Anda di halaman 1dari 13

‘’PENGENALAN TUMBUHAN DALAM SISTEM

PENGOBATAN KOMPLEMENTER DAN TRADISIONAL’’

KELOMPOK 5 :
NURFITRA (F201901034)
RISDA (F201901035)
IRMAYANA (F201901036)
INAYAH PUTRI. S (F201901037)
DEA KOMALA RAHIM (F201901038)
ADRIATMAN PRADANA PUTRA (F201901039)
MUH.CHEZAR (F201901040)
TERAPI KOMPLEMENTER
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah
bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut WHO (World
Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan
non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer di Negara Singapura. Di Indonesia
sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Terapi
Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya
berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
MACAM TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer ada yang invasif dan non- invasif.


Contoh terapi komplementer invasif adalah akupuntur dan
cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi
energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi
biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus,
terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan
modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan
terapi lainnya).
Tujuan Terapi Komplementer
Terapi Komplementer Bertujuan Untuk Memperbaiki Fungsi
Dari Sistem – Sistem Tubuh, Terutama Sistem Kekebalan Dan
Pertahanan Tubuh Agar Tubuh Dapat Menyembuhkan Dirinya
Sendiri Yang Sedang Sakit, Karena Tubuh Kita Sebenarnya
Mempunyai Kemampuan Untuk Menyembuhkan Dirinya
Sendiri, Asalkan Kita Mau Mendengarkannya Dan Memberikan
Respon Dengan Asupan Nutrisi Yang Baik Lengkap Serta
Perawatan Yang Tepat.
PENGOBATAN TRADISIONAL

Pengobatan tradisional merupakan salah satu jenis


dari pengobatan alternatif. Pengobatan tradisional
adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara
dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun-temurun secara empiris yang
dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat
mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak
tumbuhan. Herbalism adalah juga dikenal sebagai pengobatan berkenaan dengan
penggunaan tumbuhan untuk pengobatan,medis secara herbal ,obat herbal
,herbology, dan phytotherapy. Kadang-kadang lingkup dari obat bahan tumbuhan yang
dipergunakan diperluas termasuk produk-produk jamur dan lebah, mineral-mineral,
kulit/kerang-kulit/kerang dan bagian binatang tertentu. Pengobatan Herbal dan
Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang banyak kita dengar akhir akhir ini.
Pengobatan secara herbal merupakan pilihan alternatif yang banyak diminati
masyarakat terutama dalam bidang pengobatan.
Pengobatan tradisional komplementer (Traditional & Complementary
Medicine/ T&CM) akhir-akhir ini telah menjadi perhatian para pakar
kesehatan dan pengambil keputusan sektor kesehatan. Pada level global,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan perhatian terhadap
pengembangan pengobatan tradisional terbukti dengan diterbitkannya
pedoman praktik yang baik (good practice) maupun pedoman penelitian
dan pengembangan di bidang pengobatan tradisional.

Pada level nasional, perhatian pemerintah sesungguhnya juga cukup besar, ini
bisa dilihat telah disusunnya Kotranas (Kebijakan Obat Tradisional Nasional) (Depkes
RI, 2007), roadmap pengembangan jamu dalam koordinasi Menko Kesra,
terbentuknya Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dan
Alternatif di Kementerian Kesehatan RI, dan program Saintifikasi Jamu (Permenkes
003/2010) (Kemkes RI, 2010).Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia
(Kestrindo), terdapat tiga pilar, yakni produk (jamu), praktik (metoda/ keilmuan) dan
praktisi (penyembuh / provider) yang disebut “3P”, yakni product, practice dan
practioners.
Kelemahan pengembangan Kesehatan Tradisional
Indonesia selama ini, terjebak hanya pada pengembangan
produk saja, ujung-ujungnya produk yang dikembangkan
“dipaksakan” masuk dalam paradigma kedokteran konvensional,
yang akhirnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan
pengakuan dari profesi kedokteran konvensional. Hal ini bisa
dimaklumi karena adanya perbedaan filosofis antara kedokteran
konvensional dan pengobatan tradisional. Kedokteran
konvensional berfilosofi materialistik dan reduksionistik,
sementara pengobatan tradisional berfilosofi holistik dan
sibernetik.
SUPLEMEN MAKANAN

Suplemen makanan adalah prosuk yang diharapkan untuk


melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih dari
bahan-bahan makanan seperti :
a) Vitamin
b) Mineral
c) Tumbuhan (berasal dari tumbuhan)
d) Asam amino,dsb
Suplemen makanan
Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu

vitamin
kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme. Beberapa
vitamin tertentu bila diberikan dalm dosis tinggi mempunyai efek
antioksidan yang membantu sistem imunitas tubuh dalam menetralkan
racun yang berasal dari radikal bebas dan kuman penyakit.

Contoh vitamin suplemen makanan :


1. Vitamin A
2. Probiotik
3. Vitamin D
4. Vitamin E
5. Minyak ikan dan suplemen omega3
6. Vitamin K
7. Kalsium
8. Zat besi
9. Multivitamin
Herbalism adalah pengobatan tradisional atau pengobatan

Herbal
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian
tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan.

Salah satu jenis tumbuhan herbal


yaitu :
1. Mahkota dewa
2. kunyit
Mineral
Dalam jumlah kecil beberapa mineral dibutuhkan tubuh untuk
menjaga agar organ tubuh berfungsi dengan normal. Mineral yang
paling banyak digunakan dalam bentuk suplemen adalah kalsium,zat
besi,selenium,zink dan iodium.

Mineral terbagi menjadi :


1. Mineral makro
2. Mineral mikro
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai