Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL

PALIATIF

“GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR”

Dosen Pengampu : Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 5

Alma meta (21119091)


Irma Julisa (21119106)
Ryikca Nurjayanti (21119125)
Novi Lestari (21119116)
Ulfaidhillah Ayu Puji Lestari (21119132)
Putri Nuraulia (21119118)
Eko Afrizal (21119100)
GAGAL GINJAL KRONIK

Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap-akhir merupakan


gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah).

ETIOLOGI

Menurut Sylvia Anderson (2006) klasifikasi penyebab gagal ginjal


kronik adalah sebagai berikut :

a. Penyakit infeksi tubulointerstitial : Pielonefritis kronik atau refluks nefropati.

b. Penyakit vaskuler hipertensif : Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna,


Stenosis arteria renalis.

c. Penyakit peradangan : Glomerulonefritis.

d. Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,


ANATOMI

FISIOLOGI GINJAL

1. fungsi ginjal

Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah-ubah


ekskresi air.
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.

2. Fisiologi pembentukan urine

Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam


mempertahankan homeostatis tubuh. Pada orang dewasa sehat, lebih kurang 1200 ml
darah, atau 25% cardiac output, mengalir ke kedua ginjal.
PATOFISIOLOGI

Pada awal perjalanannya, keseimbangan cairan, penanganan garam, dan


penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang
sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi klinis gagal
ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat mengambil
alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkat kecepatan filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresinya serta mengalami hipertrofi.

MANIFESTASI KLINIS

     menurut Baughman (2000) dapat dilihat dari berbagai fungsi sistem
tubuh yaitu :

a. Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema periorbital.


b. Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat (pruritus), warna kulit
abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi.
c. Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, penurunan aliran saliva, haus.
d. Perubahan hematologis : kecenderungan perdarahan.
e. Keletihan dan letargik, sakit kepala, kelemahan umum.
f. Pasien secara bertahap akan lebih mengantuk; karakter pernafasan menjadi
Kussmaul ; dan terjadi koma dalam, sering dengan konvulsi (kedutan mioklonik) atau
kedutan otot.

STADIUM GAGAL GINJAL KRONIK

a. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari normal.
c. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5%
dari normal.
PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Pada penurunan cadangan ginjal dan insufisiensi ginjal, tujuan penatalaksanaan


adalah memperlambat kerusakan nefron lebih lanjut, terutama dengan restriksi
protein dan obat-obat antihipertensi.
b. Pada gagal ginjal, terapi ditujukan untuk mengoreksi ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
c. Pada penyakit ginjal stadium-akhir, terapi berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
d. Pada semua stadium, pencegahan infeksi perlu dilakukan.

KOMPLIKASI

Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut O’Callaghan (2006) yaitu:

a. Komplikasi Hematologis
b. Penyakit vascular dan hipertensi
c. dehidrasi
d. kulit
e. Gastrointestinal
ASUHAN KEPERAWATAN

Fokus Pengkajian

a. demografi
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Pola kesehatan fungsional
e. Pengkajian Fisik
f. Pemeriksaan Penunjang
-urin
-darah
-Pemeriksaan radiologik

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet


berlebihan dan retensi cairan dan natrium.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat, mual, muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunan membrane
mukosa mulut.
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi toksik, kalsifikasi jaringan lunak.
 Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis seperti
akumulasi toksin (urea, amonia).
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan prosedur dialisis.
 Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagal ginjal
kronik berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi dan
kurangnya informasi.

INTERVENSI DAN RASIONAL

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet


berlebihan dan retensi cairan dan natrium.

Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.


kriteria hasil:
1.Menunjukkan perubahan-perubahan berat badan yang lambat.
2.Mempertahankan pembatasan diet dan cairan.
3.Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema.
Intervensi:
a. kaji status cairan
-Timbang berat badan harian
-Keseimbangan masukan dan haluaran
-Turgor kulit dan adanya edema

Rasional: Pengkajian merupakan dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan


mengevaluasi intervensi.

b. Batasi masukan cairan

Rasional : Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urine dan
respons terhadap terapi.

c. Identifikasi sumber potensial cairan


-Medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan, oral dan intravena
-Makanan

Rasional : Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat,
mual, muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunan membrane mukosa mulut.

Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil :
1.Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi
2.Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak menimbulkan rasa
kenyang

Intervensi :
a. Kaji status nutrisi

1) perubahan berat badan


2) pengukuran antropometrik
3) nilai laboratorium (elektrolit serum, BUN, kreatinin, protein, transferin dan kadar besi).

Rasional : Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi.
b.Kaji pola diet dan nutrisi pasien

-riwayat diet
- makanan kesukaan

Rasional : Pola diet sekarang dan dahulu dapat dipertimbangkan dalam menyusun menu.

 Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan


mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia), akumulasi
toksik(urea), kalsifikasi jaringan lunak(deposit Ca+ fosfat)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan curah jantung dapat dipertahankan.

Kriteria Hasil :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal: tekanan darah: 90/60-130/90 mmHg, nadi 60-80
x/menit, kuat, teratur.
b. Akral hangat

Intervensi:
Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor dan perhatikan adanya kemerahan, ekimosis.
Rasional : Mengetahui adanya sirkulasi atau kerusakan yang dapat menimbulkan
pembentukan dekubitus atau infeksi.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialysis.

Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi .

Kriteria Hasil :
1.Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu.
2.Berpartisipasi dalam program pengobatan.

intervensi:
a. Kaji faktor yang menyebabkan keletihan
Rasional : Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan

b. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika
keletihan terjadi.
Rasional : Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri.
Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagal ginjal kronik
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi dan kurangnya
informasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menyatakan pemahaman tentang


kondisi atau proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil :

1.Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu.


2.Berpartisipasi dalam program pengobatan.

intervensi:
a. Diskusikan tentang manifestasi klinik yang mungkin muncul pada klien dan cara
perawatannya.
Rasional : Mengurangi kecemasan klien dan membeikan pemahaman dalam perawatannya

b. Kaji ulang tentang tindakan untuk mencegah perdarahan dan informasikan pada klien
misalnya penggunaan sikat gigi yang halus, memakai alas kaki atau sandal jika berjalan-
jalan, menghindari konstipasi, olah raga atau aktivitas yang berlebihan.
Rasional : Menurunkan resiko cedera sehubungan dengan perubahan faktor pembekuan
atau penurunan jumlah trombosit.
Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis seperti akumulasi
toksin (urea, amonia)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mempertahankan tingkat


mental atau terjadi peningkatan tingkat mental.

Kriteria hasil :

1.Tidak terjadi disorientasi terhadap orang, tempat dan waktu


2.Tidak mengalami gangguan kemampuan dalam mengambil keputusan

intervensi :
a. Kaji luasnya gangguan kemampuan berfikir, memori dan orientasi serta perhatikan
lapang pandang.

Rasional: Memberikan perbandingan untuk mengevaluasi perkembangan atau perbaikan


gangguan.

b. Pastikan dari orang terdekat tingkat mental klien biasa.

Rasional : Beberapa perbaikan dalam mental, mungkin diharapkan dengan perbaikan


kadar urea, kreatinin, elektrolit dan pH serum yang lebih normal.
Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi toksik dalam kulit dan
gangguan turgor kulit(edema, dehidrasi), gangguan status metabolic, sirkulasi(anemia
dengan iskemia jaringan), neuropati perifer .

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi integritas kulit

Kriteria Hasil :

-Klien menunjukkan perilaku atau tehnik untuk mencegah kerusakan atau cidera kulit
-Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

intervensi:

Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor dan perhatikan adanya kemerahan,
ekimosis, purpura.

Rasional : Mengetahui adanya sirkulasi atau kerusakan yang dapat menimbulkan


pembentukan dekubitus atau infeksi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai