Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT STOMATA DENGAN METODE

SEDIAAN SEGAR DAN LEAF CLEARING

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

OLEH:

NAMA : MASRIAH
NIM : J1C111211
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : YUNGLINNA RIA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL


PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

NOVEMBER 2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat
penting bagi tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam
fotosintesis. Akan tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata
yang berlainan yang dipengaruhi oleh tipe/golongan maupun habitat tumbuhan itu
sendiri (Pharmawati, 2008).
Daun merupakan penghasil makanan bagi tumbuhan. Pada daun terdapat 3
lapisan yaitu epidermis atas, epidermis bawah, mesofil. Pada bagian epidermis
bawah daun terdapat stomata. Stomata (tunggal: stoma) adalah suatu celah pada
epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang mengelilingi pori-pori kecil
yang disebut stoma dan yang berisi kloroplas serta mempunyai bentuk maupun
fungsi yang berlainan dengan epidermis. Kata stomata berarti mulut di Yunani
karena mereka mengijinkan komunikasi antara lingkungan internal dan eksternal
tanaman (Hayati, 2010).
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel
penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut
faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut
kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang
secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian
berlapis lignin (Pharmawati, 2008).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal tahap-tahap pembuatan
bahan dan alat untuk praktikum teknik pembuatan sediaan irisan jaringan-jaringan
tumbuhan dengan sediaan segar dan leaf clearing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon


dioksida, uap air dan oksigen untuk bergerak dengan cepat masuk dan keluar dari
daun. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis,
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stomata ibarat hidung kita dimana
stomata mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung
mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi
juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. Stomata ditemukan pada
semua bagian di atas tanah tanaman termasuk kelopak bunga, tangkai, lembut
rumputan batang dan daun. Fungsi stomata selanjutnya adalah untuk sebagai
jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan
penguapan (transpirasi). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan
sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel
penutup (Hayati, 2010).
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari
sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan
disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas
yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga
sebagian berlapis lignin (Mulyani, 2006).
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga,
stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang
berdekatan dengan sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda,
yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan
yang lainnya tidak demikian (Pramesti, 2000).
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di
samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu :
a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan
bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae,
Mavaceae.
b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar.
Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu
panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae,
Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
d. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap
sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae
(Pratiwi, 2006).
Stomata biasa ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara, terutama di daun, batang biasa, dan rizom. Tidak pada akar dan
seluruh permukaan beberapa tumbuhan yang bersifat parasit tanpa klorofil,
sepertiu misalnya Monotropa dan Neottia. Akan tetapi, pada Orobanche,
meskipun juga tanpa klorofil stomata ditemuka pada batangnya. Stomata terdapat
pada beberapa tumbuhan air yang melayang tetapi tidak umum. Stomata dapat
juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari (contohnya pada Colchicum),
daun buah, dan biji, tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi (Mulyani,
2006).
Di bawah stomata dan menuju langsung ke arah mesofil ada ruang antar
sel yang disebut ruang substomata. Komposisi kimia dinding sel penjaga sama
dengan yang ada pada sel epidermis biasa tumbuhan yang sama. Biasanya sel
epidermis tersebut tertutup kutikula yang lazimnya berlanjut pada dinding tersebut
yang menghadap depan apertur dan juga sampai kepada sel yang berbatasan
dengan ruang substomata (Mulyani, 2006).
Stomata dapat membuka dan menutup yang berdasarkan pada ketentuan
ketentuan tertentu untuk berlangsungnya aktivitas tersebut. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah adanya faktor turgiditas. Turgiditas
disini merupakan kandungan air yang dapat mempengaruhi kerja stomata.
Stomata akan terbuka apabila terdapat kandungan air yang sanagtlah melimpah
(Pharmawati, 2008).
BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 November 2013,


pada pukul 10.00-12.00 WITA. bertempat di ruang Fisiologi Laboratorium Dasar
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat - alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, gelas
objek, gelas penutup, pipet dan mikroskop.
Bahan - bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kutek bening,
cutter, daun kersen, daun rurumputan, daun tanjung, plester bening, alkohol 70%,
NaOH, Kloral Hidrat, safranin, xilol dan entellan

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Preparat segar


1. Daun di cuci terlebih dahulu
2. Diolesi daun dengan kutek
3. Ditunggu sampai kering
4. Ditutup kutek dengan isolasi
5. Didiamkan sampai menempel lalu
6. Ditarik isolasi dari daun
7. Ditempelkan isolasi tersebut pada objek gelas
8. Diamati di bawah mikroskop
9. Difoto dan digambar hasil
3.3.2 Leaf clearing
1. Direndam daun di alcohol 70% selama 24 jam
2. Direndam di adalam Naoh selama 1-2 hari , dibuang NaOH
3. Direndam di dalam kloral hidrat hingga bening selama 1 jam
4. Dibuang kloral hidrat
5. Direndam dalam alkohol 70% selama 5 menit, dibuang alkohol 70%
6. Direndam dalam safranin, dibuang safranin
7. Direndam lagi di dalam alkohol 70% selama 1 menit, dibuang alkohol
70 %
8. Direndam dalam xilol
9. Dipindahkan daun di dalam kaca objek
10. Ditetesi entellan
11. Ditutup dengan cover glass
12. Diamati di bawah mikroskop
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang pembuatan preparat daun
dengan metode leaf clearing dan sediaan utuh atau preparat segar ini adalah
sebagai berikut ini :
1. Tabel Hasil Pengamatan Stomata Segar
No Gambar Keterangan
1. 1. Stomata membuka
Perbesaran 100 x

Gambar 1. Preparat Stomata Pada Pennisetum


purpureum Bagian Atas (Daun Monokotil)

2. 1. Stomata menutup
Perbesaran 400 x

Gambar 2. Preparat Stomata Pada Pennisetum


purpureum Bagian Atas (Daun Monokotil)
3. 1. Stomata membuka
Perbesaran 400 x

Gambar 1. Preparat Stomata Pada Mimusops


elengi Bagian Bawah (Daun Dikotil)
4. 1. Stomata membuka
Perbesaran 400 x

Gambar 1. Preparat Stomata Pada Mimusops


elengi Bagian Atas (Daun Dikotil)

2. Tabel Hasil Pengamatan Stomata Menggunakan Metode Leaf Clearing

1. Stomata membuka
Perbesaran 400 x

Gambar 2. Preparat Stomata Pada Pennisetum


purpureum Bagian Bawah (Daun Monokotil)
4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui adanya perbedaan tipe


stomata dan juga struktur epidermis daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil.
Stomata pada tumbuhan yang hidup didarat seperti terdapat pada epidermis bagian
bawah. Jadi terdapat perbedaan letak stomata pada tumbuhan yang berbeda
habitatnya (didarat dan perairan) serta pada tumbuhan yang berbeda tipe daun
(monokotil dan dikotil).
Stomata pada tumbuhan dikotil yaitu berbentuk ginjal sedangkan pada
monokotilnya berbentuk halter (memanjang). Hal tersebut bahwa stomata khas
pada dikotil terdiri dari dua sel penjaga berbentuk ginjal, sel penjaga rumputan
dan teki cenderung lebih memanjang (berbentuk halter). Sel penjaga mengandung
sedikit kloroplas, sedangkan sel epidermis tetangganya tidak punya (kecuali pada
paku-pakuan dan beberapa angiosperma air).
Dan menurut Mulyani (2006) bahwa daun dengan pertulangan menyirip
seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun dengan pertulangan
sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun berderet sejajar. Akan tetapi
pada hasil pengamatan tidak terlalu sesuai dengan pernyataan Mulyani tersebut.
Karena pada tumbuhan yang dikotil ditemukan susunan stomata yang berderet
sejajar padahal apabila menurut Mulyani seharusnya susunan stomata pada
tumbuhan dikotil tersebut stomatanya tersebar. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi
dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam mengamati atau dapat juga
dikarenakan kekurangtelitian praktikan dalam menggambar objek yang teramati
lewat mikroskop.
Pada praktikum kali ini untuk melihat stomata pada daun di gunakan dua
metode yaitu metode preparat segar dan leaf clearing. Pada preparat segar daun di
cuci dulu untuk menghilangkan debu dengan air. Setelah bersih dan kering ,
permukaan bawah daun dilumuri kutex bening. Hal tersebut agar sel epidermis
daun dapat terangkat. Setelah itu , untuk mengangkat lapisan epidermis daun ,
bagian yang telah diolesi kutex dilapisi dengan selotip bening dimana selanjutnya
selotip tersebut dilepaskan dari daun dengan perlahan-lahan. Selanjutnya, selotip
yang mengandung lapisan epidermis tersebut ditempelkan pada gelas objek.
Pada hasil pengamatan lapisan abaxial (atas) daun mengandung lebih
banyak stomata dibandingkan lapisan abaxial (bawah) daun. Hal tersebut
merupakan salah satu adaptasi tumbuhan dimana kita mengetahui bahwa stomata
merupakan lubang kecil derivat epidermis yang berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya udara , air dan zat hara lainnya. Selain itu , stomata digunakan juga
pada saat transpirasi daun. Itulah sebabnya mengapa jumlah stomata di lapisan
atas lebih sedikit daripada lapisan di bawah daun , yaitu untuk mengurangi
transpirasi jika suhu lingkungan terlalu tinggi.
Pada pembuatan preparat dengan metode leaf clearing. Kloral hidrat
berfungsi untuk menghilangkan pigmen klorofil pada daun sehingga sebagai
penjernih pada preparat daun. Safranin berfungsi sebagai pewarna pada preparat.
Fungsi dari larutan yang digunakan pada praktikum ini adalah yaitu
larutan safranin berfungsi sebagai larutan pemberi warna pada jaringan yang akan
diwarnai sehingga bagian yang akan dilihat dapat terlihat. Kloral hidrat berfungsi
sebagai penjernih yakni menjernihkan daun dari klorofil daun sehingga terlihat
transparan. Praktikum ini juga menggunakan penjernih xilol yang berfungsi
menghilangkan alcohol dan air yang terdapat pada jaringan. Namun penggunakan
xilol tidak boleh terlalu lama karena dapat mengakibatkan hasil yang didapat tidak
maksimal.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Stoma pada tumbuhan dikotil yaitu berbentuk ginjal sedangkan pada
monokotilnya berbentuk halter (memanjang).
2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat teramati adanya
celah, sel penjaga, dan sel tetangga pada tiap preparat segar yang
digunakan. Terlihatnya celah tersebut menunjukkan stomata dalam
keadaan terbuka dan menutup.
3. Pada hasil pengamatan lapisan abaxial (atas) daun mengandung lebih
banyak stomata dibandingkan lapisan abaxial (bawah) daun. Hal
tersebut merupakan salah satu adaptasi tumbuhan dimana kita
mengetahui bahwa stomata merupakan lubang kecil derivat epidermis
yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara , air dan zat hara.
4. Kloral hidrat berfungsi untuk menghilangkan pigmen klorofil pada daun
sehingga sebagai penjernih pada preparat daun. Safranin berfungsi
sebagai pewarna pada preparat.
5.2 Saran
Koordinasi antara asisten dengan asisten dan dengan praktikan lebih
ditingkatkan lagi sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan praktikum dan
hasil yang didapat lebih optimal. Praktikan diharapkan dapat mengikuti praktikum
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, Sri. 2010. Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata
dan Ukuran Porus Stomata.
http:// ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/article/view/2617
Diakses Pada Tanggal 21 November 2013

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Pharmawati, dkk. 2008. Ca2+ Intraseluler terlibat dalam Mekanisme Pembukaan


Stomata Akibat Pengaruh Auxin.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel5.pdf.
Diakses Pada Tanggal 21 November 2013.

Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Preparat Segar. Unlam. Banjarbaru.

Pratiwi, D. A. 2006. Stomata. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai