Anda di halaman 1dari 18

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN DIABETES


MELITUS DI PUSKESMAS AIR MOLEK

DISUSUN OLEH:

SUWARMAN, S.Kep
NIM: 231232027

CI KLINIK:

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
PEKANBARU
2023
2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN DIABETES

MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AIR MOLEK

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Tanggal masuk : 30 Mei 2023/ pukul 08.00WIB
Umur : 49 Tahun
No. Pendaftaran /RM :
Alamat Rumah : Kavlingan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Tani

II. ALASAN KUNJUNGAN KE RS / PUSKESMAS

Pasien baru masuk IGD dengan keluhan muntah lebih kurang 2 hari, frekuensi

sering, mual (+), mencret(-), bila habis makan dan minum selalu muntah badan

terasa lemas, kepala terasa pusing, terdapat bisul di paha kanan, terasa nyeri,

nyeri berdenyut dan terasa panas, meningkat apabila dibawa beraktifitas.

III. RIWAYAT KESEHATAN

Masalah kesehatan :

- Yang pernah dialami: Pasien ada riwayat DM dan sudah sering keluar masuk

Puskesmas
3

- Yang dirasakan saat ini: pasien mengeluh badan terasa lemas (+), tidak ada

nafsu makan, mual (+), muntah (+), kepala terasa pusing dan cenderung

mengantuk, terdapat bisul di paha kanan sejak 2 minggu terakhir, terasa nyeri,

nyeri berdenyut dan terasa panas, skala nyeri 4, meningkat apabila dibawa

beraktifitas..

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Biologis

1. Pola makan : Sebelum sakit pasien makan 3x sehari (nasi+lauk+sayur)

habis satu porsi. Selama sakit pasien makan 3x sehari, pasien hanya

menghabiskan ¼ porsi, pasien mengatakan berat badannya turun, pasien

mengatakan tidak ada selera makan, mual, selalu muntah setelah makan

2. Pola minum : Minum ±8 gelas sehari

3. Pola tidur :

Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya tidur ± 6-7 jam /hari. Pasien

jarang tidur siang.

Selama sakit : Klien mengatakan tidur 5-6 jam pada malam hari. Pasien

hanya dapat sebentar-bentar tidur siang. Klien mengalami gangguan

dalam pola istirahat dan tidur karena sering BAK, terutama pada malam

hari.
4

4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : Sebelum di rawat pasien BAB 1 kali sehari,

sejak masuk rumah sakit ps belum ada BAB, Pasien mengatakan sering

BAK (8-9x/hari) warna jernih kekuningan ±800 cc/hari.

5. Aktivitas sehari-hari :

Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas mandiri tanpa bantuan orang lain,

dan klien mengaku jarang berolahraga

Selama sakit : Aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga karena

badan terasa lemah

6. Rekreasi : Tidak Ada

B. Psikologis

1. Keadaan emosi : Emosi pasien stabil

C. Sosial

1. Dukungan keluarga :Keluarga mendukung pasien untuk sembuh

2. Hubungan antar keluarga :Baik

3. Hubungan dengan orang lain :Baik

D. Spiritual

1. Pelaksanaan ibadah : Pasien melaksanakan sholat 5 waktu meskipun dalam

kondisi sakit

2. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin dapat sembuh

V. PEMERIKSAAN FISIK
5

A. Tanda vital

§ Keadaan umum : K/U Lemah

§ Kesadaran : Composmentis

TD : 168/97 mmHg

N : 101 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,40 C

TB : 154 Cm

§ BB : 48 Kg

§ GDS : 65 mg/dl

B. Kebersihan perorangan

1. Kepala

§ Rambut : Rambut Panjang berwarna hitam, sudah beruban, kebersihan

cukup bersih

§ Mata : Simetris ki/ka, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,

pupil isocor 2/2, reflek +/+

§ Hidung : Simetris, tidak ada polip, fungsi penciuman baik

§ Mulut : Mulut tampak kering, bibir sedikit pucat, tidak ada gigi

palsu, gigi berwarna putih kekuningan, tidak terdapat stomatitis pada

lidah, tidak ada gusi yang berdarah.


6

§ Telinga : Simetris, penumpukan serumen minimal, tidak ada ganguan

pendengaran

2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid ataupun kelenjar getah

bening, JVP (+) tidak ada pelebaran, defiasi trakea (-)

C. Dada / Thorak

§ Dada :

Inspeksi: Bentuk dada normal, tidak retraksi, tidak terlihat adanya


pembesaran masa, lesi (-), pergerakan nafas kanan kiri simetris

Palpasi: Taktil fremitus simetris kanan kiri

Perkusi: sonor disemua lapang paru

Auskultasi: suaran nafas vesikuler, tidak terdengar adanya suara nafas


tambahan

§ Paru-paru: fungsi paru normal, sesak (-), RR 20x/menit, saturasi O2

100%

§ Jantung :

Inspeksi : Ictus cardi (+)

Palpasi : tidak ada pelebran ictus cardi

Perkusi redup pada batas atas: ICS II linea parasternal kiri

batas kanan: ICS V linea parasternal kanan

batas kiri: ICS VI linea midklavikula kiri

Auskultasi :  BJ I - II reguler, tidak terdengar adanya bunyi jantung

tambahan
7

D. Abdomen :

Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak terlihat adanya pembesaran masa, lesi

(-), bekas operasi (-)

Palpasi : pada pemeriksaan palpasi dangkal tidak teraba adanya pembesaran

masa pada setiap regio abdomen, pada pemeriksaan dalam tidak teraba

adanya pembesaran hati dan limfe

Perkusi : suara perkusi abdomen timpani

Auskultasi : Bising usus (+) 15 x/m

E. Muskuloskeletal: integritas kulit secara umum baik, terdapat bisul pada paha

sebelah kiri, kekuatan otot normal 5 5


5 5
VI. INFORMASI PENUNJANG

1. Diagnosa medis : Hipoglikemia pada Diabetes Melitus (DM) Tipe II

2. Laboratorium :

Nilai Normal

Hb : 10,8 gr/dl                                        Hb: L(13-16)  P(12-15) gr/dl

Hematokrit : 31,8 %                               Hematokrit: L(40-54) P(37-47) %

Leukosit : 8.100 sel/mm3                       Leukosit: 5.000-10.000 sel/mm3

Trombosit : 137.000/ mm3                    Trombosit:150.000-450.000/mm3

MCV : 83 fL                                           MCV : 81 – 99 fL

MCH : 26,8 pg                                        MCH : 27,0 – 31,0 pg

MPV : 7,4 fL                                           MPV : 7,4 – 10,4 fL

MCHC : 32,3 g/dl                                   MCHC : 32 - 36 g/dl


8

Ureum : 50 mg/dl                                    Ureum : (18 – 55) mg/dl

Creatinin : 1,1 mg/dl                               Creatinin :  (0,9 – 1,30)

GDS : 65 mg/ dl                                     GDS : 60 - 100 mg/dl

3. Terapi medis:

· IVFD D5% 20 tpm

· Inj Omeprazol 1 vial/12 jam

· Inj Ondansentron 8 mg/8

· Vit B Comp

· Paracetamol tab 3x500mg

· Amoxicilin tab 3x500mg

· Cek GDS berkala

VII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

2. Defisit nutrisi

3. Nyeri akut

Air Molek, 30 Mei 2022.


Mahasiswa

SUWARMAN, S.Kep
9

1)
10

3.2 Analisa Data

No Data Fokus Masalah Etiologi


1 Data Subjektif : Ketidakstabilan Obesitas, gaya hidup, usia
- Pasien mengatakan kadar glukosa darah
badannya terasa lemas,
Kerusakan pancreas
tidak ada selera makan,
menghasilkan sedikit
mual (+), muntah (+), insulin
kepala terasa pusing
dan mengantuk Resistensi insulin
Data Objektif :
- Pasien tampak lemah Penggunaan insulin atau
- Muntah sering obat gikemik oral
- Mukosa bibir kering
- GDS:65 mg/dl
- TD : 168/97 mmHg
Hipoglikemia
- N : 103x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,7o C
2. Data Subjektif : Defisit nutrisi Obesitas, gaya hidup, usia
- Pasien mengatakan
badannya terasa lemas, Kerusakan pancreas
menghasilkan sedikit
tidak ada selera makan,
insulin
mual (+), muntah (+)
sejak 2 mingu terakhir
defisiansi insulin
Data Objektif :
- Pasien tampak lemah
Katabolisme protein
- Pasien tampak pucat meningkat
- Muntah sering
11

- Mukosa bibir kering Mual, muntah, tidak


- BB turun dari 58kg mampu menelan makanan
menjadi 48kg
3. Data Subjektif : - Nyeri akut Obesitas, gaya hidup, usia
- Pasien mengatakan
terdapat bisul di paha Kerusakan pancreas
menghasilkan sedikit
kanan, terasa nyeri,
insulin
nyeri berdenyut dan
panas, , skala nyeri 4,
defisiansi insulin
meningkat apabila
dibawa beraktifitas.
kerusakan vaskuler
Data Objektif :
- Pasien tampak
Bisul
meringis, gelisah
kadang-kadanG
Agen cidera fisik
- Tampak abses pada
paha sebelah kanan
TD : 168/97 mmHg
- N : 103x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,7o C
12

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Ketidakstabilan Setelahdilakukan asuhan Manajemen hipoglikemia:
kadar glukosa keperawatan selama 1 x 24 jam,
darah diharapkan status gula dara stabil, Observasi
 Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
berhubungan dengan kriteria hasil:
 Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
dengan - Koordinasi meningkat
hipoglikemia - Mengantuk menurun Terapeutik
 Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
- Pusing menurun
 Berikan glucagon, jika perlu
- Lelah/lesu menurun
 Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
- Kadar glukosa dalam darah membaik
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Pertahankan akses IV, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
 Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah
 Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian
program pengobatan
 Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga
 Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis: tanda dan gejala, faktor risiko, dan
pengobatan hipoglikemia)
 Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (mis: mengurangi
insulin/agen oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
 Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
13

2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi:


berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
dengan diharapkan status nutrisi membaik,  Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan dengan kriteria hasil:  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menelan - Porsi makan yang dihabiskan  Identifikasi makanan yang disukai
makanan (mual, meningkat  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
muntah) - Berat badan membaik  Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Indeks massa tubuh (IMT) membaik  Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Ajarkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
14

3. Nyeri akut Setelahdilakukan asuhan Manajemen nyeri :


berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam,
denga agen diharapkan tingkat nyeri menurun, Observasi
pencedera fisik dengan kriteria hasil:  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
(abses) - Mengenal faktor-faktor penyebab  Identifikasi skala nyeri
- Mengenal onset nyeri  Idenfitikasi respon nyeri non verbal
- Tindakan pertolongan non  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
farmakologi  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Menggunakan analgetik  Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Melaporkan gejala-gejala nyeri  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
kepada  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
15

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

No Hari / Tgl Diagnosa Jam Implementasi Jam Evaluasi Nama &


TTD
1 30 Mei Ketidakstabilan 09.00  Memonitor gula darah 13.00 S: Pasien mengatakan pusing
2023 kadar glukosa darah  Mengidentifikasi tanda dan sudah berkurang, tidak
berhubungan dengan gejala hipoglikemia mengantuk lagi
hipoglikemia  Mengidentifikasi
kemungkinan penyebab O:
hipoglikemia - Pasien tampak lebih
 Melakukan pemasangan kooperatif
infus - Sudah tidak cenderung tidur
 Berkolaborasi pemberian - Gula darah dalam batas
cairan infus D10% normal (127 mg/dL)
 Berkolaborasi pemberian A: Glukosa darah stabil
cairan intravena dekstrose P: - Intervensi dipertahankan
40% 3flsh - Monitor gula darah secara
10.00  Memonitor gulah darah post berkala
koreksi dekstrose
12.00  Mengedukasi pasien terkait
perawatan mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
(kontrol pemakaian obat, diit
yang benar dan aktifitas fisik
teratur)

2. 30 Mei Defisit nutrisi 10.00 - Mengidentifikasi status nutrisi 13.00 S:


16

2023 berhubungan dengan pasien


ketidakmampuan - Mengidentifikasi alergi dan
menelan makanan intoleransi makanan - Pasien mengatakan mengerti
(mual, muntah) - Mengidentifikasi makanan atas edukasi yg diberikan
yang disukai - Pasien mengatakan sudah bisa
- Mengidentifikasi kebutuhan makan sedikit-sedikit, keluhan
kalori dan jenis nutrien mual masih ada, muntah ada
- Berkolaborasi dengan ahli gizi tapi sudah jarang
10.30 untuk menentukan jumlah O:
kalori dan jenis nutrien yang
- Pasien mampu mengulangi
dibutuhkan
edukasi yg telah diberikan
12.00 - Berkolaborasi pemberian obat
- Pasien tampak memakan diit
antiemetik: ondansentron
yang diberikan
4mg/IV
- Diit habis <1/4 dari porsi yang
12.30 - Memberikan diit pasien
diberikan
- Menganjurkan pasien untuk
A: Status nutrisi belum membaik
berkumur atau gosok gigi
sebelum makan P: - Intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan pasien untuk - Libatkan keluarga dalam
makan dalam porsi sedikit tapi pemenuhan nutrisi pasien
diulang-ulang atau sering - Anjurkan keluarga
memberikan sejenis kudapan
yang disukai pasien, namun
bukan kontraindikasi
terhadap penyakit

3. 30 Mei Nyeri akut 11.00 - Mengidentifikasi lokasi, 13.30 S: Pasien mengatakan nyeri sudah
17

2023 berhubungan denga karakteristik, durasi, frekuensi, berkurang, namun masih hilang
agen pencedera kualitas, intensitas nyeri timbul, skala nyeri direntang 2-3.
fisik (abses) - Mengidentifikasi skala nyeri
- Mengidenfitikasi respon nyeri O:
non verbal - Pasien tampak lebih tenang,
- Mengidentifikasi faktor yang ekspresi meringis berkurang
memperberat dan memperingan A: Tingkat nyeri berkurang
nyeri
- Melatih penggunaan teknik P: - Intervensi dipertahankan
nonfarmakologis untuk - Kolaborasi dengan dokter
mengurangi nyeri: nafas dalam untuk perawatan abses
dan relaksasi
- Menciptakan lingkungan yang
nyaman
12.00 - Berkolaborasi pemberian
analgetik: ketorolac 1x10mg/IV
13.30 - Memfasilitasi pasien untuk
istirahat dan tidur

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI


18

No Hari / Tgl Diagnosa Jam Implementasi Jam Evaluasi Nama &


TTD
1. 31 Mei Defisit nutrisi 10.00 - Mengidentifikasi status nutrisi 13.00 S:
2023 berhubungan dengan pasien
ketidakmampuan - Mengevaluasi kemampuan - Keluarga mengerti dan
menelan makanan pasien memenuhi kebutuhan bersedia menberikan kudapan
(mual, muntah) nutrisi untuk pasien
12.00 - Berkolaborasi pemberian obat - Pasien mengatakan sudah
antiemetik: ondansentron mulai mau makan, keluhan
4mg/IV mual masih ada, muntah sudah
12.30 - Memberikan diit pasien tidak ada
- Menganjurkan pasien untuk O:
berkumur atau gosok gigi
- Pasien tampak memakan diit
sebelum makan
yang diberikan
- Mengajarkan pasien untuk
- Diit habis hampir 1/2 dari
makan dalam porsi sedikit tapi
porsi yang diberikan
diulang-ulang atau sering
- Pasien tampak memakan
- Melibatkan keluarga dalam
kudapan yang diberikan
pemenuhan nutrisi pasien
keluarga
- Menganjurkan keluarga untuk
A: Status nutrisi mulai membaik
memberikan kudapan yang
disukai pasien namum bukan P: - Intervensi dipertahankan
kontrindikasi penyakit - Kolaborasi untuk perencanaan
pulang pasien

Anda mungkin juga menyukai