Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA RISIKO : KETIDAKBERDAYAAN

1. Masalah Utama
Ketidakberdayaan
Pengertian :
Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggaiburkan perilaku seseorang yang
tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil; suatu keadaan di mana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (NANDA, 2008).

2. Proses Terjadinya Masalah


Factor Predisposisi
Biologis Psikologis Sosio cultural

Factor Presipitasi
Nature Origin Timing Number

Penilaian Terhadap Stressor


Kognitif Afektif Fisiologis Respon Sosial

Sumber Koping
Kemampuan personal Dukungan Sosial Aset Materi Keyakinan Positif

Mekanisme Koping

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Konstruktif Destruktif
3. Data yang harus dikaji
I. Factor Predisposisi
Biologis :
Status Nutrisi : Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus/terlalu
kurus), BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB tidak ideal.
Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit kanker, riwayat penyakit
neurologis (epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan pada jantung, (PJB, PJK,
Hipertensi, aterosklerosis), riwayat gangguan paru-paru (TBC, PPOM, udem paru,
asma, embolisme paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat
Psikologis
Intelegensi : RM ringan – RM sedang : IQ
Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang dipikirkannya.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan orang
yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga,
diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual,
seringkali mengalami kegagalan.
Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri
Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
Social cultural
Usia : < 40 tahun
Gender : wanita > laki-laki
Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus sekolah,
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas
Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam ekonomi.
Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.
Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan ajaran agama dan
keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrom
Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya
II. Factor presipitasi
NATURE
1) Faktor – factor biologis :
Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, sangat gemuk)
Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan fungsi tubuh.
Sensitifitas biologi : ketidakseiibungan elektrolit, gangguan pada sistem limbik,
thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.
2) Faktor – factor psikologis
Intelegensi : RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).
Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya peibutasan kontak sosial,
lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
Kepribadian : menghindar, aibung.
Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT, diturunkan dari jabatannya, konflik
dengan rekan kerja.
3) Faktor – factor social budaya
(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang berarti, pendapatan
yang rendah)
ORIGIN
1. Internal :
Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya.
2. Eksternal :
 Kurangnya dukungan keluarga
 Kurang dukungan masyarakat
 Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
TIMING
1. Stres terjadi dalam waktu dekat
2. Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
NUMBER
1. Sumber stres lebih dari satu
2. Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat
III. Penilaian terhadap Stressor
Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, fokus menyempit/
preokupasi, misinterpretasi, bloking, berkurangnya kreatifitas, pandangan suram,
pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas menurun,
pelupa, ketidakpastian
Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa tidak
berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal
Fisiologis : Kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala, impotensi,
lemas, lesu, pergerakan laibut, anoreksia, penurunan berat badan, konstipasi/diare,
retensi urin mungkin terjadi, insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan
siklus haid
Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang
spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah menangis
Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang

IV. Sumber Koping


Personal Ability
Kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang memiliki
kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang
kurang baik, tidak kreatif
Social support
Hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik
nilai budaya
Material asset
Penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak memiliki
pekerjaan/posisi
Positive belief
Tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi, kurang
berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)
V. Mekanisme Koping
Konstruktif
1. Menilai pencapaian hidup.
2. Menilai nyaman dengan pasangan hidup
3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
4. Membimbing dan menyiapkan generasi dibawah usianya secara arif dan
bijaksana.
5. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah lansia.
6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatus yang
bermanfaat.
7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang
lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat.
8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang
lain.
9. Mengeibungkan minat dan hobi.

Destruktif
1. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat.
2. Tidak mempunyai shubungan akrabs, kurang berminat bekerja
danberkeluarga.
3. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat
mandiri secara finansial dan sosial.
4. Tidak bertanggungjawab terhadap keluarga.
5. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatans.
6. Tidak berpartisipasi dalam pemngambilan keputusans saat diberikan
kesempatans.
7. Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
8. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaans, marah dan rasa bersalah.
9. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan.
4. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah Keputusasaan

Ketidakberdayaan (core problem)

Koping tidak efektif

5. Analisa data
Tanda dan gejala
Dibedakan menjadi 3:
 Ringan : mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energy, Pasif
 Sedang : marah, tergantung pada orang lain, menunjukkan ketidakmauan untuk
merawat diri, tidak menunjukkan kemajuan, menunjukkan ketidapuasan terhadap
ketidakmampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, mengungkapkan keraguan dalam
penampilan peran, ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai orang asing,
merasa bersalah, ketidakmampuan mencari informasi perawatan, tidak adanya
partisipasi dalam perawatan kesehatan, pasif
 Berat : apatis, depresi, ekspresi marah,
Data Subyektif:
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
Data Obyektif:
1. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan.
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dan gerakan laibut
9. Tidur berlebihan
10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11. Menghindari orang lain

6. Diagnose keperawatan : Ketidakberdayaan


7. Intervensi Generalis
Tujuan Umum:
Klien mampu mengatasi rasa ketidakberdayaan yang dialaminya
Tujuan Khusus:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengenali dan mengekspresikan emosinya
3. Memodifikasi pola kognitif yang negatif
4. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan dengan
perawatannya sendiri
5. Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
Intervensi keperawatan:
1. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respons emosional
dan menerima pasien apa adanya.
2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(mis; rasa marah. frustasi, dan simpati).
3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri
waktu klien untuk berespons.
4. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
5. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaannya.
7. Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
8. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi
atau subtitusi.
9. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
10. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien.
11. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpanan dan pendapatnya yang
tidak rasional.
12. Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
13. Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan
perubahannya yang terjadi.
14. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai.
Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.
15. Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
16. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk
mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
17. Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan
penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistis.
Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
18. Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikkontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh
klien
19. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi
dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk partisipasi
dan pencapaiannya.
20. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam meibuntu klien menurunkan
perasaan ketidakberdayaan.
21. Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libatkan klien
dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap
perubahan perencanaan perawatan kepada klien
22. Adakan suatu konferensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan mengeibungkan
perawatan rutin klien.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KETIDAKBERDAYAAN

PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi klien :
Ibu A ( 40 ), di rawat di RSMM sejak 2 minggu yang lalu karena stroke yang
dialaminya. Setiap kali interaksi, klien selalu mengatakan kalau dirinya merasa lemah
dan tidak berdaya. Klien mengaku selalu menyusahkan orang lain dan tidak puas karena
selalu tergantung pada orang lain. Saat dikaji klien terlihat pasif, apatis.

B. Diagnosa keperawatan : Ketidakberdayaan

C. Tindakan Keperawatan Generalis


1. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang dapat dikontrol oleh diri sendiri.
c. Klien mampu membuat keputusan mengenai perawatan, pengobatan, dan masa
depan sendiri apabila memungkinkan.
d. Klien mampu mengungkapkan perasaannya dengan cara yang konstruktif.
2. Tindakan Keperawatan :
1. Menggali efek kondisi pada pekerjaan, aktivitas hiburan, dan tanggung jawab
peran, dan hubungan antar pribadi.
2. Izinkan untuk menceritakan tentang kehilangan yang dirasakan
3. Bantu untuk melihat diri sebagai orang tidak berdaya.
4. Berikan waktu untuk menjawab pertanyaan.
5. Jagalah agar individu tetap diberitahu tentang kondisi, pengobatan, dan hasilnya.
6. Antisipasi pertanyaan dan berikan motivasi.
7. Dengan tetap realistis, tunjukkan perubahan positif dalam kondisi individu.
8. Beri kesempatan pada individu untuk mengontrol keputusan
9. Biarkan individu memanipulasi sekitarnya
10. Catat pilihan khusus individu pada rencana perawatan untuk memastikan bahwa
staf yang lain mengetahui apa yang disenangi oleh individu.
11. Berikan pengenalan setiap hari terhadap kemajuan.

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN


1. ORIENTASI
 Salam terapeutik : Selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya…saya mahasiswa
FIK UI yang ditugaskan untuk merawat ibu dalam 2x pertemuan. Hari ini dan
minggu depan. Panggil saja saya… Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?
 Evaluasi/Validasi: Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apa semalam tidurnya
pulas?
 Kontrak (topik, waktu, tempat): Ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang perasaan Ibu saat ini. Bagaimana kalau 20 menit di
sini? Ibu bersedia?

2. KERJA
”Apa yang membuat Ibu memiliki perasaan seperti itu?”
”Sejak kapan muncul perasaan seperti itu Ibu?”
”Apa saja yang telah Ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?”
”Coba Ibu ceritakan, kegiatan apa saja yang biasanya Ibu lakukan di rumah?”
”Apa Ibu memiliki banyak teman?”
”Apa Ibu pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?”
”Kehilangan apa Ibu?”
”Sejak kapan Ibu merasakan hal itu?”
”Apa sampai saat ini Ibu masih merasakan hal yang sama?”
”Nah menurut Ibu apakah baik jika perasaan kehilangan yang Ibu rasakan terus Ibu
alami sampai saat ini?”
”Menurut Ibu sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perasaan Ibu
tersebut?”
”Apa Ibu pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang Ibu miliki saat ini?”
”Apa kira-kira alasan Ibu merasa tidak puas?”
”Apa harapan terbesar Ibu dalam hidup ini?”
”Apa Ibu pernah beranggapan bahwa Ibu adalah orang yang paling tidak beruntung?”
”Menurut Ibu apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam hidup yang
belum dapat terwujud?”
”Lalu menurut Ibu apakah dengan merasa tidak puas dan pernah mengalami
kehilangan yang teramat sangat sehingga Ibu terus-menerus merasa tidak berdaya
dalam hidup Ibu?
”Apa Ibu tidak pernah berpikir bahwa Ibu sedang menyiakan-nyiakan waktu hidup Ibu
yang hanya sebentar?”
”Suster lihat Ibu masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan Ibu itu, coba Ibu
lebih berpikir positif tentang diri Ibu sendiri..
”Bagus Ibu karena Ibu telah berani mengungkapkan perasaan Ibu kepada Suster...”

3. TERMINASI
 Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang
tadi?”
 Evaluasi objektif: ”Coba Ibu ulangi apa yang menyebabkan Ibu merasa tidak
berdaya dan lemah saat ini?”
 Tindak lanjut: ”Baik Ibu, coba Ibu pikirkan keibuli tentang hal-hal lain yang
membuat Ibu merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini”
 Kontrak yang akan datang: ”Baiklah Ibu, sekarang sudah 20 menit. Saya rasa
pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini. Nanti kira-kira jam 10 saya akan
keibuli lagi untuk meibuhas tentang hal-hal lain yang membuat Ibu merasa lemah
dan tidak berdaya saat ini. Apakah ada yang ingin Ibu tanyakan sebelum saya
pergi? Baiklah Ibu, selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai