Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B DENGAN CHRONIC
KIDNEY DISEASE (CKD) ON HD DI RUANG HEMODIALISA
RSUD PASAR REBO

SEMINAR KASUS STASE KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH ANGKATAN VII
Chronic kidney disease (CKD)

Chronic kidney disease (CKD) merupakan


kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak
dapat membuang racun dan produk sisa darah,
yang ditandai adanya protein dalam urine dan
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang
berlangsung selama lebih dari 3 bulan.
Etiologi
Kerusakan yang terjadi pada ginjal dapat di sebabkan oleh
gangguan prerenal, renal, dan post renal. Pasien yang menderita
penyakit seperti Diabetes Melitus (DM), Glomerulonefritis (infeksi
glomeruli), penyakit imun (lupus nefritis), hipertensi, penyakit ginjal
yang di turunkan, batu ginjal, keracunan, trauma ginjal dan lain-lain.
Penyakit penyakit ini sebagian besar menyerang nefron, dan
mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal dalam melakukan
penyaringan.
Komplikasi

• Sindrom Uremia
• Hypoalbuminemia
• Gagal Jantung Kongestif
• Anemia
• CKD-MBD
LAPORAN KASUS
Identitas pasien Identitas penanggung jawab
• Nama : Tn. B (L) • Nama : Ny. N

• Tempat/tgl lahir/Usia : Jakarta, 29 Januari 1956 / 66 thn • Umur : 65 tahun


• Pendidikan Terakhir : SLTA • Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Suku : Jawa
• Status Perkawinan : Kawin
• Pekerjaan : Pensiunan • Hubungan dgn Klien : Istri

• Alamat : JL. Dadap Merah Blok B5 Jakarta Barat • Penddikan Terakhir: SLTA
• Diagnosa Medis : CKD on HD • Alamat : JL. Dadap Merah Blok B5 Jakarta Barat
Riwayat kesehatan

1. Keluhan Utama : Lemas.

2. Keluhan tambahan: Pasien mengatakan mudah lelah ketika aktivitas dan tidak ada aktivitas, Pasien terlihat
tampak lemas pada saat 1 jam terakhir proses dialisis, pasien mengeluh pusing, pasien mengatakan mata
berkunang-kunang, akral teraba dingin, pasien terlihat konjungtiva anemis.

3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien memiliki riwayat hipertensi, DM tipe 2 dan Jantung.

4. Riwayat penyakit dahulu: Pada tahun 2018 Klien diberitahu oleh dokter bahwa kemampuan fungsi ginjalnya
menurun yaitu 32 ml/menit/1,73 m2 tetapi masih dalam batas aman untuk tidak melakukan cuci darah, hingga sejak
tahun 2022 kemampuan fungsi ginjalnya makin menurun menjadi 5 ml/menit/1,73 m2 lalu pasien disarankan oleh
dokter untuk cuci darah rutin. Pada 20 Juli 2022 klien menjalani operasi AV Shunt di lengan kirinya
Pasien mempunyai riwayat penyakit DM tipe 2 sejak >10 tahun, sebelumnya pasien mempunyai kebiasaan yang
tidak bagus yaitu sering makan-makanan yang berlemak seperti nasi padang dan suka makan makanan yang tinggi
gula. Saat ini pasien masih mengkonsumsi obat anti diabetes Glucuidone 25 mg 1 x sehari diminum setiap malam
hari saja.

Selain itu, pasien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 10 tahun lalu yang diturunkan dari orang tua
yaitu ayahnya. Saat ini pasien masih mengkonsumsi obat Amlodipine 10 mg 1 x sehari diminum setiap pagi saja

pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung pada tahun (2012) yaitu 10 tahun yang lalu pasien sering mengeluh
sesak dan nyeri dada hingga menjalar ke punggung belakang dan kelengan, dan terdapat pembengkakan di otot
jantung miokardium. Pada tahun 2013 klien melakukan operasi pemasangan ring sebanyak 2 buah di arteri koroner.
Saat ini pasien juga rutin meminum obat jantung yang diberikan oleh dokter. pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan, maupun obat-obatan.
Pola Fungsi gordon
1.Pola Persepsi Kesehatan

Pola Persepsi Kesehatan umum: Pasien mengatakan sebelum melakukan pengobatan hemodialisa secara rutin, pasien
tenyata sering membeli obat di apotik, jenis obat yang dibeli pasien adalah analgetik (paracetamol).
Pola Persepsi Kesehatan tentang penyakit CKD (Chronic Kidney Disease): Pasien mengatakan bahwa memiliki kebiasaan
merokok sebanyak 2-3 batang perhari dan sudah mulai berhenti merokok di usia 30 tahun. Pasien juga memiliki kebiasaan
minum kopi hitam sebanyak 1 gelas sehari, dan pasien mengatakan disaat muda sekitar umur 30 tahun – 40 tahun memiliki
kebiasaan minum-minuman kaleng (Kratindeng) setiap sebelum makan ataupun sesudah makan sebanyak 1 botol perhari,
dan kurang minum air putih. Pasien mengatakan pekerjaan pasien adalah seorang driver, jadi pasien mempunyai presepsi
bahwa ketika ia minum kratindeng akan membuat mata menjadi lebih segar. Namun setelah klien mengetahui bahwa klien
memiliki gagal ginjal, pasien mengatakan lebih peduli akan kesehatannya, mematuhi apa yang dianjurkan oleh tenaga
kesehatan, dan sudah tidak merokok. Klien memiliki asuransi kesehatan untuk menjalani hemodialisa, yaitu BPJS. Saat ini
klien rutin HD di RSUD Pasar Rebo tiap hari selasa dan jumat.
2. Pola Nutrisi Metabolik:

Pasien mengetahui aturan diet penderita gagal ginjal kronik yang disarankan oleh dokter,
yaitu rendah kalori tinggi protein, rendah garam, dan pembatasan cairan dengan minum air
putih 600 ml/24 jam. Pasien mematuhi anjuran diet dari dokter demi kesehatannya,
namun 2 hari sebelum dilakukan hemodialisa, pasien tidak dapat membatasi cairan yang
sudah ditentukan, ditandai dengan makan indomie rebus lengkap dengan telor, sayur-
sayuran dan bakso. Pasien mengatakan bahwa makan indomie itu diluar dari cairan yang
sudah dibatasi, yang artinya klien tidak patuh dalam pembatasan cairan dengan IMT
(Indeks Massa Tubuh) 20,1.
3. Pola Eliminasi
- BAB: Klien mengatakan biasanya klien BAB sekali sehari di pagi hari, konsistensi lunak
padat, warna kecoklatan, bau khas, frekuensi BAB tidak diketahui.
- BAK: Klien mengatakan biasanya klien hanya BAK 2-3 kali sehari sebanyak + 300ml/hari
warna kuning jernih, bau amoniak.

4. pola aktifitas:
Makan/minum : dibantu oleh orang lain saat melakukannya
Toileting : dibantu oleh orang lain saat melakukannya
Pakaian : dibantu oleh orang lain saat melakukannya
Mobilisasi ditempat tidur : dibantu oleh orang lain saat melakukannya
5. Pola Istirahat Tidur:
Klien mengatakan klien biasanya tidur malam ±7 jam dan 2 jam tidur siang.
Klien mengatakan klien tidak memiliki keluhan terkait istirahat dan tidur.

6. Pola Konsep Diri/Persepsi Diri:


Pasien mengatakan 2 hari sebelum dilakukan HD tidak membatasi cairan.
Keluarga pasien mengetahui ketidakpatuhan kondisi pasien.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Berat badan : BB pre HD : 57 kg
BB kering : 53 kg
IMT : BB (kg) = 57 kg = 20,1
TB2 (m) 1,682 m
Tinggi Badan : 168 cm
Tekanan darah : 158/76 mmhg (pre hd) 75/43 mmhg (on hd)
Nadi : 49x/menit
Frekuensi nafas : 28x/menit (pre hd)
Suhu tubuh : 35,4 CO

Keadaan umum : tampak lemah/composmentis


Sistem pernafasan

Inspeksi hidung simetris kiri dan kanan, terdapat pernapasan cuping


hidung, Pergerakan dada kiri kanan simetris, nafas tidak teratur,
pasien terlihat sesak dan nafas dangkal, pernafasan klien
kausmaull

Palpasi tidak ada nyeri dada saat bernafas, tidak ada nyeri tekan,
frekuensi nafas 28 x/menit, Spo2 92%

Auskultasi Suara nafas vesikuler


Sistem cardiovaskuler

Inspeksi tidak terjadi distensi vena jugularis baik kanan maupun kiri
dan tidak ada sianosis, konjungtiva anemis, tidak ada edema,
Warna kulit pasien pucat,
Palpasi akral dingin, pengisian kapiler/CRT > 3 detik, nadi 49x/menit.

Auskultasi Bunyi jantung S1 (lub) dan bunyi jantung S2 (dup), bunyi


jantung melemah, TD: 75/43mmhg
Sistem Pencernaan

Inspeksi Sklera tidak ikterik, tidak ada stomatitis, bentuk bibir


simetris, membran mukosa bibir kering dan pucat, tidak
terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi sudah ada yang
lepas, tidak terpasang gigi palsu, terdapat karies, bentuk
lidah simetri.
Palpasi tidak teraba pembesaran hepar, tidak kembung, nyeri
tekan dan nyeri lepas pada perut.
Perkusi Didapatkan timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi Bising usus 13x/menit
Sistem Urogenital
BB pre HD : 57 kg
BB kering : 53 kg
(Kenaikan BB selama 3 hari sebanyak 4 Kg) BB post HD 54 Kg

Kebutuhan cairan /24 jam (pada pasien bukan penderita CKD)


• 10 kg I x 100
• 10 kg II x 50
• Per kg selanjutnya x 20

57 kg = (10 x 100) + (10 x 50) + (37 x 20)


= 1000 + 500 + 740
= 2240 cc/24 jam
Kebutuhan cairan/24 jam atau Pembatasan cairan pada penderita CKD On HD

Menghitung urine/24 jam dimulai dari Jam 6 pagi s.d 6 pagi hari selanjutnya.
Urine/24 jam = 300 cc

Rumus:
500 cc + Jumlah Urine/24 jam.
500 cc + 300 cc = 800 cc
Jadi, jumlah cairan yang bisa dikonsumsi Tn.A adalah 800 cc/24 jam

IWL (Insensible Water Loss): Keringat, uap nafas


Rumus: 15 x BB
15 x 57 kg = 855 cc/24 jam
Intake
Minum /24 jam : 600 cc
Makanan (air indomie) : 300 cc
Loading Nacl (saat on hd terjadi syok) : 500 cc
Heparin (saat on hd) : 20 cc
Air Metabolisme (5cc/kg/bb/hari) : 285 cc ( 5 x 57) +
Total: 1,705 cc
Output
Urine/24jam : 300 cc
IWL : 855 cc +
Total 1,155 cc
 
Balance Cairan = Intake – Output
= 1,705 cc – 1,155
= +550 cc
Kesimpulan: Tn.B mengalami kelebihan cairan sebanyak 550 cc
Data
Penunjang
• Therapy Medikamentosa
• V-block 6,25 mg : diminum saat merasa sesak dan jantung berdebar-debar saja.
• Bisoprolol 2,5 mg : 1 x sehari (malam)
• Miniaspi 80 mg : 1 x sehari (malam)
• Amlodipine 10 mg : 1 x sehari (Pagi)
• Atorvastatin 10 mg : 1 x sehari (malam)
• 
• Sodium bicarbonate : 3 x sehari
• Asam folat : 3 x sehari
• Glicuidone 25 mg : 1 x sehari (malam)
• Vit B12 : 3 x sehari
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


Hb

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan Ketidakadekuatan pemahaman
(kurang motivasi)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai