suatu
teknis aseptis (Murti, Yosi Bayu et al., 2012).
Teknik aseptis juga mencegah seorang mikrobiologis terkontaminasi
dengan biakan yang mungkin bersifat pathogen. Untuk menyempurnakan kerja
aseptis, hal yang perlu diperhatikan adalah: Area tempat kerja dibersihkan dengan
desinfektan, Alat-alat untuk keperluan kerja aseptis dibersihkan terlebih
dahulu,Pekerjaan dikerjakan secara cepat dan efisien (Murti, Yosi Bayu et al.,
2012).
Teknik pemindah biakan membutuhkan metode yang bisa dipercaya
untuk sterilisasi media pertumbuhan dan peralatan yang digunakan, penanaman
sel yang diinginkan pada media pertumbuhan yang steril atau pemindahan sampel
dari biakan murni tanpa menyertakan adanya kontaminasi mikroba lain,
mengisolasi sel yang diinginkan atau koloninya, untuk menghasilkan biakan
murni (Wheelis, Mark, 2008).
Secara umum ada 2 cara sterilisasi, yaitu secara fisik (cahaya matahari,
pengeringan, pemanasan kering, pemanasan basah, penyaringan, radiasi, gerakan
ultrasonic) dan secara kimia dengan zat desinfektan atau antiseptik (Gupte, 1990).
Proses desinfektan biasanya didasarkan pada reaksi kimia, laju dan
kemanjuran reaksi ini dipengaruhi oleh konsentrasi bahan, suhu, pH, dan bentuk
sediaannya. Contoh desinfektan: fenol, kresol, xylenol, dan alcohol (Hugo, and
Russel, 1989). Suatu antiseptik harus memiliki kemampuan untuk mencegah
terjadinya sepsis dan ditujukan untuk penggunaan kulit dan membrane mukosa.
Dengan demikian, selain memiliki aktifitas antimikroba, antiseptik juga harus
nontoksik. Contoh antiseptik: povidon-iodin 0,5-10,0% dan alcohol (etil atau
isopropyl) 50-90% dalam air (Hugo, and Russel, 1989).

2.1 Alat dan Bahan


1. Alat : Lampu spiritus, Ose , Kultur dalam
2. Bahan : Nutrien agar miring, Kaldu Nutrien agar miring

2.2 Cara Kerja


1. Pemindahan biakan dari media air ke media padat 16 Perintah : Pindahkan
biakan Escherichia coli/ Staphylococcus aureus dari media cair dalam tabung
reaksi ke media agar miring.
a. Panaskan ose hingga membara.

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut
tabung pada nyala api.
c. Masukkan ose tersebut dalam biakan dekat dinding tabung dan celupkan
dalam biakan.

d. Keluarkan ose kemudian panasi mulut tabung dan tutup kembali.

e. Buka tabung berisi nutiren agar miring, panasi mulut tabung dengan nyala
api.

f. Goreskan ose pada media nutrien agar miring.

g. Panasi kembali mulut tabung, kemudian tutup.

h. Inkubasi 37°C selama semalam.


2. Pemindahan biakan dari media padat ke media padat. Perintah :
a. Pindahkan biakan Escherichia coli / Staphylococcus aureus dari media
padat agar miring ke media padat dalam petri dish.

b. Panaskan ose hingga membara

.
c. Buka tabung yang berisi biakan yang akan dipindahkan, panasi mulut
tabung pada nyala api.
d. Masukkan ose steril ke biakan, ambil satu koloni dan tutup tabung kembali.

e. Buka tutup petri dish sebagian dan letakkan mulut petri dish dekat nyala api.

f. Goreskan ose pada medium nutrien agar dekat nyala api.

g. Goreskan ose pada media nutrien agar miring

h. Inkubasi 37°C selama semalam.

3. Pemindahan biakan dari media padat ke media cair


Perintah : Pindahkan biakan dari media padat agar miring ke media cair dalam
tabung reaksi.
a. Panaskan ose hingga membara.

b. Buka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, panasi mulut
tabung pada nyala api.

c. Masukkan ose steril ke biakan, ambil satu koloni dan tutup tabung kembali.

d. Buka tabung berisi kaldu nutrien, panasi mulut tabung dengan nyala api.

e. Masukkan ose pada media kaldu nutrien sambil diaduk.


f. Panasi kembali mulut tabung, kemudian tutup

g. Inkubasi 37°C selama Semalam

2.3 Hasil Percobaan


PEMBAHASAN
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara
sertalingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran
nutrisi atau makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga
digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba ialah nutrien, tersedianya air, nilai, suhu, tersedinya oksigen, Komponen
anti mikroba teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang
dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi

KESIMPULAN
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau
total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Setiap koloni yang terpisah yang
tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasaldari satu sel tunggal. ada
hasil percobaan goresan 5 hampir sama dengan goresan sinambung yang mana
bakteri pada bagian lebih banya dan selanjutnya pengenceran tetap perlu
dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang
terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan. Bila bakteri diinokulasikan ke
dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapiada periode penyesuaian
pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Schlegel, Hans G., 2003, General Microbiology, Cambridge University Press,
England.
Murti, Yosi Bayu et al., 2012, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Bagian
Biologi Farmasi UGM, Yogyakarta.
Wheelis, Mark, 2008, Principles of Modern Microbiology, Jones and Bartlett
Publisher, USA.
Gupte, Satish, 1990, Mikrobiologi Dasar, Binarupa Aksara, Jakarta.
Hugo, W.B., and Russel, A.D., 1989, Pharmaceutical Microbiology 4th ed.,
Blackwell Scientific Publication, London.

Anda mungkin juga menyukai