PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktikum kefarmasian modern sangat penting memahami teori
dan teknologi system disperse. Meskipun aspek kuantitativ dari subyek ini
perkembangannya tidak seperti aspek kuantitatif dari kimia mikromolekuler,
namun teori-teori yang dapat dikemukakan dalam bidang kimia koloidal sangat
membantu dalam mendekati problema-problema yang masi menjadi teka-teki
yang timbul dalam penyediaan dan pembuatan emulsi, suspense, salep, serbuk
dan tablet. Pengetahuan mengenai fenomena interfasial dan sifat-sifat
karakteristik koloid dan partikel-partikel kecil merupakan dasar untuk dapat
memahami kelakuan system disperse farmasi.
System disperse terdiri dari partikel-partikel kecil yang dikenal
nsebagai fase terdispersi, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium,
pendis[ersi. Bahan-bahan yang terdispersi bisa mempunyai jangkauan ukuran
dari partikel-partikel yang berdimensi ataom dan molekul molekul sampai
partikel-partikel yang ukurannya yang ukuranya millimeter. Oleh karena itu
cara yang palig mudah untuk menggolongkan system disperse berdasarkan
garis tengah partikel rata-rata dari bahan terdispersi.
Berdasarkan ukuran partikelnya system disperse dibagi menjadi
menjadi 3 kelompok yaitu larutan, koloid dan suspensi. Secara sepintas
perbedaan antara suspensi dengan larutan akan tampak jelas dari
homogenitasnya, tetapi akan sulit dibedakan antara larutan dan koloid.
System koloid berhubungan dengan proses-proses di alam yang
mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan didalam tubuh
makhluk hidup yaitu makanan yang kita makan sebelum digunakan oleh tubuh
dahulu diproses sehingga terbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel-sel
makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses-proses dalam sel
melibatkan system koloid. System koloid juga sangan berperan penting dalam
sediaan farmasi. Mengingat pentingnya hal ini pada praktikum kali ini
dilakukan percobaan mengenai system disperse nanopartikulat/koloid.
B. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat disperse nanopartikulat/koloid
2. Membedakan berbagai tipe system koloid dan krakter utama system koloid
3. Membuat koloid dan menentukan karakteristik disperse
nanopartikulat/koloid
4. Memahami manfaat dan aplikasi koloid dalam bidang farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase
terdispers, terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium terdispersi.
Bahan- bahan yang terdispers bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-
partikel berdimensi atom dan molekul sampai partikel-partikel yang ukurannya
diukur dalam milimeter. Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk
penggolongan sistem terdispers adalah berdasarkan garis tengah partikel rata-
rata dari bahan terdispers. Umumnya dibuat tiga golongan ukuran, yaitu
dispersi molekuler, dispersi koloid, dan dispersi kasar (Martin, A., 2008).
Koloid merupakan suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua
zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata didalam zat lain (keenan, 1999).
Koloida Liofobik yaitu Golongan kedua dari koloid ini tersusun dari
bahan yang jika ada mempunyai tarik-menarik kecil terhadap medium dispers.
Golongan ini disebut liofobik (benci-pelarut) dan dapat diramalkan sifatnya
berbeda dengan koloida liofilik. Ini terutama karena tidak adanya selimut
pelarut di sekeliling partikel. Koloida liofobik umumnya tersusun dari partikel-
partikel anorganik yang terdispers dalam air (Stroke. 1993).
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengamatan disperse nanopartikulat pada larutan parasetamol dan
FeCl3, sesuai dengan literature
2. Pada pengamatan viskosistas larutan, diperoleh hasil viskositas larutan
paracetamol 3 dpa.s, sedangkan larutan gelatin 0,5 dan 1 % 4 dpa,s
3. Pada pengamatan pengaruh penambahan elektrolit pada stabilitas disperse,
keempat larutan tidak mengalam pengendapan, berbeda dengan literature
hal ini sebabkan karena berbagai factor kesalahan
4. Pada pengamatan pengaruh koloid pelindung terhadap stabilitas disperse
nanopartikulat, tidak mengalam pengendapan, berbeda dengan literature
hal ini sebabkan karena berbagai factor kesalahan
B. Saran
Sebaiknya pereaksi yang digunakan lebih steril lagi agar percobaan
yang diujikan mendapat hasil yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., dan Mendham. 1994. Buku Ajar vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anasgenik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tim Dosen akfar Theresiana. 2013. Buku Panduan Praktikum farmasi Fisika.
Semarang : Akademi Farmasi Theresiana.
LAMPIRAN
A. Pembuatan Lrutan
N Larutan Paracetamol 1 %
Larutan Fecl3
NaCl
B. Dispersi Nanopartikulat
Paracetamol
FeCl3
Gelatin
D. Penambahan Elektrolit
Paracetamol
FeCl3
Gelatin