BAKTERIOLOGI DASAR
ACARA 2
DISUSUN OLEH:
NIM : 2211050021
KELAS : 3A
2023
BAB 1
1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dimana saja keberadaan bakteri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan jarum ose dan jarum inokulasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan subkultur.
1
BAB II
2
mikrobiologi adalah teknik aseptis (suatu metoda atau teknik di dalam
memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain
secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalamkultur).
Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang
diketahui oleh seseorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Alat-alat
yang digunakan harus steril (Fauziah, 2023).
Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di
luar lingkungan alaminya. Pemisahanmikroba di luar lingkungan bertujuan untuk
memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang
disebut kultur murni. Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Ini
bisa dilakukan dengan menumbuhkannya di media padat, sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap di tempatnya (Radji, 2018).
Pentingnya mengisolasi mikroba dari lingkungan, seperti makanan
(substrat padat), minuman(substrat cair), dan diri Anda sendiri karena banyaknya
mikroba yang sulit diamati atau dibedakan secara langsung menggunakan panca
indera. Sehingga isolasi akan membuat lebih mudah untuk melihat dan mengamati
bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba dalam beberapa mediadan dapat melihat
morfologi mikroba, yaitu inokulasi yang merupakan teknik mentransfer budaya
tertentu dari medium lama ke medium baru dengan tujuan mendapatkan kultur
murni tanpa kontaminasi dari mikroba tidak diinginkan. Beberapa metode
diketahui atau metode untuk memperoleh kultur murni dari kultur campuran. Dua
metode yang paling umum digunakan adalah metode cup scratch dan metode pour
cup. Hal tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu. Dengan asumsi bahwa setiap koloni dapat
dipisahkan dari jenis sel yang dapat diamati. Kultur murni diperlukan dalam
berbagaimetode mikrobiologis, termasuk yang digunakan untuk mengidentifikasi
mikroba. Untuk mengamati karakteristik budaya morfologi, fisiologi, dan
serologi, mikroba dari satu spesies diperlukan (Shidiq, 2019).
3
BAB III
3.1. METODE
A. Alat
1. Bunsen
2. Spidol tranparansi
3. Cawan petri
4. Jarum ose
5. Jarum inokulasi
6. Triangel kecil
7. Korek api
8. Tabung reaksi
9. Pipet ukur
10. Filler
11. Rak tabung
B. Bahan
1. Kultur bakteri di medium NB
2. Kultur bakteri di medium NA cawan
3. Kultur bakteri di medium NA miring
4. Medium NB
5. Medium NA cawan
6. Medium NA miring
7. Medium NA tegak
4
4. Direndam jarum ose dan inokulasi kedalam alhokol, kemudian dipanaskan
setiap akan melakukan dan selesai inokulasi.
5. Diinokulasi kultur bakteri media NB 1 ose ke NB steril, dekat api Bunsen.
6. Diinokulasi kultur bakteri media NB secara zigzag ke NA miring, dekat api
Bunsen.
7. Diinokulasi kultur bakteri media NB, tusuk ditengah media ke NA tegak,
dekat api Bunsen.
8. Diinkubasi 1 x 24 jam dengan suhu 370C.
9. Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada masing-masing media.
5
4. Direndam jarum ose, inokulasi, dan triangel kedalam alhokol, kemudian
dipanaskan setiap akan melakukan dan selesai inokulasi.
5. Diinokulasi quadran (digambar/penggoresan) kultur bakteri media NB ke
NA cawan steril, dekat api Bunsen.
6. Diinokulasi 0,1 ml kultur bakteri media NB ke NA cawan steril, dekat api
Bunsen.
7. Diinokulasi 1 ml kultur bakteri media NB ke cawan steril, dan tuangkan
NA yang dicairkan (suhu sehangat kuku), dekat api Bunsen.
10. Diinkubasi 1 x 24 jam dengan suhu 370C.
11. Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada masing-masing media.
6
3.3. HASIL PENGAMATAN
Percobaan Nama Ada/Tidak Keterangan Gambar
media Bakteri
Percobaan 1
- NB Ada - NB steril
Kultur steril
bakteri di
media NB
- NA Ada - NA miring
miring
7
Percobaan 2
- NA Ada - NA miring
miring
steril
- NA Ada Motil
NA tegak
tegak (menyebar)
8
Percobaan 3
NA cawan 1 ml
- NA Ada -
cawan
1 ml
9
Percobaan 4
- NA Ada - NA miring
miring
10
BAB IV
4.1. PEMBAHASAN
Teknik yang digunakan dalam praktikum acara teknik transfer kultur
bakteri yaitu menggunakan teknik aseptis, teknik aseptis adalah suatu metode atau
teknik didalam memindahkanatau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke
tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke
dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan
prosedur microbial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan
analisis mikrobiologi (Wulandari, 2022).
Praktikum kelompok 6 pada percobaan 1 kultur bakteri media NB,
berdasarkan hasil praktikum diketahui hasil pada tabung NB cair steril ada tumbuh
bakteri, pada tabung NA miring ada tumbuh bakteri, dan pada tabung NA tegak
ada tumbuh bakteri non motil (tidak menyebar). Percobaan 2 kultur bakteri
dimedia NA miring, berdasarkan hasil praktikum diketahui hasil pada tabung NB
cair steril ada tumbuh bakteri, pada tabung NA miring ada tumbuh bakteri, dan
pada tabung NA tegak ada tumbuh bakteri motil (menyebar). Percobaan 3 kultur
bakteri dimedia NB, berdasarkan hasil praktikum diketahui hasil pada cawa NA
steril goresan ada tumbuh bakteri yang timbul , pada cawan NA 0,1 ml ada tumbuh
bakteri, dan pada cawan NA 1 ml + NA yang dicairkan (suhu sehangat kuku), ada
tumbuh bakteri. Percobaan 4 kultur bakteri dimedia NA cawan, berdasarkan hasil
praktikum diketahui hasil pada tabung NB cair steril ada tumbuh bakteri, pada
tabung NA miring ada tumbuh bakteri, dan pada tabung NA tegak ada tumbuh
bakteri motil (menyebar).
Menurut pustaka (Masnilah et al, 2013) menyatakan bahwa dengan cara
inokulasi bakteri pada media agar yang tepat, maka sel-sel bakteri akan terpisah
sendiri-sendiri. Setelah diinkubasi, bakteri akan memperbanyak diri dengan cepat
selama 18-24 jam, sehingga terbentuk massa sel (koloni) yang dapat terlihat
dengan mata telanjang. Pertumbuhan bakteri pada umumnya sangat dipengaruhi
oleh asupan nutrisi, suhu, pH, air, dan oksigen. Perubahan faktor-faktor ini dapat
11
mengakibatkan perubahan sifat bentuk secara morfologi dan cara kerja secara
fisiologi.
Ada beberapa aturan umum yang harus diikuti untuk setiap teknik aseptic
yaitu, tutup jendela dan pintu untuk mengurangi angin dan mencegah gerakan tiba-
tiba yang dapat mengganggu udara. Mulailah pengoperasian hanya ketika semua
peralatan dan bahan berada dalam jangkauan langsung. Saat membuka tabung
reaksi atau botol, lehernya harus segera dihangatkan dengan cara dibakar (lihat di
bawah) dengan wadah dipegang sedekat mungkin dengan horizontal sehingga
setiap pergerakan udara keluar dari wadah. Bagian-bagian pipet steril yang akan
dimasukkan ke dalam kultur atau wadah steril tidak boleh disentuh atau dibiarkan
bersentuhan dengan permukaan lain yang tidak steril, seperti pakaian, permukaan
area kerja, atau bagian luar botol/tabung reaksi. Lakukan pemindahan pada
permukaan yang telah didesinfeksi. Desinfeksi etanol dianjurkan karena
tindakannya yang cepat. Jika permukaan bangku sulit dibersihkan, tutupi bangku
dengan lembaran bahan keras yang lebih mudah didisinfeksi. Selesaikan semua
operasi secepat mungkin, tetapi tanpa terburu-buru. Selama manipulasi yang
melibatkan cawan Petri, batasi paparan permukaan bagian dalam yang steril
terhadap kontaminasi udara. Semua barang yang bersentuhan dengan
mikroorganisme harus disterilkan sebelum dan sesudah paparan tersebut. Hal ini
dapat dilakukan oleh tim teknis yang mempersiapkan dan membereskan setelah
melakukan kerja praktek (Putra et al, 2022).
Pada media cair, agar miring, dan agar cawan menggunakan jarum ose
karena berfungsi untuk mempermudah mengambil sebagian kecil mikroorganisme
dari kumpulan koloni/populasi mikroorganisme, baik yang berasal dari kultur cair
maupun kultur padat dan mempermudah membuat goresan secara zigzag pada
media supaya tidak rusak. Sedangkan pada media agar tegak menggunakan jarum
inokulasi karena untuk mempermudah inokulasi secara tusukan pada agar tegak.
Pada inokulasi dari NB ke NA cawan diperlukan media kultur bakteri NB 1 ml
kemudian ditambahkan NA yang dicairkan dan 0,1 ml dari kultur bakteri NB,
ukuran tersebut sudah jadi prosedur yang standar sejak peneliti terdahulu (Helmi
et al, 2023).
12
BAB V
5.1. KESIMPULAN
1. Bakteri terdapat di hampir semua tempat baik itu di udara, air, maupun
menempel pada permukaan benda seperti lantai laboratorium, meja dan
peralatan laboratorium lainnya. Keberadaan bakteri tersebut dapat menjadi
sumber kontaminan eksternal dan mempengaruhi keakuratan hasil penelitian
sebagai akibat dari teknik kerja yang tidak aseptis dan steril.
2. Jarum ose biasanya digunakan untuk mengambil sampel dari kultur cair dan
juga dari kultur agar miring dengan cara menyentuhkan ke permukaan
medium miring secara hati-hati sehingga tidak merusak agar. Jarum inokulasi
umumnya digunakan untuk memindahkan kultur ke medium agar tegak dari
kultur cair atau padat.
3. Subkultur merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memindahkan
bakteri dari satu medium ke medium lain.
5.2. SARAN
Diperlukan pengetahuan, ketelitian, cara kerja, dan kemampuan
mengamati yang tinggi dalam melaksanakan praktikum Teknik Transfer Kultur
Bakteri menggunakan teknik aseptis, maka dari itu praktikan diwajibkan untuk
benar – benar mengetahui materi yang akan dipraktikumkan, sehingga praktikan
dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan pustaka dan dalam melakukan
praktikum harus lebih teliti lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Djaya, L., Sulastrini, I., & Rusita, I. (2016). Teknik Inokulasi Buatan Clavibacter
michiganensis subsp. sepedonicus, Penyebab Penyakit Busuk Cincin Bakteri, pada
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Agrikultura, Vo. 27, No. 2.
Fauziah, P. N. (2023). BAKTERIOLOGI DASAR DAN TEKNIK PEMERIKSAAN DI
LABORATORIUM. Penerbit Widina.
Helmi, H., Vebriani, H., Juliani, I., Karina, K., & Junita, J. (2023). Identifkasi Bakteri dan
Fungi Udara pada Pusat Perbelanjaan di Pangkal Pinang. EKOTONIA: Jurnal
Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiologi, Vol. 8, No. 1, Hal. 8-47.
Jekti, Dwi, Soelistya, Dyah. (2018). Peranan Mikroba Dalam Pengelolaan Lingkungan. In
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (pp. 1-9).
Masnilah, R., Astono, T. H., & Aini, L. Q. (2013). Karakterisasi bakteri penyebab
penyakit hawar daun edamame di Jember. Berkala Ilmiah Pertanian, Vol. 1, No.
1, Hal. 10-14.
Pelczar, M. J., & Chan, E, C, S. (2017). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Putra, W. E., Lelitawati, M., Nisa, I. C., Susanti, E., Iswara, S. K. H., & Maharani, S.
(2022). Penyegaran Keterampilan Dasar Bekerja di Laboratorium Mikrobiologi
untuk Persiapan Tugas Akhir dan Menghadapi Dunia Kerja. Abdi: Jurnal
Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Hal. 272-277.
Radji, M. (2018). Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi Dan Kedokteran.
Jakarta: enerbit Buku Kedokteran EGC.
Shidiq. (2019). Pola Resistensi Bakteri dari Kultur Darah terhadap Golongan Penisilin di
Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Skripsi, Fakultas
Kedokteran. Universitas Indonesia, Jakarta.
Wulandari, E. (2022). Identifikasi Bakteri Kontaminan Pada Kultur Jaringan Bambu Jenis
Fargesia scabrida. Integrated Lab Journal, Vol. 10, No. 02, Hal. 99-107.
14
LAMPIRAN
A. Alat
15
B. Bahan
Medium NA tegak
16
C. Hasil
Percobaan 1
NB NA miring NA teagk
Percoban 2
NB NA miring NA tegak
Percobaan 3
17
Percobaan 4
NB NA miring NA teagak
18
D. Laporan sementara
19