Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN CRONIC KIDNEY DISEASE

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


SEMESTER GANJIL 2022-2023

ASMAHAN FITRIA NINGRUM

22124291517004

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
2022/2023
FORMAT PENULISAN LAPORAN PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBUATAN
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Definisi (CKD)
CKD adalah penyakit ginjal yang progresif dan tidak dapat kembali
sembuh secara total seperti sediakala (ireversibel) dengan laju filtrasi glomerulus
(LFG) <60 ml/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih, sehingga kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit, yang
menyebabkan uremia. (Suwitra,2014).
Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah
keadaan kerusakan ginjal dimana ginjal mengalami kehilangan fungsi yang progresif
dan irreversible (Pranowo et al, 2016).

2. Etiology CKD
 Hipertensi
Tekanan darah tinggi membuat pembuluh darah bekerja terlalu keras karena
aliran darah yang terlalu kuat. Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh
darah rusak termasuk pembuluh darah yang ada pada bagian ginjal. Arteri
besar dan pembuluh darah kecil menuju ginjal dapat rusak. Kemudian secara
perlahan ginjal mengalami penurunan fungsi dan menyebabkan banyak cairan
limbah yang menumpuk pada ginjal (Harianto, 2015).
 Diabetus Militus (DM)
Ketika tubuh memiliki kadar gula yang terlalu tinggi atau lebih sering disebut
dengan kondisi diabetus militus (DM), maka
akan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras. Ginjal akan menyerap darah
dalam jumlah yang lebih tinggi sehingga menyebabkan pembuluh darah yang
bertugas menyaring
darah bisa bekerja terlalu banyak. Kemudian setelah beberapa lama ginjal
tidak mampu menyaring semua bagian limbah dari darah dan menyebabkan
kebocoran. Akibatnya maka urin mengandung protein yang seharusnya tinggal
dalam tubuh. Ginjal akan kehilangan fungsinya dengan ditandai penemuan
protein tinggi dalam urin. (Sletzer, 2007)
 Pola hidup
merokok, minuman beralkohol, sering mengkonsumsi daging merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya gagal ginjal kronik. Dimana berbagai bahan kimia
yang terdapat dalam rokok dan diserap tubuh dapat menyebabkan penurunan
laju GFR.(Hidayat, 2008).
 Glomerulonefritis
Penyakit ini menyebabkan peradangan pada bagian penyaringan di ginjal yang
menyerang bagian nfron. Peradangan ini menyebabkan banyak kotoran dari
sisa
metabolisme yang seharusnya keluar tapi hanya menumpuk di bagian ginjal.
Penyakit ini bisa menjadi faktor penyebab gagal ginjal dalam waktu yang
sangat cepat.
 Perubahan jumlah urine dan berapa kali urine dalam sehari
 Adanya darah dalam urine
 Rasa lemah serta sulit tidur
 Kehilangan nafsu makan
 Sakit kepala
 Gatal
 Sesak
 Mual dan muntah
 Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki,bengkak pada kelopak
mata waktu bangun tidur pagi hari
3. Patofisiologi
Gagal ginjal kronikdisebabkan karena adanya penyakit yang terdapat pada ginjal,
sehingga mengakibatkan kegagalan ginjal. Maka lama kelamaan jumlah nefron yang
mengalami kerusakan bertambah (Stuart, 2007). Dengan adanya peran dan fungsi
ginjal, maka hasil metabolisme protein berkumpul didalam tubuh (Harianto).
Penurunan fungsi ginjal mengakibatkan pembuangan hasil sisa metabolisme
terhambat, dimana dimulai pada pertukaran di dalam pembuluh darahtidak adekuat,
karena ketidakmampuan ginjal sebagai penyaring. Akibatnya ginjal tidak dapat
melakukan fungsinya, sehingga menyebabkan peningkatan kadar serum dan kadar
nitrogen ureum, kreatinin, asam urat, fosfor meningkat dalam tubuh dan
mengakibatkan terganggunya fungsi dan organ-organ tubuh lain. (Wilson, 2006).
Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam
darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mempengaruhi seluruh sitem
tubuh (Nursalam, 2008)
4. Manifestasi Klinik
Manefestasi yang terjadi pada CKD antara lain yaitu pada sistem
cardiovaskuler, gastrointestinal, neurologis, integumen, pulmoner, muskuloskletal dan
psikologis (Rachmadi, 2010) yaitu:
a. Kardiovaskuler:
1) Hypertensi, diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dari aktifitas system renin
angiotension aldosteron
2) Gagal jantung kongestif
3) Edema pulmoner, akibat dari carian yang berlebihan
b. Gastrointestinal: Anoreksia, mual dan muntah, perdarahan mulut, nafas bau amonia
c. Neurologis: Perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, kedutan
otot sampai kejang
d. Integumen: Pruritis atau penumpukan urea pada lapisan kulit, perubahan warna
kulit seperti keabu-abuan, kulit kering dan berisik, kuku tipis dan rapuh
e. Pulmoner: Adanya sputum kental dan liat, pernafasan dangkal, kusmaul sampai
terjadinya edema pulmonal
f. Muskuloskletal: Dapat tejadi fraktur karena kekurangan kalsium dan pengeroposan
tulang akibat terganggunya hormone dihidroksi kolekalsiferon, kram otot, dan
kehilangan kekuatan otot
g. Psikologis: Penurunan tingkat kepercayaan diri sampai pada harga dirirendah
(HDR), ansietas pada penyakit dan merasa ingin mati.
5. Komplikasi
Komplikasi lain dapat muncul pada penyakit ginjal polikistik diantaranya
hipertensi, hematuria, atau nephrolithiasis (Berns, 2019).
Penyakit CKD biasanya disertai dengan komplikasi seperti penyakit cardiovaskuler,
penyakit saluran nafas, penyakit saluran cerna, kelainan pada otot dan tulang, kulit serta
anemia (Norris& Nissenson, 2008)

6. Penatalaksanaan Medis
 Konservatif
- Pemeriksaan laboratorium: darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
 Dialisysis
- Peritoneal dialysis, biasanya dilakukan pada kasus-kasus emergency
- Hemodialisis, dilakukan melalui tindakan infasif
- Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal
 Obat-obat: Anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat
fosfat, suplemen kalsium, furosemide
7. Pemerikaan Penunjang
 Pemeriksaan darah dengan melihat kadar kreatinin, ureum, Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)
 Pemeriksaan urin dengan melihat kadar albumin atau protein
 Darah:
Hematologi: Hb, HT, Eritrosit,
Leucosit. Trombosit.
 Renal Fungsi
Test (RFT): Ureum dan kreatinin, Liver Fungsi Test (LFT).
 Elektrolit: klorida, kalium, kalsium.
 Pemeriksaan Kardiovaskuler: EKG
 Pemeriksaan Radiognostik: USG abdominal, CT Scan abdominal, BNO/IVP,
FPA, Renogram, Retio pielografi.
B. Pengkajian
1. Identitas klien, meliputi :
Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.
2. Keluhan utama
Sulit BAK
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan Klien
mengatakan tidak bisa buang air kecil. Tanyakan juga gajala-gejala lain yang
mengganggu
pasien.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada
masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek samping yang terjadi di masa
lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada anggota
keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Hipertensi
6. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian fisik untuk mendeteksi komplikasi dan harus mencakup hal-hal
berikut:
1) Tingkat kesadaran
2) Nyeri dada (temuan klinik yang paling penting)
3) Frekuensi dan irama jantung: Disritmia dapat menunjukkan tidak
mencukupinya oksigen ke dalam miokard
4) Bunyi jantung: S3 dapat menjadi tanda dini ancaman gagal jantung
5) Tekanan darah: Diukur untuk menentukan respons nyeri dan pengobatan,
perhatian tekanan nadi, yang mungkin akan menyempit setelah serangan
miokard infark, menandakan ketidakefektifan kontraksi ventrikel
6) Nadi perifer: Kaji frekuensi, irama dan volume
7) Warna dan suhu kulit
8) Paru-paru: Auskultasi bidang paru pada interval yang teratur terhadap
tanda-tanda gagal ventrikel (bunyi krakles pada dasar paru)
9) Fungsi gastrointestinal: Kaji motilitas usus, 10) Status volume cairan: Amati
haluaran urine, periksa adanya edema, adanya
tanda dini syok kardiogenik merupakan hipotensi dengan oliguri
7. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, riwayat pola hidup
menetap, jadual olahraga tak teratur. Tanda: takikardia, dispnea pada
istirahat/kerja.
8. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria),
9. Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Diagnosa
a. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
b. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan
Perencanaan Tindakan

No. Diagnose Luaran Keperawatan Intervensi keperawaran


Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Observasi
Eliminasi Urin asuhan - Identifikasi tanda dan gejala
berhubungan keperawatan 2 x 24 retensi
dengan jam maka atau inkontinensia urin
penurunan fungsi diharapkan - Monitor eliminasi urin
ginjal pengososngan (mis.
kandung kemih yang Frekuensi, konsistensi,
lengkap aroma,
dapat membaik dengan volume, dan warna)
kriteria Terapeutik
hasil : - Catat waktu-waktu dan
1. Sensasi berkemih haluaran
meningkat (5) berkemih
2. Desakan berkemih Edukasi
menurun (5) - Ajarkan tanda dan gejala
3. Distensi kandung infeksi
kemih saluran kemih
menurun (5) - Ajarkan minum yang
cukup,

2. Defisit Setelah dilakukan Observasi


Perawatan Diri asuhan - Identifikasi kebiasaan
berhubungan keperawatan selama 2 aktivitas
dengan x 24 jam perawatan diri sesuai usia
kelemahan maka diharapkan - Monitor tingkat
kemampuan kemandirian
melakukan aktivitas Terapeutik
perawatan - Sediakan lingkungan
diri meningkat dengan terapeutik
kriteria (mis. Suasana hangat, rileks,
hasil : privasi)
1. Minat melakukan - Fasilitasi kemandirian,
perawatan diri bantu jika
meningkat tidak mampu melakukan
(5) perawatan
2. Mempertahankan diri
kebersihan diri Edukasi
meningkat - Anjurkan melakukan
(5) perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan
DAFTAR PUSTAKA

Makahagh, Y. B. (2017). FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN


CHRONIK KIDNEY DISEASE (CKD) PENDERITA YANG DIRAWAT DI RUMAH
SAKIT DAERAH LIUNKENDAGE TAHUNA, 100-115.
Marfianti, E. (2020). KARAKTERISTIK PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI
RS MADIUN, 36-34.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi1.Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPN
Sodikin. (2020). KARAKTERISTIK PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG
MENJALANI PROGRAM HEMODIALISA RUTIN DI RSI FATIMAH CILACAP, 19-29

Anda mungkin juga menyukai