Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TEKNIK ASEPTIS : PEMINDAHBIAKAN

Dosen Pengampu : Putri Kartika Sari, M.Si

Nama : Try Herdina


NIM : 4820102220065
Kelas : Z
Prodi : S1 Farmasi

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU

2023
PRAKTIKUM 2
TEKNIK ASEPTIS : PEMINDAHBIAKAN

A. Tujuan
Setelah menempuh praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat memindahkan biakan dari satu media ke media yang lain.
2. Mampu melakukan kerja aseptis.

B. Dasar Teori
1. Bakteri

Bakteri terdapat secara luas di lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah. Pada kenyataanya sangat sedikit sekali
lingkungan yang bersih dari bakteri. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal tidak
terlihat oleh mata, berukuran antara 0,5 – 10 µm dan lebar 0,5 - 2,5 µm tergantung pada
jenisnya.

2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat biasanya
tersusun dalam bentuk menggerombol yang tidak teratur seperti anggur. Staphylococcus
bertambah dengan cepat pada beberapa tipe media dengan aktif melakukan metabolisme,
melakukan fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari
warna putih hingga kuning gelap. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap
beberapa antimikroba (Jawetz, et al., 2001).

Gambar Bakteri Staphylococcus aureus

Klasifikasi Staphylococcus aureus :


Kingdom : Protozoa
Divisio : Schyzomycetes
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacterialos
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus (Salle, 1961)
Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah
suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 20 - 35ºC.
Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan mengkilat (Jawetz, et al., 2001).
Staphylococcus aureus mempunyai 4 karakteristik khusus, yaitu faktor virulensi
yang menyebabkan penyakit berat pada normal hast, faktor differensiasi yang
menyebabkan penyakit yang berbeda pada sisi atau tempat berbeda, faktor persisten
bakteri pada lingkungan dan manusia yang membawa gejala karier, dan faktor resistensi
terhadap berbagai antibiotik yang sebelumnya masih efektif (Spicer, 2000).
Staphylococcus aureus menghasilkan katalase yang mengubah hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen (Jawetz, et al., 2001).

3. Teknik Aseptis
Biakan murni (pure culture) sangat diperlukan dalam kegiatan mikrobiologi,
misalnya untuk keperluan diagnostik, karakteristik mikrgoorganisme, industri
mikrobiologi, dan lainlain. Untuk mendapatkan kultur yang murni selain nutrisi dan
lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme tersebut juga perlu dicegah
adanya kontaminan dalam biakan. Untuk itu diperlukan suatu teknik aseptis.
Teknik aseptis sangat diperlukan untuk memindahkan biakan dari satu media
kemedia lain. Dengan teknik aspetis seorang mikrobiologis berusaha mencegah
terjadinya kontaminan pada biakan. Untuk menyempurnakan kerja aseptis, hal perlu
diperhatikan adalah :
a. Area tempat bekerja disterilkan dengan penyinaran/radiasi.
b. Alat-alat untuk keperluan kerja aseptis disterilisasi terlebih dahulu.
c. Pekerjaan dikerjakan secara cepat dan efisien.

4. Penanaman Bakteri / Inokulasi


Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi Penanaman bakteri atau
inokulasi bakteri dilakukan dengan metode spread plate (cawan tebar), pour plate , gores,
dan teknik pengenceran.
Penanaman bakteri dilakukan dengan cara menanam bakteri dengan pengenceran
dari setiap pengenceran diambil 0,1 ml dengan menggunakan pipet steril dan
dimasukkan kedalam petri dish. Setelah itu diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu
ruang. ( Yunita et all, 2015).

5. Teknik Inokulasi
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril. Inokula
adalah bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba, baik dalam keadaan cair
maupun padat ( Henny dan Seprianto, 2019) all, 2015)
Metode penanaman pada agar
Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium agar,
maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah.

6. Metode Inokulasi
a. Metode Gores
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrient dalam cawan petri
dengan lup inokulasi ,diantara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang
cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
b. Metode Sebar
Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar dalam cawan
petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi
itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan untuk
menginokulasi penyebaran mikroba yang merata dengan baik. Pada beberapa
cawan petri akan muncul koloni-koloni yang terpisah.
c. Metode Tuang
Inokulasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
d. Metode Tusuk
Metode Tusuk yaitu metode yang digunakan untuk medium tegak,yang
dilakukan dengan cara menusukkan ujung jarum yang didalamnya terdapat
inokulum dan dimasukkan ke dalam media.
C Alat dan Bahan
Alat Bahan
 Piring petri
 Ose  Kultur mikroba uji
 Kultur dalam  Media NA
 Lampu spritus  Bakteri Staphylococcus aureus

D Cara Kerja
Pemindahanbiakan dari media padat ke media padat :
1. Pindahkan biakan Staphylococcus aureus dari media padat agar petri ke media padat
dalam petri.
2. Panaskan ose hingga membara.
3. Buka cawan petri yang berisi biakan yang akan dipindahkan, panasi mulut tabung pada
nyala api.
4. Masukkan ose steril ke biakan, ambil satu koloni dan tutup cawan petri kembali.
5. Buka tutup petri dish sebagian dan letakkan mulut petri dish dekat nyala api.
6. Goreskan ose pada medium nutrien agar dekat nyala api.
7. Inkubasi 37°C selama semalam.

E. Hasil Pengamatan

Gambar 1. Media Awal Gambar 2. Media Akhir


Media NA sebelum dilakukan pemindahbiakan Media NA setelah dilakukan pemindahbiakan
dengan metode gores dengan metode gores dan diinkubasi selama 24
jam

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pemindahbiakan bakteri Staphylococcus aureus dari
media padat lama ke media padat baru. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah mensterilkan
alat-alat yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan mikroorganisme yang akan
diinokulasi tidak terkontaminasi mikroorganisme lain yang akan menganggu hasil pengamatan.
Mikroorganisme memiliki ukuran yang sangat kecil dan terdapat dimana-mana sehingga kita
harus menjaga kesterilan alat dan bahan yang akan digunakan . Semua pekerjaan pada praktikum
ini harus memperhatikan prosedur teknik aseptis.
Media yang digunakan adalah Nutrient Agar. Bakteri Staphylococcus aureus
dipindahkan menggunakan metode gores, bakteri digoreskan menggunakan jarum ose pada
medium agar dengan arah zig zag.
Setelah diinkubasi selama 24 jam, bakteri Staphylococcus aureus yang sudah dipindah
pada media NA sedikit saja yang tumbuh dan tidak merata. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh salahnya pengambilan koloni pada ose yang tidak teliti serta kesalahan pada saat
menggores, sehingga hasil tidak membentuk goresan melainkan menumpuk dan berhimpitan.

G. Kesimpulan
Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa bakteri Staphylococcus aureus yang
sudah dipindah pada media NA sedikit saja yang tumbuh dan tidak merata. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh salahnya pengambilan koloni pada ose yang tidak teliti serta kesalahan pada saat
menggores, sehingga hasil tidak membentuk goresan melainkan menumpuk dan berhimpitan.
DAFTAR PUSTAKA

Moda, Kevin.F. 2019. Laporan Praktikum Mikrobiologi Penanaman Bakteri pada Medium Padat
dan Cair. Universitas Esa Unggul : Jakarta.

Wasitaningrum, I.D.A. Uji Resistensi Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dari Isolat
Susu Sapi Segar Terhadap Beberapa Antibiotik. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta : 2009.

Anda mungkin juga menyukai