BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. S/Perempuan/62 tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : Lorong Suka Mulya RT 16 Thehok
Air yang digunakan untuk masak, makan, minum, dan mandi berasal
dari air sumur. Secara keseluruhan rumah terkesan kurang bersih dan rapi,
pencahayaan dan ventilasi yang kurang.
telinga berdenging (-), penurunan pendengaran (-), nyeri dada (-), bicara pelo
(-), kelemahan anggota gerak (-).
Status Generalisata
Kepala : Normocepal
Thoraks
Paru-paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris,skar (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+),ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, skar (-)
Auskultasi : Peristaltik normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
X. Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin :
WBC : 9,2 x 103/µL
5
XIV. Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit hipertensi yang pasien
derita mulai dari penyebab, faktor risiko, pengobatan, pencegahan,
serta komplikasi.
Menjelaskan kepada pasien bahwa melakukan aktivitas fisik
intensitas sedang dapat menurunkan tekanan darah.
Menjelaskan kepada pasien agar dapat mengatur pola makan yang
benar dengan cara makan 3 kali sehari dengan menu : Nasi, Lauk
(ikan/ ayam/ telur/ tahu/ tempe), sayur (bayam/ kangkung/ wortel),
dan buah ( jeruk/ apel/ pisang/ pepaya) ditambah dengan susu
minimal satu kali sehari.
b. Preventif :
Hindari makanan tinggi garam dan kolesterol.
Lakukan olah raga rutin minimal 30 menit sebanyak 3-5 kali
perminggu.
Makan makanan yang seimbang, konsumsi buah dan sayur serta
vitamin dan mineral.
6
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20
mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk
pria dan <80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh <25 kg/m2.
Adopsi pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Lebih banyak
makan buah, sayur- sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan
kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya potassium dan
calcium.
Restriksi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8
mmHg.
Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg.
Pembatasan konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-
4 mmHg.
Farmakologi
Amlodipin 1x10 mg
Candesartan 1x8 mg
d. Rehabilitatif
Menjelaskan agar pasien teratur minum obat antihipertensi dan
memantau tekanan darah pasien secara rutin. Hal ini dilakukan dengan
kerja sama dari pasien tersebut dengan mengikuti saran dokter untuk
datang secara berkala.
Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga dan menyarankan
keluarga pasien untuk membantu mengawasi kegiatan pasien agar
jangan beraktivitas terlalu berat.
8
R/ R/
Pro : Pro :
Umur : Umur :
R/ R/
Pro : Pro :
Umur : Umur :
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada usia 18
tahun keatas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran dilakukan 2 kali
atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil reratanya, pada dua kali atau
lebih kunjungan. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan
sebagai hipertensi essensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer,
untuk membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya).
Keturunan
- Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
meningkatkan risiko hipertensi. Terutama hipertensi primer (esensial).
Tentunya faktor lingkungan lain ikut berperan. Faktor genetik juga
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel.
Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke
anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi
maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.6
Dislipidemia
11
Konsumsi alkohol
12
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik selain untuk memeriksa tekanan darah, juga untuk
mengevaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target serta
kemungkinan adanya hipertensi sekunder.
Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran rutin di kamar periksa dokter
Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)
Pengukuran sendiri oleh penderita di rumah
Penderita harus bebas dari minuman mengandung alkohol, kafein dan
merokok paling tidak 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah. Pengukuran
di kamar periksa dilakukan pada posisi duduk dikursi setelah penderita istirahat
14
selama 5 menit, kaki di lantai dan lengan pada posisi setinggi jantung. Ukuran dan
peletakkan manset menutup 80% dari lingkar lengan, dengan sisi terendah 2.5 cm
dari fossa antecubiti (panjang 12-13 cm, lebar 35 cm untuk standar orang
dewasa). Letakkan Stetoskop di atas A. Brachialis dengan tekanan ringan di atas
kulit. Pompa Cuff hingga tekanan di atas 20 mmHg dari menghilangnya nadi pada
perabaan a. radialis. Penurunan air raksa pada tabung sebaiknya 2-3 mmHg/detik.
Pengukuran dilakukan dua kali dengan sela antara 1 sampai 5 menit, pengukuran
tambahan dilakukan jika hasil kedua pengukuran sebelumnya sangat berbeda.
Pengukuran dilakukan pada kedua lengan, dan bila ada perbedaan 10/5 mmHg,
maka dilakukan pemeriksaan tambahan pada lengan dengan tekanan yang lebih
tinggi.
Konfirmasi pengukuran pada lengan kontralateral dilakukan pada
kunjungan pertama dan jika didapatkan kenaikan tekanan darah. Pengukuran
denyut jantung dengan menghitung nadi (30s) dilakukan saat duduk segera setelah
pengukuran tekanan darah. Untuk penderita usia lanjut, diabetes dan kondisi lain
dimana diperkirakan ada hipotensi ortostatik, perlu dilakukan juga pengukuran
tekanan darah pada posisi berdiri.6,7
2.4 Tatalaksana
Non Farmakologi
- Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20
mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk
pria dan <80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh <25 kg/m2.
Rekomendasi penurunan berat badan meliputi nasihat mengurangi asupan
kalori dan juga meningkatkan aktivitas fisik.
- Adopsi pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Lebih banyak
makan buah, sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan
kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya potassium dan
calcium.
- Restriksi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik2-8 mmH
Konsumsi sodium chloride s6 g/hari (100 mmol sodium/hari).
15
Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6
bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2.
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
- Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
- Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
- Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada
usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid.
- Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
16
Gambar 1. Ambang Batas Tekanan Darah dan Rekomendasi Untuk Tatalaksana dan
Tindak Lanjut
Berdasarkan algoritma (Gambar 1), penderita hipertensi stadium 1 atau
peningkatan tekanan darah yang memiliki risiko 10 tahun ASCVD < 10%
17
BAB III
22
ANALISIS KASUS
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penderita
seseorang yang berbadan normal.
Dari riwayat pasien diketahui bahwa pasien sering mengkonsumsi
makanan berlemak seperti tunjang. Hal ini juga meningkatkan faktor resiko
terjadinya hipertensi. Pasien juga tidak pernah berolah raga, tidak ada riwayat
merokok dan konsumsi alkohol.
DOKUMENTASI
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, et al.
Hypertension treatment. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed.
McGraw-Hill Co,Inc.; 2015 .p. 1622-7
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hipertensi membunuh diam-diam,
ketahui tekanan darah anda [Internet]. [cited 2018 Sep 4]. Available from:
http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-membunuh
diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riskesdas 2013.pdf [Internet]. [cited 2018 Sep 3]. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.
4. Carey RM, Whelton PK, for the 2017ACC/AHA Hypertension guideline
writing committee. Prevention, detection, evaluation, and management of high
blood pressure in adults: Synopsis of the 2017 American College of
Cardiology/American Heart Association hypertension guideline. Ann Intern
Med. 2018;168(5):351
5. Nerenberg AK, Zarnke BK, Leung AA, Dasgupta K, Butalia S, McBrien K, et
al. Hypertension Canada’s 2018 guidelines for diagnosis, risk assessment,
prevention, and treatment of hypertension in adults and children. Can J Cardiol.
2018;34(5):506-25.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer [Internet]. 2014: 202-8.
Available from:
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Permenkes_5_2014.pdf
7. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei E, Azizi M, Burnier M, et
al. 2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. Eur
Heart J.2018;39(33):3021–104
8. Green LA. JNC 7 Express: New thinking in hypertension treatment. Am Fam
Physician. 2003;68(2):228.
9. JNC 8 2014.