Anda di halaman 1dari 21

GAGAL GINJAL AKUT

Anggota Kelompok :

1. Aniisa Salsabila (0432950119002)


2. Astri Annisa F (0432950119016)
3. Joana Asmara (0432950119014)
4. Siti Marfuah (0432950119003)
5. Siti Nuraeni (0432950119015)
6. Helena Melisa (0432950119028)
7. Eni Ilmiani (0432950119018)
8. Dicky Ahmad R (0432950119004)
Pengertian

Gagal ginjal akut (acute renal failure) adalah sekumpulan


gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara
mendadak. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom
akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak
dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dengan
atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya
kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis
tubuh.
PATOFISIOLOGI

Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga


stadium, yaitu
sebagai berikut:
1. Stadium Oliguria
2. Stadium Diuresis
3. Stadium Penyembuhan
1.Penderita tampak sangat
menderita dan letargi disertai
Manifestasi Klinik mual, muntah, diare, pucat
(anemia), dan hipertensi.

Adapun
2.Nokturia (buang air kecil di
manifestasi klinik malam hari)
dari penyakit
gagal ginjal akut,
3.Pembengkakan tungkai, kaki atau
yaitu Sebagai pergelangan kaki. Pembengkakan
Berikut : yang menyeluruh (karena terjadi
penimbunan cairan)

4.Berkurangnya rasa,
terutama di tangan atau kaki.

5.Tremor tangan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Darah
3. CT Scan
4. MRI
5. EKG
mungkin abnormal menunjukan
ketidakseimbangan elektrolit dan
asam/basa.
Komplikasi

Komplikasi metabolik berupa kelebihan


cairan, hiperkalemia, asidosis metabolik,
hipokalsemia, serta peningkatan ureum
yang lebih cepat pada keadaan
hiperkatabolik. Pada oligurik dapat
timbul edema kaki, hipertensi dan edema
paru yang menimbulkan kegawatan.
Terapi Farmakologi

Terapi dengan loop diuretik (furosemid), fenoldopam dan dopamin.


Dopamin dosis rendah dalam dosis mulai 0,5-3 mcg/kg/menit, terutama
merangsang reseptor dopamin-1, menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah ginjal dan meningkatkan aliran darah ginjal (Stamatakis, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Anamnesis
Pada pengkajian anamnesis data yang diperoleh yakni
identitas klien dan identitas penanggung jawab,
identitas klien yang meliputi nama, usia, jenis kelamin,
pekerjaan, serta diagnosa medis. Penyakit Gagal Ginjal
Akut dapat menyerang pria maupun wanita dari rentang
usia manapun, khususnya bagi orang yang sedang
menderita penyakit serius, terluka serta usia dewasa dan
pada umumnya lanjut usia. Untuk pengkajian identitas
penanggung jawab data yang didapatkan yakni meliputi
nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan si penderita.
LANJUTAN PENGKAJIAN

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah miksi terasa sesak dan sedikit-sedikit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian ditujukan sesuai dengan predisposisi etiologi penyakit terutama pada prerenal dan renal.
Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan penurunan jumlah urine output dan apakah
penurunan jumlah urine output tersebut ada hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti
pasca perdarahan setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas, cedera luka bakar, setelah
mengalami episode serangan infark, adanya riwayat minum obat NSAID atau pemakaian antibiotik,
adanya riwayat pemasangan tranfusi darah, serta adanya riwayat trauma langsung pada
ginjal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan
yang berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab pasca renal. Penting untuk
dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
LANJUTAN PENGKAJIAN

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum dan TTV


Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada
fase oliguri sering didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami peningkatan dimana frekuensi
meningkat sesuai dengan peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi. tekanan darah terjadi perubahan dari hipetensi ringan
sampai berat.

4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
b. Pemeriksaan BUN dan kadar kreatinin
c. Pemeriksaan elektrolit
d. Pemeriksan Ph
LANJUTAN PENGKAJIAN

5. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah komplikasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan
kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara
bebas; menghilangkan kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
b. Koreksi hiperkalemi
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (natrium polistriren sulfonat), secara
oral atau melalui retensi enema. Natrium polistriren sulfonat bekerja dengan mengubah ion kalium menjadi natrium di
saluran intenstinal.
c. Terapi cairan
d. Diet rendah protein, tinggi karbohidrat
e. Koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat dan dialisis.
DIAGNOSIS

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal.


b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi sekunder terhadap
gagal ginjal.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Intervensi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Pengeluaran urine normal
b. tidak ada edema
c. TTV dalam rentang normal
d. Natrium serum dalam rentang normal

Intervensi :
a. Kaji status cairan :
1) Timbang berat badan harian 2) Keseimbangan masukan dan haluaran 3) Turgor kulit dan adanya oedema. 4)
Distensi vena leher
5) Tekanan darah, denyut dan irama nadi
R/ Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi
intervensi
b. Pantau kreatinin dan BUN serum
R/ Perubahan ini menunjukkan kebutuhan dialisa segera.
c. Batasi masukan cairan
R/ Pembatasan cairan akan menentukan berat badan ideal, haluaran urine dan respons terhadap terapi.
d. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan
R/ Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan.
LANJUTAN INTERVENSI

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi sekunder terhadap gagal ginjal
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Kriteria hasil :
a. Berkurangnya keluhan lelah
b. Peningkatan keterlibatan pada aktifitas social

Intervensi :
a. Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL
R/ Memberi panduan dalam penentuan pemberian bantuan dalam pemenuhan ADL.
b. Kaji tingkat kelelahan
R/ Menentukan derajat dan efek ketidakmampun.
c. Identifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat.Rasional/ Mempunyai efek akumulasi (sepanjang factor psykologis)
yang dapat diturunkan bila ada masalah dan takut untuk diketahui.
d. Ciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan.
Rasional/ Menghemat energi untuk aktifitas perawatan diri yang diperlukan
e. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
Rasional/ memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan memberika rasa aman bagi klien.
f. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah.
Rasional/ Ketidak seimbangan Ca, Mg, K, dan Na, dapat menggangu fungsi neuromuscular yang memerlukan peningkatan penggunaan
energi Ht dan
Hb yang menurun adalah menunjukan salah satu indikasi teerjadinya gangguan eritopoetin.
LANJUTAN INTERVENSI

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil : a. Mempertahankan/meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu.
b. Bebas oedema

Intervensi :
a. Kaji / catat pemasukan diet
R/ Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum gejala uremik dan pembatasan diet multiple mempengaruhi
pemasukan makanan.
b. Kaji pola diet nutrisi pasien
1) Riwayat diet
2) 2) Makanan kesukaan
3) 3) Hitung kalori
R/ Pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan dalam menyusun menu.
c. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi
4) Anoreksia, mual dan muntah
5) Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien
6) Depresi
7) Kurang memahami pembatasan diet
R/ Menyediakan informasi mengenai faktor lain yang dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan masukan diet.
d. Berikan makan sedikit tapi sering
R/ Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/menurunnya peristaltik.
e. Berikan pasien / orang terdekat daftar makanan / cairan yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan menu.
R/ Memberikan pasien tindakan kontrol dalam pembatasan diet. Makanan dan rumah dapat meningkatkan nafsu makan.
f. Tinggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging.
R/ Protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan.
g. Timbang berat badan harianR/ Untuk membantu status cairan dan nutrisi
LANJUTAN INTERVENSI

4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya


Tujuan : Ansietas berkurang dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang penykit dan pengobatan.
Kriteria hasil:
a. Mengungkapkan pemahaman tentangkondisi, pemeriksaan
diagnostic dan rencana tindakan.
b. Sedikit melaporkan perasaan gugup atau takut.

Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien.
R/ Menentukan derajat efek dan kecemasan.
b. Berikan penjelasan yang akurat tentang penyakit.
R/ Klien dapat belajar tentang penyakitnya serta penanganannya, dalam rangka memahami dan menerima diagnosis serta konsekuensi
mediknya.
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai perubahan
akibat penyakitnya
R/ klien dapat memahami bahwa kehidupannya tidak harus mengalami perubahan berarti akibat penyakit yang diderita.
d. Biarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka.
R/Mengurangi beban pikiran sehingga dapat menurunkan rasa cemas dan dapat membina kbersamaan sehingga perawat lebih mudah
untuk melaksanakan intervensi berikutnya.
e. Manfaatkan waktu kunjangan yang fleksibel, yang memungkinkan kehadiran keluarga.
R/ Mengurangi tingkat kecemasan dengan menghadirkan dukungan keluarga.
Implementasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
a. mengkaji status cairan :

1) Timbang berat badan harian


2) Keseimbangan masukan dan haluaran
3) Turgor kulit dan adanya oedema
4) Distensi vena leher
5) Tekanan darah, denyut dan irama nadi

b. Memantau kreatinin dan BUN serum


c. Membatasi masukan cairan
d. Menjelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi sekunder terhadap gagal ginjal
a. Mengkaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL.
b. mengkaji tingkat kelelahan.
c. mengidentifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat.
d. Menciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan.
e. Membantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
f. Berkolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium darah.
LANJUTAN IMPLEMENTASI

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet,
dan perubahan membran mukosa mulut.
a. Mengkaji pola diet nutrisi pasien
1) Riwayat diet
2) Makanan kesukaan
3) Hitung kalori

b. Mengkaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi


1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien
3) Depresi
4) Kurang memahami pembatasan diet

c. Memberikan makan sedikit tapi sering


d. Memerikan pasien / orang terdekat daftar makanan / cairan yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pilihan
menu.
e. Meninggikan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi : telur, susu, daging.
f. Menimbang berat badan harian
LANJUTAN IMPLEMENTASI

4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya


a. Mengkaji tingkat kecemasan klien.
b. Memberikan penjelasan yang akurat tentang penyakit.
c. Membantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai perubahan akibat penyakitnya
d. Membiarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka..
e. Memanfaatkan waktu kunjangan yang fleksibel, yang memungkinkan kehadiran kelurga.
Any Question
Thank You

Anda mungkin juga menyukai