Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Bakteri dan jamur merupakan mikroorganisme yang dapat
ditumbuhkan dengan melalui media. Media ini sebagai tempat tumbuh
dimana bakteri dan jamur akan menyelesaikan fase hidupnya hingga akhir.
Untuk menyelesaikan masa tumbuhnya bakteri dan jamur memerlukan
tempat tumbuh (media yang tepat) untuk hidupnya. Diantaranya
memerlukan nutrisi dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya.
Nutrisi ini sangat penting mengingat setiap makhluk hidup untuk
mempertahankan hidupnya akan membutuhkan makanan. Sehingga nutrisi
menjadi peran yang dominan. Selain itu, perlunya sterilisasi media
maupun alat untuk mencegah adanya pertumbuhan dari
mikroorganismelainnya. Sehingga dalam media kan tumbuh
mikroorganisme yang lebih spesifik antara bakteri atau jamur.
Bakteri adalah organisme bersel tunggal dengan bentuk bulat,
batang, atau spiral, tapi beberapa jenis membentuk filamen. Kebanyakan
begitu kecil bakteri dapat dilihat dengan mikroskop cahaya hanya di
bawah perbesaran tertinggi (Black,2015).
Escherichia coli termasuk dalam family Enterobacteriaceae.
Bakteri ini merupakan bakteri Gram-negatif, berbentuk batang pendek
(kokobasil), mempunyai flagel, berukuran 0,4-0,7 um x 1,4 um, dan
mempunyai simpai. Escherichia coli tumbuh dengan baik di hampir
semua media perbenihan, dapat meragi laktosa, dan bersifat
mikroaerofilik.
Cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis adalah dengan
menghindari kontak salah satu kultur murni, media steril, dan
permukaan steril dari tempat pertumbuhan dengan mencemari
mikroorganisme. Langkah-langkah untuk mentransfer kultur dari satu
tempat ke yang lain yaitu: Flame inokulasi atau transfer loop, buka dan
bakar mulut tabung kultur, ambil beberapa pertumbuhan kultur dan
transfer ke media segar, bakar mulut tempat kultur dan kembali disegel
pijar kembali Inoklasi tersebut. Dasarnya teknik yang sama digunakan
untuk mentransfer mikroorganisme dari tempat kultur ke kaca
mikroskop dan inokulasi cawan petri, kecuali cawan tidak dipijarkan
Teknik-teknik pewarnaan. Jenis teknik pewarnaan: Pewarnaan
sederhana menggunakan pewarna tunggal: Untuk visualisasi bentuk
morfologis (kokus, basil, dan spiral) dan susunannya (rantai,
berkelompok, berpasangan, dan tetrad). Pewarnaan diferensial
mengunakan dua pewarna yang berlawanan yaitu pemisahan ke dalam
kelompok-kelompok: Pewarnaan gram, pewarnaan tahan-asam.
Visualisasi struktur: Pewarnaan flagella, pewarnaan kapsul, pewarnaan
spora, pewarnaan inti
I.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mempelajari cara - cara pemindahan mikroba secara aseptis
1.2.2 Mempekajari teknik - teknik isolasi dan penanaman mikroba
1.2.3 Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk
pengecetan/pewarnaan
I.3 Manfaat Percobaan
1.3.1 Mempelajari cara - cara pemindahan mikroba secara aseptis
1.3.2 Mempekajari teknik - teknik isolasi dan penanaman mikroba
1.3.3 Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk
pengecetan/pewarnaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktor-faktor
nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara
menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang
aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut
dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam
dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya (Jutono dkk, 1980).
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur
mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak
diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga
sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung
koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikroba yang terpisah
memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung. Alat dan bahan.
Spreader/batang bengkok/batang Drigalsky Pipet volume, lampu bunsen
Media NA dalam cawan petri pada temperatur 45-50°C dengan suspensi
bahan mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah
ini akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di permukaan agar yang
mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut
(Jutono dkk, 1980)
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteridari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat
yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini
agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mikrobiologi tentang Penanaman Mikroba dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 20 April 2021 pukul 08.00 - 12.00 di
Laboratorium Itkes Muhammadiyah Sidrap

III.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penanaman
mikroba yaitu :
III.2.1 Alat
1. Cawan petri 5 Buah
2. Batang penyebar 1 Buah
3. Bunsen 1 Buah
4. Mikro pipet 1 Buah
5. Inkubator 1 Buah
6. Tabung reaksi 5 Buah
7. Erlenmeyer 2 Buah
8. Laminar Air Flow 1 Buah
III.2.2 Bahan
1. Media Nutrien Agar (NA) (Oxoid)
2. Media Nutrien Broth (NB) (Oxoid)
3. Larutan fisiologis + sampel spons bedak padat

III.3 Cara Kerja


III.3.1 Spread plate method (metode cawan tebar/sebar)
1. Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Dinyalakan Bunsen kemudian dipanasi ujung cawan petri ulangi
percobaan tersebut hingga cawan terasa panas
3. Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke
permukaan media yang telah memadat dalam cawan petri
menggunakan pipet dan tuangkan sedikit NB spons kedalam
cawan petri
4. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan batang penyebar secara
merata dan dipanaskan kembali ujung cawan petri dengan
Bunsen
5. Dibungkus cawan petri dengan plastik wrap (silk) dan
selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada
suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya

III.3.2 Pour Plate Method (Metode cawan tuang)


1. Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Dinyalakan Bunsen kemudian dipanasi ujung cawan petri ulangi
percobaan tersebut hingga cawan terasa panas
3. Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke
permukaan media yang telah memadat dalam cawan petri
menggunakan pipet dan tuangkan sedikit NB spons kedalam
cawan petri
4. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan batang penyebar secara
merata dan dipanaskan kembali ujung cawan petri dengan
Bunsen
5. Dibungkus cawan petri dengan plastik wrap (silk) dan
selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada
suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya

III.3.3 Streak Plate Method Secara Sinambung (Metode cawan


gores)
1. Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Dinyalakan Bunsen kemudian dipanasi ujung cawan petri ulangi
percobaan tersebut hingga cawan terasa panas
3. Ambil Cotton bud yang berisi kultur murni bakteri dan
goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung,
kemudian tuangkan sedikit NB kedalam cawan petri
4. Dituangkan sedikit NB kedalam cawan petri
5. Dibungkus cawan petri dengan plastik wrap (silk) dan
selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada
suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya

III.3.4 Streak Plate Method Secara Goresan T (Metode cawan


gores)
1. Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Dinyalakan Bunsen kemudian dipanasi ujung cawan petri ulangi
percobaan tersebut hingga cawan terasa panas
3. Ambil Cotton bud yang berisi kultur murni bakteri dan
goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung,
kemudian tuangkan sedikit NA kedalam cawan petri
4. Dituangkan sedikit NA kedalam cawan petri
5. Dibungkus cawan petri dengan plastik wrap (silk) dan
selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada
suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya

III.3.5 Streak Plate Method Secara Kuadran (Metode cawan


gores)
1. Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Dinyalakan Bunsen kemudian dipanasi ujung cawan petri ulangi
percobaan tersebut hingga cawan terasa panas
3. Ambil Cotton bud yang berisi kultur murni bakteri dan
goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung,
kemudian tuangkan sedikit NA kedalam cawan petri
4. Dituangkan sedikit NA kedalam cawan petri
5. Dibungkus cawan petri dengan plastik wrap (silk) dan
selanjutnya diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam pada
suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No. Hasil pengamatan Media Teknik Isolasi

1 Larutan fisiologis + Metode Cawan Tuang


sampel spond bedak
padat
(NB)

2 Larutan fisiologis + Larutan fisiologis +


sampel spond bedak sampel spond bedak
padat padat
(NA) (NA)

3 Larutan fisiologis + Metode cawan gores


sampel spond bedak (Sinambung)
padat
(NB)

4 Larutan fisiologis + Metode cawan gores


sampel spond bedak (Kuadran)
padat
(NA)
5. Larutan fisiologis + Metode cawan gores
sampel spond bedak (Goresan T)
padat
(NA)
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan penanaman mikroba dengan teknik


teknik isolasi. Pada awal praktikum penanaman mikroba terlebih dahulu
dipersiapkan media yang akan ditanama atau diisolasi
Cawan petri yang sudah disterilisasikan dan media yang sudah dibuat
dipersiapkan kemudian dipanaskan ujung – ujung cawan petri dengan bunsen
kemudian setelah itu diisi media yang sudah ada di luminar air flow, diisi
media menggunakan mikropipet setelah itu di lakukan teknik teknik isolasi
pada media setelah itu dipanaskan kembali kemudian di bungkus pelastik
wrap dan dimasukkann ke dalam inkubator.
Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba Untuk menanam suatu
mikroba perlu diperhatikan faktor-faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen
(gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat
berbeda dengan yang aerob.Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan
mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai
biakan murni dalam medium buatan.Macam-macam cara mengisolasi dan
menanam mikrobia adalah :Spread Plate Method (Tebar/Sebar) adalah Teknik
spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah
memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.
Pour Plate Method (Tabur) adalahDasar dari metode ini yaitu menginokulasi
medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45-50 oC dengan suspensi
bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan
petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di
permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat
diisolasi lebih lanjut. Streak Plate Method (Gores)Metode gores umumnya
digunakan mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan
koloni terpisah dan merupakan biakan murni.
BAB VI
PENUTUP

VI .1Kesimpulan
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media
buatan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Proses penanaman
mikroba dilakukan dengan beberapa teknik yaitu : speread plate method (Cara
Tebar /Sebar), Pour Plate Method (Cara Tabur), dan Streak Plate Method
(Cara Goresan) adapun bahan yang digunakan adalah Media Nutrien Agar
(NA)(oxoid) , Media Nutrien Broth (NB)(Oxoid) dan spons bedak bekas.
VI .2Saran
VI.2.1 Laboratorium
Alat dan bahan dilengkapi
VI.2.2 Asisten
Mohon Bimbingannya agar lebih baik lagi
VI.2.3 Dosen
Diharapkan agar bapak/ibu untuk tidak meninggalkan ruangan laboratorium
selama praktikum dimulai dan alangkah lebih baiknya jika materi yang
akan dipraktekkan dijelaskan terlebih dahulu.
VI.2.4 Mahasiswa
Pada saat melakukan praktikum diharpakan mahasiswa melakukan
percobaan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan dan selalu mengutamakan kerja agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diingimkan
LAMPIRAN

Dokumentasi cawan petri dipanaskan ujungnya


sebelum tahap berikutnya

Dokumentasi memasukkan sampel kedalam


cawan petri

Dokumentasi menyebar sampel

Dokumentasi siap dimasukkan kedalam Inkubator

Dokumetasi didiamkan didalam inkubator selama 24


jam

Anda mungkin juga menyukai