PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai zat yang sukar digolongkan
sebagai zat biasa, zat cair atau gas. Zat-zat ini dalam ilmu kimia dinamakan koloid..
Kimia koloid mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan dan penghidupan
manusia. Proses dialam sekitar kebanyakan berhubungan dengan sistem koloid.
Protoplasma dalam sel makhluk hidup merupakan suatu koloid, sehingga kimia koloid
diperlukan untuk menerangkan reaksi-reaksi dalam sel (Anief Moh, 2005).
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem terdispersi terdiri dari partikel – partikel kecil (fase terdispersi) yang
terdistribusi dalam medium (medium terdispersi). Partikel – partikel kecil yang terdispersi
terdiri dari berbagai ukuran mulai dari ukuran atom dan molekul hingga partikel –
partikel besar yang dapat diukur dalam satuan milimeter. Untuk itu, sistem terdispersi di
golongkan dalam tiga golongan yaitu, dispersi molekul, dispersi koloid, dan dispersi
kasar.Mobilitas koloid dipengaruhi oleh perubahan kimia larutan yang mengubah
interaksi gaya – gaya antara permukaan koloid dan butiran aquifer. Gaya antarmuka itu
terdiri dari gaya tarik menarik londonvan der wadls dan gaya tolak menolak. Hasil kedua
dari interaksi kedua gaya permukaan tersebut dijelaskan dengan teori DLVO. Agar kolid
dapat bergerak perubahan kimia harus larutan harus menghasilkan gaya repulsi pada
permukaan koloid dan butiran yang lebih besar dari gaya tarik menariknya. Transport
koloid ini dapat dihambat dengan filtrasi, karena ukurannya yang relatif besar
dibandingkan dengan larutan , maka koloid mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan
unsur terlarut (Stroker, 1993).
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang kondisi larutannya terletak
antara larutan dan Suspensi (larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dengan sifat larutan dan Surpensi. Keadaan bukan ciri dan zat tertentu karena
semua zat, baik Padat, cair maupun gas, dan dapat dibuat dalam keadaan koloid. Secara
kasat mata larutan koloid terlihat seperti larutan yang homogen (menyatu), tetapi jika
diamati lebih menditail dengan mikroskop ultra maka akan terlihat heterogen (tidak
menyatu tapi masih dapat dibedakan atas komponen-komponen penyusunnya)
(Probowati, 2012).
Koloid umumnya keruh tetapi stabil (tidak memisah). Suspensi adalah campuran
kasar dan bersifat heterogen antar komponennya terdapat bidang batas dan seringkali
dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil
suspensi dapat dipisah melalui penyaringan sementara larutan adalah campuran
homogen,diman antar komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak
terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu, campuran homogen
mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya. Dispersi koloid umumnya
mempunyai sifat yang berbeda dengan sifat dispersi molekuler (larutan) dengan sifat
dispersi kasar (dispersi koloid). Sifat-sifat dari dispersi koloid adalah partikel-partikel
koloid yang umumnya bergerak dan gerakan ini disebabkan oleh tumbukan atau tabrakan
antara partikel-partikel tersebut dengan molekul-molekul pelarutnya (Mutiarani, 2011).
Koloid dibedakan antar tiga golongan besar yaitu, koloid liofilik (koloid yang
suka pelarut), koloid liofobik (koloid yang tidak suka pelarut), dan koloid gabungan atau
amfifilik (gabungan liofilik dan liofobik). Penggolongan ini berdasarkan pada ada
tidaknya solvasi oleh medium dispersi. Koloid memiliki beberapa sifat-sifat khusus yaitu
efek tyndall,yaitu peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Hal ini terjadi
karena sistem partikel koloid mampu menghamburkan berkas cahaya yang diserap ke
segala arah. Pemanfaatan dari efek tyndall yaitu untuk membedakan sistem koloid dengan
larutan sejati. Sifat yang kedua adalah gerak brown, yaitu gerak zig-zag dari partikel
koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra. Selain itu, partikel koloid
mampu mengabsorbsi partikel-partikel lain dalam suatu sistem (Rachmawati, 2009).
PEMBAHASAN
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang kondisi larutannya terletak
antara larutan dan Suspensi (larutan kasar). Secara kasat mata larutan koloid terlihat
seperti larutan yang homogen (menyatu), tetapi jika diamati lebih menditail dengan
mikroskop ultra maka akan terlihat heterogen (tidak menyatu tapi masih dapat dibedakan
atas komponen-komponen penyusunnya) (Probowati, 2012).
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
Anief, Moh.1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI. Jakarta
Larasati A., Yusniar. L.D. 2017. Efektivitas Ferri Klorida (Fecl3) Dalam Menurunkan
Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Laundry. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol 5(5).Hal: 479-491.
Mutiarani Et Al. 2011. Iradasi Ultrasonic Dalam Menurunkan Kekeruhan Air Ultrasonic
Iridation In Decreasing Water Turbidity, Vol 1(1).Hal:1-10, Institute Teknologi
Bandung. Bandung
Probowati. 2012. Pembuatan Surfaktan Dari Minyak Murni (VCO) Melalui Proses
Amidasi Dengan Katalis Naoh. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industry.Vol 1(1),
Universitas Diponegoro