PENDAHULUAN
Jumlah darah berlebih pada aliran darah menyebabkan tubuh menarik lebih
banyak air dalam darah. Hal ini menyebabkan tekanan pada dinding pembuuh darah
menjadi naik. Akibatnya jantung bekerja lebih keras.
BAB II
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Usia : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Luk RT 02 RW 07
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
BB : 69 kg
No. CM : 000403
2. ANAMNESA
▪ Keluhan Utama:
Pusing sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas.
▪ Riwayat Pengobatan
- Awal tahun 2016 pasien mengkonsumsi captopril 12,5 mg, akhir tahun 2016
pasien mengkonsumsi 25 mg, sejak 6 bulan terakhir pasien mengkonsumsi
amlodipin 5 mg.
- Tidak ada obat-obatan lain yang dikonsumsi pasien.
▪ Riwayat Psikososial
Pasien seorang ibu rumah tangga, sehari-hari hanya mengerjakan pekerjaan
rumah tangga. Pasien mengaku jarang berolahraga dan BB naik. Pasien sering
mengkonsumsi kopi setiap pagi, goreng-gorengan, dan makanan pedas dan asam.
Mengkonsumsi daging atau makanan tinggi garam mulai dikurangi sejak 1 tahun.
▪ Riwayat alergi
Tidak riwayat alergi terhadap makanan, cuaca dan obat-obatan.
c. Status generalis
• Kepala-leher
Kepala : Bentuk bulat, simetris
Mata : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik(-)
Telinga : Sekret (-), darah (-), nyeri (-),
Hidung : Sekret (-), darah (-), kelainan bentuk (-)
Mulut : Peradangan faring, tonsil (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thorax
Pulmo :
I: Simetris (+/+), retraksi (-/-)
P: Vokal premitus (+/+) di seluruh lapang paru, gerakan dinding dada simetris
P: Sonor (+/+) di seluruh lapang paru, batas paru-hepar ICS 6
A: Vesikuler (+/+) di seluruh lapang paru, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
I: Simetris (+), distensi (-), tidak terdapat tanda-tanda perembesan plasma,
terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus).
A: Bising usus (+) normal
P: Nyeri tekan (+),
P: Asites (-)
• Ekstremitas
a. Superior
Akral hangat, edema (-), sianosis (-), clubbing finger (-)
b. Inferior
Akral hangat, edema (-), sianosis (-), clubbing finger (-)
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
• Pemeriksaan kolesterol total serum
• Pemeriksaan Kolesterol HDL dan LDL serum
• Pemeriksaan Asam urat serum
• pemeriksaan gula darah (sebaiknya puasa)
VI. RESUME
Pasien datang ke Puskesmas Bakti jaya dengan keluhan pusing sejak 3 hari yang
lalu. Pusing dirasakan pasien hampir seluruh kepala dan hilang timbul. Pasien mengaku
rasa pusing disertai dengan sakit kepala pada bagian depan terasa ditusuk-tusuk dan
terasa mual. Pasien juga mengaku pegal pada punggung dan leher sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien mengaku sejak 1 minggu terakhir tidak minum obat hipertensi. TD 160/100
mmHg. Nyeri tekan abdomen (+).
VII. WD
• Hipertensi grade II
• Dispepsia
VIII. PENATALAKSANAAN
▪ UMUM
• Kurangi makan-makanan yang asin atau mengandung garam terlalu tinggi,
kurangi makan makanan yang berlemak, kurangi makan makanan seperti
jeroan, kurangi makan mie instan.
• Kurangi minum kopi
• Kurangi makanan pedas dan asam
• Olahraga
• Turunkan BB.
▪ MEDIKAMENTOSA
• Amlodipin 1x5 mg
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Ranitidin 3x 1
• Vit B complex 3x 1
IX. PROGNOSIS
• Quo Ad vitam Bonam
→
• Quo Ad funcionam → Bonam
• Quo Ad sanationam → Dubia ad bonam
6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Definisi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial.
Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan
hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui. Menurut The Seventh
Report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evalution, and Treatment of
High Blood Pressure (JNC 7) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Yogiantoro, 2007)
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 90
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Klasifikasi Tekanan Darah (menurut WHO)
Sistolik Diastolik
Normal 140 90
Borderline 140 – 159 90 – 94
Hipertensi definitive 160 95
Hipertensi ringan 160 - 179 95 – 140
(Tagor, 2004)
8. Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika TDS ≥ 130 mmHg atau
pada kenaikan tekanan darah yang terjadi mendadak dan tinggi.
Hipertensi akan menimbulkan komplikasi atau kerusakan organ target yaitu pada mata,
jantung, pembuluh darah otak, dan ginjal. Ada 2 jenis komplikasi hipertensi :
1. Komplikasi hipertensif yaitu komplikasi langsung yang disebabkan oleh hipertensi itu
sendiri, misalnya perdarahan otak, ensefalopati hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri,
gagal jantung kongestif, gagal ginjal, retinopati hipertensi
2. Komplikasi aterosklerotik yaitu komplikasi akibat proses atelosklerosis, yang tidak
hanya disebabkan oleh hipertensi itu sendiri tapi oleh factor lain misalnya peningkatan
kolesterol, merokok, DM, dll. Komplikasi ini berupa PJK, infark mikard, thrombosis
serebral. (Setiawati, 2005).
9. Prognosis
Kematian akibat hipertensi yang tidak diobati terutama berupa (1) stroke pada penderita
dengan hipertensi berat dan resisten, (2) gagal ginjal pada retinopati lanjut dn kerusakan
ginjal, (3) penyakit jantung (gagal jantung dan PJK) pada sebagian penderita hipertensi
sedang. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama. Kematian akibat infark
miokard 2-3 kali lipat kematian akibat stroke. (Setiawati, 2005)
6
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
WHO. World health day 2013: calls for Intensiified efforts to prevent and control
hypertension. 2013.[cited 19 Februari 2016] available from: http://www.who.int/
workforcealiance/media/news/2013/who2013story/en/
Adger, W.N., Kelly, P.M.and Ninh, N.H., editors: Living with environmental change: social
vulnerability, adaptation and resilience in Vietnam. London: Routledge. 2001.
Alimul Aziz, H. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
2008.