Anda di halaman 1dari 3

HASIL DISKUSI KELOMPOK 4 :

ANGGOTA :

1. SITI SARTINAH ( MODERATOR)


2. RISDA (PEMATERI 1)
3. MUH. CHEZAR R (PEMATERI 2)
4. TRI AINAN (PEMATERI 3)
5. IRMAYANA (PEMATERI 4)
6. SASA NURHALISA (PEMATERI 5)
7. MUTIAWATI
8. NISAFIL JANNAH
9. LEDY TIARA MELANI
10. RIA WAHYUNINGSIH
11. ANUGRAH AL-ZUHRI

DISKUSI :

1) PERTANYAAN : HIKMAH
PENJAWAB : MUH. CHEZAR.R

Pada pemeriksaan tanda fital yaitu suhu tubuh. Di hari terakhir pasien afebris atau tidak
mengalami demam dan hari² kemudian di feses pasien juga tidak terdapat lendir dan
darah yang mengindikasikan tidak adanya infeksi. Apakah penggunaan antibiotik tetap di
lanjutkan ??

JAWAB :
Yah betul sudah betul bahwa berdasarkan riyawat penyakit pasien menunjukan bahwa di
feses pasien tdak ada darah dan tdk ada lendir yg menunjukan tdk ada infeksi akan tetapi
kita lihat kembali pada riwayat si pasien bahwasaannya pasien mengalami BAB cair 5x
sehari dan berbau busuk, berdasarkan referensi yg kami baca yaitu (brunton et , all 2006)
bau busuk dari BAB pasien ini di sebabkan karna adanya bakteri sehingga perlu di
berikan antibiotic jadi penggunaan amoxicillin tetap di lanjutkan karena memiliki efek
samping sebagai anti mikroba yang cukup bagus untuk membunuh sel² bakteri tersebut.

2) PERTANYAAN : HASRIATI
PENJAWAB : SITI SARTINAH

di bagian assesment terdapat tabel pemberian obat pertanyaannya coba jelaskan


analisis karasional obat pada tabel tersebut ?
JAWAB :
Pasien atas nama ny. Tita usia 70 tahun yang merupakan seorang ibu dengan 6 orang
anak dan mengalami kesulitan ekonomi. Datang ke rumah sakit pada tanggal 6/11 dengan
keluhan utama BAB cair dan muntah 6 jam SMRS. riwayat penyakit sekarang ny. Tita
mengalami BAB cair 5x dalam sehari, bau busuk, demam nglemeng, pada veses tidak
terdapat darah dan lendir, pasien juga merasakan nyeri perut, mual-muntah, disertai
lemas, serta kaki bengkak dan tidak mengalami sesak. Pasien memiliki riwayat penyakit
7 tahun yang lalu yaitu DM dan oleh dokter sebelumnya diberi terapi glimepirid 2 x 2
mg. dari keluhan yang dirasakan, pasien didiagnosa mengalami gastroenteritis atau lebih
dikenal dengan istilah muntaber oleh masyarakat luas.
Hasil analisis berdasarkan data lab, GDS pasien sebesar 283 mg/dl, yang
menunjukan pasien mengalami DM, pada pemeriksaan asam urat pasien kadar asam
uratnya sebesar 8,4 mg/dl, yang menunjukan bahwa si pasien ini juga di curigai
mengalami asam urat, sedangkan pada pemeriksaan tekanan darah, tekanan darah pasien
itu meningkat hingga 145/70mmHg, sehingga pasien ini juga di curigi mengalami
hipertensi. Selain itu dilakukan pemeriksaan beberapa elektrolit dalam tubuh untuk
mengetahui apakah pasien mengalami kekurangan elektrolit atau tidak, dengan
memeriksa kadar Cl, K, dan Na, hasil yang di peroleh yaitu pasien mengalami
kekurangan elektrolit terutama kalium.

ANALISIS KERASIONALAN OBATNYA YAITU :


 Pada pemeriksaan pertama pada tanggal 6/11, pasien masuk rumah sakit dengan
keluhan utama BAB cair dan muntah dan diberikan terapi diberikan terapi RL
secara intravena untuk mengatasi masalah rehidrasi, O2, KAEN 3B untuk
mengatasi kekurangan cairan, ranitidin untuk mengatasi sekresi asam lambung
berlebihan, amoxicillin sebagai antibiotik, kodein sebagai antidiare, dan KCl
untuk memenuhi kebutuhan kalium. Obat ini tidak rasional karena RL dan KAEN
3B merupakan terapi dengan indikasi yang sama.
 Pada pemeriksaan kedua pada tanggal 7/11, pasien diberikan terapi yang sama
pemeriksaan pertama tetapi pemberian oksigen dan amoxicilin dan adanya
penembahan terapi berupa novorapid sebagai antidiabetes, losartan untuk
hipertensi, amiodaron untuk antiaritmia, dan newdiatabs untuk antidiare. obat
losartan ini tidak rasional sehingga obat ini di hentikan karena losartan ini
memiliki efek samping diare sehingga dapat memperparah diare dari pasien.
 Dipemeriksaan ketiga pada tanggal 8/11, pasien diberikan terapi yang sama
seperti hari ke 2 tetapi pemberian newdiatbs dihentikan. Ketidakrasionalan
pemberian terapi sama dengan pada hari sebelumnya.
 Dipemeriksaan keempat pada tanggal 9/11, pasien diberikan terapi yang sama
seperti hari ketiga tetapi pemberian KCl dihentikan dan diganti dengan aspar K
untuk memenuhi kekurangan kaliumnya. Terapi kurang rasional seperti yang
dijelaskan diatas.
 Berdasarkan data lab pasien mengalami asam urat dan belum mendapat terapi
sehinga dapat di berikan obat kolkisin dimana meknisme kerja dari kolkisinini
adalah dengan menginhibisi pembentukan dan pelepasan glikoprotein kemotaktik
yang diproduksi saat fagositosis kristal urat dan menurunkan migrasi atau
kemotaksis leukosit, sehingga menurunkan reaksi inflamasi pada serangan akut
gout.

Anda mungkin juga menyukai