Anda di halaman 1dari 89

Kelompok 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DENGAN


DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD) DI RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT:
PENDEKATAN EVIDENCE BASED NURSING
PRACTICE KOMBINASI ANKLE PUMP EXERCISE
DAN ELEVASI KAKI 30O TERHADAP EDEMA PADA
KAKI
Latar belakang
Gagal ginjal adalah suatu keadaan penurunan
fungsi ginjal secara mendadak. Gagal ginjal
terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut
sampah metabolik tubuh atau melakukan
fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
di eliminasi di urine menumpuk dalam cairan
tubuh akibat gangguan eksresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolik, cairan, elektrolit serta asam basa
(Harmilah, 2020 dalam Mait et al., 2021).
Prevalensi

Jumlah kasus gagal ginjal di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2018 jumlah pasien gagal ginjal kronik di Indonesia sebanyak 713.783 penderita
dengan angka tertinggi berada di Jawa Barat dengan jumlah 131.846 penderita dan angka terendah
berada di Kalimantan Utara dengan 1.838 penderita. Sedangkan di Provinsi Lampung insiden
gagal ginjal kronik yaitu 22.171 penderita. Ginjal berfungsi sebagai organ pengatur keseimbangan
air dan elektrolit, keseimbangan asam basa, ekskresi air dari sisa metabolik dan toksin, serta
mengeluarkan beberapa hormon (hormon renin, eritropoietin, prostaglandin). Ginjal juga mengatur
transportasi garam, air dan elektrolit . Apabila terjadi kerusakan pada ginjal, maka akan
menyebabkan penurunan fungsi ginjal sehingga terjadi gagal ginjal. Gagal ginjal dapat bersifat
akut dan kronik. Gagal ginjal kronik mengakibatkan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang normal.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko yang menyebabkan
kerusakan ginjal lebih lanjut salah satunya dengan tindakan hemodialisa. Hemodialisa adalah
terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal yang bertujuan untuk menghilangkan sisa
toksik, kelebihan cairan dan untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dengan prinsip
osmosis dan difusi dengan menggunakan sistem dialisa eksternal dan internal. Berdasarkan
penelitian yang berjudul Epidemiology of haemodialysis outcomes, menunjukkan bahwa
hampir 4 juta orang di dunia hidup dengan terapi penggantian ginjal, dan hemodialisis (HD)
tetap menjadi bentuk terapi penggantian ginjal yang paling umum, terhitung sekitar 69% dari
semua terapi penggantian ginjal dan 89% dari semua dialisis. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018, proporsi hemodialisis pada pada penduduk berumur >15 tahun
dengan gagal ginjal kronik di Indonesia yaitu 2.850 penduduk, dengan angka tertinggi berada
di Jawa Barat berjumlah 651 penderita (Putri et al., 2023).
Definisi
Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease (CKD)) didefinisikan sebagai kerusakan fungsi
ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural maupun fungsional ginjal dengan
atau tanpa disertai penurunan laju filtrasi glomerulus (Glomerulus Filtration Rate / GFR) dengan
manifestasi kelainan patologis atau terdapat tanda – tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi kimia darah, urin atau kelainan radiologis. CKD merupakan suatu kondisi dimana organ
ginjal sudah tidak mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya
dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa.
Anatomi Fisiologi Ginjal
Ginjal
Lokasi ginjal berada dibagian belakang dari kavum abdominalis, area
retroperianeal bagian atas pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat
langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah,
jumlahnya ada 2 buah yang terletak pada bagian kiri dan kanan, ginjal kiri
lebih besar dari ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ±200 gram. Pada
umunya ginjal laki-laki lebih panjang daripada ginjal wanita. Secara anatomis
ginjal terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal
(medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
Fisiologi ginjal
Sebelum menjadi urin, didalam ginjal akan terjadi tiga macam proses, yaitu :

Filtrasi

Reabsorpsi

Augmentasi
Etiologi

 Kondisi ginjal
Infeksi saringan (glomerulus) : Glomerulonefritis, Infeksi bakteri
seperti ureteritis, pielonefritis. Nefrolitiasis (batu ginjal), Kista di
ginjal: ginjal polisitis khususnya merusak ginjal, kanker ginjal,
sumbatan seperti batu, tumor, dan penyempitan
 Penyakit umum yang tidak berhubungan dengan ginjal
Penyakit sistemik seperti Lupus sistemik, kolesterol tinggi, hipertensi,
diabetes melitus, dan dislipidemia eritematosus, TB paru, sifilis,
malaria, hepatitis, pre-eklampsia, dan obat-obatan adalah hasil dari
infeksi internal.
Manifestasi klinis
 Mual
 Muntah
 Kehilangan nafsu makan
 Kelelahan dan kelemahan
 Masalah tidur
 Perubahan volume dan frekuensi buang air kecil
 Otot berkedut dan kram
 Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
 Gatal terus menerus
 Nyeri dada jika cairan menumpuk di dalam
 selaput jantung
 Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru
 Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
Patofisiologi
 Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk
pemeriksaan klirens kreatini. Akibat dari penurunan GFR, maka klirens
kreatinin akan menurun, kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea darah
(BUN) juga akan meningkat.
 Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glumeruli yang berfungsi, menyebabkan penurunan klirens (subtansi darah yang
seharusnya dibersihkan oleh ginjal).
 Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsetrasi atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahan cairan dan natrium, sehingga meningkatkan
resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
 Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritroprotein yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
terjadi pendarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.
 Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal
balik, jika salah satunya meningkat yang lain akan turun. Dengan menurunnya
GFR maka tejadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan
kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon,
namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan
sekresi parathormon, akibatnya kalsium di dalam tulang menurun menyebabkan
perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
 Penyakit tulang uremik (osteodiostrofi)
Terjadi perubahan kompleks kalsium fosfat dan keseimbangan parathormon
Look at the results!
Isn’t this sweet?
Pemeriksaan penunjang
Menurut Zuliani dkk, (2021) pemeriksaan penunjang pada penyakit CKD dapat dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium :

 Laju endap darah

 Ureum dan kreatinin

 Hiponatremi

 Hipokalsemia dan hiperfosfatemia

 Phospat maninggi

 Hipoalbuminemia

 Kadar gula darah meningkat

 Hipertrigliserida

 Asidosis metabolik
Penatalaksanaan medis
Menurut Kowalak, (Dila & Panma, 2019). penatalaksanaan medis pada gagal
ginjal kronik adalah:
 Diet
 Pemberian obat
 Transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia
 Dialisis
 Transplantasi ginjal
 Perikardiosentesis darurat atau pembedahan darurat untuk penanganan kor
tamponade
Asuhan Keperawatan
Pada Chronic Kidney
Disease (CKD)
P
e
n
g
k
a
j
I
a
n
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematias untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual.Pada saat dilakukan pengkajian pada 06 November 2023 terhadap pasien 1 Tn.D, dirinya kaki kanan dan kiri
mengalami bengkak. Saat dilakukan pengkajian Klien mengatakan 4 hari SMRS kaki kanan kiri bengkak dan BAK hanya
sedikit kurang lebih 100cc dan sesak nafas seperti tertindih, dirasakan jika beraktivitas dengan skala 5 (0-10) selama
dirumah klien mendapatkan terapi nebulisasi tetapi tidak ada perbaikan jadi memutuskan untuk ke IGD RSUD Al Ihsan
tanggal 5 November 2023, pada saat pengkajian tanggal 6 November 2023, klien terpasang oksigen nasal kanul 5 lpm dan
klien mengatakan sesak nafas berkurang, edema dikaki kanan dan kiri dengan derajat III dengan waktu kembali 15 detik,
klien dalam posisi semi fowler terbaring lemas dan juga pucat crt >2 detik, klien mengatakan cepat lelah jika beraktivitas.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes TBC, HIV, dan anemia. Klien mengatakan
mempunyai riwayat hipertensi sejak bulan Februari 2023, dan sudah melakukan 9x hemodialisa di RS Bandung Kiwari
terakhir melakukan hemodialisa 2 bulan lalu. Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan dan obat-obatan,,
tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun meminum alkohol.
Pengkajian fisik pada Tn.D, terdapat keluhan terutama pada bagian ekstermitas bawah dengan keluhan akral hangat,
rentang gerak ROM kaki kanan sulit untuk digerakan edema derajat 3 dengan waktu kembali 15 detik kekuatan otot
3/3
Kondisi spiritual pasien saat ini, Klien beragama islam, dalam menghadapi sakitnya pasien sabar dan ikhlas, klien
percaya bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah ini adalah bentuk sayang Allah kepada dirinya, sehingga pasien
percaya bahwa penyakit ini juga akan diangkat kembali oleh Allah dengan berdoa yang tidak ada putusnya. Pada
saat dirumah klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu, wudhu dengan cara tayamum. pada saat dirumah sakit juga
klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu dengan tepat waktu meskipun saat sakit ini shalat dengan cara duduk .
Klien mempunyai suami dan 2 orang anak, klien sehari-hari hanya dirumah sebagai ibu rumah tangga,dan suka
berbaur dengan tetangga sekitar selama dirumah sakit klien bisa berinteraksi dengan perawat,dokter dan tenaga
kesehatan lain.
Pada saat dilakukan pengkajian pada pasien 2 Tn. S mengatakan mengalami bengkak pada kaki kanan dan kiri.
Klien mengatakan sejak 3 hari SMRS bengkak pada tangan dan kaki kanan kiri, dan BAK hanya sedikit dan
memutuskan untuk ke IGD RSUD Al Ihsan, pada saat dilakukan pengkajian tanggal 6 November 2023, klien
tampak lemas, edema di kaki kanan kiri, edema derajat 3 dengan waktu kembali 17 detik, klien mengeluh pusing
dan tidak bisa melakukan aktivitas dengan waktu yang lama,klien mengatakan mudah lemas , tidak ada nyeri BAK .
Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak ± 6 bulan yang lalu., Klien tidak mempunyai penyakit
turunan asma ,diabetes,Hepatitis Klien juga tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan , klien
mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun meminum alkohol.
Pada saat dilakukan pengkajian fisik terdapat keluhan utama yaitu ROM kaki kanan
sulit untuk digerakan karena edema derajat 3 dengan waktu kembali 17 detik kekuatan otot 3/3 .
Pada saat dilakukan pengkajian spiritual Klien beragama islam, dalam menghadapi sakitnya
pasien sabar dan ikhlas, klien percaya bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah ini adalah bentuk
sayang Allah kepada dirinya, sehingga pasien percaya bahwa penyakit ini juga akan diangkat
kembali oleh Allah dengan berdoa yang tidak ada putusnya. Pada saat dirumah klien selalu
melaksanakan shalat 5 waktu, wudhu dengan cara tayamum. pada saat dirumah sakit juga klien
selalu melaksanakan shalat 5 waktu dengan tepat waktu meskipun saat sakit ini shalat dengan cara
duduk.
Klien mengatakan sangat mempercayai dan memiliki hubungan paling dekat dengan istri dan
anak-anaknya. Klien mengatakan ketika di rumah ia selalu mengikuti kegiatan masyarakat seperti
mengikuti kerja bakti dan lain-lain. Hubungan klien dengan lingkungan baik, klien dapat
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan hubungan klien dengan perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya dengan cukup baik.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan dan
merupakan suatu pernyataan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola)
dari individu, keluarga atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengindentifikasi dan memberikan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
hendak dicapai. Diagnosa diambil berdasarkan batasan karakteristik. Diagnosis
Keperawatan dan tanda gejala mayor minor di standar diagnosis keperawatan indonesia
(SDKI). Diagnosa yang dapat diambil dari hasil pengkajian pada pasien 1 dan 2 adalah :
Hipervolemia ( D. 0022 ) (PPNI, 2016)
Definisi : Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan
intraseluler. Kelebihan volume cairan ekstraselular dapat terjadi jika natrium dan air
kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang lebih kurang sama. Seiring dengan
terkumpulnya cairan isotonic berlebiha, maka cairan akan berpindah ke kompartemen
cairan interstisial sehingga menyebabkan terjadinya edema.
Intervensi keperawatan
Memberikan terapi kombinasi ankle pump exercise ini memberikan latihan tersebut menjadi kontraksi otot
yang menekan pembuluh darah vena yang kemudian meningakat dalam pengaturan susunan saraf pusat
yang kemudianakan meningkatkan laju proses oksidasi natrium, kalium didorong secara maksimal dalam
pembuluh darah, dan dialirkan keseluruh pembuluh darah untuk memperoleh hasil penurunan edema.
Gerakan aktif ankle pump exercise pada prinsipnya memanfaatkan vena yaitu arah aliran langsung
kejantung yang kemudian dipengaruhi oleh gerakan otot (muscular contracting) kemudian dengan
gerakan otot yang maksimal akan terjadi penekanan vena yang menyebabkan peningkatan regulasi sistem
saraf. Sehingga cairan edema dapat dibawa kedalam vena yang diartikan dalam proses ini edema dapat
berkurang.
Tindakan ankle pump exercise dan elevasi kaki 30°ini dapat diaplikasikan oleh petugas kesehatan
mengingat tugas dan peran perawat dalam memberikan intervensi, perawat atau petugas kesehatan juga
perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien terkait pembatasan asupan cairan. Kelebihan dari
intervensi atau tindakan kombinasi ankle pump dan elevasi kaki 30° ini tidak menggunakan energi dan
biaya yang besar dalam melaksanakannya oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan pengaruh kombinasi ankle pump exercise dan elevasi kaki 30° untuk mengurangi derajat
edema kaki pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD).
Kesimpulan
1. pengkajian ditemukan kesamaan pada kedua pasien yaitu adanya edema pada kaki kiri dan kanan dengan derajat edema 3,
dimana pada pasien 1 waktu kembali 15 detik sedangkan pasien 2 waktu kembali 17 detik. Kedua pasien memiliki riwayat
penyakit yang sama yaitu hipertensi. Sehingga muncul diagnosa yang sama pada kedua pasien yaitu diagnosa
hipervolemia, perfusi perifer tidak efektif dan intoleransi aktivitas.
2. melakukan terapi kombinasi ankle pump exercise dan terapi elevasi 30o . pada penelitian Effect Of The Combination Of
Ankle Pump Exercise And 30° Foot Elevation On Foot Edema In Ckd Patients (Arifin Noor et al., 2023) dijelaskan salah
satu untuk mengurangi edema kaki pada pasien CKD. Ankle pump exercise merupakan metode yang efektif untuk
menurunkan edema, ankle pump exercise dilakukan dengan mengencangkan kaki sebanyak mungkin kebagian atas dan
bawah. dengan mengelevasikan kaki jika ada pembengkakan distal untuk menaikkan aliran darah balik sehingga mampu
menurunkan pembengkakan distal akibat sirkulasi darah yang lancar. Sebaliknya, meninggikan 30° dengan memanfaatkan
gravitasi untuk meningkatkan vena dan kaki limpatik. Gravitasi mempengaruhi tekanan arteri dan vena perifer.
3. Implementasi pada pasien untuk mengurangi edema pada kaki maka pada tanggal 8 November 2023
melakukan terapi Ankle Pump Exercise dan elevasi kaki 30o pada kedua pasien dengan respon pasien 1
mengatakan nyaman kaki nya ditinggikan 30 o selama 30 menit dan melakukan terapi ankle pump exercise
selama selama 10-15 menit, dan edema klien menurun menjadi derajat 2 dengan waktu kembali 6 detik, dan
klien mengatakan nyaman kaki menjadi mudah untuk digerakan dan pasien 2 mengatakan nyaman kaki nya
ditinggikan 30o selama 30 menit dan melakukan terapi ankle pump exercise selama selama 10-15 menit, dan
edema klien menurun menjadi derajat 2 dengan waktu kembali 8 detik, dan klien mengatakan nyaman kaki
menjadi mudah untuk digerakan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai