Jika ada 10 pejuang Indonesia yang
.
1009.
Karena mati satu
tumbuh seribu
Tebak Kata
Bebek.
Kalau ikan bukan
renang, tapi
menyelam.
Pasien Tn. J usia 55 tahun, agama hindu, pendidikan SMP, bertempat tinggal di Malang menderita Hipertensi dan DM sejak 5
tahun yang lalu. Tidak rutin minum obat. Pasien terjadwal rutin HD 2x/minggu. Pasien baru menjalani HD selama satu bulan
Pasien mengatakan tidak bisa mengontrol minum karena sering haus. Kaki dirasa bengkak sehingga sulit berjalan pasien
datang keruang HD menggunakan kursi roda. Nafsu makan tetap dengan menu makanan seperti sebelum terdiagnosis CKD st
5.
TD 190/100 mmHg
• RR 20x/mnt
• BB post Hd kemarin 77 kg
• BB pre HD 80 kg
pada saat HD sedang berjalan 1,5 jam pasien mengeluh sesak , RR 30x/mnt, ronkhi (-), wheezing (-), otot bantu nafas (+), Sp02
90 % room air, mual, muntah, pasien juga terlihat sering menelan ludah. Pasien juga mengeluh keringat dingin, pusing,
mengantuk, lemas dan pandangan kabur, pada saat di cek GDS 50 mg/dl.
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Hindu
No.RM : 110xxx
Tgl Pengkajian : 17 Juni 2022 jam 07.00
Sumber Informasi : Ny. S (Istri)
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Malang
No.Telpon : 123456789011
Keluarga yg bisa dihubungi : Ny. S (Istri)
B. Status Kesehatan saat ini
Keluhan Utama : Pasien mengeluh kaki bengkak sulit berjalan
Diagnosa Medis : Choronic Kidney Diease (CKD) stage V on HD +
HT+ DM
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 17 Juni 2022 jam 07.00 WIB di ruang Hemodialisa RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang pasien datang untuk menjalani HD rutin.
Pasien mengatakan kaki dirasa bengkak sehingga sulit berjalan, tidak bisa
mengontrol minum karena sering haus..
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1 . Penyakit yang pernah dialami : Pasien mengatakan menderita HT dan
DM sejak 5 tahun. Pasien baru menjali HD selama 1 bulan.
2. Alergi: tidak ada alergi
3. Kebiasaan Frekuensi
- Merokok tidak
- Kopi sehari 1x
- Alkohol tidak
E. Pola Aktivitas Latihan
F. Pola Nutrisi
5 5
4 4
3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin 9,0 g/dl (14- 16 g/dl)
b. Leukosit 9.600/mm3 (5.000- 10.000/mm3 )
c. Trombosit 200.000 /mm3 (150.000- 400.000/ mm3 )
d. Hematokrit 16% (40-48%)
e. Ureum darah 151 mg/dl (10 – 50 mg/dl)
f. Kreatinin darah 5 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
g. Albumin 3 g/dl (3,8-5,0 g/dl).
h. GDA 50 gr/dl
4. Program Terapi : HD 2x/minggu
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Hemodialisa Pola nafas tidak efektif
Pasien mengeluh sesak
DO : Kecepatan pengeluaran darah
- K/U : Lemah tinggi dalam jumlah banyak
- GCS : 4-5-6
- Kesadaran : CM Penurunan volume darah
- TD : 110/80 mmHg intravascular
- Nadi : 90x/ menit, lemah cepat
- RR: 30 x/mnt, SPO2 : 90 % room air Penurunan sirkulasi ke
- rh/wh -/- serebral
- Otot bantu nafas (+)
Hipoksia serebral
Penurunan suplai o2
Hipoksia serebral
nausea
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan d.d dispnea,penggunaan otot bantu pernafasan
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d disfungsi ginjal kronis d.d mengantuk, pusing, kadar glukosa
darah rendah dan berkeringat
3. Nausea b.d efek agen farmakologis d.d mengeluh mual, saliva meningkat
INTERVENSI KEPERAWATAN
dispnea,penggunaan otot bantu teknik pernafasan efektif 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
napas
pernafasan Dengan Kriteria Hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
1. Dispnea menurun mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
2. Penggunaan otot bantu nafas Terapeutik
menurun
4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
3. Pemanjangan fase ekspirasi dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
menurun 5. Posisikan semi fowler atau fowler
6. Berikan minum hangat
4. Ortopnea menurun 7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Frekuensi nafas membaik 8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. Kedalaman nafas membaik 9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
11. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
12. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
13. Ajarkan batuk efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN
D. KOLABORASI
10. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
11. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
No. DIAGNOSA (SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
Dx (SLKI)
3 Nausea b.d efek agen Tujuan : MANAJEMEN MUAL
farmakologis d.d mengeluh Setelah diberikan asuhan A.OBSERVASI
mual, saliva meningkat
keperawatan selama 3,5 jam 1. Identifikasi pengalaman mual
diharapkan tingkat nausea 2. Identifikasi dampak mual terhadap
menurun dengan kriteria hasil : kualitas hidup (mis. Nafsu makan,
1. Perasaan ingin mual menurun aktivitas, kinerja, tanggung jawab
2. Perasaan asam di mulut peran, dan tidur)
menurun
3. Takikardi menurun 3. Identifikasi faktor penyebab mual
4. Pucat membaik (mis. Pengobatan dan prosedur)
4. Identifikasi antiemetik untuk
mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
5. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi,
dan tingkat keparahan)
6. Monitor asupan nutrisi dan kalori
No. DIAGNOSA (SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (SIKI)
Dx (SLKI)
MANAJEMEN MUAL
B. TERAPEUTIK
8. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
9. Berikan makan dalam jumlah kecil
dan menarik
C. EDUKASI
11. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (mis. Biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur)
C. KOLABORASI
12. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. DX JAM IMPLEMENTASI
1,2 08.30 1.1 Memeriksa TD, Nadi, RR, Spo2
1.2 Monitor pola napas
1.3 Monitor adanya wheezing, ronkhi
1.4 Memberikan posisi semi fowler
1.5 Memberikan terapi oksigen nasal canul 3 lpm
08.35 2.1 Memeriksa kesadaran pasien
2.2 Memeriksa adanya tanda hipoglikemi
2.3 Mengukur Gula darah pasien
2.4 Melakukan Kolaborasi pemberian injeksi D40% 2 flash
09.35 2.5 Melakukan pemeriksaan GDA ulang setelah pemberian D40%