Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN CAIR DAN SEMI

PADAT LABORATORIUM FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI


FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

PAMAOLL (SUSPENSI PARACETAMOL)

DIBUATOLEH:

1. Hikmah (F201901017)
2. Ria Wahyu Ningsih (F201901025)
3. Ledy tiara meilanni (F201901047)
4. Linda dwi Andriyani (F201901007)
5. Fingky enggar pratiwi (F201901020)
NAMA 6. Andi saipul machfud amin (F201901046)
KELOMPOK :

KELAS/KELOMPOK : C1 /1(Satu)
KOORDINATOR LAB. : Apt. Nurhatidjah Awaliya H., S. Farm., M.
Farm
ASISTENLAB : La Ode Muhammad Alfiqra,S. Farm

PROGRAM STUDI S-I FARMASI FAKULTAS SAINS


DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MANDALA
WALUYAKENDARI
2022
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI PARACETAMOL

A. Preformulasi
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Acetaminophen adalah salah satu derivate dari para aminofenol.
Acetaminophen merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang
sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Acetaminophen
di Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol dan tersedia dalam
golongan obat bebas.
Paracetamol di absorbs cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan
waktu paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keseluruh caoiran
tubuh. Dalam plasma 25% paracetamol dan 30% fenasetin terikat protein
plasma. Sebagian paracetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat
dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Obat ini diekskresi di ginjal
sebagian kecil parasetamol (3%) dan sebagian besaar dalam bentuk konjugasi.
Penggunaan paracetamol tidak diberikan kepada penderita yang hiper
sensitive terhadap acetaminophen dan penderita yang mempunyai gangguan
fungsi hati. Efek samping jarang sekali terjadi adanya alergi pada kulit, alergi
silang dengan salisilat, leucopenia, neutron penia, panzikopenia, kerusakan
hati berat yang mungkin disebabkan oleh pembentukan metabolit yang reaktif
dan toksik (Basic Farmakologi and Drug Notes, 2019)
2. Tinjauan Fisiko Kimia Obat
ACETAMINOPHEN
Nama lain : asetaminofen, paracetamol
Khasiat : Analgetik dan antipiretik
RM/NM : C8H9NO2/151,16
Pemirian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa
pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dan dalam 7 bagian etanol
(95%) p, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 19 bagian propilenglikol P, larut
dalam larutan alkali hidroksida
Stabilitas : Tidak stabil pada sinar UV hidrolisis dapat terjadi pada
keadaan asam ataupun basah hidrolisis minimum terjadi
pada rentang pH 5-9.
Titik leleh : 168-172º C
pH : 5,3-6,5
Inkompatibilitas : paracetamol tidak terkomposisi dengan kebanyakan
bahan tetapi denga adanya P amino fenol dalam
paracetamol akan bereaksi dengan serbuk besi pada
kadar rendah menyebabkan warna merah muda
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan rapat
3. Tinjauan Fisiko Kimia Zat Tambahan
a. Na-CMC
Pemerian : bubuk putih hingga putih kekuningan, higroskopis dan
tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, toluene
dan eter. Tidak larut dalam air, tetapi mengambang
membentuk suspense.
Ph : stabil pada Ph 2-10
Stabilitas : Bahan stabil meskipun higroskopis
Konsentrasi : 3-6 %
Aplikasi formula : natrium karboksimetil selulosa banyak digunakan
dalam formulasi farmasi oral dan topikal, terutama
karena sifatnya yang meningkatkan viskositas dan
dapat menstabilkan emulsi.
Inkompatibilitas : tidak cocok dengan larutan asam kuat dan dengan
garam larut besi dan beberapa logam lain seperti
aluminium merkuri dan seng. Ini juga tidak kompatibel
dengan permen karet xanthan.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
b. Gliserin
Pemerian : cairan yang jernih tidak berwarna, tidak berbau, kental,
hidroskopis, memiliki rasamanis, kirakira 0,6 kali
lebihmanis dari sukrosa
Kelarutan : pengawet antimikroba, pelembab, pengawet, agen
pemanis, dan agen tonisitas.
Ph : 6,00-7,00 (netral)
Stabilitas : campuran gliserin dengan air, etanol 95% dan
propilenglikol stabil secara kimiawi
Konsentrasi : gliserin digunakan sebagai emolien dan humektan
dalam sediaan topikaldengan rentang konsentrasi 0,2-
65,7% ( salmolinske 1992). Gliserin pada konsentrasi
tinggi menimbulkan efek iritasi pada kulit dan lebih
disukai konsetrasi gliserin 10-30% (Jellinek 1970).
Aplikasi formula : pengawet antimikroba, pelembab, pengawet, agen
pemanis, dan agen tonisitas.
Inkompatibilitas : gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat
pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, kalium
klorat, atau permanganat. Dalam larutan encer, pereaksi
berlangsung lebih lambat dengan beberapa produk
oksidasi yang terbentuk. Perubahan warna gliserin
menjadi hitam terjadi dengan adanya cahaya, atau pada
kontak dengan seng oksida dan bismuth nitrat basah.
Penyimpanan : dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan
kering
c. Propylene glycol (Rowe,2006)
Pemerian : cairan bening tidak berwarna, kental, praktis tidak
berbau, dengan rasa manis, sedikit tajam menyerupai
gliserin
Aplikasi formula : digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet
dalam berbagai sediaan farmasi. Juga digunakan dalam
kosmetik sebagai pembawa pengemulsi
Konsentrasi` : sebagai humektan 15 %, sebagai pelarut 5-10 %
Kelarutan : larut dengan aseton, kloroform, etanol (95 %), gliserin
dan air. Tidak larut dengan minyak mineral ringan atau
tetap, tetapi akan melarutkan beberapa minyak esensial
Stabilitas : pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam wadah
tertutup baik, tetapi pada suhu tinggi, ditempat terbuka
cenderung teroksidasi, stabil bila dicampur dengan
etanol 95 %, gliserin atau air.
pH : 3-6 (Dwiastuti, 2010)
inkompatibilitas : tidak cocok dengan reagen pengoksida seperti kalium
permanganate
penyimpanan : wadah tertutup baik
d. Metil Paraben (rowe, 2006)
RM/BM : C8H8HAI3/152,15
Pemerian : kristal tidak berwarna atau bubuk Kristal putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki sedikit
rasa terbakar
Aplikasi formula : banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan dan sediaan farmasi
Konsentrasi : 0,02-0,3 %
Ph : 4-8
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih,
bagian etanol 95 % dan aseton, mudah larut dalam eter
dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60
bagian gliserol panas dan dalam minyak lemak nabati
panas
Stabilitas : larutan metal paraben dalam air pada ph 3-6 stabil
hingga sekitar 4 tahun pada suhu kamar sedangkan
pada ph 8 lebih dapat mengalami hidrolisis cepat
setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar.
M etil paraben beruba warrna dengan adanya besi dan
mengalami hidrilisis oleh basah lemah dan asam kuat
Inkompatibilis : inkom dengan zat lain seperti bentonit, magnesium
trislikat, bedaktrag akan dan natrium alginate
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat yang
sejuk dan kering
e. Natrium Metabisulfit (rowe, 2006)
RM/BM : Na2SO4/322,24
Pemerian : serbuk hablur atau butiran, putih sampai krim,
higroskopis, rasa asin
Aplikasi formula : banyak digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan
farmasi
Konsentrasi : 0,01-1 %
Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, tidak larut dalam etanol (95%),
larut dalam gliserol
Stabilitas : mempunyai aktivitas antimikroba, dan memiliki
aktivitas tertinggi pada pH asam
pH : 3,5-5
Inkompatibilis : inkom dengan orto atau para-hidroxybenzyl alcohol dan
derivatnya, adrenalin dan derivatnya, kloram feniko,
fenil merkuri asetat, tutup karet pada wadah dosis
ganda
Penyimpanan : metil paraben harus disimpan dalam wadah tertutup
baik ditempat yang sejuk dan kering
f. Sirupus Simplex (rowe, 2006)
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, manis dan tidak berbau
Aplikasi formula : banyak digunakan sebagai pemanis dan dalam sediaan
farmasi
Konsentrasi : 25-30 %
Kelarutan : larut dalam air dan mudah larut dalam air mendidih,
sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform
dan eter
Stabilitas : stabil pada tempat sejuk, mudah terurai dengan adanya
udara dan air
Inkompatibilis : bubuk sakarosa akan terkontaminasi dengan adanya
logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif,
dapat bereaksi dengan tutup aluminium
Penyimpanan : harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat
yang sejuk dan kering
B. Formulasi
1. Formula asli
Formula Suspense Paracetamol
2. Master Formula
Nama produk : paracetamol suspense
Jumlah produk : 1 botol
Tanggal produksi : 5 agustus 2022
No. Registrasi :
Komposisi formulasi : tiap 60 ml mengandung:
Paracetamol 250 mg
Na-CMC 1%
Gliserin 10%
Sirupus simplex 30%
Propilen glikol 5%
Metil paraben 0,2%
Natrium Metabisulfit 0,1%
Fdc green 0,05%
Perasa melon 0,5%
Aquadest ad 60 ml
3. Rancangan formula
Pabrikan Nama Produk No.Reg :
SUSPENSI PARACETAMOLR
No.Batch:
PT Kelsa
Master Formula Dibuat Oleh Disetujui oleh
5 Agustus 2022 PT kelsa NamaAsisten

KodeBahan NamaBahan Per Dosis Per Batch

01PCT Paracetamol 3 gr 3 gr
(zataktif)

02NCMC Na-CMC 0,6 gr 0,6 gr


(suspending
Agent)

03GSR Gliserol (wetting 6 gr 6 gr


agent)

04PGL propilenglikol 3 gr 3 gr
(kosolven)

05SPX Sirupus Simplex 18 gr 18 gr


(pemanis)

06MP Metil paraben 0,12 gr 0,12 gr


(pengawet)

07NMBS Natrium 0,06 gr 0,06 gr


metabisulfit
(antioksidan)

07FDCG FDC green 0,03 gr 0,03 gr


(pewarna)

08PRM Perasa melon 0,03 gr 0,03 gr


(perasa)

4. Permasalahan dan pencegahan masalah dalam formula


Permasalan Penyelesaian

Paracetamol agak sukar larut dalam Karena paracetamol memiliki


air kelarutan agak sukar larut dalam
air, sehingga luas permukaan
kontak zat aktif dan saluran cerna
juga rendah dan menyebabkan
obat sulit diabsorbsi, maka untuk
mempermudah absorbs zat aktif
sediaan dibuat suspense yang
absorbsinya lebih baik. Suspense
dibuat karena beberapa zat aktif
mempunyai kelaruta yang praktis
tidak larut dalam air dan
diperlukan dalam bentuk cair
(wijaya, 2021)

Metronidazole dibuat dalam sediaan Untuk mendispersikan sediaan


suspense untuk mendispersikan zat digunakan suspending agent.
padat dalam pelarut secara
sempurna

paracetamol bersifat agak sukar Sediaan ditambahkan wetting


larut karena sudut kontak yang besar agent, wetting agen yang
digunakan yaitu gliserin agar
sudut kontak lebih kecil.

Sediaan suspense paracetamol Air jika disimpan pada waktu


menggunakan air sebagai lama akan menjadi media
pembawanya pertumbuhan mikroba, sehingga
pada formulasi sediaan perlu
ditambahkan pengawet.
Pengawet yang digunakan yaitu
metil paraben.

Adanya bahan-bahan yang sukar Ditambahkan kosolven untuk


larut dalam air melarutkan bahan-bahan yang
tidak larut air, seperti propilen
glikol
Reaksi oksidatif oleh udara Penggunaan secara berulang
dapat menimbulkan terjadinya
reaksi oksidasi pada minyak di
udara. Ditambahkan natrium
metabisulfit sebagai antioksidan
untuk menjaga sediaan tetap
stabil saat terpapar udara
Paracetamol memiliki rasa yang Sediaan ditambahkan bahan
pahit sehingga akan menurunkan pemanis untuk menutupi rasa
nilai akseptabilitas konsumen tidak enak dari zat aktif, pemanis
yang digunakan yaitu sirupus
simplex.
Meningkatkan nilai estetika dan Ditambahkan pewarna dalam hal
akseptabilitas sediaan ini FDC green yang akan
memberikan warna hijau pada
sediaan, dan perasa melon untuk
meningkatkan akseptabilitas dan
meningkatkan kepatuhan pasien
dalam meminum obat.

5. Alasan penambahan bahan


a. Na-CMC
CMC-Na adalah salah satu suspending agent, Na-CMC merupakan
bahan pensuspensi golongan turunan derivate selulosa yaitu bahan
pensuspensi sintesisi sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh bakteri. Na-
CMC merupakan suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas
serta dapat meningkatkan kestabilan dari suspense. Viskositas suspense
meningkat, maka stabilitas sediaan menjadi lebih baik atau tidak mudah
mengendap. Na-CMC memberikan larutan jernih dan dapat larut dalam air
panas atau dingin (Ansel, 1989)
Konsentrasi yg dipilih yaitu 1%, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Noval, 2017) Na-CMC 1% menghasilkan suspense yang
tidak terlalu kental sehingga mudah dalam penuangan dan pengocokan,
mudah terdispersi kembali saat dikocok
b. Gliserin
Pemilihan gliserol di dasarkan karena gliserol dapat menurunkan
tegangan antar muka partikel padat dan cairan pembawa dengan
meningkatkan lapisan udara pada permukaan zat padat, sehingga humektan
dan zat padat lebih mudah kontak dengan pembawa
c. Metil paraben
Metil paraben merupakan salah satu jenis paraben yang paling
sering digunakan pada produk kosmetik, obat dan makanan. Metil paraben
menunjukan aktifitas bakteriostatik dan fungistatik untuk menjaga sediaan
dari kontaminasi mikroba (smolinske, 1992). metil paraben merupakan
bahan antibakteri dan antifungi yang efektif untuk memperpanjang umur
simpan sediaan, juga dapat meningkatkan efeknya terhadap bakteri dan
jamur.
d. Propilenglikol
Propilenglikol dalam siatu sediaan farmasi dapat digunakan sebagai
pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai sediaan farmasi. Juga
digunakan dalam kosmetik sebagai pembawa pengemulsi Propilenglikol
merupakan pelarut yang sering digunakan dalam farmasi, dan sebagai
salah satu kosolven yang dapat meningkatkan kelarutan. Karena sifatnya
sebagai kosolven, bahan ini banyak digunakan terutama untuk bahan-
bahan yang memiliki kelarutan rendah dalam air tetapi larut dalam
propilen glikol. Konsentrasi propilenglikol sebagai pelarut berkisar antara
5-10 %.
e. Natrium metabisulfit
Serbuk hablur atau butiran, putih sampai krim, higroskopis, rasa
asin. Banyak digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan farmasi dengan
onsentrasi 0,01-1 %. Pemberian natrium metabisulfit sebagai bahan
antioksidan berhasil mencegah terjadinya oksidasi lemak akibat paparan
udara. Semakin besar konsentrasi natrium metbisulfit yg digunakan maka
semakin besar pula aktivitas antioksidannya.
f. Sirupus simplex
Sirupus simplex merupakan sirup yang mengandung 65% gula,
karena kandungannya ini maka sirupus simplx sering digunakan sebagai
pemanis dalam sediaan farmasi terutama sediaan cair. Selaian itu sirupus
simplex juga dapat meningkatkan viskositas sediaan
g. FCD green dan perasa melon
FDC green yang akan memberikan warna hijau pada sediaan, dan
perasa melon untuk meningkatkan akseptabilitas dan meningkatkan
kepatuhan pasien dalam meminum obat.
6. perhitungan

Tiap 60 ml mengandung :
paracetamol 250 mg = 250/5 x 60 = 3000 mg
Na-CMC 1% = 1/100 x 60 = 0,6 gram
Gliserin 10 % = 10/100 x 60 = 6 gram
Propilenglikol 5 % = 5/100 x 60 = 3 gram
Metil paraben 0,2% = 0,2/100 x 60 = 0,12 gram
Natrium metabisulfit 0,1 %= 0,1/100 x 60 = 0,06 gram
Sirupus simplex 30% = 30/100 x 60 = 18 gram
FDC green 0,05 % = 0,05/100 x 60 = 0,03 gram
Perasa melon 0,05 % = 0,05/100 x 60 = 0,03 gram
Aquadest ad 60 ml = 60 – (3 + 0,6 + 3 + 6 + 0,12 + 0,06 + 18+ 0,03+
0,03 ) = 29,16 ml
7. Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan diggunakan
b. Timbang semua bahan sesuai perhitungan
c. Kalibrasi botol sediaan suspensi
d. Dimasukkan Na-CMC kedalam lumpang, tambahkan air panas 20 kali
berat Na-CMC lalu diamkan kurang lebih 15 menit sampai
mengembang, kemudian dihomogenkan
e. Paracetamol dimasukkan kedalam lumping lain, kemudian dibasahkan
dengan gliserin lalu di gerus hingga homogen
f. Dimasukkan metil paraben dalam wadah lain lalu dilarutkan dengan
propilen glikol, aduk hingga homogeny
g. Natrium metabisulfit dilarutkan dalam secukupnya dengan aquadest
h. Setelah Na-CMC mengembang, masukkan Na-CMC kedalam lumpang
yang berisi parasetamol yang sudah di basahkan dengan gliserin
sebelumnya, gerus hingga homogeny
i. Dimasukkan sirupus simplex kedalam campuran Na-CMC dan
paracetamol
j. Ditambahkan pewarna dan perasa dalam lumpang yang berisi Na-CMC,
paracetamol, dan sirupus simplex, gerus hingga homogen
k. Ditambahkan natrium metabisulfit dalam lumpang, digerus hingga
homogeny
l. Ditambahkan metil paraben yang sudah di larutkan dengan propilen
glikol ke dalam lumping, gerus hingga homogeny
m. Dimasukkan sediaan kedalam botol suspense, kemudian dicukupkan
volumenya dengan aquades sampai tanda batas kalibrasi
C. Pengemasan
1. Kemasan primer

Komposisi: Suspensi Peringatandanperhatian


Tiap5mlsuspensemengandung250mgparaceta Hat-
mol
Carakerjaobat :
PAMOLL® halipenggunaanobatinipadapenderitaperyakit
ginjal
Analgesik-antipiretik Paracetamol250mg/5ml Blasetelahduaharidemamtidakmenurun atau
Sebagaianalgesik,bekerjadenganmeningkatka Meredahkan demam setelah 5 hari nyerl
nambangrangsanganrasasakit Meredahkannyeri tidakmenghilangsegerahubunglUnitPelayana
Sebagaiantipiretik,didugabekerjalangsungpad nKesehatar
apusatpengaturpanasdihipotalamus Penggunaanobatinlpadapenderitayangmengk
Indikasi onsumsialkohol,dapatmeningkatkan resiko
Menurunkandemam,meringankanrasasakit kerusakan fungaihat.
pada keadaan sakit kepala dan sakitgigi EfekSamping
Dosis: Penggunaanjangkalamadandosisbesarmenyeb
Suspense250 mg/5ml abkankerusakanhati
0-1tahun: 25ml, 3-4kalisehari Reaksihipersensitifitas
1-2tahun: 5mi, 3-4kalisehari Kontraindikasi
2-6tahun: 5-10ml,3-4kali sehari Penderitagangguanfungsihatiyangberat
6-9tahun:10-15ml,3-4kaisehari Penderitahipersensitifterhadapobatini
9-12 tahun: 15-20 ml, 3-4 kali Simpan di bawah suhu 30"C,terhindardarl
sehariAtausesuaipetunjuk dokter cahaya.
Jauhkan darl jangkauan anak-
anakpenyimpanan setelah kemasan
dibukaselama60hari.

No.reg.DBL2211O1133A1
Diproduksioleh:PT.Esc1talopram FarmaKendari-
Rasajeruk Indonesia

Bebas
alkoholNetto60
ml
2. Etiket

Apotek Cantik Farma


Jl. Ahmad Nasution No. 08
Apoteker : Majrah, S.Farm, Apt.
SIPA : 838/PER/X/2022

pro : hikmah Tgl. : 25 jili


2022

obat: Pamoll (parasetamol suspemsi)

…3… x sehari……1…sendok
makan/tehSebelum/sesudahmakan

D. Evaluasi
Evaluasi Sediaan Suspensi
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan warna, bau
dan rasa(Sannaet al, 2012).
2. UjiPh
Uji pH dilakukan dengan cara mencelupkan kertas indikator yang bagian
berwarna kedalam sediaan, lalu dilihat perubahan warnanya dengan
membandingkan pada kotak pH stik.
3. Uji Berat Jenis
 Pengujian berat jenis dilakukan dengan Piknometer kosong yang bersih
dan kering ditimbang
 Kemudian aquadest dimasukkan kedalam piknometer dan ditimbang
beratnya.
 Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi kombinasi ekstrak
dimasukkan kedalam piknometer, kemudian ditimbang beratnya
2. Uji Visikositas
Uji viskositas dilakukan menggunakan alat viskometer Brook field dengan
rotasi perputaran 30 rpm.
3. Uji Sedimentasi
Suspensi kombinasi ekstrak dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan
disimpan padasuhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung.
Volume suspensi kombinasi ekstrak kombinasi ekstrak yang diisikan
merupakan volume awal(Vo). Perubahan volume diukur dan dicatat setiap
hari tanpa pengadukan hingga tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut
merupakan volume akhir (Vu). Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan F=Vu/ Vo(Ansel, 1989).
4. UjiRedispersi
Tabung reaksi diputar 180° dan dibalikkan ke posisi semula. Formulasi yang
dievaluasiditentukan berdasarkan jumlah putaran yang diperlukan untuk
mendispersikan kembaliendapan partikel zat aktif agar kembali tersuspensi.
Kemampuan redispersi baik bilasuspensi telah terdispersi sempurna dan diberi
nilai 100 %. Setiap pengulangan ujiredispersi pada sampel yang sama, maka
akan menurunkan nilai redispersi sebesar 5%(Gebresamuel&GebreMariam,
2013)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia ,Jakarta.448, 515,771,1000.
Ansel,H.C.,2008, Pengantar Bentuk SediaanFarmasi,edIV,Alih bahasaIbrahim,F.
Jakarta:UIPress
Banks, J.A. 1989. Approach to Multicultural Curriculum. Trotter Review Vol 3
Barel.A.O.,M.Paye.,H.I.Maibach,2006,Handbook of Cosmetic Science and
Technology, 2nd ed., Informa Healthcare USA Inc, New York, USA.Edy
Sutrisno.(2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam.
Jakarta:Pranada Media Group
Fluhr,J.W.,Bornkessel, A., Berardesca,E. 2006, ‘Glycerol just Moisturizer?
Biological and Biophysical Effects’, in Loden, M., and Mailbach, H.I.,
DrySkinand oisturizer, ed. 2,CRCPress, NewYork,pp 230-240
Klatz,R.danR.Goldman.2003.Anti Aging Revolution. Basic Health Publications,Inc.:
North Bergen.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri
Farmasi Edisi III,1119-1120. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Lynde, C.W., 2005, Moisturizers: What They Are and How They Work, Diakses pada
20 Januari 2014,http://www.skintherapyletter.com/2001/6.13/2.
Rowe,R.C.etAl.(2006).Handbook Of Pharmaceutical Excipients,5thEd,The
Pharmaceutical Press, London
Rowe,R.C.etAl.(2009).Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 6th Ed. The
Pharmaceutical Press. London.
Tranggono,R.I.S.,danLatifah,F.,2007,BukuPeganganIlmuPengetahuanKosmetik,Gra
mediaPustaka Utama,Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2019. basic pharmacology and drug notes. Makassar :Cv.Media
Depkes RI.,1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Depkes RI., 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Rowe et.al. 2006. Handbook Of Pharmaceutical Exipients Six Edition.press: USA

Anda mungkin juga menyukai